Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Peternakan 6 (1) : 51-57 (2018) ISSN : 2337-9294

KUALITAS WAFER DARI BAHAN BAKU LOKAL SEBAGAI PAKAN TERNAK


RUMINANSIA

Wafer Quality Of Raw Materials As Lokal Animal Feed Ruminant


1
Nazarul Kubra
1
Mahasiswa Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK
Wafer adalah salah satu bentuk pengolahan pakan dengan campuran bahan komplit,
dalam pembuatannya mengalami proses pemadatan dengan tekanan sehingga mempunyai
bentuk dan ukuran panjang yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
wafer dari kulit ubi dan ampas tebu sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
4 ulangan yaitu: A: KU 35% + AT 35% + dedak 30%, B: KU 50% + AT 20% + dedak 30%,
C: KU 20% + AT 50% + dedak 30%, D: KU 40% + AT 30% + dedak 30%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan kulit ubi dan ampas tebu tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
terhadap tekstur, warna, dan aroma wafer, tetapi berpengaruh nyata terhadap kadar air wafer.
Disimpulkan bahwa wafer dari bahan baku lokal yang memiliki kualitas baik terdapat pada
perlakuan B (KU 50% + AT 20% + dedak 30%) dengan nilai tekstur (2,50%), warna (2,00%),
aroma (2,00%) dan kadar air (5,00%).

Kata Kunci : Bahan Baku Lokal, Pakan, Wafer

ABSTRACT
Wafer is one form of feed processing with complete mixture, in its manufacture
undergo a process of compaction with pressure so as to have the shape and size of the same
length. This study aims to determine the quality of the wafer from potato skins and bagasse as
ruminant feed material. The design used in this study is completely randomized design (CRD)
with 4 treatments and 4 replicates ie: A: KU 35% + AT 35% + bran 30%, B: KU 50% + AT
20% + bran 30%, C: AT KU 20% + 50% + 30% bran, D: KU AT 40% + 30% + 30% bran.
The results showed that the use of potato peel and bagasse was not significant (P>0.05) on the
texture, color, and smell wafer, but the real impact on the moisture content of the wafer. It
was concluded that the wafer from local raw materials which have good quality there is in
treatment B (KU AT 50% + 20% + 30% bran) with a texture value (2.50%), color (2.00%),
smell (2, 00%) and water content (5.00%).

Keywords: Local Raw Materials, Feed, Wafer

PENDAHULUAN ternak yang berkualitas, tahan simpan


Meningkatnya produksi keripik dan mudah disajikan pada ternak.
ubi dan air tebu diiringi dengan Beragam teknologi telah
peningkatan limbah yang dihasilkan. diterapkan oleh peternak dalam upaya
Limbah ini dapat mencemari lingkungan, meningkatkan mutu bahan pakan asal
maka perlu teknologi pengolahan limbah limbah. Namun teknologi yang
tersebut agar memiliki nilai guna, salah digunakan selama ini belum optimal
satunya bisa dijadikan sebagai pakan dalam upaya meningkatkan kualitas
pakan ternak ruminansia. Oleh sebab itu,
51
NazarulQubra (2018) KUalitas Wafer Dari Bahan...

