Anda di halaman 1dari 38

RINGKASAN EKSEKUTIF

Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2014-2019 dituangan dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Utara
Tahun 2014-2019, dimana Visi Pembangunan Kabupten Lampung Utara adalah
“Terwujudnya Masyarakat Kabupten Lampung Utara yang Maju, Religius dan
Berbudaya”. Untuk mencapai visi tersebut, terdapat 8 (delapan) misi yang diturunkan,
dan sangat erat kaitannya dengan program reformasi birokrasi. Upaya mewujudkan visi
dan misi melalui program reformasi birokrasi dilaksanakan melalui 8 area perubahan
yaitu:

(1) manajemen perubahan;

(2) penataan peraturan perundang-undangan;

(3) penataan dan penguatan organisasi;

(4) penataan ketatalaksanaan;

(5) penataan sistem manajemen SDM Aparatur;

(6) penguatan pengawasan;

(7) penguatan akuntabilitas kinerja; dan

(8) peningkatan kualitas pelayanan publik.

Kondisi saat ini Pemerintah Kabupten Lampung Utara masih menghadapi berbagai
permasalahan antara lain yaitu belum optimalnya pemahaman pegawai pada peran dan
fungsi aparatur birokrasi sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, kelembagaan
organisasi perangkat daerah belum didasarkan pada hasil analisis jabatan, struktur
organisasi cenderung mengikuti pola maksimal dan masih mengedepankan banyak
jabatan struktural, pelaksanaan bussines proces penyelenggaraan pemerintahan belum
optimal dan cenderung mengabaikan pemenuhan administratif, belum terlaksananya
evaluasi produk hukum daerah yang telah diterbitkan apakah terjadi tumpang tindih atau
terjadi ketidakharmonisan satu dengan yang lainnya, belum semua penyelenggaraan
urusan pemerintahan dibuatkan regulasinya, penempatan pegawai dalam jabatan belum
sepenuhnya berdasarkan kompetensi, banyaknya Lembaga Pengawasan Pemerintah
mengakibatkan adanya overlapping pengawasan meskipun sudah dilakukan upaya
koordinasi, belum optimalnya pelaksanaan Sistem Akuntabilits Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) pada penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, dan belum
optimalnya penyelenggaraan pelayanan publik

.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupten Lampung Utara memiliki
komitmen yang kuat untuk melaksanakan program reformasi birokrasi yang dituangkan
dalam agenda prioritas melalui program quick wins dan 9 program percepatan reformasi
birokrasi. Program quick wins ditetapkan sebagai berikut :
1. Pelayanan Perizinan Sistem Paket. Mulai tahun 2014, Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara akan melakukan perubahan pelayanan perizinan satu pintu dengan
sistem paket. Dengan adanya terobosan ini diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang lebih efisien, mudah, dan aksesibel.
2. Pembentukan Perda tentang Penyelenggaraan Perizinan di Kabupaten Lampung
Utara. Untuk meningkatkan harmonisasi dalam pengaturan Perda terkait
perizinan, maka terobosan yang akan dilakukan adalah penggabungan regulasi
tentang Penyelenggaraan Perizinan di Kabupaten Lampung Utara. Dengan adanya
penggabungan ini diharapkan memudahkan bagi masyarakat memperoleh
informasi tentang penyelenggaraan perizinan. Sementara itu, untuk melaksanakan
9 (sembilan) program percepatan reformasi birokrasi, maka upaya yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Program Manajemen Perubahan, melalui Penataan sistem administrasi
kenaika pangkat otomatis Pegawai Negeri Sipil.
2. Program penataan organisasi, melalui Program kajian pembentukan
kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah, Program penataan Organisasi
Perangkat Daerah, Program asistensi dan fasilitasi pembentukan
UPTD/UPTB, dan Program revisi Perbup Tupoksi Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Lampung Utara.
3. Program penataan ketatalaksanaan, melalui Program Penyusunan Standar
Operating Prosedur, dan Program Penyusunan Pedoman Tata Naskah Dinas.
4. Program penataan peraturan perundangan, melalui Program Penyusunan Rencana
Kerja Rancangan Peraturan Perundang-Undangan, Program Fasilitasi sosialisasi
peraturan Perundang-undangan, Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemda
Bidang SJDI dan Penyuluhan Hukum, dan Pelayanan bantuan hukum pemda.
5. Program penataan sumber daya aparatur, melalui Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur, Program Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) berbasis IT integrated, Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur, Program Implementasi Regulasi ASN, Penyusunan
Regulasi untuk Peningkatan Kapasitas Tematik SDM bidang kepegawaian,
Program Analisis Jabatan, Analisis Beban kerja dan Evaluasi Jabatan.
6. Program penguatan pengawasan, melalui pengawasan internal secara berkala,
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan lingkup Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara, penanganan kasus/pemeriksaan khusus, evaluasi LAKIP SKPD
Lingkup Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, evaluasi LPPD Lingkup
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, gelar pengawasan atas pemeriksaan APIP,
dan penerapan zone integritas.
7. Program penguatan akuntabilitas, melalui Program Penyusunan RPJMD, Program
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan dokumen perencanaan,
Pengembangan Sistem Media Informasi Perencanaan Pembangunan,
Pengembangan Forum Perencana SKPD dan Pengembangan Peran Staf
Penghubung.
8. Program peningkatan pelayanan publik, melalui Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Bidang Pendidikan, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik Bidang Kesehatan, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Bidang Lingkungan Hidup, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Bidang Pekerjaan Umum , Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Bidang Kebersihan, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang
Kependudukan dan Catatan Sipil, dan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik Bidang Perizinan.
9. Program monitoring dan evaluasi meliputi monitoring, evaluasi dan pelaporan
tahunan dan lima tahunan. Program percepatan reformasi birokrasi tersebut akan
dilaksanakan secara berkesinambungan pada tahun 2014-2018. Tahapan persiapan
telah dimulai sejak tahun 2013, sehingga pada tahun 2014 s.d. 2018 adalah masa
penyusunan dokumen reformasi birokrasi dan pengembangan serta
implementasinya. Program reformasi birokrasi akan melibatkan semua pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung Utara.
Sementara itu, anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 126.902.302.024,-. Dengan komitmen dan
optimalisasi sumberdaya yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara
menetapkan kriteria keberhasilan reformasi birokrasi yang ditunjukan dengan
pencapaian sasaran reformasi birokrasi sebagai berikut:

No Sasaran Indikator Baseline Target


(2013) 2018
1 Terwujudnya pemerintahan yang Opini BPK WDP WTP
bersih dan bebas KKN IPK 5,39 5,41
2 Meningkatnya kualitas pelayanan Hasil Survey B A
publik kepada masyarakat IKM
3 Meningkatnya kapasitas dan Penilaian C B
akuntabilitas kinerja birokrasi LAKIP
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dinamika kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan sekarang ini menuntut


setiap aparatur pemerintahan untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
yang terjadi. Salah satu upaya itu, adalah dengan melakukan reformasi Biankrasi.
Reformasi Birokrasi, pada tataran struktural dilakukan melalui penataan kembali
organisasi pemerintahan agar lebih tanggap terhadap tuntutan kepentingan masyarakat.
Sementara reformasi Birokrasi pada tataran kultural dilakukan melalui pengembangan
profesionalitas dan penguatan etos kerja aparatur pemerintahan. Reformasi Birokrasi
merupakan langkah terencana yang dilakukan Pemerintah, untuk membangun dan
mengembangkan kinerja Birokrasi pemerintahan.

Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan kepemerintahan yang


baik. Titik berat dari pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan kualitas
pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis, dan terpadu.
Reformasi Birokrasi, mustahil akan terwujud jika tata pemerintahan masih memberikan
peluang terhadap praktik-praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Selain
memberantas praktik KKN, reformasi Birokrasi harus dijalankan dengan meningkatkan
budaya kerja, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para penyelenggara negara
terhadap prinsip-prinsip good governance. Para Pegawai Negeri didorong untuk
meningkatkan budaya kerja yang efektif, efisien, dan profesional dalam melayani
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Reformasi Birokrasi merupakan perubahan signifikan elemen-elemen Birokrasi, antara


lain kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas,
pengawasan, dan pelayanan publik.
Hal yang penting dalam reformasi Birokrasi adalah perubahan mind-set dan culture-set
serta pengembangan budaya kerja. Reformasi Birokrasi diarahkan pada upaya-upaya
mencegah dan mempercepat pemberantasan korupsi secara berkelanjutan, dalam
menciptakan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa (good governance),
pemerintah yang bersih (clean government ), dan bebas KKN.

Keseluruhan aspek dimaksud saling terkait satu sama lain. Perubahan di satu aspek akan
memberikan pengaruh kausal pada aspek lain. Karena itu, reformasi Birokrasi
membutuhkan waktu yang panjang, biaya yang tidak sedikit, serta konsistensi, kesabaran,
pantang menyerah dan pengorbanan besar dari para pelakunya. Dengan demikian, maka
pendekatan reformasi Birokrasi yang dilakukan harus merupakanpendekatan yang
sistematis, terstruktur, bertahap, dimana satu tahapan harus menghasilkan output yang
memberikan dampak penguatan perubahan pada tahapan selanjutnya.

Terkait dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara menempatkan
Reformasi Birokrasi sebagai agenda prioritas, dituangkan dalam dokumen Road Map
Reformasi Birokrasi yang diharapkan dapat mendukung akselerasi pencapaian visi dan
misi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara yang tertuang dalam rencana pembangunan
jangka menengah maupun jangka panjang.

