Anda di halaman 1dari 7

MODUL 02

SIMULASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA


Fajar Ridwan Sidik, Abdul Jalil Sadana, Jihadsyah Fa’iz
10217102, 10217058, 10217026
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
16017337.fajar.ridwan@email.com

Tanggal Praktikum: (28-09-2018)

Asisten:

M. Hafizhankarim (10216003)
Rachman Shaf (10215042)
Harianto Wibowo (10215029)
Natasha Flaminggo (10215032)
Limbong Buddy MM (10215053)
Fitra Sri Wahyuni (10216048)
Tiara Fadhila K (10216090)

Abstrak

Simulasi merupakan cara yang paling efektif untuk mempelajari rangkaian elektronika secara
langsung dan cepat karena kita dapat membuktikan secara langsung teori yang telah dipelajari dan
menyelesaikan secara langsung ketidak pahaman kita dalam perangkaian elektronika. Simulasi juga dapat
melatih kita agar bisa terbiasa dalam merangkai rangkaian elektronika. Akan tetapi, merangkai rangkaian
secara langsung memerlukan biaya yang cukup besar untuk membeli atau mempersiapkan alat dan
bahannya apalagi terdapat alat dan bahan yang rawan rusak. Sehingga membuat pelaksanaan simulasi
secara langsung dipertimbangkan kembali. Oleh karena itu, proteus merupakan salah satu solusinya,
proteus merupakan sebuah aplikasi perangkaian rangkaian elektronika secara digital dan di aplikasi ini
juga selain bahan bahan dalam rangkaian elektronika terdapat alat alat pengukuran dalam elektronika
sehingga proteus dapat membantu kita memahami dan mempelajari proteus tanpa harus khawatir merusak
alat dan bahan.

Kata kunci: Rangkaian, Aplikasi, Pengukuran, Simulasi

1. TUJUAN Proteus adalah sebuah software untuk


a. Menentukan nilai keluaran tegangan dan mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan
arus pada 3 rangkaian dioda beserta simulasi PSpice pada level skematik sebelum
grafik tegangan terhadap arusnya. rangkaian skematik di-upgrade ke PCB sehingga
b. Menentukan nilai keluaran tegangan sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu apakah
pada rangkaian penguat inverting dan PCB yang akan kita cetak apakah sudah benar
non-inverting. atau tidak.
c. Menentukan nilai arus dan tegangan Bagian terbesar pada layer adalah
keluaran rangkaian penguat emiter. window editing yang berfungsi sebagai tempat
d. Mencari bentuk sinyal pada rangkaian perakitan dan terdapat juga window editing untuk
penyearah gelombang. mengatur posisi layer window editing. Di
samping kiri terdapat mode selector toolbar yang
2. DASAR TEORI memuat berbagai tools dalam perakitan.
Transistor adalah alat semikonduktor 3. LANGKAH PERCOBAAN
yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit Sebelum memulai percobaan jalankan
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi dulu aplikasi proteus lalu buatlah lembar kerja
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi baru.
lainnya. Percobaan pertama buatlah 3 rangkaian
Osiloskop adalah alat ukur elektronika dioda seperti gambar berikut.
yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dan dipelajari
Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar
katode. Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar
tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas
pada layar.
Rangkaian penguat inverting merupakan
rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal
Gambar 1.1 Rangkain pengukur tegangan dan
masukan. Sehingga ada tanda minus pada arus sederhana
penguatannya. Penguat non-inverting merupakan
kebalikan dari penguat inverting, dimana input Atur nilai tegangan sebesar kelipatan 100mV
dimasukkan pada input non-inverting sehingga dimulai dari 0 dengan men-double klik icon
polaritas output akan sama dengan polaritas input tegangannya. Lalu atur besar hambatan sebesar
tapi memiliki penguatan yang tergantung dari 10kΩ setelah itu klik play pada animation control
besarnya hambatanyang diberikan. panel setelah itu catat nilai tegangan dan arus
yang muncul di ketiga rangkaian . lakukan secara
Persamaan Vo Inverting
berulang sampai tegangan 1 volt.
−𝑅1
Vo = 𝑅2
x Vi (1) Percobaan2. Pertama tama buatlah rangkaian
seperti gambar berikut.
Persamaan Vo non-Inverting
𝑅2
Vo = ( + 1 ) x Vi (2)
𝑅1

Keterangan :
Vo = Tegangan keluaran (volt)
R = Hambatan (Ω)
Vi = Tegangan sumber (volt)

