Oleh:
AFNI NIDYASARI
15.101020.007
ARTIKEL ILMIAH
1
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan.
2
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan.
3
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan.
Jl. Amal Lama No. 1 Kelurahan Pantai Amal Lama, Tarakan. Kalimantan Utara – 77123
Email : nidyasariafni@gmail.com
ABSTRACT
Meretrix meretrix was found to be a very abundant waste at Amal Beach, Tarakan City.
Meretrix meretrix waste can be used to reduce heavy metals, especially heavy metals Copper
(Cu2+) by the adsorption process. Research has been carried out on Meretrix meretrix as an
adsorbent of heavy metals Copper (Cu2+) using the adsorption method of Shacker through
chemical activation using NaOH bases. The results showed that before the analysis, the
characteristics of the adsorbent with SEM were tested which showed that Meretrix meretrix
before activation had a rough pore surface which was still closed and Meretrix meretrix after
activation had a rough pore surface that was open so that it could be used as an adsorbent.
Meretrix meretrix contains Al (Aluminum) which can be used as an adsorbent. The adsorption
results showed that Meretrix meretrix with activation in the Freundlich isotherm had the
highest ability to absorb Cu2+ as much as 9,108 mg/gr compared to without activation only
0.051 mg/gr. It can be concluded that Meretrix meretrix waste can be used as an absorbent of
copper (Cu2+) heavy metals.
PENDAHULUAN
Keberadaan logam berat yang tinggi (Cu) yang dapat mempengaruhi kualitas
disuatu perairan dapat menurunkan mutu perairan bagi kehidupan organisme
air serta membahayakan lingkungan dan didalamnya (Soeprianto, 2007).
organisme perairan. Keberadaan logam- Tembaga (Cu) adalah logam transisi
logam dalam badan perairan dapat berasal (golongan I B) yang berwarna kemerahan,
dari sumber-sumber alamiah dan dari mudah regang dan mudah ditempa.
aktivitas yang dilakukan oleh manusia Tembaga merupakan logam berat bersifat
(Heryando, 2008). Kandungan logam berat racun bagi makhluk hidup (Wiyuniati,
dalam perairan terus meningkat seiring 2008). Logam ini akan terserap oleh biota
dengan meningkatnya aktivitas seperti perairan secara berkelanjutan apabila
transportasi, pelabuhan, indusrti minyak keberadaannya dalam perairan selalu
bumi, dan pemukiman penduduk padat tersedia. Salah satu usaha untuk mengolah
yang menghasilkan limbah logam berat limbah Tembaga (Cu) adalah dengan
diantaranya adalah logam berat Tembaga proses adsorpsi (penyerapan).
Adsorpsi dipilih karena merupakan magnetic stirrer, desikator, hotplate,
metode yang relatif sederhana dan dapat erlenmeyer, beaker glass, corong, gelas
menggunakan adsorben bahan alam seperti ukur, labu ukur, spatula. Bahan yang
limbah cangkang kerang. Cangkang kerang digunakan yakni cangkang kerang kapah
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) (Meretrix meretrix), aquades, NaOH,
yang mengalami proses kalsinasi akan CuSO4, Tissue, aluminium foil.
menghasilkan kalsit (CaO). Kalsit Prosedur penelitian dimulai dari
berfungsi sebagai adsorben pada pengambilan sampel di lokasi penelitian.
penyerapan (Arsyha, 2011). Sampel dibersihkan dan dikeringkan,
Cangkang kerang kapah (Meretrix kemudian dihaluskan dan diayak dengan
meretrix) ditemukan menjadi limbah yang ayakan 80 mesh. Kemudian bagi menjadi 2
sangat melimpah di Pantai Amal, Kota bagian, sampel tanpa aktivasi dan aktivasi
Tarakan. Tingginya tingkat konsumsi NaOH 0,1 N dengan cara 50 gr serbuk
kerang kapah (Meretrix meretrix) cangkang kerang, kemudian diberi larutan
menghasilkan limbah yang belum NaOH 0,1 N sebanyak 250 mL
termanfaatkan secara optimal. Limbah (Perbandingan dengan sampel 1:5).
kerang kapah (Meretrix meretrix) dapat Masukkan magnetic stirrer untuk
dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat mengaduk dan letakkan pada hotplate
Tembaga (Cu2+). Adapun tujuan penelitian dengan kecepatan standar. Proses aktivasi
ini adalah untuk mengetahui kemampuan dilakukan selama 24 jam kemudian
limbah cangkang kerang sebagai adsorben disaring, lalu dikeringkan dalam oven pada
logam berat Tembaga (Cu2+). temperatur 50OC. Setelah kering, serbuk
cangkang kerang disimpan di dalam
METODE PENELITIAN desikator.