Road Map Reformasi Birokrasi Kabupaten Lampung Utara ini merupakan bentuk
oprasionalisasi yang menggambarkan rencana rinci reformasi Birokrasi dari satu tahap ke
tahapan berikutnya selama lima tahun dengan sasaran pertahun yang jelas. Sasaran tahun
pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun berikutnya, demikian seterusnya.
Berdasarkan realita empiris, embrio reformasi Birokrasi sebelumnya telah dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Utara melalui program-program dan kegiatan-
kegitan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah satu tahun (RKPD) maupun
lima tahunan (RPJMD). Dengan dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Kabupaten
Lampung Utara ini, diharapkan dapat mendukung akselerasi terwujudnya Pemerintah
Kabupaten Lampung Utara yang Maju, Religius dan Berbudaya, dengan karakteristik
adaptif, berintegritas, profesional, berkinerja tinggi, bebas dan bersih Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN), mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, memegang
teguh nilai nilai dasar dan kode etik aparatur negara

B. TUJUAN ROAD MAP Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) bertujuan untuk
memberikan arah pelaksanaan reformasi Birokrasi di Pemerintah Kabupaten Lampung
Utara agar berjalan efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, dan
berkelanjutan untuk mewujudkan Kabupaten Lampung Utara yang Maju, Religius dan
Berbudaya
C. DASAR HUKUM REFORMASI BIROKRASI Pelaksanaan reformasi Birokrasi
didukung oleh komitmen nasional, hal ini ditegaskan dalam :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025, yang menyebutkan bahwa pembangunan aparatur
negara dilaksanakan melalui reformasi Birokrasi;
2. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014 yang menegaskan reformasi Birokrasi sebagai
prioritas utama;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
4. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-
2014;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan,Penetapan, dan
Pembinaan Reformasi Birokrasi Pada Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road
Map Reformasi B

D. PENGERTIAN
Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi
Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima)tahun sekali dan merupakan
rencana rinci pelaksanaan reformasi Birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selama
lima tahun dengan sasaran pertahun yang jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi
dasar bagi sasaran tahun berikutnya, begitupun sasaran tahun-tahun berikutnya
mengacu pada sasaran tahun sebelumnya

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara
Tahun 2014-2018 mencakup : 1.Pendahuluan. Bagian ini memberikan gambaran
tentang latar belakang perlunya Road Map Reformasi Birokrasi, Tujuan, Dasar
Hukum, dan Ruang Lingkup.

Gambaran Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Bagian ini akan
memberikan penjelasan mengenai :
a. Profil Pemerintah Kabupaten Lampung Utara;
b. Identifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
di Pemerintah Kabupaten Lampung Utara;
c. Capaian kinerja pembangunan yang dihasilkan melalui reformasi birokrasi di
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara; dan
d. kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan reformasi
birokrasi.
3. Agenda Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Lampung
Utara.Bagian ini akan menguraikan mengenai :
a. Tahapan pelaksanaan reformasi birokrasi;
b. Fokus perubahan reformasi birokrasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara; (
c. Sasaran strategis dan indikator keberhasilan reformasi birokrasi;
d. Rencana program dan outcome yang diharapkan; (
e. Matriks rencana aksi pelaksanaan reformasi birokrasi;
f. Quick Wins; dan
g. Inovasi dalam reformasi birokrasi.

4. Monitoring dan Evaluasi. Bagian ini akan menguraikan mekanisme monitoring dan
evaluasi yang dilakukan untuk menjamin konsistensi, efektivitas dan keberlanjutan
serta dampak pelaksanaan reformasi birokrasi bagi masyarakat.
5. Penutup. Bagian ini menjadi penutup yang memberikan penegasan arahan-arahan atas
dokumen Roadmap Reformasi Birokrasi bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara.
BAB II
GAMBARAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH
KABUPATEN LAMPUNG UTARA

A. PROFIL PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA


1. Sejarah Singkat Pemerintah Kabupaten Lampung Utara.
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara terbentuk berdasarkan Undang-undang
Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 4
Tahun 19565 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55)
dan Undang-undang Darurat nomor 6 Tahun 1956 Nomor 57 tentang
pembentyukan Daerah Tingkat II termasuk Kota Praja dalam lingkungan
Tingkat I Sumatara Selatan sebagai Undang-undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indoensia Nomor 1821)

2. Visi dan Misi.

Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2014-2018 akan tertuang
pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014-2018, dimana Visi Pembangunan
Kabupaten Lampung Utara adalah “ Mewujudkan Kabupaten Lampung Utara
yang Aman, Maju, Sejahtatera, Agamis dan Bermartabat “. Makna kata kunci
yang terkandung dalam visi adalah sebagai berikut :
a. Kabupaten Lampung Utara
Kabupaten Lampung Utara meliputi wilayah beserta seluruh isinya, yang
berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas administratif tertentu,
yang sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
b. Aman
Suatu keadaan masyarakat yang bebas dari berbagai intimidasi, ancaman,
dan tekanan dari pihak manapun, bebas dari rasa ketakutan dan kecemasan
baik secara jasmaniah maupun rohaniah, dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat dan bernegara.
c. Maju
Suatu keadaan masyarakat yang mencapai kemajuan mencakup domain
perekonomian, sains dan teknologi, kesehatan dan pendidikan serta
civilization (politik dan hukum).
d. Sejahtera
Suatu keadaan masyarakat, yang mencapai tingkat keseimbangan hidup,
yang merupakan buah dari kemampuan seseorang, untuk memenuhi
tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi rohani, akal, dan jasad.
e. Agamis
Suatu keadaan dalam lingkungan masyarakat, yang dalam kehidupan
sehari-harinya, memiliki kesadaran disamping sebagai makhluk individual,
makhluk sosial juga sebagai makhluk spiritual.
f. Bermartabat
Suatu keadaan masyarakat, yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menghormati hak asasi manusia serta memahami hak dan
kewajiban dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Untuk mencapai Visi Kabupaten Lampung Utara “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten


Lampung Utara yang Maju, Religius dan Berbudaya”terdapat 8 (delapan) misi yang
diturunkan dari visi tersebut, yaitu:
a. Mewujudkan rasa aman, nyaman dan tentram bagi masyarakat Kabupaten Lampung
Utara
b. Mewujudkan layanan prima aparatur pemerintah ynag memiliki kompetensi dan
profesionalisme kepada masyarakat Kabupaten Lampung Utara .
c. Mewujudkan infrastruktur yang baik, kesejahteraan dan kemandirian ekonomi
masyarakat Kabupaten Lampung Utara
d. Menyediakan layanan kesehatan gratis, prima dan berkualitas bagi Masyarakat
Kabupaten Lampung Utara
e. Menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas SD dan SMP bagi masyarakat
Kabupaten Lampung Utara
f. Memaksimalkan potensi sektor strategis daerah bagi mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, fokus pada sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan pariwisata
g. Meningkatkan IMTAK dan IPTEK bagi masyarakat Kabupaten Lampung Utara
h. Menjaga dan melestarikan budaya daerah sebagai perekat dan pemersatu masyarakat
Kabupaten Lampung Utara

3. Organisasi Perangkat Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Bupati dibantu oleh perangkat daerah agar
dapat melaksanakan seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan
koordinasi yang diwadahi dalam bentuk sekretariat, unsur pengawas diwadahi dalam
bentuk inspektorat, unsur perencana diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung
tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat
spesifik diwadahi dalam bentuk lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan
daerah diwadahi dalam bentuk dinas daerah.
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Lampung Utara semenjak
dilaksanakan otonomi daerah Tahun 1999 telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir terkait dengan restrukturisasi organisasi perangkat daerah mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota.

Berdasarkan peraturan tersebut, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara telah menetapkan


Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, sebagai berikut :
1. Peraturan Bupati Kabupaten Lampung Utara Nomor 42 Tahun 2016 sebagaimana
telah diubah berapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung
Utara Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati
Kabupaten Lampung Utara Nomor 42 Tahun 2016 tentang Pembentukan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung yang secara
proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas sehingga menjadi
organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), serta dapat berjalan lebih
efektif dan efisien sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 dan
Permendagri Nomor 57 tahun 2007

Sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut yaitu :


A. Sekretariat Daerah terdiri dari 3 Asisten dan 10 Bagian, yaitu :
a. Asisten Bidang Pemerintahan dan Hukum membawahi dan mengkoordinasikan
:
- Bagian Pemerintahan
- Bagian Hukum
- Bagian Hubungan Masyarakat

b. Asisten Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejateraan Rakyat membawahi


dan mengkoordinasikan :
- Bagian Bina Perekonomian
- Bagian Administrasi Pembangunn
- Bagian Kesejahteraaan Rakyat
- BagianPengadaan Barang / Jasa

c. Asisten Bidang Administrasi Umum membawahi dan mengkoordinasikan :


- Bagian Administrasi Umum
- Bagian Organisasi
- Bagian Keuangan dan Perlengkapan
- Bagian Protokol
B. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Utara.
C. Dinas Daerah Terdiri dari :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum dan penataan Ruang
4. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
5. Satuan Pamong Praja;
6. Dinas Sosial
7. Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
8. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
9. Dinas Ketahanan Pangan
10. Dinas Lingkungan Hidup
11. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
12. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
14. Dinas Perhubungan
15. Dinas Komunikasi dan Informatika
16. Dinas Koperasi,Usaha Mikro,Kecil dan menengah dan Perindustrian
17. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
18. Dinas Kepmudaan,Olah Raga dan Pariwisata
19. Dinas Perpustakaan dan Arsip
20. Dinas Perikanan
21. Dinas Pertanian
22. Dinas Perdagangan

D. Lembaga Penunjang Terdiri dari :


1. Badan Pengelola Keuangan dan Aset
2. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
4. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
5. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
6. Badan penanggulangan Bencana