Rangkaian penguat Common Emitter adalah


rangkaian Bipolar Junction Transistor yang
menggunakan terminal Emitter sebagai terminal
bersama yang terhubung ke Ground, sedangkan
terminal masukan dan keluarannya masing-
masing terletak pada terminal Basis dan terminal
Collector. Rangkaian ini bersifat menguatkan Gambar 1.2 Rangkaian penguat inverting dan
tegangan puncak amplitude dari sinyal non-inverting
masukkan. Rangkaian Common Emitter dapat
dibagi menjadi rangkaian Fixed Bias, Voltage Setelah rangkaian dibuat atur V(-) sebesar -12
Divider Bias, dan Emitter Bias. volt dan V(+) sebesar +12 volt dengan Vin
sebesar 1 volt. Atur besar R1,R2,R3,R4 sesuai
dengan log aktivitas setelah itu klik play pada praktikum. Lalu lakukan hal sama dengan mengubah
animation control panel. Lalu catat nilai Voutput nilai capasitansi menjadi 1 u farad.
nya. Lakukan secara berulang dengan variasi
yang telah ditentukan. 4. DATA
a. Percobaan 1 : Pengukuran nilai
Percobaan 3. Pertama buatlah rangkaian tegangan dan arus diberikan secara
penguat common emiter sesuai dengan gambar lengkap pada lampiran 1.
berikut. b. Percobaan 2 : Pengukuran Tegangan
diberikan secara lengkap pada
lampiran 1.
c. Percobaan 3 : pengukuran tegangan
masuk dan keluar beserta bentuk
gelombang sinyalnya diberikan
secara lengkap pada lampiran 1.
d. Percobaan 4 : bentuk gelombang
sinyal pada osiloskop diberikan
secara lengkap pada lampiran 1.
Gambar 1.3 Rangkaian penguat common emiter
5. PENGOLAHAN DATA
Setelah rangkaian dibuat atur tegangan DC sebesar
12 volt dan pada tegangan AC isi Amplitudo sebesar
20m, Timing Frekuensi sebesar 400 hz, Delay phase 0 Besarnya tegangan keluaran dari rangkaian
dan Dumping factor 0, setelah itu klik play pada inverting secara matematis. Dengan Vi= 1 V
animation control panel lalu lihat besar tegangan pada
−𝑅1
kedua voltmeter setelah itu catat dan terakhir lihat Vo = x1
bentuk gelombang sinyal nya dengan mengklik debug 𝑅2
lalu pilih digital osiloskop jika gelombangnya terlihat
schreenshot layer dan simpan foto untuk dimasukan - R1 = 10 k dan R2 = 10k
−10𝑘
kedalam laporan praktikum. Vo = 10𝑘 x 1 = -1 volt
- R1 = 5 k dan R2 = 10k
Percobaan 4. Pertama tama buatlah rangkaian −5𝑘
penyearah seperti gambar berikut. Vo = x 1 = -0.5 volt
10𝑘
- R1 = 10 k dan R2 = 5k
−10𝑘
Vo = 5𝑘 x 1 = -2 volt
- R1 = 1 k dan R2 = 1k
−1𝑘
Vo = 1𝑘 x 1 = - 1 volt