Penentuan keasamaan permukaan
Penelitian ini bersifat kualitatif. cangkang kerang kapah dilakukan
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode titrasi asam-basa dan
digunakan untuk meneliti pada kondisi untuk mengetahui karakterisasi adsorben
objek alamiah (Sugiyono, 2005). Metode menggunakan Scanning Electron
ini dipilih karena menyangkut upaya Microscopy- Energy Dispersive
peneliti untuk mengetahui seberapa besar spectroscopy (SEM-EDS). Uji ini
kemampuan cangkang kerang dapat dilakukan di Institut Teknologi Sepuluh
digunakan sebagai adsorben logam berat November Surabaya. Kemudian, untuk
Tembaga (Cu2+). Penelitian ini dilakukan penentuan waktu maksimum adsorpsi dan
dengan adsorpsi metode Shacker dengan kapasitas adsorpsi dilakukan di PT
cara aktivasi kimia (Fitriani, 2009). Sucofindo, Kota Tarakan.
Penelitian ini berlangsung pada Analisis data yang digunakan untuk
bulan Oktober 2018 hingga bulan Januari menghitung keasaman permukaan
2019. Pengambilan sampel dilakukan di cangkang kerang kapah menurut (Sudiarta,
Pantai Amal Lama, Kota Tarakan. Lokasi 2012) digunakan persamaan sebagai
pengambilan sampel yang dilakukan pada berikut :
saat surut terendah. Serta pengujian sampel (𝑉1 − 𝑉2) × 𝑀𝐻𝐶𝐿
dilakukan di Laboratorium Kualitas Air, 𝐾𝑎𝑙 (𝑚𝑚𝑜𝑙/𝑔) =
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, 𝐵
Universitas Borneo Tarakan, PT. Sucofindo Keterangan :
Kota Tarakan dan Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya. Kal : Keasaman total (mmol/g)
Alat yang digunakan selama V1 : Volume HCL Awal (mmol)
penelitian yaitu Atomic Absorption V2 : Volume HCL Pada Titik Akhir
Spectrophotometry (AAS), lumpang dan Titrasi (mmol)
alu, ayakan, timbangan analitik, oven,
B : Berat Sampel (g) semakin tinggi pH maka adsorpsi ion
MHCL : Mol HCL tembaga oleh adsorben juga semakin besar.
Sehingga dari penelitian ini, cangkang
Untuk menghitung penentuan kerang kapah (Meretrix meretrix) sesudah
kemampuan adsorpsi Uji persamaan aktivasi lebih efektif digunakan sebagai
Freundlich dilakukan pengujian adsorben daripada cangkang kerang kapah
menggunakan persamaan berikut (Atkins, (Meretrix meretrix) tanpa aktivasi.
1997) Hal ini sejalan dengan penelitian
Log W = log k + 1/n log Ce yang dilakukan oleh (Safrianti, et al. 2012)
yakni Adsorpsi Timbal (II) Oleh Selulosa
Keterangan : Limbah Jerami Padi Teraktivasi Asam
Nitrat yang mengukur pengaruh pH
Log Ce : konsentrasi ion Cu2+ dalam
terhadap kapasitas adsorpsi dengan hasil
larutan setelah diadsorpsi penelitian pada pH rendah yaitu pH 3-6
kapasitas adsorpsi Pb (II) relatif kecil.
Log W : massa ion Cu2+ yang diserap Namun, pada pH 7 kapasitas adsorpsi
per gram adsorben relatif tinggi.
Tabel 1. Cu2+ yang teradsorpsi oleh cangkang kerang kapah (Meretrix meretrix) tanpa aktivasi
pada berbagai konsentrasi dengan waktu kontak optimum 30 menit.