perlu suatu teknologi untuk tebu dapat dimanfaatkan sebagai wafer


meningkatkan kualitas pakan ternak, pakan ternakruminansia. (2) peternak
salah satu teknologi yang belum lazim dapat memanfaatkan wafer sebagai
dilakukan adalah pembuatan wafer. pakan alternatif pengganti hijauan
Wafer adalah salah satu bentuk karena mudah dalam penanganan dan
pengolahan pakan dengan campuran penyimpanan. (3) memberikan informasi
bahan komplit yang dapat dijadikan kepada masyarakat terutama peternak
sebagai pakan alternatif pengganti tentang cara mengolah wafer berkualitas
hijauan pada musim kemarau, dalam yang bersumber dari bahan baku lokal
pembuatannya mengalami proses kulit ubi dan ampas tebu sebagai bahan
pemadatan dengan tekanan tertentu pakan ternak ruminansia
sehingga mempunyai bentuk dan ukuran
panjang yang sama. METODE PENELITIAN
Limbah industri kulit ubi dan Penelitian ini dilakukan di
ampas tebu sangat baik digunakan Laboratorium MIPA Universitas
sebagai wafer pakan karena memiliki Almuslim Matangglumpang Dua
kandungan gizi yang tinggi. Menurut Kecamatan Peusangan Kabupaten
Sandi et al. (2012), kulit ubi Bireuen. Penelitian ini dilaksanakan
mengandung air 62,50%, fosfor 40,00 selama 1 bulan dari tanggal 20
gram, karbohidrat 34,00 gram, kalsium September s/d 19 Oktober 2016. Bahan
33,00 milligram, vitamin C 30,00 yang digunakan dalam penelitian ini
milligram, protein 1,20 gram, besi 0,70 yaitu limbah perkebunan berupa kulit
milligram, dan lemak 0,30 gram. Ampas ubi, ampas tebu, dedak dan molases.Alat
tebu mengandung air 48-52%, protein yang digunakan dalam penelitian ini
kasar 28%, lignin 19,7% gula rata-rata antara lain mesin hummer mill, mesin
3,3% dan serat rata-rata 47,7% (Husin et kempa wafer, cetakan, oven, desikator,
al. 2007). Kulit ubi dan ampas tebu timbangan analitik, pisau, terpal plastik
merupakan bahan organik yang mudah dan spidol.Jika terdapat hasil yang
menyerap air sehingga mudah berbeda nyata akan dilanjutkan dengan
mengalami kerusakan atau pembusukan. Uji Duncan´s Multiple Range Test
Meskipun dalam bentuk wafer, masih (DMRT).
ada kemungkinan mengalami kerusakan
atau penurunan kualitas fisik.Oleh sebab HASIL DAN PEMBAHASAN
itu, perlu dilakukan penelitian untuk Hasil analisis sidik ragam
mengetahui kualitas wafer dari bahan menunjukkan bahwa kombinasi kulit ubi
baku lokal kulit ubi dan ampas tebu. dan ampas tebu tidak berpengaruh nyata
Berdasarkan penjelasan di atas, maka (P>0,05) terhadap tekstur wafer. Hasil
manfaat dalam penelitian ini adalah perhitungan tekstur wafer selama
sebagai berikut: (1) menambah penelitian dapat dilihat pada table 1.
pengetahuan bahwakulit ubi dan ampas
Tabel 1. Rataan tekstur wafer selama penelitian
Perlakuan Rataan
A(35% KU + 35%AT + 30% dedak) 2,25
B(50% KU + 20%AT + 30% dedak) 2,50
C (20% KU + 50%AT + 30% dedak) 2,50
D(40% KU + 30%AT + 30% dedak) 2,00
Keterangan : Semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)

52
NazarulQubra (2018) KUalitas Wafer Dari Bahan...

Hasil sidik ragam menunjukkan sehingga tidak terjadi absorbsi air dari
semua perlakuan tidak berpengaruh lingkungan. Hal ini didukung dengan
nyata (P>0,05) terhadap tekstur pernyataan Trisyulianti (1998), yang
wafer.Hal ini diduga karena terjadi menyatakan bahwa wafer pakan yang
penyerapan air dari lingkungan kedalam mempunyai kerapatan tinggi akan
wafer sehingga memperlihatkan tekstur memberikan tekstur yang padat dan
yang tidak padat akibat peningkatan keras sehingga mudah dalam
rongga dalam wafer. Hasil ini didukung penanganan baik penyimpanan maupun
oleh pernyataan Trisyulianti (1998), goncangan pada saat transportasi dan
yang menyatakan bahwa kepadatan diperkirakan akan lebih lama dalam
wafer dipengaruhi oleh kemampuannya penyimpanan.
dalam menyerap air. Semakin tinggi Rata-rata nilai tekstur terendah
kemampuan wafer menyerap air maka terdapat pada perlakuan (D) yakni 2,00.
tekstur wafer akan semakin tidak padat. Rendahnya nilai tekstur pada wafer D
Ukuran partikel juga mempengaruhi disebabkan adanya peningkatan kadar air
tekstur wafer, ukuran partikel yang dan terjadinya kerusakan pada wafer
terlalu tebal akan membuat kerapatan yang ditandai adanya jamur pada sampel
wafer rendah dan berongga sehingga wafer. Menurut Winarno dkk. (1980),
teksturnya tidak padat. Jayusmar (2000) kerusakan bahan pakan dapat disebabkan
menyatakan bahwa kerapatan wafer oleh faktor-faktor sebagai berikut:
yang rendah akan memperlihatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroba
bentuk wafer pakan tidak terlalu padat terutama bakteri, ragi dan kapang;
dan tekstur yang lebih lunak serta porous aktivitas-aktivitas enzim didalam bahan
(berongga), sehingga menyebabkan pakan; serangga, parasit dan tikus; suhu
terjadinya sirkulasi udara dalam termasuk suhu pemanasan dan
tumpukan selama penyimpanan dan pendinginan; kadar air, udara; dan
diperkirakan hanya dapat bertahan dalam jangka waktu penyimpanan.Wafer yang
waktu yang singkat berbentuk padat sangat menguntungkan,
Rata-rata nilai tekstur wafer karena akan memudahkan penanganan
tertinggi terdapat pada perlakuan B dan untuk penyimpanan dan memperpanjang
C yakni (2,50), hal ini diduga umur simpan.
karenawafer pada perlakuan tersebut Hasil analisis sidik ragam
memiliki kerapatan lebih tinggi menunjukkan bahwa kombinasi kulit ubi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. dan ampas tebujuga tidak berpengaruh
Tingginya tekstur wafer pada perlakuan nyata (P>0,05) terhadap warna wafer.
B dan C disebabkan karena wafer Hasil perhitungan warna wafer selama
tersebut padat dan tidak berongga penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rataan warna wafer selama penelitian


