Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

PENDEKATAN UMUM

Seperti sudah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR), bahwa tujuan
umum dari pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Gedung Kantor ini adalah untuk
melaksanakan tugas dengan tanggungjawab dan wewenang penuh (Task Concept)
dalam rangka membantu PPTK Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Aceh Barat untuk melakukan Perencanaan pekerjaan konstruksi oleh
Kontraktor sehingga didapat hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik
dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan biaya yang
sudah ditentukan, termasuk dalam hal ini melakukan review desain apabila diperlukan.

Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan seperti yang diisyaratkan dalam Kerangkan
Acuan Kerja (KAK), CV. Sinergi Engineer Consult akan mengerahkan Tim
Perencanaan yang sudah berpengalaman luas bidang Perencanaan Konstruksi,
Terutama penanganan Perencanaan dalam bidang Infrastruktur, khususnya menangani
Infrastruktur Keciptakaryaan.
Tim Perencanaan lapangan akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan “Field
Enggineering” selama waktu konstruksi dengan menggunakan data lapangan yang
diperoleh dari kontraktor di bawah Perencanaan Konsultan. Hal ini harus sesuai
dengan yang disebut dalam spesifikasi Kontrak (Kontrak). Selain itu modifikasi
desain yang akan dilakukan oleh konsultan akan mengikuti standar yang telah
ditentukan PPTK Badan Penanggulangan Bencana DaerahKabupaten Aceh Barat,
maupun standar dan pedoman lain yang berlaku di Indonesia.

Layanan pekerjaan juga mencakup Perencanaan dari semua aspek


pelaksanaan pekerjaan dan menjamin bahwa pekerjaan konstruksi sesuai dengan
spesifikasi teknis dari PPTK Badan Penanggulangan Bencana DaerahKabupaten Aceh
Barat.
Tim Perencanaan konsultan akan melakukan monitoring dan evaluasi secara
terus- menerus tentang kemajuan pekerjaan, inspeksi dan pemeriksaan terhadap
seluruh

V- 1
hasil pekerjaan, pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta msalah-masalah
yang berkaitan dengan progres penyelesaian konstruksi, ketepatan waktu
pelaksanaan, termasuk progres pembayran pekerjaan kepada kontraktor.

Seperti yang telah disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa lingkup kegiatan
Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan, Perencanaan Rehabilitasi Gedung Kantor
adalah pelaksanaan fungsi manajemen proyek yang meliputi pengendalian waktu,
prosedur/metode pelaksanaan, volumen dan kualitas (bahan, tenaga kerja dan
peralatan), sehingga pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar
rencana dan spesifikasi yang telah ditentukan di dalam Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan
(Kontraktor).

Perencanaan proyek meliputi Perencanaan pekerjaan di lapangan, kontrol, dan


inspeksi. Perencanaan bisa dilakukan dari level top manajer sampai pekerjaan mandor
dilapangan, sesuai dengan bidang-bidang pekerjaan masing-masing.

Perencanaan dilakukan dengan menggunakan berita lisan, berita berbentuk


laporan tertulis ataupun melalui pandangan mata. Seorang pengawas selalu
mengadakan check dan recheck, review, evaluasi kemajuan pekerjaan dan dengan
memperbandingkan terhadap tolak ukur yang ada, misalnya terhadap gambar kerja
dan RKS, dan lain sebagainya.

Sebelum seorang pengawas memutuskan untuk menolak atau menerima suatu


hasil pekerjaan, diperlukan standar ukuran yang dapat dijadikan pedoman.

Langkah-langkah penting dalam pekerjaan Perencanaan proyek antara


lain :
Menetapkan tolak ukur yang akan digunakan
Mengukur prestasi kerja
Membandingkannya dengan prestasi yang seharusnya atau tolak ukur
yang ada.
Menanggulangi terhadap prestasi yang kurang cukup atau tidak memenuhi
persyaratan.
Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan suatu pendekatan umum dan metodelogi
pelaskanaan Perencanaan yang tepat sehingga pada pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan Rehabilitasi Gedung Kantor tersebut dapat terlaksana secara efektif dan
efisien. Hal tersebut akan diuraikan dalam bab ini.