Besarnya tegangan keluaran dari rangkaian


non-inverting secara matematis. Dengan Vi =
1volt
Gambar 1.4 rangkaian penyearah dengan filter
𝑅2
dan non-filter Vo = ( 𝑅1 + 1 ) x 1
Setelah rangkaian dibuat atur tegangan AC dengan
amplitudo sebesar 20 , Timing frequensi 300 hz, - R1 = 10 k dan R2 = 10 k
10
Delay phase 0 dan dumping factor 0. Setelah itu Vo = ( 10 + 1 ) x 1 = 2 volt
jalankan simulasinya. Lalu klik debug dan klik digital
osiloskop setelah itu lihat bentuk gelombangnya dan
- R1 = 5 k dan R2 = 10 k
5
schreen shot untuk dilampirkan pada laporan Vo = ( 10 + 1 ) x 1 = 1.5 volt
- R1 = 10 k dan R2 = 5 k e) Tidak terjadi perbedaan yang
10 significan atau terlihat saat dilakukan
Vo = ( + 1 ) x 1 = 3 volt
5 penambahan kapasitor karena besar
- R1 = 1 k dan R2 = 1 k kapasitor yang masih terlalu kecil
1
Vo = ( 1 + 1 ) x 1 = 2 volt untuk membuat gelombang tidak
turun tajam.
6. ANALISIS f) Pada saat capasitor diganti menjadi 1
a) jadi menurut 3 grafik hasil percobaan, u farad gelombang menjadi
pemasngan dioda yang baik adalah gelombang searah yang hampir
pada rangkaian dioda 3 yang dimana konstan hal ini disebabkan pada saat
saat penambahan tegangan arus ac bernilai negative besar
pembesaran arus nya tidak terlalu kapasitansi yang cukup dapat
signifikan yang akan membuat mudah menutupi nya sebelum tegangan ac
dalam pengukurannya dan bisa kembali bernilai psoitif sehingga
diperhitungkan pada tegngan berapa penurunan tegangan tidak tajam.
dioda jika ditambahkan akan menjadi
jebol. pada rangkaian 1 dan 2 bisa 7. KESIMPULAN
dimungkinkan akan membuat dioda
jebol pada saat diberi tegangan a). semakin besar tegangan yang
lumayan besar diberikan maka arus yang dikeluarkan
b) pada rangkaian inverting tegangan akan bertambah besar , besarnya tegangan
keluarannya akan bernilai negative dan arus bisa dilihat pada table 1.0 dan
dari keluaran inputnya dengan nilai bentuk grafiknya pada gambar 1.5,
yang berbeda dan pada rangkaian non 1.6,dan 1.7
inverting tidak . untuk besarnya b). pada rangkaian inverting tegangan
sendiri tegangan keluaran akan yang dikeluarkan bernilai negative dari
bernilai besar saat R1 lebih besar di masukannya dengan besar yang yang
bandingkan R2 berbeda dan pada non-inverting tidak.
c) ya, Grafik tegangan masukan yang Besar nilai nya bisa dilihat pada table 2.0.
kita berikaan berupa gelombang c). pada rangkaian emiter besar tegangan
sinusoida. Setelah pengkaibrasian inputnya adalah 0.01 V dan outputnya
dilakukan dan pengaturan pada 10.7 V
osciloscop dan signal generator d) bentuk sinyal dari osiloskop yang
didapat grafik tegangan keluaran diterima dari rangkaian pembagi tegangan
berupa grafik gelombang bisa dilihat pada table 4.0
sinusoida yang memiliki beda fase
180 derajat yang menghasikan 8. REFERENSI
gambar gelombang yang terbalik [1]User Manual ISIS Intelegent Schematic
dari gelombang sinusoida . Ini Input System.Labcenter Electronics.2002.
[2]Proteus Design getting Started
menunjukkan bahwa rangkaian
Guide.Labcenter Electronics.Ltd.1990-2017
common emiter ini berfungsi [3] Malvino. “ Prinsip - prinsip elektronika I ”
sebagai penguat. .(1994),Erlangga - Jakarta
d) Pada penyearah setengah gelombang
tanpa filter terjadi pemotongan
gelombang menjadi gelombang
searah namun pada bagian yang
terpotong tidak mengalami yang
membuat gelombang sinyal nya putus
putus.
LAMPIRAN

1. Percobaan 1 pengukuran arus dan tegangan menggunakan rangkaian dioda.

Tabel 1.0. Data Vd dan Id pada percobaan 1


Arus (A)
Tegangan (volt) Rangkaian Rangkaian Rangkaian
1 2 3
0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00 0.00E+00
1.00E-01 5.68E-13 1.00E-05 1.57E-13
2.00E-01 2.30E-11 2.00E-05 2.30E-11
3.00E-01 1.09E-09 3.00E-05 1.09E-09
4.00E-01 5.21E-08 4.00E-05 5.10E-08
5.00E-01 2.48E-06 5.25E-05 1.43E-06
6.00E-01 0.0001187 0.0001787 7.23E-06
7.00E-01 0.00567 0.00574 1.53E-05
8.00E-01 0.27106 0.27114 2.41E-05
9.00E-01 12.94 12.94 3.32E-05
1.00E+00 618.508 618.508 4.26E-05

Gambar 1.5 Grafik Id terhadap Vd rangkaian 1 Gambar 1.6 Grafik Id terhadap Vd rangkaian 2

Grafik 1.7 Grafik Id terhadap Vd rangkaian 3


2. Percobaan 2 Pengukuran Tegangan Output pada inverting dan non-inverting

Tabel 2.0 Data pengukuran Vo untuk inverting dan non-inverting


V out (volt)
Vin R1 R2
Non-
(volt) (ohm) (ohm) Inverting
Inverting
1 10k 10k -0.99698 2.00291
1 10k 5k -1.99688 3.00385
1 5k 10k -0.49796 1.50196
1 1k 1k -0.99778 2.00209

3. Percobaan 3. Pengukuran tegangan input dan output beserta bentuk sinyal input outputnya.

Tabel 3.1 Data pengatan Vin dan Vout beserta bentuk sinyalnya pada common emiter
Teganga Teganga Schreenshoot Sinyal
n Input n Output
(V) (V)

0.01 10.7
4. Percobaan 4 Pengamatan bentuk sinyal rangkaian penyearah gelombang.

Tabel 4.0 Data bentuk sinyal dari rangkaian penyearah gelombang


No Jenis Percobaan Schreenshoot Sinyal Osiloskop
1 Penyearah setengah
gelombang tanpa filter

2 Penyearah setengah
gelombang dengan filter
kapasitor 1nf

3 Penyearah setengah
gelombang dengan filter
kapasitor 1uf

Anda mungkin juga menyukai