Konsentrasi Awal (C0) Konsentrasi Sisa (Ce) Konsentrasi Terserap Daya Serap (W)
Ce/W Log Ce Log W
(ppm) (ppm) (ppm) (mg/g)
20 0,1287 19,8713 0,993565 0,12953 -0,8904 -0,0028
40 0,1109 39,8891 1,994455 0,0556 -0,9551 0,29982
60 0,0621 59,9379 2,996895 0,02072 -1,2069 0,47667
80 0,0613 79,9387 3,996935 0,01534 -1,2125 0,60173
100 0,0756 99,9244 4,99622 0,01513 -1,1215 0,69864
Tabel 2. Cu2+ yang teradsorpsi oleh cangkang kerang kapah (Meretrix meretrix) teraktivasi
pada berbagai konsentrasi dengan waktu kontak optimum 60 menit.
Konsentrasi awal (C0) Konsentrasi sisa (Ce) Konsentrasi Terserap Daya Serap (W)
Ce/W Log Ce Log W
(ppm) (ppm) (ppm) (mg/g)
20 0,0564 19,9436 0,99718 0,05656 -1,2487 -0,0012
40 0,07 39,93 1,9965 0,03506 -1,1549 0,30027
60 0,1176 59,8824 2,99412 0,03928 -0,9296 0,47627
80 0,1803 79,8197 3,990985 0,04518 -0,744 0,60108
100 0,5384 99,4616 4,97308 0,10826 -0,2689 0,69663
Penelitian ini menggunakan isoterm Grafik pada isoterm Freundlich
adsorpsi Freundlich. Pada cangkang kerang memiliki komponen y = Log W dan x = Log
kapah (Meretrix meretrix) tanpa aktivasi Ce, dimana W merupakan Cu2+ yang
menggunakan isoterm adsorpsi Freundlich. terserap dalam cangkang (mg/gr),
Karena isoterm ini menunjukkan nilai yang sedangkan Ce merupakan konsentrasi sisa
lebih baik dari pada isoterm yang lain, (ppm), hasil pengukuran dapat dilihat pada
sehingga digunakan isoterm ini. Dalam tabel 1 dan 2. Setelah diketahui nilai Log W
isoterm Freundlich data yang diperoleh dan nilai Log Ce kemudian dimasukkan
dimasukkan dalam sebuah grafik. dalam sebuah grafik yang dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Grafik Isoterm Freundlich Adsorpsi Cu2+ oleh Cangkang Kerang Kapah (Meretrix
meretrix) Tanpa Aktivasi
Sedangkan, Pada cangkang kerang
Dari grafik tersebut diperoleh kapah (Meretrix meretrix) dengan aktivasi
persamaan y = -1,5872x – 1,295 dengan menggunakan isoterm adsorpsi Freundlich.
nilai R2 = 0,7132. Dalam persamaan Karena isoterm ini menunjukkan nilai yang
1
Freundlich log 𝑊 = log 𝑘 + 𝑛 𝐿𝑜𝑔𝐶𝑒, lebih baik dari pada isoterm yang lain,
dimana 1/n adalah slope dan log k adalah sehingga digunakan isoterm ini. Dalam
intersepnya. Jika k adalah kapasitas isoterm Freundlich data yang diperoleh
adsorpsi dari cangkang kerang kapah dimasukkan dalam sebuah grafik. Grafik
(Meretrix meretrix) tanpa aktivasi, maka pada isoterm Freundlich memiliki
invers dari log k adalah 0,0507 Berarti komponen y = Log W dan x = Log Ce,
kapasitas adsorpsi untuk Cangkang kerang dimana W merupakan Cu2+ yang terserap
tanpa aktivasi diperoleh sebesar 0,051 dalam cangkang (mg/gr), sedangkan Ce
mg/gr. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1 merupakan konsentrasi sisa (ppm), hasil
gram adsorben cangkang kerang kapah pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.
(Meretrix meretrix) tanpa aktivasi memiliki Setelah diketahui nilai Log W dan nilai Log
kemampuan menyerap Cu2+ sebanyak Ce kemudian dimasukkan dalam sebuah
0,051 mg. grafik yang dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Grafik Isoterm Freundlich Adsorpsi Cu2+ oleh Cangkang Kerang Kapah (Meretrix
meretrix) Dengan Aktivasi