V- 2
DOKUMEN USULAN TEKNIS
5.2 PENDEKATAN TEKNIS

5.2.1 UMUM

Untuk mencapai kerja yang maksimal dan dapat tercapai kondisi kerja yang baik,
maka diperlukan koordinasi yang baik antara konsultan, Perencanaan dengan
lembaga- lembaga yang terkait dengan proyek itu, serta hubungan antara konsultan
dengan instansilainnya yang membantu PPTK Badan Penanggulangan Bencana
DaerahKabupaten Aceh Barat. Konsultan sebagai pihak pengawas dan kontraktor
sebagai pihak pelaksana, masing- masing merupakan bagian yang tak terpisahkan di
dalam penentuan lancar tidaknya pelaksanaan proyek. Selain itu Konsultan harus
dapat bekerja sama sepenuhnya dengan lembaga pemerintah lainnya yang terkait
dengan pekerjaan.

Tugas-tugas yang akan didelegasikan adalah berupa tugas-tugas yang berkaitan


dengan masalah teknis dan kontrak, dimana tugas-tugas tersebut diuraikan dalam
sub bab lain dari dokumen usulan teknis ini.

Agar diperoleh hasil Perencanaan pekerjaan yang maksimal dalam pekerjaan


Perencanaan Konstruksi ini, Tim Perencanaan akan melaksanakan sistem
Perencanaan dan pembagian kerja yang sistematis dan terencana sebagaimana
prinsip-prinsip dalam manajemen konstruksi. Untuk itu pemilihan personil yang
berpengalaman dan pengelompokan personil dalam tim merupakan hal yang tak dapat
dipisahkan untuk mencapai sasaran diatas.

Pemahaman atas lingkup Perencanaan yang akan dilaksanakan sangat mutlak lebih
diperlukan, khususnya jenis pekerjaan dalam kategori Task Concept ataupun
Assistance Concept.

Kategori Task Concept akan menuntut peranan dan tanggung jawab Konsultan yang
lebih mendalam dan berwenang penuh untuk penanganan Perencanaan pelaksanaan
pekerjaan mencakup diantaranya pekerjaan perencanaan dan review design berikut
penyiapan gambar design dan estimasi biaya konstruksinya serta terhadap
Perencanaan pekerjaan agar hasil akhir mutu pekerjaan sesuai dengan yang
diisyaratkan. Disamping itu pada akhir pekerjaan menyiapkan manual operasi dan
pemeliharaan (jika diperlukan).

Sedangkan kategori Assitence Concept, Konsultan cenderung akan lebih banyak


membantu Pihak Proyek untuk pekerjaan Perencanaan/Perencanaan dalam usaha
V- 3
DOKUMEN USULAN TEKNIS
menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan standar teknis yang diinginkan.

V- 4
DOKUMEN USULAN TEKNIS

Dalam hal pelaksanaan Perencanaan/Perencanaan konstruksi pada PPTK


Badan Penanggulangan Bencana DaerahKabupaten Aceh Barat, sebagaimana telah
disebutkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah dalam bentuk Task Concept.
Tugas/sasaran utama dalam pelaksanaan Perencanaan konstruksi adalah mencapai
sasaran yang diinginkan, yakni mencakup :
a. Tercapinya Kualitas Pekerjaan, dimana hasil pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan kualitas teknik yang diinginkan.
b. Fungsi Konstruksi yang Optimal, dalam hal ini konstruksi yang dibuat
sesuai dengan dimensi yang direncanakan dan dapat berfungsi
sebagamana yang diharapkan.
c. Pengendalian Ketepatan Waktu Pelaksanaan, dimana pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan jadwal kontrak yang telah ditetapkan.
d. Pengendalian Biaya Pekerjaan, dimana konsultan Perencanaan turut
mengendalikan sehingga biaya pekerjaan sesuai dengan kuantitas dan
kualitas bangunan yang dibuat dan secara keseluruhan tidak melampaui
dana yang telah disedaikan.
e. Ketepatan Cara Pelaksanaan, dilakukan dengan cara yang tepat
f. Terjaminnya Keselamatan Kerja, dapat terjaga dengan baik.
g. Hasil Akhir Pelaksanaan, diselesaikan dengan rapi.
h. Diterima Lingkungan, tidak mengganggu lingkungan.