E. Kecamatan Terdiri dari :


1. Kecamatan Bukit Kemuning
2. Kecamatan Abung Tinggi
3. Kecamatan Tanjung Raja
4. Kecamatan Abung Barat
5. Kecamatan Abung Tengah
6. Kecamatan Kotabumi
7. Kecamatan Kotabumi Utara
8. Kecamatan Kotabumi Selatan
9. KecamatanAbung Selatan
10. Kecamatan Abung Semuli
11. Kecamatan Abung Timur
12. Kecamatan Abung Surakarta
13. Kecamatan Sungkai Selatan
14. Kecamatan Bunga Mayang
15. Kecamatan Muara Sungkai
16. Kecamatan Sungkai Utara
17. Kecamatan Hulu Sungkai
18. Kecamatan Sungkai Tengah
19. Kecamatan Abung Pekurun
20. Kecamatan Sungkai Jaya
21. Kecamatan Sungkai Barat
22. Kecamatan Abung Kunang
23. Kecamatan Blambangan Pagar

F. Kelurahan Terdiri dari :


1. Kelurahan Bukit Kemuning
2. Kelurahan Tanjung Aman
3. Kelurahan Sindang Sari
4. Kelurahan Kotabumi Ilir
5. Kelurahan Kotabumi Tengah
6. Kelurahan Kotabumi Udik
7. Kelurahan Kotabumi Pasar
8. Kelurahan Cempedak
9. Kelurahan Sribasuki
10. Kelurahan Rejosari
11. Kelurahan Kota Gapura
12. Kelurahan Kelapa Tujuh
13. Kelurahan Tanjung Harapan
14. Kelurahan Tanjung Seneng
15. Kelurahan Kota Alam

4. Sumber Daya

Aparatur Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam mendukung kelancaran dan


keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggara pemerintah yang profesional,efisien efektif,
tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan perubahan dinamika lingkungan, serta untuk
mampu memberikan pelayanan masyarakat menuju pelayanan prima memiliki PNS
sebanyak 8.886 orang
G. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI
BIROKRASI
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan di 8 (delapan) area Perubahan adalah :
1.Permasalahan pada area organisasi adalah kelembagaan organisasi perangkat
daerah belum didasarkan pada hasil analisis jabatan, struktur organisasi
cenderung mengikuti pola maksimal dan masih mengedepankan banyak jabatan
struktural, berkembangnya Lembaga Non Struktural sebagai amanat peraturan
perundang-undangan sektoral, mengakibatkan ketepatan fungsi dan ukuran
organisasi perangkat daerah belum memberikan hasil terbaik dalam mencapai
tujuan, sasaran strategis serta visi misi.
2.Permasalahan pada area ketatalaksanaan adalah pelaksanaan bussines proces
penyelenggaraan pemerintahan belum optimal dan cenderung mengabaikan
pemenuhan administratif, belum seluruh aspek ketatalaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan terstandarisasi, sistem dan prosedur birokrasi
belum berjalan cepat dalam merespon pelayanan publik, dan belum didukung
penggunaan teknologi informasi.Hal ini mernyebabkan pegawai atau petugas
terkait merasa berada pada pihak yang di butuhkan, dicari serta yang memiliki
kewenangan. Sedangkan, pada proses bisnis untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan tugas dan fungsi di unit-unit kerja dibutuhkan adanya instrument yang
bersifat teknis. Instrumen tersebut menggambarkan bagaimana suatu proses
pelaksanaan kegiatan dilakukan yang disebut dengan Standard Operating
Procedure (SOP). Namun, SOP yang di buat pada unit-unit kerja di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara saat ini belum melalui tahap evaluasi
dan penetapan oleh Kepala Daerah. Belum adanya SOP yang baku tersebut
mengakibatkan tidak ada kejelasanmengenai waktu, biaya maupun sasaran
program dan kegiatan.
3.Permasalahan pada area peraturan perundang-undangan adalah belum
terlaksananya evaluasi produk hukum daerah yang telah diterbitkan apakah
terjadi tumpang tindih atau terjadi ketidakharmonisan satu dengan yang
lainnya, dan belum semua penyelenggaraan urusan pemerintahan dibuatkan
regulasinya, masih terdapat Peraturan Perundang-undanagan di daerah yang
belum selaras dengan PeraturanPerundang-undangan yang lebih tinggi, dan
masih terdapat multi tafsir, inkonsisten terhadap peraturan daerah. Disamping
itu masih ada peraturan perundang-undangan yang belum disesuaikan dengan
dinamika perubahan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
4.Permasalahan pada area sumber daya aparatur adalah penempatan pegawai
dalam jabatan belum sepenuhnya berdasarkan kompetensi sehingga pada
beberapa Satuan Kerja terjadi mismatch dalam kompetensi, distribusi pegawai
tidak proporsional dengan beban kerja, kinerjaaparatur yang rendah dan
kurangnya disiplin, pola karir belum dilaksanakan dengan baik, dan pendidikan
dan latihan belum didasarkan kepada perencanaan kebutuhan diklat.
5.Permasalahan pada area pengawasan adalah banyaknya Lembaga Pengawasan
Pemerintah mengakibatkan adanya overlapping pengawasan meskipun sudah
dilakukan upaya koordinasi, belum optimalnya pelaksanaan Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di masing-masing Satuan Kerja,
cepatnya perubahan instrumen penyelenggaraan pemerintahan, dan makin
canggihnya modus penyimpangan menuntut peningkatan profesionalisme
aparatur pengawasan internal pemerintah secara berkesinambungan.
6.Permasalahan pada area akuntabilitas adalah belum optimalnya pelaksanaan
Sistem Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, belum sinergis dan
konsistennya pelaksanaan manajemen kinerja, dan masih lemahnya
pemahaman dan komitmen para pelaksana penyelengara pemerintahan dan
pembangunan dalam mengimplementasikan manajemen
.
7.Permasalahan pada area pelayanan publik adalah belum optimalnya
penyelenggaraan pelayanan publik, sistem dan prosedur pelayanan yang belum
sepenuhnya dilaksanakan dengan baik berdasarkan standar pelayanan publik
yang disusun, dan tekonologi informasi belum dapat dimanfaatkan secara
optimal dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
8.Permasalahan pada area pola pikir dan budaya kerja adalah belum optimalnya
pemahaman pegawai pada peran dan fungsi aparatur birokrasi sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat, belum optimalnya penegakan disiplin pegawai
dalam mematuhi ketentuan jam dan hari kerja, dan belum optimalnya sistem
pemberian reward dan punishment, mengakibatkan kurang maksimalnya kinerja
pegawai dalam mejalankan tugas pokok dan fungsinya

C.CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN MELALUI REFORMASI BIROKRASI

1. Demografi
Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah otonom secara geografis terletak
diantara 4.340 – 5.060 Lintang selatan dan 104.300 – 105.080 Bujur Timur,
dengan luas wilayah mencapai 2,725,63 Km2 atau 7,72 % dari luas wilayah
Propinsi Lampung (35.288,35 KM2). Secara administratif batas wilayah
Kabupaten Lampung Utara meliputi :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara sesuai data BPS Kabupaten


Lampung Utara, 2017 sebanyak 612.100 jiwa dengan perbandingan jumlah
penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk perempuan,
sedangkan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 223,55 jiwa per kilometer
persegi dengan laju pertumbuhan sebesar 053 persen.
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara sesuai data BPS Kabupaten
Lampung Utara, 2016 sebanyak 609,304 jiwa dan pada tahun 2017 mengalami
kenaikan menjadi 25.207 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,53 persen.
Kecamatan dengan penduduk tertinggi adalah Kecamatan kotabumi dengan
jumlah penduduk sebanyak 79.574 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 885
jiwa/km2 sementara kecamatan dengan penduduk paling sedikit adalah
Kecamatan Abung Pekurun dengan jumlah penduduk sebanyak 53.649 jiwa
dengan kepadatan penduduk sebesar 61 jiwa/km2, sebagaimana tertera pada Tabel
2.3 berikut ini
Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2016-2017

Luas daerah Jumlah Penduduk Kepadatan


Kecamatan Tahun 2016 Tahun 2017
KM2 Jiwa Jiwa KM/jiwa
Bukit Kemuning 114,98 41.595 41.785 361,76
Kotabumi 59,11 52.308 52.308 884,93
Sungkai Selatan 94,95 21.724 21.823 242,32
Tanjung Raja 331,70 30.683 21.823 93,54
Abung Timur 104,47 34.234 34.390 327,69
Abung Barat 60,26 18.665 18.750 310,67
Abung Selatan 191,40 49.461 49.688 349,89
Sungkai Utara 127,59 9.989 34.765 271,23
Kotabumi Utara 100,00 31.787 31.933 181,44
Kotabumi Selatan 179,41 69.373 69.694 635,64
Abung Tengah 161,24 16.721 16.798 182,44
Abung Tinggi 133,06 16.407 16.483 123,31
Abung Semuli 96,88 24.816 24.930 256,15
Abung Surakarta 110,51 27.955 28. 232 254,31
Muara Sungkai 118,69 14.103 14. 243 119,15
Bunga Mayang 125,76 31.991 33.079 261,83
Hulu Sungkai 92,63 14.318 14.383 154,57
Sungkai Tengah 111,60 16.325 16.400 146, 28
Abung Pekurun 114,16 11.282 11.333 61,49
Sungkai Jaya 55,21 9.989 10.037 191,36
Sungkai Barat 65,52 12.680 12.738 183,87
Abung Kunang 35,25 9.536 9.579 237,21
Blambangan Pagar 141,35 17.241 17.320 90,08
2,725,63 609.304 612.100 223,55
Sumber Data dari BPS Lampung Utara Tahun 2018

Perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Utara


dalam kurun waktu dua tahun tahun terakhir cenderung terus meningkat, hal tersebut
tidak lepas dari selain adanya pertumbuhan penduduk alami juga karena adanya migrasi..

