KOMUNITAS
A. Pengertian
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan,
kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas.
Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut:
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil
d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan
pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan
keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan
memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan
pada keluarga rawan yaitu :
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
F. FALSAFAH
G. FILOSOFI
Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai
berikut :
1. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang.
5. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas
yang berbeda pada waktu yang berbeda.
11. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada
waktu yang berbeda.
12. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu
klien bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan
dengan menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik.
I. KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi
yang memungkinkan klien membuat pilihan dan
mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan
memotivasi belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat
bicara untuk dirinya.
3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan
menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup
klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan
rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai
tahap kesehatan yang optimal.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu
mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori
keperawatan yang merupakan dasar dari praktik keperawatan.
Perawat Gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi diberbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal.
Lingkup praktik keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, melaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses
kematian yang bermartabat.
KONSEP MODEL KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Pengertian
Keperawatan mandiri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya. Menurut Orem,
keperawatan mandiri adalah pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan
sehat sakit (Orem, 1980).
Individu : Integrasi keseluruhan fisik, mental, psikologis dan sosial dengan
berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan mandiri.
“Self Care” : referensi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti
bagaimana untuk memenuhi kebutuhan.
Keperawatan : pelayanan terhadap manusia, proses interpersonal dan teknikal
merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan untuk meningkatkan
keperawatan mandiri dan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik.
Asuhan keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik keperawatan
keluarga.
Sasaran
1. Menolong klien atau keluarga untuk keperawatan mandiri secara teraupetik
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan
PENDAHULUAN
Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan
komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan
peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan,
peningkatan dan mempertahankan kesehatan.
Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah
umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara
terus menerus melalui kerja sama.
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang
digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan,
teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.
3. Perencanaan (intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah
yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam
menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada
dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun
rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti
dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a) Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh
masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri
dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c) Tahap pendidikan dan latihan
• Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
• Melakukan pengkajian
• Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
• Melatih kader
• Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d) Tahap formasi kepemimpinan
e) Tahap koordinasi intersektoral
f) Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja
kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai
berikut :
• Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
• Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
• Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
• Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
• Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari
evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya
serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
KONSEP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
• Menjalin Kemitraan
Seperti telah diuraikan, dibagian lain, bahwa kemitraan adalah suatu jalinan
kerja antara berbagai sektor pembangunan, baik pemerintah, swasta dan
lembaga swadaya masyarakat serta individu dalam rangka untuk mencapai
tujuan bersama yang disepakati. Disini, untuk membangun kemandirian,
kemitraan adalah sangat penting perannya. Masyarakat yang mandiri adalah
wujud dari kemitraan antar anggota masyarakat itu sendiri atau diantara
masyarakat dengan pihak-pihak luar, baik pemerintah maupun swasta.
• Desentralisasi
Upaya dalam pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan
kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi daerah
atau wilayahnya. Oleh sebab itu, segala bentuk pengambilan keputusan harus
diserahkan ketingkat operasional yakni masyarakat setempat, sesuai dengan
kultur masing-masing komunitas dalam pemberdayaan masyarakat, peranan
sistem yang ada diatasnya adalah fasilitator dan motivator.
a. Memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan atau program-program
pemberdayaan. Misalnya masyarakat ingin membangun atau pengadaan air
bersih, maka peran petugas adalah memfasilitasi pertemuan-pertemuan
anggota masyarakat, pengorganisasian masyarakat, atau memfasilitasi
pertemuan dengan Pemerintah Daerah setempat, dan pihak lain yang dapat
membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.
b. Memotivasi masyarakat untuk bekerjasama atau bergotong royong dalam
melaksanakan kegiatan atau program bersama untuk kepentingan bersama
dalam masyarakat tersebut. Misalnya, masyarakat ingin mengadakan fasilitas
pelayanan kesehatan diwilayahnya. Agar rencana tersebut dapat terwujud
dalam bentuk kemandirian masyarakat, maka petugas provider kesehatan
berkewajiban untuk memotivasi seluruh anggota masyarakat yang
bersangkutan agar berpartisipasi dan berkontribusi terhadap program atau
upaya tersebut.
b. Organisasi Masyarakat
Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi kemasyarakatan baik
formal maupun informal, misalnya PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim,
Koperasi-Koperasi dan sebagainya.
c. Pendaaan Masyarakat
Sebagaimana uraian pada pokok bahasan Dana Sehat, maka secara ringkas
dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut. Bahwa Dana sehat telah
berkembang di Indonesia sejak lama (tahun 1980-an). Pada masa sesudahnya
(1990-an) dana sehat ini semakin meluas perkembangannya dan oleh Depkes
diperluas dengan nama program JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat).
d. Material Masyarakat
Seperti telah diuraikan sebelumnya sumber daya alam adalah merupakan salah
satu potensi masyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber daya
alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan.
e. Pengetahuan Masyarakat
Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh permberdayaan
masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat
(community knowledge).
