Kita mungkin mengambil aksioma infinitif sebagai contoh suatu proposisi yang,
walaupun hal itu dapat diucapkan, tidak dapat ditegaskan dengan logika menjadi
benar. Dengan demikian maka semua teorema matematika dan karenanya tidak semua
kebenaran matematika dapat diambil hanya dari aksioma logika. Hal ini berarti bahwa
aksioma-aksioma matematika tidak dapat dihapuskan dikarenakan aksioma-aksioma
logika tersebut. Teorema matematika tergantung pada seperangkat asumsi matematika.
Sejumlah aksioma matematika adalah independent/mandiri, dan mereka atau negasi
mereka dapat diadopsi, dengan konsistensi (Cohen, 1966). Dengan demikian, klaim
kedua dari logikaisme disangkal.
Untuk memecahkan masalah ini Russel mundur kepada versi logikaisme yang
lebih lemah yang disebut ‘if-thenism’, yang menyatakan bahwa matematika murni
terdiri dari pernyataan implikasi dari bentuk ‘A―›T’. Menurut paandangan ini, seperti
juga sebelumnya, kebenaran matematika dibentuk sebagai teorima oleh kebenaran
logika. Masing-masing dari teorema-teorema ini (T) menjadi suatu akibat dalam suatu
pernyataan implikasi. Konjungsi aksi aksioma matematika (A) yang digunakan dalam
pembuktian digabungkan dengan pernyataan implikasi sebagai antisidennya (lihat
Carnap, 1931). Dengan demikian asumsi matematika (A) yaang padanya teorema (T)
bergantung sekarang digabungkan menjadi bentuk teorema baru (A―›T), dengan
meniadakan kebutuhan bagi aksioma matematika.
Hal ini menjadi suatu pengakuan bahwa matematika merupakan suatu sistem
deduktif –hipotetiks, dimana didalamnya akibat dari aksioma asumsi dieksplore, tanpa
memeprhatikan kebenaran yang perlu. Sayangnya, alat ini juga membawa kepada
kegagalan, karena tidak semua kebenaran matematika, seperti ‘Peano Mathematics itu
konsistent’, dapat dinyatakan dengan cara demikian sebagai pernyataan implikasi,
seperti dinyatakan oleh Machover (1983).
Penolakan kedua merupakan dasar utama terhadap penolakan formalisme. Hal ini
ada di dalam Incompleteness Theorm oleh Godel, yang menyatakan bahwa bukti
deduktif tidak cukup untuk mendemostrasikan seluruh kebenaran matematika. Oleh
karena itu, pengurangan aksioma matematika ke aksioma logis tidak akan mencukupi
untuk penarikan seluruh kebanaran matematika.
LOGICISM (LOGIKAISME/LOGISISME)
Arranged by
1. ARVIN EFRIANI (NIM. 06013681924001)
2. LISNANI (NIM. 06013681924004)
Dosen Pengampu:
1. Dr. Darmowijoyo, M.Si.
2. Dr. Yusuf Hartono, M.A.
3. Dr. Somakim, M.Pd