Berdasarkan data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2017 sebesar
65,29 % yang artinya dari seluruh jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten
Lampung Utara yang aktif secara ekonomi sebesar 65,29 % Sementara itu tingkat
pengangguran di Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2017 sebesar 4,98 % turun
menjadi 6,70% pada tahun 2011, hal ini menunjukkan kesempatan kerja di Kabupaten
Lampung Utara cukup tinggi yaitu 93,30%. sebagaimana tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4

Penduduk dan ketenagakerjaan di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2010-2011

No Komponen Tahun
2016 2017
1 Jumlah Penduduk 609.354 612.100
2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK %) 65,29 65,29
3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT %) 4,98 4,98
Sumber Data BPS Lampung Utara Tahun 2018
2. Sektor Kesejahteraan Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menganalisis pembangunan
ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktivitas
perekonomian suatu daerah. Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang
ekonomi adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan sesuai dengan
yang ditergetkan, sebagaimana tabel 2.5 berikut ini.

Tabel 2.5

Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2016-2018

No Uraian 2016 2017


1 Pertumbuhan PDRB 5,80 5,80
Sumber data BPS Lampung Utara Tahun 2018

Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Lampung , Kabupaten Lampung Utara sedikit
banyak pasti terpengaruh dengan situasi perekonomian provinsi dan perekonomian
nasional. Perekonomian Kabupaten Lampung Utara pada Tahun 2017 tumbuh sebesar
5.10 persen.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kumulatif (c to c) , yaitu PDRB triwulan I sampai


dengan triwulan IV secara komulatif Tahun 2016 dibandingkan dengan periode yang
sama Tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 5,10 persen. Ini berarti Kabupaten
Lampung Utara mengalami peningkatan namun tidak secepat pada Tahun 2016 yang
mengalami pertumbuhan 5,43 persen.

Secara umum, sektor industri pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa, serta sektor
pertanian mengalami pertumbuhan yang melambat sebaliknya sektor industri pengolahan,
sektor perdagangan, serta sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih baik
dibanding tahun sebelumnya.

a. Laju Inflasi Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Utara diikuti dengan


meningkatnya laju inflasi, hal ini perlu diwaspadai agar laju inflasi tidak lebih tinggi
dibandingkan dengan besaran pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Utara.
Laju inflasi di Kabupaten Lampung Utara mengalami kenaikan dari 3,14% pada tahun
2009 menjadi 11,07% pada tahun 2016, namun demikian pada tahun 2017, laju inflasi
Kabupaten Lampung Utara turun menjadi 6,55%.
b. Kesejahteraan Sosial Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial meliputi indikator
angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka
pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi,
angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio
penduduk yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kabupaten
Lampung Utara periode 2014-2018 pada masing-masing indikator sebagai berikut:
1. Pendidikan
Pembangunan pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Sasarannya adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas
melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat, tercapainya efektivitas dan
efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta tercukupinya sarana dan prasarana
pendidikan. Beberapa indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat
dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi
Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang
ditamatkan. APK adalah persentase anak usia sekolah yang memperoleh kesempatan
pendidikan. APK SMP dan SMA mulai tahun 2014-2018 sudah di atas 100 %. Lihat
tabel 2.6 berikut ini:
Tabel 2.6

Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Indikator Pendidikan


Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014-2018

No Uraian Tahun
2016 2017
1 angka Partisipasi Kasar
-SD/MI/Paket A 43,53 43,53
-SMP/MTs/Paket B 93,37 93,37
-SMA/SMK/MA/Paket C 80,13 80,13
2 Angka Partisipasi Murni
-SD/MI/Paket A 97,07 97,07
-SMP/MTs/Paket B 76,42 76,42
-SMA/SMK/MA/Paket C 64,58 64,58
Sumber data BPS Lampung Utara Tahun 2018

Angka pendidikan yang ditamatkan belum dapat menjangkau 100%, hal ini menunjukkan
bahwa masih adanya peserta didik yang belum dapat menuntaskan pendidikannya.
Namun angka pendidikan yang ditamatkan mengalami peningkatan setiap tahunnya

2. Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator bidang kesehatan, di mana
angka kematian bayi selama lima tahun mengalami penurunan dari 4,1 per 1000
kelahiran hidup pada 2016 menjadi 2,0 per 1000 kelahiran hidup pada 2017. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan pelayanan kesehatan. Selama kurun waktu empat
tahun terakhir prevalensi gizi buruk yang ditangani mengalami fluktuasi sejumlah 6
bayi pada 2014 kemudian naik menjadi 27 bayi pada 2015 dan terakhir pada tahun 2018
mengalami kenaikan sejumlah 26 Lihat tabel 2.7 berikut ini:
Tabel 2.7

Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Indikator KesehatanKabupaten Lampung Utara Tahun


2014-2018

Uraian Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Angka Kematian Bayi 102 61 41 20 41
Per/1000 Kelahiran Hidup
Pevalensi Gizi Buruk yang 6 27 27 10 26
ditangani
Sumber data Dinas Kesehatan Tahun 2018

3. Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lampung Utara selama periode 2012-2016
mengalami kecenderungan fluktuatif. Berdasarkan hasil rekapitulasi Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Lampung Utara pada 2012
jumlah penduduk miskin sebanyak 148.600 kepala keluarga, meningkat menjadi
sebanyak 139.500 kepala keluarga pada 2016. SebagaimanaTabel 2.8 beriut ini:
Tabel 2.8
Rasio Penduduk Miskin Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012-2016

Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Penduduk Miskin 148,600 142.000 140.700 140.400 139.500
Rasion Penduduk Miskin 25,7 23,67 23,32 23,20 22,92
Sumber data BPS 2018

Rasio penduduk miskin pada 2012 sebesar 25,7 % dan pada 2016 mengalami penurunan
yang cukup signifikan hanya menjadi sebesar 22,92 % atau terjadi penurunan rasio
penduduk miskin sebesar 2,78% selama kurun waktu 2012-2016. Penurunan dimaksud
karena adanya berbagai intervensi program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Lampung Utara yang langsung menyentuh ke masyarakat yang didukungpola identifikasi
dan verifikasi penduduk miskin yang mendekati kondisi riil

4. Kondisi Aparatur
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam mendukung kelancaran dan keterpaduan
tugas dan fungsi penyelenggara pemerintah yang profesional, efisien efektif, tanggap
terhadap aspirasi masyarakat dan perubahan dinamika lingkungan, serta untuk mampu
memberikan pelayanan masyarakat menuju pelayanan prima memiliki PNS Non Guru
dan Guru sebanyak 8.886E orang, sebagaimana tabel 2.9 dan 2.10 berikut ini:

Tabel 2.10
Data Pegawai Menurut Jenis Kelamin Lingkup Pemerintah Kabupaten Lampung Utara T.A. 2017

Jenis Kelamin Jumlah

L 3.623
P 5.263
Jumlah 8.886
Sumber Data BPS Tahun 2018

H. KEBUTUHAN DAN HARAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN ATAS


REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN LAMPUNG UTARA.
Pemangku kepentingan (stakeholders) memegang peranan penting untuk memberikan
daya dorong bagi terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal
tersebut langkah-langkah utama yang perlu mendapat perubahan guna mewujudkan
sasaran reformasi birokrasi di Kabupaten Lampung Utara seperti:
1. mendapatkan komitmen yang kuat dari Bupati Kabupaten Lampung Utara;
2. melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara;
3. membentuk Tim Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara;
4. menetapkan road map atau delapan area perubahan di Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara;
5. menerapklan manajemen berbasis kinerja;
6. menginformasikan upaya dan hasil secara berkala, termasuk Quick Wins;
7. melaksanakan menitoring dan evaluasi(PMPRB); serta
8. menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi juga merupakan langkah-langkah
utama yang perlu mendapat perubahan yang dapat mewujudkan kebutuhan dan
harapan dari sasaran reformasi birokrasi.
BAB III

AGENDA PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

A. FOKUS PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN


LAMPUNG UTARA.
Untuk melakukan perubahan dalam manajemen pemerintahan, fokus pelaksanaan
reformasi birokrasi diarahkan pada area perubahan dibidang:

1. Penataan dan Penguatan Organisasi Hal-hal yang telah dicapai dalam penataan
dan penguatan organisasi ialah:
a. Program dan kegiatan kajian pembentukan kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan
seperti: review regulasi bidang kelembagaan OPD, dan Pengkajian naskah
akademik pembentukan OPD dengan pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan
kegiatan reformasi birokrasi diharapkan akan: terwujudnya kelembagaan
OPD yang mampu membantu proses penyelenggaraan pemerintahan sesuai
kebutuhan daerah secara efektif dan efisien; adanya review regulasi dibidang
kelembagaan OPD secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Menteri, Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati); adanya naskah
akademik pembentukan OPD yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Menteri, Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati).
b. Program dan kegiatan penataan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: Penyusunan Draf Raperda
Pembentukan Kelembagaan OPD dengan pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan
kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan: terwujudnya OPD yang tepat
fungsi dantepat ukuran sesuai dengan karakteristik kondisi dan kebutuhan
daerah berdasarkan dokumen yang tersedia di masing-masing SKPD;adanya
draf raperda sebagai dasar perencanaan dalam pembentukan kelembagaan
OPD untuk ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum.
c. Program dan kegiatan Penataan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang
terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: Penyusunan draf raperda
pembentukan kelembagaan OPD dengan pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan
kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan: terwujudnya OPD yang tepat
fungsi dantepat ukuran sesuai dengan karakteristik kondisi dan kebutuhan
daerah berdasarkan dokumen yang tersedia di masing-masing SKPD;adanya
draf raperda sebagai dasar perencanaan dalam pembentukan kelembagaan
OPD untuk ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum.
d. .Program dan kegiatan asistensi dan fasilitasi pembentukan UPTD/UPTB
yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: review regulasi
pembentukan UPTD/UPTB; pengkajian pembentukan UPTD/UPTB; dan
penyusunan Perbup Pembentukan UPTD/UPTB dengan pencapaian program
dan kegiatan reformasi birokrasi.
e. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi
birokrasi yang diharapkan: terwujudnya SKPD paham dan mampu mengelola
sistem dan mekanisme pembentukan UPTD/UPTB yang tepat fungsi dan
tepat ukuran dalam membantu proses penyelenggaraan tugas-tugas SKPD
pemerintahan Kabupaten Lampung Utara; adanya Regulasi pembentukan
UPTD/UPTB secara berkala sesuai dengan UU, PP, Permen, Perda dan
Perwal yang berlaku; adanya dokumen pengkajian pembentukan
UPTD/UPTB untuk memenuhi kebutuhan SKPD; adanya perwal
Pembentukan UPTD/UPTB sebagai dasar perencanaan dalam memenuhi
kebutuhan SKPD.
f. Program dan Kegiatan revisi PerbupTupoksi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Lampung Utara yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan
seperti: pemetaan tugas pokok dan fungsi; kajian perbup tupoksi SKPD
terkait; dan revisi perwal tugas pokok dan fungsi SKPD terkait dengan
pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal
tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang
diharapkan: terwujudnya ketersesuaian peran dan fungsi SKPD terhadap
tupoksinya dalam penyelenggaraan pemerintahan; adanya dokumen pemetaan
Tupoksi; adanya dokumen kajian Perbup Tupoksi masing-masing SKPD;
adanya perwal tupoksi SKPD terkait.

2. Penataan Tatalaksana
Berdasarkan visi, misi, tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kabupaten Lampung
Utara telah ditetapkan kegiatan proses inti dan proses pendukung yang
dituangkan dalam bentuk Standard Operating Procedures (SOP) dari seluruh unit
kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, dengan program
Penyusunan SOP SKPD yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan seperti:
inventarisasi SOP SKPD; review SOP SKPD; evaluasipelaksanaan SOP SKPD;
penyusunan draft SOP; pembahasan draft SOP; uji publik SOP; penetapan SOP;
dan sosialisasi SOP. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi yang diharapkan: Pemerintah Kabupaten Lampung Utara
mampu menyelenggarakan proses kepemerintahannya melalui kinerja SKPD yg
bekerja berdasarkan pada SOP yangg jelas, berkualitas, tepat fungsi dan ukuran;
terkumpulkannya data SOP seluruh SKPD di Pemerintahan Kabupaten Lampung
Utara; adanya analisa & terpetakannya kebutuhan SOP berdasarkan tugas dan
fungsi masing-masing SKPD di Pemerintahan Kabupaten Lampung Utara;
adanya evaluasi terhadap pelaksanaan SOP SKPD di Pemerintahan Kabupaten
Lampung Utara; adanya evaluasi terhadap pelaksanaan SOP SKPD di
Pemerintahan Kabupaten Lampung Utara; tersusunnya draft revisi SOP SKPD
yangbelum berkesesuaian pada tepat fungsi dan ukuran dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Kabupaten Lampung Utara atau bahkan SKPD yang belum
memiliki SOP; terbahasnya draft revisi SOP SKPD oleh multipihak terkait di
lingkup pemerintahan Kabupaten Lampung Utara; adanya masukan berkualitas
dari multipihak terkait untuk draft SOP yg telah disusun; direvisi & ditetapkannya
Surat Keputusan SOP SKPD untuk mempercepat proses kualitas
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Lampung Utara yg berkualitas, efektif
& efisien; pihak terkait khususnya lingkup SKPD di Pemerintahan Kabupaten
Lampung Utara mendapatkan informasi tentang SOP SKPD yg telah ditetapkan
sehingga terbangun komiten untuk menyelenggarakan pemerintahan di SKPD
berdasarkan acuan SOP yang berkualitas, efektif & efisien.
3. Penataan Peraturan Perundang-undangan
Dalam kurun waktu lima tahun ke depan Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Lampung Utara melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi yang
dijabarkan ke dalam Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan
dijabarkan ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan tersebut diuraikan sebagai
berikut :

a. Program dan kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan


Perundang-Undangan yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti:
pelaksanaan bimbingan teknis penyusunan produk hukum daerah dan
penyusunan kontrak serta konsultasi publik terkait produk hukum daerah
dengan pencapaian program kegiatan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal
tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang
diharapkan: teroptimalisasinya sistem hukum serta harmonisasi produk
hukum daerah; meningkatnya pemahaman aparatur terkait dengan
penyusunan produk hukum daerah; adanya dokumen hasil uji publik produk
hukum daerah.
b. Program dan kegiatan fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan,
yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: pelaksanaan rapat
koordinasi rencana aksi HAM (RANHAM), pembinaan kelompok kadarkum;
dan sosialisasi produk hukum melalui lomba kadarkum di tingkat kota dan
provinsi dengan pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi. Kaitan
dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi
yang diharapkan: terinformasikannya produk hukum daerah kepada aparatur
dan masyarakat Kabupaten Lampung Utara; tersusunya kegiatan pelaksanaan
HAM dan pembinaan kelompok kadarkum; terinventarisasinya rekomendasi
pelaksanaan HAM diKabupaten Lampung Utara; terbinanya kelompok
kadarkum untuk terlibat aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan
kesadaran hukum; terlaksananya sosialisasi produk hukum yang berlaku
melalui ajang lomba kadarkum yang dilakukan secara berkala.
c. Program dan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur pemda bidang SJDI dan
penyuluhan hukum, yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti:
terselenggaranya penyuluhan hukum; pengelolaan administrasi hukum; dan
dokumentasi produk hukum dengan pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan
kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan: terwujudnya peningkatan
kapasitas aparatur pemda yang sadar hukum, memiliki pengetahuan hukum
yang berlaku, dan mampu mengaplikasikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; tersosialisasikannya produk hukum daerah kepada aparatur dan
masyarakat; terselenggaranya alur pengelolaan administrasi hukum yang
mendukung kinerja SKPD; terdokumentasinya produk-produk hukum daerah
sehingga mudah diakses oleh aparatur dan masyarakat.
d. .Program dan kegiatan pelayanan bantuan hukum pemda, yang terdiri dari
beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: terselenggaranya kajian hukum dan
konsultasi hukum, dan terselenggaranya kerjasama hukum bidang perdata dan
Tata Usaha Negara dengan pencapaianprogram dan kegiatan reformasi
birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi yang diharapkan: terselesaikannya kasus dan
permasalahan hukum yang melibatkan pemda; tersusunnya dokumen kajian
hukum dan konsultasi hukum yang lengkap, sesuai kebutuhan dan dapat
dipertanggung-jawabkan; terselesaikannya kasus-kasus bidang perdatadan
Tata Usaha Negara.
4. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur.
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur terdiri atas sepuluh kegiatan yang
sudah, sedang dan akan dilaksanakan. Dalam hal pelaksanaan penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur, Pemkab Lampung Utara telah melakukan beberapa
program dan kegiatan sebagai berikut:
a. Program dan Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) berbasis IT integrated, yang terdiri dari kegiatan
pelaksanaan seperti: Kaji Ulang SIMPEG, Penyusunan SIMPEG IT
Integrated, Uji Coba SIMPEG IT Integrated, Sosialisasi SIMPEG IT
Integrated. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi yang diharapkan: terbangunnya data Kepegawaian
berbasis SIMPEG dan integrasi yang mudah dan cepat sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan; adanya dokumen kaji ulang SIMPEG; adanya
dokumen Penyusunan SIMPEG IT Integrated; terselenggaranya Uji Coba
SIMPEG IT Integrated; adanya peningkatan pemahaman tentang SIMPEG IT
Integrated untuk aparatur Kabupaten Lampung Utara.
b. Program dan Kegiatan Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, yang
terdiri dari kegiatan pelaksanaan seperti: Review Regulasi Bidang
Kepegawaian, Konsultasi Rekomondasi hasil review bidang
kepegawaianKaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan
reformasi birokrasi yang diharapkan: meningkatnya sumber daya aparatur
bidang kepegawaian yang berkompeten dan melayani; adanya dokumen hasil
reviu terhadap regulasi bidang kepegawaian yang mengkaji aturan yang
dibutuhkan sesuai standar yang berbasis kompetensi; adanya dokumen hasil
Konsultasi dan Rekomendasi hasilreview bidang kepegawaian.
c. Program dan Kegiatan Birokrasi terhadap Implementas Regulasi ASN, yang
terdiri dari kegiatan pelaksanaan seperti: konsultasi regulasi PP ASN, kajian
regulasi PP ASN, sosialisasi regulasi PP ASN, inplementasi PP ASN. Kaitan
dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi
yang diharapkan: terlaksananya implementasi UU ASN yang dilaksanakan
oleh Aparatur Sipil Negara di Pemerintah Kabupaten Lampung Utara; adanya
kajian regulasi PP ASN; adanya sosialisasi regulasi PP ASN; adanya
inplementasi PP ASN.
d. Program dan Kegiatan Penyusunan Regulasi untuk Peningkatan Kapasitas
Tematik SDM bidang kepegawaian, yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan
seperti: Pelaksanaan Diklat Tematik SDM bidang kepewaian. Kaitan dengan
hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang
diharapkan: terselenggara diklat tematik bidang kepegawaian yang handal dan
akuntabel; adanya kewenangan dalam pelaksanaan diklat mandiri.
e. Program dan Kegiatan Analisis Jabatan, Analisis Beban kerja dan Evaluasi
Jabatan, yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan seperti: menghimpun data
jabatan pegawai dari masing-masing SKPD; kajian terhadap Analisis Jabatan,
kajian terhadap analisis beban kerja, kajian terhadap evaluasi jabatan. Kaitan
dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi
yang diharapkan: terwujudnya manajemen SDM aparatur Negara yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan kompetensi jabatan; adanya himpunan data
pegawai tentang fungsi, tugas dan tanggung jawab pegawai; adanya Kajian
terhadap Analisis Jabatan dsetiap SKPD untuk mendapatkan informasi bentuk
pekerjaan dalam rangka penataan kelembagaan;
adanya Kajian terhadap Analisis Beban Kerja disetiap SKPD untuk
memenuhi kebutuhan pegawai; adanya kajian terhadap Evaluasi Jabatan
untuk menentukan kelas jabatan dan remonerasi.