Disamping tugas utama tersebut, konsultan Perencanaan juga akan


melaksanakan kegiatan :
review design (jika diperlukan),
checking gambar konstruksi yang dibuat kontraktor,
evaluasi BOQ dan estimasi biaya konstruksi,
monitoring kemajuan pekerjaan dan pembayaran,
checking as built drawing,
dokumentasi dan pengarsipan pelaksanaan konstruksi
dan lain-lain
beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
Perencanaan/Perencanaan
adalah :

Aspek Umum

V- 5
DOKUMEN USULAN TEKNIS
1) Melakukan kaji ulang dan memberikan persetujuan terhadap semua usulan
rencana, jadwal dan dokumen terkait pekerjaan konstruksi dan pelaksanaan proyek
yang telah dibuat oleh kontraktor.

2) Melakukan pengecekan untuk memastikan pertanggung jawaban kontraktor


terhadap jadwal dan rencana kerja yang telah disetujui.
3) Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap desain dan
perhitungan desain yang disiapkan oleh kontraktor.
4) Melakukan pengecekan dan inspeksi kualitas dan kuantitas pekerjaan.
5) Melakukan Perencanaan tambahan penyelidikan/penelitian lapangan (sesuai
dengan keperluan).
6) Memberikan saran dan persetujuan terhadap jadwal pengadaan dan jumlah bahan
konstruksi seperti semen, dan lain-lain yang diusulkan oleh kontraktor.
7) Memberikan saran dan persetujuan terhadap metode pengukuran dan perhitungan
volumen pekerjan dan membatu melakukan verifikasi kemajuan kontrak dan
pembayaran.
8) Melakukan inspeksi ke pabrik pembuat peralatan dan bahan-bahan konstruksi
(sesuai dengan keperluan bila diperlukan).
9) Menyiapkan laporan-laporan inspeksi dan kegiatn Perencanaan.
10) Melakukan Perencanaan dan persetujuan gambar purna laksana (as built
drawings) yang telah dibuat dan diserahkan oleh kontraktor.

Aspek Khusus (Modifikasi Desain)

Aspek khusus (modifikasi desain) Infrastruktur Transmigrasi ini yang perlu dikaji
adalah:

1) Aspek Ukuran/Dimensi Konstruksi Infrastruktur.

2) Aspek Pemilihan bahan/material yang digunakan

3) Aspek Kekuatan menahan beban oleh kendaraan pada Struktur Jalan

4) Aspek Stabilitas

5.3 SIKLUS DALAM PEKERJAAN PERENCANAAN

V- 6
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Kegiatan Perencanaan (Perencanaan) dapat digambarkan berupa siklus dari suatu
aktivitas ataupun sub aktivitas, seperti yang digambarkan dalam Gambar 5.1.

Penjabaran Definisi
Pekerjaan Akatifitas Evaluasi
Target Teknis dan
Dana, Metode
Waktu Pelaksanaan

Definisi Skema
Sasaran Pendanaan
Detail

Perubahan Diagram Balok,


Perbaikan
Pelaksanaan
Review Garis, Panah,
Precedence
Skala Waktu
Perencanaan
Pengambilan
Keputusan Analisis
Alternatif Lintasan
Penangganan Kritis

Alokasi
Laporan Pengontrolan Penjadwalan Sumber
Daya

Metode
Analisa Kompresi
Jaringan
Kerja

Pengamatan
Dan Pengontrolan Komputerisasi
Pendataan Jadual Arus Dana
Logistik

Gambar 5.1. Siklus dalam Pekerjaan Perencanaan yang berbasis pada fungsi
Manajemen Konstruksi.

6. 3 PENDEKATAN DALAM MONITORING DAN KONTROL JADWAL


PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Beberapa cara untuk mengontrol dan memonitor jadwal kemajuan proyek


antara lain :
a) Diagram balok
b) Diagram garis
c) Teknik jaringan kerja
d) Kurva – S
e) Diagram skala waktu

Beberapa cara tersebut dapat dipakai bersama-sama atau dikombinasikan.