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT (UKBM)
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai
masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan factor
perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan
(Blum).
Mengutip konsep dari H.L. Blum, secara umum pelayanan kesehatan terdiri
dari empat upaya yaitu pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan. Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan
masyarakat. Pelayanan kesehetan ditujukan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dialami atau dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari
kematian dini, kecacatan, bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga
produktivitas penduduk.
POSYANDU
1. POSYANDU
Latar Belakang
Puskesmas adalah ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan pertama di
masyarakat yang diperkenalkan mulai tahun 1968. Sejak berdirinya
Puskesmas banyak bentuk pemberdayaan masyarakat yang telah
diselenggarakan, antara lain: Karang Balita (gizi), Pos KB Desa (KB), Pos
Imunisasi (Imunisasi), Daerah Kerja Intensif Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat (penyuluhan).
Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana yang dilaksanakan oleh
masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan, yang mempunyai
nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini dalam
rangka 1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam
kandungan ibu sampai usia balita.
Dasar Pelaksanaan
Penyelenggaraan Posyandu didasarkan pada keputusan ber¬sama antara
Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan KBN melalui Surat Keputusan
Bersama: dengan Nomor 23 tahun 1985, 21 /Men. Kes/Inst. B./IV 1985, dan
112/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu, yaitu:
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyeleng¬garakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam mening¬katkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program
pembangunan masya¬rakat desa.
c. Meningkatkan peran fungsi LKMD dan PKK dengan meng¬utamakan
peranan kader pembangunan.
Tujuan penyelenggaraan Posyandu
Departemen Kesehatan (1988) telah merumuskan bahwa tujuan
penyelenggaraan Posyandu adalah untuk:
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka
kelahiran.
b. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia, dari Sejahtera
(NKKBS)
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembang¬kan kegiatan
yang menunjang kesehatan, dan
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melaksana¬kan kegiatan
lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan Dinas Kesehatan DKI (2006) merumuskan bahwa tujuan
penyelenggaraan Posyandu antara lain :
a. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar.
Penyelenggaraan Posyandu
Pada permulaan munculnya ide pembentukkan Posyandu, dibeberapa daerah
sudah ada pos-pos pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat, namun
pada umumnya pelayanan yang diberikan hanya salah satu pelayanan
kesehatan, misalnya: pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, atau pos
kesehatan Untuk itu, maka Posyandu diselenggarakan berdasarkan
pengembangan dari pos-pos tersebut dengan melaksanakan berbagai
pelayanan kesehatan secara terpadu. Sedangkan bagi daerah yang belum ada,
dihimbau untuk pembentukan yang baru.
Sedangkan kegiatan lain atau yang disebut kegiatan tambahan anatara lain:
a. Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)
c. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Lear Biasa
(KLB), Misalanya: ISPA, DBD, Gizi buruk, Polio, Campak, Diphteri,
pertusis, atau tetanus neonatorum.
d. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD),
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD),
f. Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN)
g. Tabungan Masyarakat (TABUMAS)
h. Suami Siap Antar Jaga (SIAGA),
i. Ambulan Desa.
j. Penyehatan Air bersih clan penyehatan lingkungan pemukiman
k. Program diversivikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,
melalui Taman Obat Keluarga (TOGA),
Jenjang Posyandu
Menurut "Konsep ARRIF” Jenjang Posyandu dikelompokkan menjadi empat
strata:
a. Posyandu Pratama (warna merah)
• Belum mantap
• Kegiatan belum rutin
• Kader terbatas
b. Posyandu Madya (warna Kuning)
• Kegiatan lebih teratur
• Jumlah kader minimal lima orang
c. Posyandu Purnama (warna Hijau)
• Kegiatan sudah teratur
• Cakupan program/kegiatan baik
• Jumlah kader lebih dari lima orang
• Mempunyai program tambahan
2. KADER KESEHATAN
Pengertian
Secara umum istilah kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari
masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela
untuk menjadi penyelenggara Posyandu. L.A Gunawan memberikan batasan
tentang kader kesehatan:
“kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah
tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk
mengembangkan masyarakat". Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat
Depkes RI memberikan batasan, bahwa:"Kader adalah warga masyarakat
setempat yang dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat dan dapat bekerja secara
sukarela ".