5. Penguatan Pengawasan Intern.


Dalam hal penguatan pengawasan, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara sudah
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Program dan Kegiatan Review kebijakan pengawasan internal pemda
terhadap kebijakan lembaga Pembina APIP (BPKP DAN KEMENDAGRI),
yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan seperti: pengumpulan data terkait dlm
pengelolaan kegiatan: review kebijakan pengawasan internal pemda terhadap
kebijakan lembaga pembina APIP (BPKP DAN KEMENDAGRI). Kaitan
dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi
yang diharapkan: terlaksananya pengawasan yang dilakukan oleh Aparatur
Internal pemda yang terintegrasi melalui kebijakan pemda di bidang
pengawasan; terkumpulnya data terkait dlm pengelolaan kegiatan: review
kebijakan pengawasan internal pemda terhadap kebijakan lembaga pembina
APIP ( BPKP DAN KEMENDAGRI).
b. Program dan kegiatan Tata Kelembagaan/OPD yang tepat fungsi dan tepat
ukuran sesuai dengan karakteristik kondisi dan kebutuhandaerah berdasarkan
dokumen yang tersedia di masing-masing SKPD, dengan kegiatan
pelaksanaan seperti: Pengumpulan data. Kaitandengan hal tersebut
pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan:
terlaksananya pengawasan internal pemda yang terintegrasi melalui
kebijakan pemda di bidang pengawasan; terkumpulnya data program
Program OPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan karakteristik
kondisi dan kebutuhan daerah berdasarkan dokumen yang tersedia di masing-
masing SKPD.
c. Program dan kegiatan Penambahan aparatur dan peningkatan kapasitas APIP
Untuk menunjang Fungsi Pengawasan, dengan kegiatan pelaksanaan
Pengumpulan data. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan
kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan:efektifitas pelaksanaan
pengawasan yang memenuhi standar berdasarkan profesionalitas;
terkumpulnya data Penambahan aparatur dan peningkatan kapasitas.
d. Program dan kegiatan Pengembangan System pelaporan berbasis IT, dengan
kegiatan pelaksanaan Rapat persiapan; Pengumpulan data.Kaitan dengan hal
tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang
diharapkan: mempercepat dan mempermudah sistem pengawasan berbasis
IT; adanya hasil rapat; terkumpulnya data data SKPD/Obrik dalam
pelaksanaan Pengembangan System pelaporan pengawasan yang berbasis IT.
e. Program dan kegiatan Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah yang terdiri dari
kegiatan pelaksanaan seperti: pengawasan internal secara berkala;
penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah;
pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH; penanganan kasus
pada wilayah pemerintahan dibawahnya; inventarisasitemuan pengawasan;
tindak lanjut hasil temuan pengawasan; koordinasi pengawasan yang lebih
komperhensif; evaluasi berkala temuan hasil pengawasan. Kaitan dengan hal
tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang
diharapkan terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang bersih,
melayani dan bebas dari KKN;
adanya pemeriksaan kinerja, keuangan dan kepatuhan terhadapperaturan
beserta monev dan rencana tindak lanjut di seluruh SKPD secara berkala
berdasarkan standar pengawasan yang telah ditetapkan; terlayaninya Kasus
Pengadauan Yang dapat ditindaklanjuti di lingkup Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara; terlaksananya pelaksanaan system manajemen yang sesuai
dengan standar dan prosedur sebagaimana ketentuan yang berlaku di seluruh
SKPD dan unit kerja se Kabupaten Lampung Utara; terlaksananya
penyelesaian Kasus pada Wilayah Kecamatan, Kelurahan dan Unit Kerja
Lingkup Pemerintah Kabupaten Lampung Utara; tersedianya data temuan
pengawasan sebagai bahan perencanaan program pengawasan di lingkup
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara; ditindaklanjutinya temuan temuan
hasil pemeriksaan dari APIP, eksternal dan pengaduan masyarakat di lingkup
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara; terselenggaranya pelaksanaan
koordinasi pengawasan antar APIP, pengawas eksternal dan lembaga
pengawasan lainnya di lingkup Pemerintah Kabupaten Lampung Utara;
adanya data temuan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti yang di
rekomendasukan kepada pihak terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara.

6 Penguatan Akuntabilitas Kinerja


Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Program penguatan
akuntabilitas kinerja memiliki 6 (enam) kegiatan utama, yang meliputi: Bimbingan
Teknis SAKIP; Penyusunan RPJMD dan RENSTRA; Penyusunan Indikator
Kinerja Utama; Penetapan Kinerja; Pengukuran Kinerja; dan Penyusunan Laporan
Kinerja (LKPJ, LKPD, LPPD, LAKIP) dengan uraian tahapan kegiatan pada Peta
Reformasi Birokrasi Pemda Kabupaten Lampung Utara.

7. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


Layanan prima merupakan upaya maksimal yang diberikan oleh petugas layanan
dari suatu kementerian lembaga jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan
kebutuhan publik sehingga tercapai suatu kepuasan. Dapat diartikan bahwa
pelayanan prima berorientasi pada kepuasan publik. Simpulan pengertian
pelayanan prima mengandung makna: menempatkan dan membuat publik merasa
penting; melayani publik dengan ramah, tepat dan cepat; mengedepankan dan
mengutamakan kepentingan public; menempatkan publik sebagai mitra;
memberikandan menghasilkan kepuasan publik.

8. Manajemen Perubahan
Hal-hal yang telah dicapai dalam rangka mengelola perubahan yang akan timbul
sebagai akibat dari proses reformasi birokrasi, Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Utara telah melakukan beberapa persiapan yang dijabarkan dalam
program manajemen perubahan dan dijabarkan ke dalam berbagai kegiatan
sebagai penataan sistem administasi kenaikan pangkat otomatis PNS, tahapan
kegiatan yang dilakukan adalah reformasi sistem manajemen pegawai negeri
sipil; dan sosialisasi peraturan yang terkait dengan penegakan disiplin aparatur.

B. SASARAN, INDIKATOR KEBERHASILAN DAN DAMPAK YANG


DIHARAPKAN DARI REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN
LAMPUNG UTARA
1. Tujuan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Lampung Utara:
a. Pemerintah Kabupaten Lampung Utara yang bersih dan bebas KKN.
b. Efektifitas dan Efisiensi kegiatan pemerintahan.
c. Peningkatan kualitas pengambilan kebijakan.
d. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
2. Sasaran.
a. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dengan indikator
Opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
b. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik pada masyarakat dengan
indikator: Integritas pelayanan publik dan peningkatan kemudahan berusaha.
c. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi dengan
indikator:Indeks efektivitas pemerintahan dan instansi pemerintah yang
akuntabel.
3. Dampak yang diharapkan.
a. Pada area penataan dan penguatan organisasi adalah Organisasi yang tepat
ukuran dan tepat fungsi (Right Size and Right Function).
b. Pada area Penataan dan penguatan ketatalaksanaan adalah sintem, proses dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-
prinsip good governance.
c. Pada area penataan peraturan perundang-undangan adalah regulasi yang lebih
tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.
d. pada area penataan sumber daya aparatur adalah sumber daya aparatur yang
berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera.
e. Pada area penguatan pengawasan adalah peningkatan efektivitas pengawasan
internal pemerintah.
f. Pada area penguatan dan penguatan akuntabilitas adalah meningkatnya
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi pemerintah.
g. Pada area peningkatan pelayanan publik adalah meningkatnya kualitas
pelayanan publik serta pelayanan birokrasi yang makin murah, cepat, mudah
dan baik.
h. Pada area perubahan pola pikir dan budaya kerja adalah terbangunnya pola
pikir, budaya kerja, komitmen, partisipasi dan perubahan perilaku yang
diinginkan.