Perlakuan Rataan
A(35% KU + 35%AT + 30% dedak) 2,00
B(50% KU + 20%AT + 30% dedak) 1,50
C (20% KU + 50%AT + 30% dedak) 1,00
D(40% KU + 30%AT + 30% dedak) 1,75
Keterangan : Semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)

Hasil sidik ragam menunjukkan nyata (P>0,05) terhadap warna wafer.


semua perlakuan tidak berpengaruh Hal ini diduga karena suhu pada ruang

53
NazarulQubra (2018) KUalitas Wafer Dari Bahan...

penyimpanan wafer rendah, sehingga sebaliknya saat kelembaban relatif tinggi


aktivitas reaksi maillardtidak konstan. maka wafer akan menyerap uap air
Suhu yang terlalu rendah akan sehingga mikroba akan mulai tumbuh
meningkatkan aktivitas reaksi sehingga dan permukaan bahan menjadi gelap.
wafer menjadi coklat muda.Hermawan Rata-rata nilai warna terendah
dkk. (2015) menyatakan bahwa wafer terdapat pada perlakuan (C) yakni
disimpan pada suhu ruang (26ºC) dan 1,00.Rendahnya nilai warna pada wafer
kondisi ini konstan sampai masa D disebabkankarena reaksi maillardtidak
penyimpanan berakhir sehingga aktivitas berlangsung secara normal akibat
reaksi Maillard tidak begitu rendahnya suhu pada ruang
tinggi.Warna wafer merupakan hasil penyimpanan. Hal ini didukung oleh
reaksi karbohidrat (reaksi maillard), pernyataan Winarno (1997), yang
khususnya gula pereduksi dengan gugus menyatakan bahwa warna coklat wafer
amino primer yang menghasilkan limbah sayuran dan umbi-umbian
senyawa melanoidin sehingga warna berasal dari reaksi yang terjadi
wafer akan menjadi coklat. Reaksi ini didalamnya disebut reaksi maillard,
dipengaruhi oleh suhu lingkungan yaitu reaksi antara karbohidrat
penyimpanan. khususnya gula pereduksi dengan gugus
Rata-rata nilai warna wafer amina primer, hasilnya berupa produk
tertinggi terdapat pada perlakuan (A) berwarna cokelat yang sering
yakni 2,00., Hal tersebut disebabkan dikehendaki.
oleh penyerapan uap air dari lingkungan Hasil analisis sidik ragam
sehingga permukaan wafer menjadi menunjukkan bahwa kombinasi kulit ubi
coklat tua. Retnani dkk. (2009) dan ampas tebujuga tidak berpengaruh
menyatakan bahwa saat kelembaban nyata (P>0,05) terhadap aroma wafer.
relatif rendah maka cairan permukaan Hasil perhitungan aroma wafer selama
bahan akan banyak menguap (dehidrasi) penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
sehingga pertumbuhan mikroba
terhambat oleh dehidrasi, begitu
Tabel 3. Rataan aroma wafer selama penelitian
Perlakuan Rataan
A(35% KU + 35%AT + 30% dedak) 2,00
B(50% KU + 20%AT + 30% dedak) 1,50
C (20% KU + 50%AT + 30% dedak) 1,75
D(40% KU + 30%AT + 30% dedak) 2,00
Keterangan : Semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)