Misalnya pembuatan master network plan cocok untuk kontrol jadwal seluruh
proyek, sedangkan diagram balok dan diagram garis dapat dipergunakan untuk

V- 7
DOKUMEN USULAN TEKNIS
aktivitas pekerjaan yang lebih mendetail dan terperinci. Variasi penggunaan
cara-cara tersebut diatas dapat dikembangkan secara optimal.

6. 4 PENDEKATAN DALAM MONITORING DAN KONTROL KESELAMATAN


KERJA (SAFETY)

Pencegahan kecelakaan perlu diperhatikan didalam manajemen konstruksi.


Tidak hanya keselamatan manusia saja tetapi juga terhadap kondisi kerja
yang mempengaruhi prestasi kerja dan pada akhirnya terhadap biaya
proyek.

Di Negara-negara yang sudah maju masalah keselamatan amat ditekankan


dan seringkali dicantumkan dalam spesifikasi oleh pihak pemilik.

Secara umum ada beberapa prinsip dasar yang dapat dipergunakan pada
setiap lokasi pekerjaan misalnya :
memakai mesin dan peralatan yang baik.
mempergunakaan mesin/peralatan yang sesuai dengan instruksi
pembuatanya/pabriknya, dan tidak membebani lebih dari kapasitasnya.
bekerja dengan teratur, hati-hati dan tidak simpang siur.
menyakinkan diri bahwa semua intruksi harus diberikan secara singkat,
jelas dan mudah dimengerti.
tidak memperkenankan pekerja melakukan kegiatannya ditempat yang
berbahaya tanpa alat pelindung/ pengaman yang tepat.
memakai pertimbangan yang logis sebelum menugaskan suatu aktivitas
kepada bawahan.
mengadakan check dan recheck, apakah semua intruksi yang diberikan
seudah ditaati.
Atau dapat pula ditempatkan seorang Safety Engineer. Tugasnya adalah
mengamati dan melokalisir akan kemungkinan timbulnya bahaya, sebelum,
sedang dan sesudah pekerjaan selesai, misalnya untuk pekerjaan-pekerjaan
yang sifatnya sementara seperti konstruksi acuan, jembatan-jembatan
penolong, dimana para kontraktor cenderung sering mengabaikan
kekokohannya. Kadang-kadang konstruksi bangunan sementara tersebut
runtuh atau rusak sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan. Disinilah
peranan Safety Engineer diharapkan dapat membantu mendeteksi dan melihat
kemungkinan-kemungkinan akan bahaya keruntuhan konstruksi. Untuk ini
dipertimbangkan adanya Asuransi Tenaga Kerja.

V- 8
DOKUMEN USULAN TEKNIS

6. 5 PENDEKATAN DALAM MONITORING DAN KONTROL TATA LETAK DAN


UKURAN KONSTRUKSI

Aspek ini mencakup dimana bangunan tersebut harus dibuat, apakah titik
tetap, koordinat dan levelnya sudah sesuai dengan rencana. Perencanaan
terhadap letak sesuatu bangunan/konstruksi bisa dari yang amat sederhana
sampai kepada yang paling rumit.

Dalam hal-hal yang khusus seperti ini peran ahli geodesi dan topography
sangat menentukan. Disamping itu titik-titik bangunan padkonstruksi harus
diperiksa kebenaran dimensi ukurannya. Apakah lebar, panjang dan
tingginya cocok dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan yang memiliki unsur-
unsur bahan yang tak terlihat seperti ukuran ketebalan urungan pasir, diamater
tulangan dan jaraknya, seorang pengawas wajib meningkatkan Perencanaanya
untuk mencegah “pencurian” ukuran. Pekerjaan yang sudah selesai dan
ternyata tidak cocok dengan bestek harus dibongkar. Disini faktor integritas dari
Perencanaan lapangan amat menentukan sekali.

6. 6 PENDEKATAN DALAM KONTROL KAUNTITAS (QUANTITY CONTROL)


DAN PENGERJAAN (WORKMANSHIP)

Kontrol bahan mencakup produk-produk bahan dari alam maupun produk-


produk bahan yang dioleh oleh manusia (artifical). Semua persyaratan-
persyaratan bahan diuji kualitasnya terhadap spesifikasi yang telah ditentukan
dalam dokumen kontrol.