C. RENCANA PROGRAN DAN OUTCOME YANG DIHARAPKAN DARI


REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Untuk memberikan arah yang lebih jelas untuk pelaksanaan reformasi birokrasi tahun
2014-2018, rencana program yang akan dilakukan dan hasil yang diharapkan
digambarkan pada tabel 3.1 berikut ini
Program untuk Tingkat Makro Program untuk Tingkat Mikro Hasil yang diharapkan
a. Penguatan Peraturan Kelembagaan Organisasi Perangkat a. Kajian pembentukan kelembagaan Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran,
Daerah dengan prinsip proporsional, efektif dan efisiensi. Perangkat Daerah (OPD). sesuai dengan karakteristik, kondisi dan
b. Penataan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). kebutuhan daerah
c. Asistensi dan fasilitasi pembentukan UPTD/UPTB.
d. Revisi Perbup Tupoksi Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Lampung Utara.
b. Penguatan Peraturan Ketatalaksanaan. a. Penyusunan Standard Operation Procedure (SOP).Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,
b. Penyusunan Pedoman Tata Naskah Dinas. efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance.
c. Penguatan peraturan perundang-undangan a. Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan 1. Meningkatnya kualitas penataan
Perundang-Undangan. peraturan perundang-undangan.
b. .Fasilitasi sosialisasi peraturan Perundang- 2. .Adanya produk hukum yang sesuai
undangan.. dengan peraturan perundang-undangan.
c. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemda Bidang 3. Tersusunnya rencana penyusunan
SJDI dan Penyuluhan Hukum. Raperda dalam satu tahun kedepan
d. d.Pelayanan bantuan hukum pemda. sesuai kebutuhan.
4. Terwujudnya penegakan HAM.
5. Pemberian bantuan hukum yang
transparan dan tepat sasaran.
6. Terkajinya berbagai permasalah hukum
yang dihadapi pemerintah.
7. Terciptanya masyarakat Kabupaten
Lampung Utara yang sadar hukum.
8. Tersosialisasikannya berbagai peraturan
perundang-undangan.

d. .Penataan Peraturan Sumber Daya Manusia Aparatur. a. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen SDM Aparatur yang berintegritas, netral,
Kepegawaian (SIMPEG) berbasis IT integrated. kompeten, kapabel, profesional, berkinerja
b. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. tinggi dan sejahtera
c. .Implementasi Regulasi ASN.
d. .Penyusunan Regulasi untuk Peningkatan Kapasitas
Tematik SDM bidang kepegawaian.
e. Analisis Jabatan, Analisis Beban kerja dan Evaluasi
Jabatan.
e. .Penguatan Peraturan Pengawasan. a. Review kebijakan pengawasan internal pemda Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan
terhadap kebijakan lembaga Pembina APIP (BPKP yang bersih dan bebas KKN
DAN KEMENDAGRI).
b. .Tata Kelembagaan/OPD yang tepat fungsi dan
tepat ukuran sesuai dengan karakteristik kondisi
dan kebutuhan daerah berdasarkan dokumen yang
tersedia di masing-masing SKPD.
c. .Penambahan aparatur dan peningkatan kapasitas
APIP Untuk menunjang Fungsi Pengawasan.
d. .Pengembangan System pelaporan berbasis IT.
e. .Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala
Daerah
f. Penguatan Peraturan Akuntabilitas Kinerja. a. Penyusunan RPJMD Kabupaten Lampung Utara Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
Tahun 2014-2018. kinerja Birokrasi
b. .Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan
dokumen perencanaan Kabupaten Lampung Utara
(Evaluasi RKPD dan Evaluasi RENJA SKPD).c
c. Pengembangan Sistem Media Informasi
Perencanaan Pembangunan Kabupaten Lampung
Utara.
d. .Pengembangan Forum Perencana SKPD dan
Pengembangan Peran Staf Penghubung.
g. Penguatan peraturan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan
Pendidikan. masyarakat.
a. Program Pendidikan Dasar 9 Tahun.
b. .Program Pendidikan Menengah Universal
(PMU)/ Wajar 12 Tahun.
c. .Manajemen Pelayanan Pendidikan.
d. .Peningkatan Sarana dan Prasarana.
e. .Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat.
f. .Program Pengaduan Layanan Kesehatan.
g. .Pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar.
h. .Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional.
i. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana Puskesmas/Puskemas pembantu
dan jaringannya Pembangunan Puskesmas;
Pembangunan Puskesmas Pembantu;
Pembangunan Poskesdes; Rehab Puskesmas;
Rehab Puskesmas Pembantu; Rehab Poskesdes;
dan Pembangunan Gedung Kantor Dikes.
j. Sistem Informasi Kesehatan Daerah.
k.Pembinaan Pelayanan Perizinan Sarana
Kesehatan Swasta. l.Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


Bidang Kesehatan.
a. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar.
b. .Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional.
c. .Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu
dan jaringannya.
d. .Sistem Informasi Kesehatan Daerah. E
e. .Pembinaan Pelayanan Perizinan Sarana
Kesehatan Swasta.
f. .Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang


Pekerjaan Umum.
a. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur.
b. Program Pemeliharaan Saluran Drainase.
c. Program Pembangunan dan Penataan
Lingkungan Perumahan

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang


Lingkungan Hidup.
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang


Kebersihan.
a. Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur dengan kegiatan pelaksanaan pengadaan
kendaraan dinas/operasional; pengadaan alat-alat
kebersihan dan persampahan; pemeliharaan
rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.
b. Pengembangan kinerja pengelolaan
persampahan dengan kegiatan pelaksanaan
penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan
sampah; penyediaan prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan; peningkatan kinerja
pengangkutan persampahan; peningkatan operasi
dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan; peningkatan kemampuan aparat
pengelolaan persampahan; sosialisasi kebijakan
pengelolaan persampahan; peningkatan peran
serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan; pengadaan sarana dan prasarana
TPA; penyediaan sarana dan prasarana
kebersihan.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang


Kependudukan dan Catatan Sipil.
a. Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Bidang
Kependudukan.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang


Perizinan.
a. Penyusunan SPM dan Review SOP BPMP2T.
b. .Penyusunan Perwal Pola Koordinasi Pelayanan
Perijinan antar SKPD.
c. .Penyusunan LAKIP Pelayanan Perijinan.
d. .Pelayanan Investasi dan Perijinan Satu Pintu.
e. .Pengembangan, Komunikasi, Informasi dan
Media Massa.
f. Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan
Informasi.
g. .Pengembangan Pelayanan.

h. Penguatan pola pikir dan budaya kerja a. Penataan Sistem Administasi Kenaikan Pangkat Terwujudnya perubahan pola pikir dan budaya
Otomatis PNS kerja aparatur.
D. MATRIK RENCANA AKSI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA.
Penyusunan program dan kegiatan dilakukan dengan menggunakan prinsip
SMART yaitu rencana aksi disusun secara specific, dapat diukur (measurable),
dapat dicapai (attainable/achievable), bersifat realistis (realistic), dan memiliki
kerangka waktu yang jelas (timeliness). Matriks rencana aksi terdiri dari :
(1) Rencana Aksi untuk 8 area perubahan yaitu Area Perubahan Organisasi,
Ketatalaksanaan, Hukum, Sumberdaya Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas,
Pelayanan Publik, dan Pola Pikir dan Budaya Kerja;
(2) Rencana Aksi untuk Quick Wins. Gambaran detail mengenai matriks rencana
aksi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran.
E. QUICK WINS.
Program Percepatan (Quick Win) di Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung
Utara merupakan program yang mengawali proses reformasi birokrasi dan
diharapkan dalam waktu yang singkat dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat pada Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Hasil akhir dari Program
Quick Wins adalah perbaikan business process produk utama (core business) di
Pemkab Lampung Utara Program Quick Wins Pemerintah Kabupaten Lampung
Utara bertujuan untuk:
- Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat (khususnya stakeholder
Ristek) dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan Periinan hingga tidak terjadi
tumpang tindih pelaksanaan kegiatan .
- Meningkatkan profesionalitas SDM aparatur di daerah dalam menjalankan
tupoksinya memberikan pelayanan kepada stakeholder, sehingga kegiatan dapat
terlaksana secara baik dan professional.

Dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2014-2018, Quick Wins yang ditetapkan
Pemerintah Kabupaten Lampung Utara adalah:

No Program SKPD
1 layanan Perizinan Sistem Paket DPMTSP
2 Pembentukan Peraturan Daerah tentang Bagian Hukum
Penyelenggaraan Perizinan

F. INOVASI DALAM REFORMASI BIROKRASI


1. Pemerintah Kabupaten Lampung Utara melakukan terobosan dalam melayani
masyarakat mengurus berbagai macam perizinan dengan membuat izin paket,
dari 4 hingga 5 (lima) jenis izin yang membutuhkan waktu hingga 10
(sepuluh) hari untuk 1 (satu) jenis izin layanan. Sehingga jika 4 (empat) jenis
izin membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu) bulan. “Dengan izin paket, waktu
yang panjang itu bisa diperpendek, tidak terlalu lama pengurusannya”. Dari
51 jenis perizinan di wilayah Kabupaten Lampung Utara, DPMP2T telah
memperoses 51 jenis izin layanan terpadu di Kabupaten Lampung Utara
seperti Pariwisata, Jasa Konstruksi, Reklame dan lainnya.
2. Pemerintah Kabupaten Lampung Utara akan melakukanharmonisasi dalam
pengaturan Peraturan Daerah terkait perizinan, maka terobosan yang akan
dilakukan adalah penggabungan regulasi tentang Penyelenggaraan Perizinan
di Kabupaten Lampung Utara. Dengan adanya penggabungan ini diharapkan
memudahkan bagi masyarakat memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan perizinan.
3. Untuk memenuhi kebutuhan hak dan kewajiban masyarakat terkait dengan
Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya yang dituangkan
dalam akta kelahiran (Pasal 27 UU 23 Tahun 2002). Kaitan dengan hal
tersebut, agar masyarakat memilki buku nikah dan akte kelahiran Bapak/Ibu
yang menjadi hak anak, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara telah
melakukan terobosan program inovasi melalui Isbat Nikah bagi masyarakat
Kabupaten Lampung Utara yang tidak mampu. Adapun yang sudah
dilaksanakan pada tahun 2016 sebanyak 338 pasangan, pada tahun 2017
sebanyak 600 pasangan dan rencana target tahun 2018 untuk warga muslim
dan non muslim sebanyak 600 pasangan