Hasil sidik ragam menunjukkan terjadi akibat gangguan dari


semua perlakuan tidak berpengaruh mikroorganisme dalam pakan yang
nyata (P>0,05) terhadap aroma wafer. menghasilkan bau tidak sedap (off
Hal ini disebabkan karena terjadi odors), beberapa mikroorganisme yang
kerusakan oleh gangguan berperan adalah bakteri, jamur, dan
mikroorganisme, sehingga menghasilkan mikroflora alami. Rendahnya tekanan
aroma wafer busuk, mikroorganisme pengempaan dan pemanasan pada wafer
yang berperan adalah bakteri dan jamur. kulit ubi dan ampas tebu sehingga
Hal ini didukung dengan pernyataan aktivitas air didalamnya tidak stabil
Zuhra (2006),yang menyatakan bahwa untuk pertumbuhan mikroorganisme
perubahan aroma yang tidak diinginkan yang mengakibatkan wafer yang

54
NazarulQubra (2018) KUalitas Wafer Dari Bahan...

dihasilkan beraroma tidak wafer yang dihasilkan beraroma harum


busuk.Herawati (2008) menyatakan khas karamel.
bahwa nilai aktivitas air menjadi salah Rata-rata nilai aroma terendah
satu faktor yang mempengaruhi kualitas terdapat pada perlakuan (B) yakni 1,50.,
suatu bahan karena memicu berarti dapat diasumsikan bahwa aroma
pertumbuhan mikroorganisme yang juga wafer mengalami penurunan kualitas
berperan dalam perubahan enzimatik. dari aroma khas wafer menjadi aroma
Aktivitastersebut menyebabkan busuk akibat peningkatan kadar air pada
berubahnya aroma wafer. Stabilitas sampel wafer. Menurut Trisyulianti dkk.
protein dan reaksi enzim pada bahan (2003), wafer akan mudah membusuk
juga dipengaruhi oleh nilai aktivitas air. dan terserang jamur apabila memiliki
Rata-rata nilai aroma wafer kadar air yang tinggi. Kondisi
tertinggi terdapat pada perlakuan (A) dan penyimpanan akan meningkatkan kadar
perlakuan (D) yakni 2,00.,hal ini diduga air.
kandungan air dalam wafer berkurang Hasil analisis sidik ragam
karena proses pengepresan sehingga menunjukkan bahwa kombinasi kulit ubi
berlangsungnya reaksi maillard. dan ampas tebu berbeda nyata (P<0,05)
Didukung dengan pernyataan Winarno terhadap kadar air wafer. Hasil
(1997), yang menyatakan bahwa tekanan perhitungan kadar air wafer selama
dan pemanasan menyebabkan terjadinya penelitian dapat dilihat pada tabel 4.
reaksi maillard yang mengakibatkan
Tabel 4. Rataan kadar air wafer selama penelitian
Perlakuan Rataan(%)
A(35% KU + 35%AT + 30% dedak) 6,50ab
B(50% KU + 20%AT + 30% dedak) 5,00b
C (20% KU + 50%AT + 30% dedak) 8,50a
D(40% KU + 30%AT + 30% dedak) 7,00ab
Keterangan : Huruf kecil superskrip yang berbeda pada setiap perlakuan menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05)
artinya terjadi perubahan kadar air yang
Hasil sidik ragam menunjukkan hasil nyata pada wafer kulit ubi dan ampas
yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap tebu dengan perlakuan yang berbeda.
kadar air wafer. Hal ini disebabkan Hal ini diduga karena kombinasi kulit
karena kelembaban udara sehingga ubi dan ampas tebu pada perlakuan
terjadi proses penyerapan air dari tersebut mempunyai kandungan serat
lingkungan kedalam wafer dan terjadi tinggi dan tidak terlalu padat pada saat
proses evaporasi dari wafer ke pengempaan membuat wafer berongga
lingkungan sekitar sehingga kadar air sehingga daya serap airnya
wafer berubah. Didukung dengan tinggi.Retnani dkk.(2009),menyatakan
pernyataan Retnani dkk., (2009), yang bahwa wafer dengan kemampuan daya
menyatakan bahwa kelembaban udara serap air tinggi akan berakibat akan
ruang penyimpanan yang tinggi maka terjadinya mengembang yang tinggi
dapat terjadi proses absorbsi uap air dari pula, karena semakin banyak volume air
udara ke ransum yang mengakibatkan hasil penyerapan yang tersimpan dalam
peningkatan kadar air. wafer akan diikuti dengan peningkatan
Berdasarkan uji lanjut DMRT perubahan muai wafer. Daya serap air
terdapat dua perlakuan yang berbeda berbanding terbalik dengan kerapatan.
nyata yaitu pada perlakuan B dan C, Semakin tinggi kerapatan wafer