Bilamana hasilnya dibawah standar dari apa yang telah ditetapkan di dalam
dokumen kontrol, maka bahan produk pekerjaan seyogyanya tidak diterima,
dibongkar dan diulangi lagi sehingga memenuhi standar kualitas yang
seharusnya. Dalam hal ini para pengawas lapangan harus mempunyai angka
toleransi dalam melakukan Quantity Contol tersebut.
Batasan toleransi tersebut dapat diungkapkan kepada pihak kontraktor atau
dapat pula diatur secara tertulis, dimana pada periode-periode tertentu batasan
tersebut dapat ditinjau kembali.
Quantuty control akan dilakukan dengan pengujian bahan/ material
dilapangan atau pengujian-pengujian tersebut dapat pula diselenggarakan
di laboratorium dan akan dihadiri oleh pihak pengawas. Atau pengujian
bahan/ material dapat pula dilakukan dengan peralatan-peralatan laboratorium

V- 9
DOKUMEN USULAN TEKNIS
yang dapat dibawa ke lapangan. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan
penguji diselenggarakan atas permintaan pihak pemilik pekerjaan. Seperti
halnya dengan aspek sebelumnya, integritas kontraktor dan pengawas
merupakan faktor yang paling utama dalam Perencanaan ini.

6. 7 ASPEK ADMINISTRATIF

Selain pekerjaan Perencanaan di lapangan, tim Perencanaan lapangan


juga akan mengatur dan menyusun pekerjaan administrasi di kantor.
Pekerjaan pokok di kantor adalah membuat laporan-laporan secara
periodik dan tertulis sebagai bahan untuk penentuan dan bahan untuk
pemecahan masalah. Pada dasarnya ada beberapa bagian tata usaha
administrasi yang perlu ditangani, antara lain :
Meninjau dan mengiterprestasikan gambar-gambar kerja dan membuat
koreksi seperlunya.
Mendokumentasikan pekerjaan tambahan dan pekerjaan kurang.
Membuat laporan kemajuan pekerjaan secara berkala.
Memeriksa dan menyetujui permintaan pembayaran angsuran.
Mengadakan inspeksi total sebelum berita acara penyerahan.
Mengatur segala sesuatunya menjelang penyerahan akhir pada waktu
masa pemeliharaan.

6. 8 PENDEKATAN DALAM PENGONTROL YANG SISTEMATIS TERHADAP


KEGIATAN DI LAPANGAN

Dalam konteks yang lebih luas, pekerjaan Perencanaan mengemban juga


fungsi kontrol manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil
pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan kerja yang
dilakukan setengah-setengah atau dengan cara perencanan yang mendadak
akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi
masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Pengawas lapangan
harus mengerti bagaimana cara menerapkan sistim kontrol yang baik
dilapangan.

Kontrol yang sistematis terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan


yaitu:
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa
bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka

V-
10
DOKUMEN USULAN TEKNIS
harus dikembang sasaran jangka pendek dan program kerja untuk
mengatasinya.

Memastikan bahwa pekerjaan Perencanaan berjalan secara benar


sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi suatu kesalahan.

Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan tidak dilampaui.


Informasi keuangan dari laporan proyek dapat memberikan indikasi akan
beres tidaknya pelaksanaan proyek dilapangan dan segi pemakaian/
pengeluaran uang.

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu


peninjauan dilapangan yaitu :
pencapaian target kemjuan fisik
pencapaian target keuangan
pengadaan dan pembeliaan barang, bahan dan peralatan.
penempatan dan peranan sub-kontraktor, perencanaan dan kontrol.
pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan
efisiensi kerja lapangan.
pemantapan kerja sama antara pekerja proyek dari seluruh bagian
hubungan dengan pihak pemilik.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap. Kurang


memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Apakah target yang ditentukan tiap bulannya terpenuhi atau tidak, salah
satu cara mengevaluasinya seperti yang dijabarkan dalam format pada
Tabel 6.1.