Dasar Pemikiran
a) Dari segi kemampuan masyarakat
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dalam bidang
kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa
masyarakat bukanlah sebagai objek, akan tetapi merupakan subjek dari
pembangunan itu sendiri.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Dr. Ida Bagus, mengenai persyaratan
bagi seorang kader antara lain :
a. Berasal dari masyarakat setempat
b. Tinggal di desa tersebut
c. Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama
d. Diterima oleh masyarakat setempat
e. Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah
f. Sebaiknya yang bias baca tulis
Fungsi Kader
a. Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan data-data, melaksanakan
survey mawas diri, membahas hasil survey, menyajikan dalam Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD), menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan
masyarakat, menen tukankegiatanpenanggulangan masalah kesehatan ada
bersama-bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal
kerja.
b. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi, wawan¬muka
(kunjungan), dengan menggunakan alat peraga dan percontohan.
c Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk bergotong
royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa
yang akan dilaksanakan dan lain-lain.
d. Memberikan pelayanan yaitu,:
• Membagi obat
• Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
• Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
• Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
• Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
5) Melakukan pencatatan, tentang:
• Jumlah akseptor KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
• KIA: jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya
• Imunisasi: jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita
yang diimunisasikan
• Gizi: jumlah bayi yang ada, jumlah bayi atau balita yang mempunyai KMS,
balita yang ditimbang dan yang naik timbangan.
• Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang di¬temukan dan dirujuk.
6) Melakukan pembinaan keluarga mengenai lima program keterpaduan KB-
kesehatan. Keluarga binaan untuk masing¬-masing kader berjumlah 10-20
KK atau sesuai dengan kemampuan kader setempat.
Tugas Kader
Kader bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu dalam
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang
diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun kegiatan
pokok yang perlu diketahui oleh kader dan semua pihak dalam rangka
melaksanakan kegiatan, antara lain :
a. Kegiatan di Posyandu:
• Melaksanan pendaftaran.
• Menimbang bayi dan balita, Bumil/ ibu menyusui, WUS atau PUS,
• Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan,
• Mengisi KMS
• Memberikan penyuluhan.
• Memberi dan membantu pelayanan.
b. Kegiatan- diluar Posyandu:
• Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Pos¬yandu,
• Melaksanakan kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada, misalnya:
• Pemberantasan penyakit menular.
• Penyehatan rumah dan pembuangan sampah.
• Pembersihan sarang nyamuk.
• Penyediaan sarana air bersih.
• Penyediaan sarana jamban keluarga.
• Pembuatan sarana pembuangan air limbah.
3. REVITALISASI POSYANDU
Permasalahan yang dirasakan pada tataran konsep dan operasionalisasi
Posyandu antara lain:
a) Kurang dilibatkannya anggota dan tokoh masyarakat yang secara sosial,
budaya, dan ekonomi lebih potensial, memba¬tasi akses sumber daya,
b) Pengertian pemberdayaan masyarakat hanya secara fisik, menghambat
keterlibatan semua anggota masyarakat
c) Pengertian kerelawan yang dicerna secara kaku, menghambat pemanfaatan
tenaga profesional,
d) Kegiatan Posyandu yang kurang variasi dan tidak partisipatif,
membosankan para pengelola dan peserta,
e) Penampilan Posyandu yang kurang variasi dan tidak atraktif, kurang
menarik pengelola dan peserta,
f) Ekspektasi peran yang berlebihan (bimbingan medis dan manajerial),
membebani tugas dan tanggungjawab Puskesmas.
DESA SIAGA DAN RW SIAGA
A. DESA SIAGA
Latar Belakang
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/
IV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan Kesehatan, yaitu Indonesia Sehat
2010. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia
hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Tingginya angka kematian, terutama kematian pada ibu (AKI) dan bayi
(AKB) menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan.
Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai
dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria dan
tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit bare yang bersifat pandemik
seperti HIV/AIDS, SARS dan flu burung serta masih banyak ditemukan
penyakit¬penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah. Keadaan
tersebut diperparah lagi dengan timbulnya berbagai jenis ben¬cana karna
faktor alam.
TUJUAN JPKM
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
pemeliharaan kesehatan pari purna yang bermutu dan merata dengan
mengendalikan biaya yang berasal dari peserta.