55
NazarulQubra (2018) KUalitas Wafer Dari Bahan...

menyebabkan kemampuan daya serap air


yang lebih rendah. DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian yang telah Herawati H. 2008. Penentuan umur
dilakukan diperoleh perlakuan terbaik simpan pada produk pangan.
yaitu pada perlakuan (B) yakni 5,00%. Jurnal Litbang. Pertanian. 27
Hal ini disebabkan pada perlakuan (4): 124-130.
tersebut memiliki kadar air yang lebih Hermawan, Sutrisna, R., dan
rendah dibandingkan dengan perlakuan Muhtarudin. 2015. Kualitas fisik,
lainnya. Rata-rata kadar air tertinggi kadar air, dan sebaran jamur pada
terdapat pada perlakuan (C) yaitu wafer limbah pertanian dengan
8,50%., hal ini disebabkan karena wafer lama simpan berbeda. Faculty of
pada perlakuan C memiliki rongga Agriculture Lampung University
sehingga kemampuannya dalam Soemantri Brojonegoro No.1
menyerap air sangat tinggi. Menurut Gedung Meneng Bandar
Trisyulianti dkk. (2003), wafer akan Lampung. Jurnal Ilmiah
mudah membusuk dan terserang jamur Peternakan Terpadu Vol. 3(2):
apabila memiliki kadar air yang tinggi. 55-60, Mei 2015
Kondisi penyimpanankemungkinan akan Jayusmar. 2000. Pengaruh Suhu dan
meningkatkan kadar air. Hal ini terjadi Tekanan Pengempaan Terhadap
akibat tingkat kerapatan wafer yang Sifat Fisik Wafer Ransum
dapat mengabsorbsi uap air udara bebas Komplit Dari Limbah Pertanian
saat penyimpanan wafer. Sumber Serat dan Leguminosa
Rata-rata nilai kadar air terendah Untuk Ternak Ruminansia.
terdapat pada perlakuan (B) yaitu 5,00%. Fakultas Peternakan. Institut
Hal tersebut diperkuat oleh hasil Pertanian Bogor. Bogor.
penelitian uji organoleptik tekstur wafer Retnani, Y., Syananta FP., Herawati L.,
bahwa wafer pada perlakuan (B) dan (C) Widiarti W., dan Saenab, A.
memiliki tekstur yang lebih padat 2009. Physical characteristic and
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, palatability of market vegetable
sehingga kadar air pada perlakuan (B) waste wafer for sheep. Jurnal
memiliki kadar air terendah. Anim prod. 12 (1):29-33.
Retnani, Y. S., Basymeleh, dan Herawati
KESIMPULAN L. 2009. Pengaruh jenis hijauan
Hasil penelitian pakan dan lama penyimpanan
dapatdisimpulkanbahwa wafer terhadap sifat fisik wafer. Jurnal
daribahanbakulokal yang Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan.
memilikikualitasbaikterdapatpadaperlak Vol. XII, No. 4.
uan B (KU 50% + AT 20% +30% Sandi, S. 2012. Nilai nutrisi kulit
Dedak)dengannilaitekstur (2,50), warna singkong yang mendapat
(2,00), aroma (2,00) dankadar air perlakuan bahan pengawet
(5,00%).Dari hasil penelitian disarankan selama penyimpanan. Jurnal
dalam membuat wafer yang berasal dari Penelitian Sains vol. 15 No. 2(D).
bahan baku lokal asal limbah industri Program Studi Peternakan,
perkebunan sebaiknya dengan persentase Universitas Sriwijaya, Sumatera
(50% kulit ubi + 20% ampas tebu + 30% Selatan, Indonesia.
dedak). Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan
Gizi. Edisi Kedua. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

56
NazarulQubra (2018) KUalitas Wafer Dari Bahan...
Winarno, F. G., S. Fardiaz, dan D. terhadap sifat fisik wafer ransum
Fadiaz. 1980. Pengantar komplit. Institut Pertanian Bogor.
Teknologi Pangan. Penerbit PT. Media Peternakan. 26(2):35-40.
Gramedia. Jakarta. Zuhran, C. F. 2006. Cita rasa (flavour).
Trisyulianti E., Suryahadi dan V. N. Fakultas Matematika dan Ilmu
Rakhma. 2003. Pengaruh Pengetahuan Alam. Universitas
penggunaan molases dan tepung Sumatra Utara. Medan
gaplek sebagai bahan perekat
.

57

Anda mungkin juga menyukai