Format pada Tabel 6.1 tersebut dapat dipakai secara efektif bilamana target
yang ditentukan dapat dinyatakan dengan angka secara jelas. Tentunya semua
hal dapat dikuantitatifkan seperti misalnya bisang sasaran kegiatan pokok
hubungan dengan pihak pemilik. Namun demikian pada kolom “Target Bulan
Ini” dapat disusun pertanyaan-pertanyaan, yang didesain sedemikian rupa
sehingga jawabannya bisa dikategorikan dari sangat baik, baik sedang, kurang
dan akhirnya kurang baik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut didisain sedemikian
rupa dengan maksud mengemukakan kejadian aktual di lapangan. Paling tidak
pengungkapan status yang sebenarnya akan situasi dan keadaan proyek dapat
tergambarkan dengan jelas.
V-
1010
DOKUMEN USULAN TEKNIS

Tabel 6.1. Contoh tabel untuk evaluasi aktivitas di lapangan

SASARAN POKOK DALAM RENCANA REALISASI UNTUK


BULAN :
No Uraian Terlaksana Target Realisasi Masalah Tindakan
sasaran bulan lalu bulan Pokok Rencana
bulan ini ini
1
2

Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalahnya dengan benar, maka


langkagh-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih tepat dan
efektif.

6. 9 PENDEKATAN DALAM PENGALOKASIKAN SUMBER DAYA

Pelaksanaan suatu proyek umumnya terdiri dari beberapa atau banyak aktivitas
atau kegiatan, dimana semua aktivitas tersebut memerlukan waktu, dana dan
sumber-sumber daya. Sumber-sumber daya yang dimaksudkan dapat
merupakan tenaga manusia, alat-alat, bahan-bahan yang diperlukan dan lain-
lain.

Pada umumnya dalam suatu jaringan kerja dimana penentuan lintasan kritisnya
berdasarkan pada kendala waktu, masih diperlukan adanya pengaruh alokasi
sumber daya tadi, sehingga mungkin dapat mempengaruhi kritis.

Sebagai contoh suatu jadwal aktivitas-aktivitas menurut dasar mulai yang


paling awal (Earliest Star) dapat dilihat bahwa setiap periode waktu terdapat
satu atau beberapa aktivitas yang harus dilaksanakan. Oleh karena aktivitas itu
aktivitas tersebut membutuhkan waktu dan sumber daya, daya yang dibutuhkan
oleh semua aktivitas yang harus dilaksanakan pada periode waktu tersebut.

Bila terdapat konflik (kebutuhan sumber melampaui kemampuan


penyediaannya) antara aktivitas A dan B, maka antara kedua aktivitas tersebut
ditambahkan ketergantungan, dimana satu aktivitas bergantung pada aktivitas
yang lain. Jika terdapat lebih dari dua aktivitas yang konflik, maka dipilih dua
buah aktivitas saja yang harus ditambahkan hubungan ketergantungannya.
V-
1111
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Bilamana hal ini belum juga teratasi, maka cara tersebut diulang beberapa kali
sampai tidak ada lagi aktivitas-aktivitas yang mengalami konflik. Dengan
demikian penambahan waktu akibat alokasi sumber terbatas tadi dapat
diminimumkan.

Misalnya pertambahan waktu penyelesaian proyek yang diakibatkan


pertamabahan hubungan ketergantungan diantara dua aktivitas yang
mengalami konflik adalah IPD (Increasee In Project Duration) maka IPDAB
dapat dihitung sebagai berikut

IPDAB = EFA + DB – LFB


= EFA – (LFB – DB)

Atau

IPDAB = EFA –
LSB

Iterasi diatas dilakukan :


i) bila IPDAB = x > 0, berarti waktu penyelesaian proyek akan bertambah
selama periode x.
ii) bila IPDAB = x < 0, berarti waktu penyelesaian proyek tidak bertambah,
karena kelonggaran waktu dari aktivitas B belum terlampaui.

Secara logika dapat dicara IPDAB yang minimum, apabila :


a) EFA minimum dan
b) LSB maksimum

Oleh karena itu dipilih aktivitas A yang mempunyai EFA yang minimum dan
aktivitas B yang mempunyai LSB maksimum; Kemudian ditentukan bahwa
aktivitas B bergantung pada aktivitas A atau aktivitas A harus dilaksanakan
mendahului aktivitas B.

Untuk jelasnya perlu diberikan contoh sederhana alokasi sumber-daya


terbatas ini dengan menuliskan terlebih dahulu langkah-langkah
pelaksanaannya sebagai berikut :
1) Menyusun jadwal dasar proyek dengan EF dan LS tiap-tiap
aktivitas

2) Menentukan harga EFmin dan LSmaks dari aktivitas- aktivitas yang mengalami
konflik, dan menambahkan hubungan ketergantungan diantara kedua
aktivitas yang bersangkutan.