G. PENGORGANISASI REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN LAMPUNG


UTARA
1. Pelaksanaan: Ada dua Tim Pelaksana
Ada dua Tim Pelaksana:
a. Tim Pengarah Bertanggung Jawab menyusun arah dan kebijakan
Pelaksanaan lingkup Pemda terdiri dari:
Ketua : Bupati
Sekretaris : Sekretaris Daerah
Anggota : Pejabat Eselon II
b. SKPDBertanggung jawab dalam implementasi kebijakan/program
reformasi birokrasi lingkup SKPD, terdiri dari:
Ketua : Sekretaris Daerah
Sekretaris : Pejabat Eselon II
Anggota : Sesuai Kebutuhan
BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi dilakukan dalam rangka penjaminan kualitas arah reformasi
birokrasi berjalan sesuai harapan dan tujuan yakni pemerintah daerah yang bersih dan
bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, efektifitas dan efisiensi pemerintahan
dan peningkatan kualitas pengambilan kebijakan. Adapun tujuan dilakukannya
monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan kegiatan reformasi birokrasi adalah:

1. Mendapatkan informasi tentang kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi pada


lembaga daerah sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan.
2. Menilai keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam suatu periode tertentu.
3. Menentukan factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan reformasi birokrasi.
4. Memberikan saran/rekomendasi berkaitan dengan reward dan punishment sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Adapun ruang lingkup kegiatan monitoring adalah kegiatan pemantauan kemajuan


pelaksanaan reformasi birokrasi pada lembaga daerah merupakan kemajuan pelaksanaan
program reformasi birokrasi yang telah ditetapkan di tingkat mikro. Sedangkan ruang
lingkup kegiatan evaluasi adalah kegiatan evaluasi kemajuan pelaksanaan reformasi
birokrasi pada lembaga daerah atas pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat mikro
meliputi 8 program area perubahan, dan 1 (satu) program quick wins. Adapun evaluasi
juga harus meliputi dampak strategis pelaksanaan reformasi birokrasi pada lembaga
daerah

Monitoring dan evaluasi sejatinya juga mengacu pada peraturan pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP). Dijelaskan pula
dalam pasal 48 ayat (2) huruf (d), dinyatakan bahwa monitoring atau pemantauan adalah
suatu proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sedangkan penjelasan pasal 48 ayat (2) huruf (c), dinyatakan
bahwa evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu
kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang telah ditentukan dan menentukan
faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan. Pada prinsipnya, pelaksanaan monitoring dan evaluasi didasarkan pada
best practices dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk juga dalam
rangka menggali informasi tentang kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan menilai
keberhasilan reformasi birokrasi, tim penjamin kualitas dapat mengacu pada bagian V
(daftar uji pemantauan) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Th 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.

Adapun Objek dari Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi ini adalah Tim
reformasi birokrasi di setiap lembaga daerah, tim pengarah dan tim pelaksana. Dalam
monitoring dan evaluasi ini dibutuhkan 3 siklus penting yakni:

1. Perencanaan meliputi kegiatan dalam rangka penetapan target, pemilihan metode


serta penentuan langkah-langkah kerja yang akan dilaksanakan dan SDM yang
akan dibutuhkan dalam pelaksanaan monitoring evaluasi.
2. .Pelaksanaan meliputi kegiatan melaksanakan langkah-langkah kerja yang telah
dilasanakan dengan mendasarkan standard monitoring evaluasi yang berlaku.
3. .Pelaporan meliputi kegiatan menyampaian hasil pemantauan kemajuan dan
capaian pelaksanaan reformasi birokrasi disertai dengan analisis dan saran atau
rekomendasi untuk perbaikannya

Adapun ruang lingkup dampak dari monitoring evaluasi adalah efisiensi/optimalisasi


penggunaan anggaran, peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan kapasitas
serta akuntabilitas kinerja lembaga daerah. Metodologi pelaksanaan monitoring evaluasi
reformasi birokrasi melalui:

1. Desk monitoring (membandingkan laporan kemajuan pelaksanaan reformasi


birokrasi pada lembaga daerah dengan bukti-bukti yang disampaikan).
2. Field monitoring/observasi (observasi langsung, wawancara/permintaan
keterangan, dan memberikan kuesioner kepada lembaga daerah.
3. Lembar kerja monitoring dan evaluasi (menggunakan tools yang telah disepakati
bersama).

Analisis hasil monev adalah kegiatan terakhir dari tahapan pelaksanaan monitoring
evaluasi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil penilaian lapangan pada
tahap pengajuan dokumen Reformasi Birokrasi, rencana pelaksanaan Reformasi Birokrasi
sebagaimana diuraikan dalam Road Map Reformasi Birokrasi masing-masing lembaga
SKPD dengan kemajuan dan dampak strategis yang telah dicapai berdasarkan hasil desk
monitoring evaluasi serta observasi lapangan. Analisis tersebut akan memberikan
kesimpulan dan saran yang menggambarkan tingkat kecukupan dokumen dalam rangka
pemenuhan pencapaian target atas rencana aksi yang telah ditetapkan oleh lembaga
daerah dan ketepatan waktu pelaksanaan program Reformasi Birokrasi. Analisis ini juga
akan memberikan rekomendasi/saran yang diperlukan didasarkan atas rencana dan
realisasi masing-masing program dan kegiatan.

Penentuan skoring diperoleh dari pembobotan perspektif dikaitkan dengan pembobotan


indikator, nilai variabel yg diperoleh, dan bobot individu yg telah ditentukan, pembagian
area perubahan dan pembobotannya adalah sebagaimana tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1 Skoring Hasil Monitoring dan Evaluasi

No 8 area Perubahan dan Quick Bobot % PERSPEKTIF/SASAR Indikator Parameter


Wins AN/TARGET
1 Pola Pikir dan Budaya Kerja 10
2 Penataan Peraturan 10
Perundang-undangan
3 Penataan dan Penguatan 10
Organoisasi
4 Penataan Tatalaksana 10
5 Penataan Sistem 20
Manajemen SDM Aparatur
6 Penguatan Pengawasan 10
7 Penguatan Pengawasan 20
8 Peningkatan Kualitas 10
Pelayanan Publik
Jumlah 100
Nilai akhir yang diperoleh dari proses skoring di atas akan dikonversi dalam penilaian
kualitas pelaksanaan Reformasi Birokrasi berdasarkan rentang nilai tingkat pemenuhan
yang merupakan proksi dari parameter.

Nilai tingkat pemenuhan sampai dengan 75 menunjukkan masih perlunya perbaikan pada
area-area perubahan Reformasi Birokrasi, adapun tingkat pemenuhan dan rentang skor
kualitas adalah sebagai berikut:

No Tingkat Pemenuhan Rentang Skor Kualitas


1 90 < skor ≤ 100 Sangat Baik
2 75< skor ≤ 100 Baik
3 60 < X ≤ 75 Cukup
4 50 < X ≤ 60 Kurang
5 skor <50 Sangat Kurang

Monev dalam hal ini Bagian Organisasi di Sekretariat Daerah akan berperan sebagai
leading sektor persiapan, perencanaan dan pelaksanaan monev termasuk pelaporan.
Bagian Organisasi akan membentuk tim independen yang akan melaksanakan monev.
Detail kegiatan monev bisa dilihat pada matriks program
BAB V

PENUTUP

Dokumen Road Map Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014-2018 ini merupakan bentuk
operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi (GDRB) yang disusun dan dilakukan
setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana rinci pelaksanaan Reformasi
Birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran
pertahun yang jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun
berikutnya, begitupun sasaran tahun-tahun berikutnya mengacu pada sasaran tahun
sebelumnya.
Dokumen Road Map ini secara substansial telah memuat strategi, kebijakan dan sasaran
yang akan dicapai dalam setiap tahapan kegiatan. Kebijakan dan rincian kegiatan yang
ada dalam dokumen road map ini merupakan kegiatan prioritas dan strategis dalam
mendukung percepatan tercapainya sasaran reformasi birokrasi di Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara.
Sehubungan dengan dukumen Road Map ini, maka instansi yang berwewenang
membidangi tugas pokok dan fungsi terkait dengan lingkup area reformasi birokrasi,
perlu memperhatikan kaidah-kaidah pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
1. Road Map Reformasi Birokrasi ini merupakan pedoman bagi Instansi yang terkait di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam menyusun perencanaan
kegiatan dengan frame yang sama yaitu 2014-2018, dengan demikian terjadi
sinergitas dan simultan arah pelaksanaan reformasi birokrasi selama 5 Tahun ke
depan.
2. Road Map Reformasi Birokrasi ini menjadi dasar atau acuan bagi Instansi yang
terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam menyusun
dokumen perancanaan daerah.
3. Road Map Reformasi Birokrasi menjadi dasar penyelenggaran Reformasi Birokrasi
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dan menjadi dasar bagi DPRD
dan anggota masyarakat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi
di Kabupaten Lampung Utara.

Dalam rangka menjaga konsistensi, sinergitas dan keberlangsungan pelaksanaan dan


keberhasilan reformasi birokrasi, maka diperlukan monitoring dan pelaporan
implementasi road map reformasi birokrasi secara regular dan periodik. Untuk itu
masing-masing SKPD yang membidangi pelaksanaan reformasi birokrasi agar melakukan
pengawasan internal serta bertanggung jawab atas kinerja sasaran yang diharapkan dari
pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Pemerintah Kabupaten Lampung Utara

BUPATI LAMPUNG UTARA,

H. AGUNG ILMU NEGARA., STTP.,M.H

Anda mungkin juga menyukai