Anda di halaman 1dari 4

ASAS LE CHATELIER

Apabila ada aksi dari luar terhadap suatu reaski yang setimbang,maka kesetimbangan itu
akan bergeser menjadi kesetimbangan baru. Akibat dari pergeseran kesetimbangan itu,
komposisi zat yang terlibat dalaam reaksi akan berubah. Untuk itu, apabila kita menghendaki
suatu zat tertentu yang terlibat dalam reaksi, maka kita tinggal memberi pengaruh pada
kesetimbangan itu. Lantas apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ?

Seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis yang bernama Henry Louis Le Chatelier (1850-
1936) menyatakan,

“Jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem
kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung untuk
mengurangi pengaruh aksi tersebut.”

Pernyataan tersebut dikenal dengan asas Le Chatelier. Penerapan dari asas Le Chatelier
terhadap pergeseran kesetimbangan kimia dapat dipelajari sebagai berikut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA
1. Pengaruh Konsentrasi

Konsentrasi reaktan atau pereaksi memengaruhi pergeseran kesetimbangan. Beradasarkaan


asas Le Chatelier , perlu diperhatikan beberapa, sebagai berikut:

1. Jika ada penambahan konsentrasi pada salah satu pereaksi, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kanan (ke arah produk). Sebaliknya, jika ada penambahan
konsentrasi produk, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah pereaksi).
2. Jika ada pengurangan konsentrasi salah satu pereaksi, maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri (ke arah pereaksi). Sebaliknya, jika ada pengurangan konsentrasi
produk, maka akan ada pergeseran kesetimbangan ke kanan (ke arah produk).
3. Jika ada pengurangan konsentrasi semua zat yang terlibat reaksi, misalnya
dengan pengenceran atau memperbesar volume, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang jumlah molekulnya banyak.

Contoh:

Misalnya ada persamaan reaksi:

Fe2+(aq) + SCN–(aq) ↔ [Fe(SCN)]2+(aq)

Dengan catatan: warna [Fe(SCN)]2+ adalah merah, maka:

1. Jika ditambahkan ion Fe2+, maka kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga


konsentrasi ion [Fe(SCN)]2+ semakin besar. Ini dibuktikan dengan warna merah
makin pekat.
2. Jika ditambahkan SCN–, maka kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi
ion [Fe(SCN)]2+ makin besar. Ini dibuktikan dengan warna merah pekat.
3. Jika ada penambahan ion OH–, maka ion ini akan mengikat ion Fe2+, sehingga akan
terjadi pengurangan ion Fe2+.Dengan demikian, kesetimbangan bergeser ke kiri.
Akibatnya, konsentrasi ion [Fe(SCN)]2+ menjadi berkurang.Ini dibuktikan dengan
warna merah memudar.
4. Jika ada penambahan volume atau pengenceran, berarti memperkecil konsentrasi,
maka kesetimbangan bergeser ke jumlah molekul yang besar atau ke kiri, sehingga
warna memudar. Hal ini karena ion [Fe(SCN)]2+ menjadi berkurang.

C↑ C↓

Bergerak Kearah Rektan Bergerak Kearah Produk


2. Pengaruh Tekanan dan Volume

Penambahan tekanan atau volume hanya memberi pengaruh pada kesetimbangan reaksi yang
melibatkan gas. Sesuai dengan asas Le Chatelier, memperbesar tekanan akan memberikan
pengaruh yang sama dengan memperkecil volume. Demikian juga sebaliknya.

Ketika kita menambahkan tekanan pada sistem, maka reaksi sistem adalah mengurangi
tekanan. Mengurangi tekanan berarti mengurangi jumlah molekul sehingga pergeseran
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mempunyai jumlah koefisien gas lebih kecil.
Contoh; penambahan tekanan pada reaksi:

N2(g) + 3H2(g) ↔2NH3(g)

Pada pihak reaktan (sebelah kiri anak panah) mempunyai jumlah koefisien 4 (1 + 3),
sedangkan pihak produk (sebelah kanan anak panah) mempunyai koifisien 2. Karena
penambahan tekanan, berarti kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang mempunyai
koefisien lebih kecil. Oleh karena itu, pada reaksi di atas, kesetimbangan bergeser ke kanan.
Artinya, konsentrasi NH3 akan bertambah ketika ada penambahan tekanan. Demikian juga
ketika volume diperkecil, maka konsentrasi NH3 menjadi bertambah.

P ↑ V↓ P ↓ V↑

Bergerak Kearah yang Jumlah Bergerak Kearah yang Jumlah


Molnya Sedikit Molnya Besar

3. Pengaruh Suhu

Pengaruh suhu pada pergeseran kesetimbangan berkaitaan dengan reaksi endoterm dan
eksoterm. Menurut asas Le Chatelier , ketika suhu sistem dinaikkan, maka reaksi sistem
adalah dengan menurunkan suhu. Akibatnya, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi
yang menyerap kalor (endoterm). Sebaliknya, jika suhu sistem diturunkan, kesetimbangan
akan bergeser ke pihak reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm).

Contoh:

N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92,2 kJ

Karena ∆H negatif, maka reaksi ke kanan adalah reaksi eksoterm. (Masih ingatkan ya konsep
termokimia, hehe). Sebaliknya, reaksi ke kiri adalah reaksi endoterm.

N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92,2 kJ ==> eksoterm

2NH3(g) ↔ N2(g) + 3H2(g) ∆H = +92,2 kJ ==> endoterm


Ketika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap
kalor (endoterm) atau ke kiri. Demikian juga sebaliknya, ketika suhu diturunkan, maka
kestimbangan akan bergeser ke kanan.

T↑ T↓

Bergerak Kearah Endoterm Bergerak Kearah Eksoterm

Anda mungkin juga menyukai