V-
1212
DOKUMEN USULAN TEKNIS
3) Menyusun network yang baru dengan memperhatikan pula tambahan
hubungan ketergantungan seperti tersebut pada butir 2.

4) Menyusun jadwal yang baru berdasarkan network yang telah disusun pada
langkah 3 menurut jadwal dasarnya.
5) Jika masih terdapat aktivitas yang konflik, langkah butir 2 sampai dengan 4
diulangi kembali sampai teratasi seluruhnya yang berarti alokasi sumber
terbatas ini telah mencapai optimum.

6. 10 METODE ANALISA TIME COST TRADE OFF

Pada sub bab diatas diuraikan bagaimana membuat jadwal alokasi sumber
daya dihubungkan dengan jaringan kerja yang direncanakan, namun belum
mengetengahkan masalah hubungan antara waktu dengan biaya (cost).

Dalam bab ini akan dikemukakan di dalam perencanaan awal suatu proyek di
samping variabel waktu dan sumber daya, maka variabel biaya (cost) dapat
dilupakan peranan pentingnya. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek yang
penting dalam manajemen, dimana biaya yang mungkin timbul harus
dikendalikan seminimum mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan
faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian
proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan atau aktivitas
pendukunya.
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat dari pada waktu
normalnya dalam hal ini pengawas dihadapklan kepada masalah bagaimana
mengawasi penyelesaian proyek dengan biaya yang minimal. Oleh karena itu
perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya (cost)/(time
cost relation ship). Dan analisa pertukaran waktu dan biaya (Cost)/(Time Cost
Trade Off Analysis atau disingkat TCTO analysis).
a) Hubungan antara Waktu (Time) dan Biaya (Cost)

Sepeti telah kita kenal ada dua macam biaya proyek

a. Biaya langsung (Direct Cost) yaitu semua biaya yang dapat dinyatakan
keterlibatannya secara langsung didalam aktivitas-aktivitas proyek seperti
biaya bahan, pekerja dan peralatan.

V-
1313
DOKUMEN USULAN TEKNIS
b. Biaya tak langsung (Indirect Cost) yaitu semua biaya proyek yang
tidak dapay dinyatakan keterlibatannya secara langsung didalam aktivitas-
aktivitas pendukung proyek seperti upah/ gaji, bunga investasi bonus dan
lain-lain.

waktu jenuh

waktu normal
beaya

beaya
total

beaya jenuh

C
beaya normal

waktu
t

Gambar 6.2. Hubungan antara waktu dengan biaya

Apabila waktu penyelesaian suatu aktivitas dipercepat, maka biaya langsung


akan bertambah sedangkan biaya langsung akan berkurang (Gambar 6.2)

Hubungan antara Waktu dan Biaya

Pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas


persatuan waktu disebut Cost-slope sehingga :
Cost Slope = biaya (cost) per satu satuan waktu, untuk memperpendek
penyelesaian proyek/ aktivitas

= perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu


penyelesaian

Crash cost - normal cost


=
normal duration - crash duration
Cost Slope =
C
t
b) Hal-hal khusus mengenal hubungan antara waktu dan biaya
(cost)

V-
1414
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Gambar 6.3. menunjukkan perilaku hubungan antara waktu dan biaya. Dalam
hal ini kurva perkiraan digambarkan sebagai suatu garis lurus dan kurva yang
sebenarnya digambarkan sebagai suatu garis yang terputus-putus. Dalam hal
ini waktu dapat dikurangi dengan tambahan biaya yang relatif rendah. Waktu
yang dibutuhkan untuk proyek ini dapat dikurangi dari titik L menjadi Vu,
sedangkan biaya naik dari titik P hingga titik Q.

beaya
cepat

P normal

K L
waktu

Gambar 5.3. Hubungan waktu dengan biaya, dimana waktu dapat dikurangi dengan
penambahan biaya yang relatif rendah

untuk menetukan bentuk kurva waktu dan biaya yang sebenarnya (yang
digambarkan oleh garis putus-putus) terutama dalam proyek-proyek yang
mempunyai ribuan aktivitas adalah rumit. Berdasarkan alasan ini maka
dipergunakanlah garis perkiraan linier, yaitu garis lurus yang menghubungkan
titik normal (normal point) dengan titik cepat/ jenuh (crash point). Meskipun hal
ini mengandung ketidak tepatan kesalahan ini tidak besar artinya.

