DOSEN PEMBIMBING:
Ginanjar Putri Nastiti, S. Farm., M. Farm., Apt
DISUSUN OLEH:
Devi Endah Safitri
1702050074
D3 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cairan infus adalah air yang dimurnikan lewat proses penyulingan.
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui
intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai
tindakan pengobatan dan makanan. Cairan infus terdiri dari bermacam jenis
disesuaikan dengan penyakit yang diderita pasien seperti normal salin dan ringer
laktat (RL).
Dalam cairan infus akan dikenal istilah sterilisasi, sterilisasi adalah proses
yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril yang tercipta sebagai akibat
penghancuran dan penghilangan mikroorganisme hidup.
Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah
plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lainnya. Oleh
karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus
intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet
itu sendiri. Cairan infus biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino,
dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena yang
diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada
pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan.
Untuk meminimalisir pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam
kecepatan yang lambat.
B. TUJUAN
1) Mengetahui cara pembuatan sediaan steril
2) Mengetahu cara pembuatan sediaan infus salin NaCl
C. MANFAAT
1) Mahasiswa mampu membuat sediaan steril
2) Mahasiswa mampu membuat sediaan infus salin Nacl
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyeri simplisia nabati
dengan air pada suhu 900 selama 15 menit (FI III).
Cairan salin normal disebut juga cairan isotonik atau infus natrium klorida
(NaCl) 0,9%. Dalam beberapa sumber menyatakan bahwa cairan salin normal
tidak dapat disamakan dengan cairan natrium klorida 0,9%.
Cairan salin normal adalah cairan steril, non pirogenik, tidak mengandung
glukosa dan tidak memiliki efek anti mikroba. Cairan infus ini bening, tidak
berbau, tidak memiliki rasa, dan tidak memiliki partikel-partikel didalamnya, pH
cairan 4,5-7,0.
Bahan aktif yang terdapat pada cairan salin normal adalah natrium dan
klorida. Cairan salin normal adalah cairan kristoloid yang paling banyak
digunakan dalam praktek sehari-hari.
Obat ini digunakan sebagai terapi lini pertama sebagai pengganti cairan
dan elektrolit natrium dan klorida pada kondisi kekurangan cairan misalnya
diare, demam, dehidrasi, cairan irigasi steri; dan sebagai pelarut berbagai jenis
obat.
PRE-FORMULASI
R/ NaCl 0,9%
Norit 0,5%
Aqua p.i ad 100 ml
Bahan:
1) NaCl Crystal
2) Aqua p.i/ Aquadest
3) Norit
B. STERILISASI
No Nama alat/ Bahan Cara Sterilisasi
1. NaCl Autoklaf (1210C, 15 menit) /filtrasi
2. Norit Autoklaf (1210C, 15 menit)
3. Aquadest/ Aqua p.i Autoklaf (1210C, 15 menit)
4. Beaker glass 250 ml Autoklaf (1210C, 15 menit)
5. Corong gelas Autoklaf (1210C, 15 menit)
6. Gelas ukur 100 ml Autoklaf (1210C, 15 menit)
7. Botol syrup 100 ml Autoklaf (1210C, 15 menit)
8. Pipet tetes Desinfeksi
9. Batang pengaduk Autoklaf (1210C, 15 menit)
Diamati secara visual meliputi warna, bau dan penam[pilan fisik sediaan.
Uji kejernihan
Penetapan kejernihan larutan menggunakan tabung reaksi alas datar
diameter 15 mm hingga 25 mm, tidak berwarna, trasparan dan terbuat dari
kaca netral. Masukkan kedalam dua tabung reaksi masing-masing zat uji
dan air atau pelarut yang digunakan higga volume larutan dalam tabung
reaksi terisi setinggi tepat 40 mm. Bandingkan kedua isi tabung dengan latar
belakang hitam. Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang berdifusi,
tegak lurus kearah bawah tabung. Suatu cairan dinyatakan jernih jika
kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila diamati
dibawah kondisi seperti tersebut diatas (Depkes RI, 1995).
Sediaan steril infus normal salin dan water for injection dimasukkan kedalam
masing-masing tabung reaksi.
Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang berdifusi, tegak lurus kearah bawah
tabung dengan latar belakang hitam.
Dimasukan kedalam tabung reaksi dan dilakukan pengamatan secara visual ada
tidaknya bahan partikulat dengan latar belakang hitam.
Uji kebocoran
Wadah tekanan tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan,
dimasukkan kedalam larutan metilen blue 0,1 %. Jika ada wadah yang
bocor maka larutan metilen blue akan masuk kedalam karena perubahan
tekanan luar dan didalam wadah tersebut sehingga larutan dalam wadah
akan berwarna biru. Atau dapat pula dilakukan uji pada wadah infus
dengan cara sediaan dibalikkan dan diletakkan kertas saring dibawahnya.
Sediaan memenuhi syarat jika larutan dlam wadah tidak menjadi biru dan
kertas saring tidak menjadi basah (Agoes,2009)
Dibalik sehingga tutup wadah berada dibagian bawah serta diletakkan kertas
saring dibawahnya
Diambil secukupnya beberapa tetes dengan pipet tetes steril dan diteteskan
pada plat tets