Gambar 5.3. memberikan perilaku hubungan waktu dan biaya yang


sebaliknya dari yang ditunjukkan dalam Gambar 5.4. Disini pengurangan
waktu dari titik L menjadi K hanya dapat dicapai dengan menambah
biaya dari titik dari P hingga titik Q. Biaya dalam hal ini bertambah dengan
jumlah yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan berkurangnya
waktu. Jadi dapat dikatakan bahwa biaya untuk mempercepat selesainya
aktivitas ini cukup mahal.

V-
1515
DOKUMEN USULAN TEKNIS

cepat
beaya
Q

P normal

K L
waktu

Gambar 5.4. Hubungan waktu dengan Biaya, dimana waktu dapat dikurangi dengan
penambahan biaya yang relatif tinggi
Bila dalam suatu proyek diharuskan mempercepat waktu penyelesaiannya dari
waktu normalnya dimana aktivitas-aktivitas yang digambarkan dalam Gambar
5.5. dan gambar 5.4. merupakan sebagian dari jalur kritisnya, maka pertama-
tama usaha yang harus dilakukan adalah mempercepat aktivitas yang
diperhatikan dalam gambar 5.4. karena dengan demikian dapat mengurangi
waktu dengan biaya yang relatif tidak mahal. Sebaliknya tindakan yang
diperlihatkan dalam gambar 5.3. baru dipergunakan apabila semua aktivitas-
aktivitas lain yang mempunyai kurva hubungan waktu dan biaya yang lebih
menguntungkan telah dipercepat maksimum.

c) Pertukaran Waktu dan Biaya (Cost)

Dalam proses mempercepat penyelesaian proyek dengan melakukan


penekanan (kompresi) waktu aktivitas, diusahakan agar pertambahan biaya
(Cost) yang ditimbulkan seminimum mungkin. Pengendalian biaya disini
ditujukan pada biaya langsung (direct cost) karena biaya inilah yang akan
bertambah. Disamping itu harus diperhatikan pula bahwa kokpresi hanya
dilakukan pada aktivitas-aktivitas yang berada didalam lintasan kritis.
Apaila kompresi dilakukan pada aktivitas yang tidak berada dilintasan kritis
maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan tidak akan berkurang.
Kompresi dilakukan lebih dahulu pada aktivitas-aktivitas yang mempunyai cost
slope terendah pada lintasan kritis. Selanjutnya langkah-langkah kompresi
dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Susunlah jaringan kerja proyek dengan menuliskan cost slope dari masing-
masing aktivitas.
2. Lakukan kompresi pada aktivitas yang ada pada lintasan kritis dan yang
mempunyai cost slope terendah.
V-
1616
DOKUMEN USULAN TEKNIS
3. Susunlah kembali jaringan kerjanya.
4. Ulangi langkah kedua.

Langkah kedua akan berhenti bila terjadi tambahan lintasan kritis dan bila
terdapat lebih dari satu lintasan kritis, maka langkah kedua dilakukan secara
serentak pada semua lintasan kritis dan perhitungan cost slopenya
dijumlahkan.
5. Langkah keempat dihentikan bila terdapat salah satu lintasan kritis dimana
aktivitas-aktivitasnya telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres lagi)
sehingga pengendalian biaya telah optimum (crash).
Ada beberapa macam sistem Analisa TCTO (Time Cost Trade Off) yang
dikenal yaitu :
Penekanan waktu dan biaya sistem Jalur Kritis
Penekanan waktu dan biaya sistem Cut Set
Penekanan waktu dan biaya sistem Pegas
Dari setiap item tersebut yang kesemuanya bertujuan sama yaitu untuk
memperoleh penyelesaian proyek menjadi lebih cepat dengan penambahan
biaya yang minimum (optimum duration with minimum cost).

V-
1717

Anda mungkin juga menyukai