Anda di halaman 1dari 8

Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG HUKUM


Ernawati
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
ernawati@esaunggul.ac.id

Abstract
Laws introduced the Qur'an is not something that stands alone, but is an integral part of the creed.
Islamic law is the word of Allah SWT. relating to the actions of mukallaf that are ordered realization of
the benefit and prevent crime, in the form of the word amar (command), nahi (prohibition), takhyir
(choice) or into something cause, condition or obstructions something legal. Islamic law has the properties
as a religious duty that must be carried by the faithful. God's Law is the law of God even though nobody
wants to do it. Islamic law first of all consider the rights of communities, while individual rights are
protected only along these rights do not conflict with the rights and welfare of the people. muamalah in
the broadest sense. The laws contained in the Koran in various fields quite a lot, one of them is legal.
Translation of detailing the laws of the Qur'an are discussed in the science of jurisprudence.

Keywords : Al-Qur,an, Law, Islamic Law

Abstrak
Hukum yang diperkenalkan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tapi merupakan
bagian integral dari Akidah. Hukum Islam adalah firman Allah SWT. yang berhubungan
dengan perbuatan orang mukallaf yang bersifat memerintahkan terwujudnya kemaslahatan
dan mencegah terjadinya kejahatan, firman tersebut berupa amar (perintah), nahi (larangan),
takhyir (pilihan) atau menjadi sesuatu sebab, syarat atau penghalang sesuatu hukum. Hukum
Islam mempunyai sifat sebagai kewajiban agama yang harus dilaksanakan oleh orang-orang
beriman. Hukum Tuhan tetaplah hukum Tuhan meski tidak seorangpun yang mau
melakukannya. Hukum Islam pertama-tama mempertimbangkan hak-hak masyarakat,
sedangkan hak-hak perorangan hanya dilindungi sepanjang hak hak tersebut tidak
bertentangan dengan hak-hak dan kemaslahatan umat. muamalah dalam arti yang luas.
Hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an dalam berbagai bidang cukup banyak,
salah satu diantaranya adalah Hukum. Penjabaran yang merinci hukum-hukum Al-Qur’an
dibahas dalam ilmu Fiqih.

Kata kunci : Al-Qur’an, Hukum, Hukum Islam

Pendahuluan menyinggung aturan-aturan kontrak, larangan


Al-Qur’an merupakan totalitas syari’ah, minum keras, ketentuan-ketentuan hukum
sumber utama hikmah. Ia merupakan sumber pidana dan lain-lain (Muhammad Khalid
syariah. Al-qur’an diwahyukan pertama di Mas’ud,1987).
Makkah dan dilanjutkan di Madinah. Prinsip- Pandangan muslim tradisional, yang
prinsip universal diwahyukan di Makkah. kemudian diterima oleh sejumlah sarjana
Prinsip-prinsip ini antara lain mencakup modern, mempertahankan bahwa Islam mulai
keimanan kepada Tuhan, Nabi dan hari dengan wahyu Tuhan dalam al-Qur’an dan
kiamat. Prinsip-prinsip ini diikuti oleh aturan- keputusan-keputusan Nabi Muhammad SAW.
aturan umum semisal salat, zakat dan lain-lain. Keputusan-keputusan ini, sebagaimana
Bersamaan dengan prinsip, diwahyukan pula diabadikan dalam kumpulan besar literatur
ketentuan-ketentuan umum etika tentang hadits merupakan pondasi hukum Islam.
keadilan, keutamaan, kesabaran dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan ini biasanya Pembahasan
mendiagnosa praktek-praktek keagamaan dan Hukum adalah suatu tatanan
social zaman pra-Islam. Sedikit sekali perbuatan manusia. “Tatanan” adalah suatu
ketentuan-ketentuan khusus tambahan yang sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti

Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 139


Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

terkadang dikatakan, sebuah peraturan. segala yang ada dan kepada Tuhanlah
Hukum adalah seperangkat peraturan- dikembalikan keputusan atas segala masalah.
peraturan yang mengandung semacam Demikian menurut Al-Qur’an. Firman Allah,
kesatuan yang kita pahami melalui sebuah dalam surat Fathir ayat 4, menegaskan:
sistem. Mustahil untuk menangkap suatu
hakikat hukum jika kita membatasi perhatian ‫ك َوإِلَى ه‬
‫َّللاِ تُرْ َج ُع األ ُمو ُر‬ ْ َ‫ك فَقَ ْد ُك ِّذب‬
َ ِ‫ت ُر ُس ٌل ِم ْن قَ ْبل‬ َ ‫َوإِ ْن يُ َك ِّذبُو‬
kita pada satu peraturan yang tersendiri.
Hubungan yang mempertautkan peraturan- “Dan jika mereka mendustakan kamu
peraturan khusus dari suatu tatanan hukum (sesudah kamu beri peringatan), maka
juga penting bagi hakikat keberadaan hukum. sungguh telah didustakan pula rasul-
Hakikat hukum hanya dapat dipahami dengan rasul sebelum kamu. Dan hanya
sempurna berdasarkan pemahaman yang jelas kepada Allah-lah dikembalikan segala
tentang hubungan yang membentuk tatanan urusan”(Qs.Fathir:4).
hukum tersebut (Hans Kelsen, 2010).
Dalam the Oxford English Dictionary, Kehendak Tuhan –menurut doktrin
definisi hukum adalah “Kumpulan peraturan hukum alam- sama dengan alam bila alam
(the body of rules), baik peraturan tersebut dipahami sebagai ciptaan Tuhan, dan hukum
bersumber dari perundangan resmi maupun alam sebagai ungkapan dari kehendak Tuhan.
dari adat kebiasaan, yang oleh suatu negara Oleh karena itu, menurut doktrin ini, hukum
atau masyarakat dipandang sebagai mengikat yang menentukan alam mempunyai karakter
bagi anggota atau warganya”. yang sama seperti peraturan hukum yang
Menurut Hooker istilah hukum berlaku dikeluarkan oleh pembuat undang-undang
bagi setiap aturan atau norma dimana hukum tersebut merupakan perintah yang
perbuatan-perbuatan terpola. Sedangkan ditujukan kepada alam, dan alam mematuhi
Black-stone mengatakan bahwa hukum dalam perintah ini, yakni hukum alam ini, persis
pengertian yang lebih luas dan komprehensif sebagaimana manusia mematuhi hukum yang
berarti suatu aturan bertindak, dan diterapkan dikeluarkan oleh pembuat undang-undang
secara tidak pandang bulu kepada segala (Hans Kelsen, 2010).
macam perbuatan, baik yang bernyawa Sepanjang menyangkut manusia,
maupun tidak, rasional maupun irasional hukum Tuhan mengandung prinsip-prinsip
(Muhammad Muslehuddin, 1991). yang luas yang memberi kemungkinan bagi
Untuk mengerti apakah hukum yang penafsiran untuk menampung kebutuhan-
sebenarnya perlu diketahui apakah makna kebutuhan masyarakat yang terus meningkat,
hukum. Menurut tanggapan umum makna prinsip-prinsip tersebut juga bisa diperluas
hukum ialah mewujudkan keadilan dalam dengan qiyas (analogi) untuk memecahkan
hidup bersama manusia. Makna ini tercapai masalah-masalah yang berkembang dalam
dengan dimasukkannya prinsip-prinsip kehidupan. Lebih lanjut ada Kaedah Darurat
keadilan dalam peraturan-peraturan bagi dan Kebutuhan yang bisa digunakan apabila
kehidupan bersama itu. Menurut pandangan masih ada sesuatu yang sangat penting yang
orang hukumyang sebenarnya adalah hukum tidak dicakup oleh hukum.
positif yang merupakan realisasi dari prinsip- Hukum Islam adalah firman Allah
prinsip keadilan (Theo Huijbers, 1990). SWT. yang berhubungan dengan perbuatan
Dilihat sebagai aturan-aturan perilaku orang mukallaf yang bersifat memerintahkan
universal yang akan bisa diterima sebagai terwujudnya kemaslahatan dan mencegah
masuk akal dan wajar, maka hukum alam terjadinya kejahatan, firman tersebut berupa
sesungguhnya adalah hukum Tuhan, terutama amar (perintah), nahi (larangan), takhyir
karena tujuan-tujuan alam, sebagaimana (pilihan) atau menjadi sesuatu sebab, syarat
falsafah menyebutkannya, tidak lain adalah atau penghalang sesuatu hukum. Secara garis
tujuan-tujuan dari yang Maha Pencipta. Oleh besar hukum dapat dibagi ke dalam dua jenis:
Karena itu kita bisa mengatakan bahwa hukum 1) Hukum taklifi 2) Hukum wad’i.
dalam arti yang sebenarnya adalah hukum Penggunaan istilah hukum Islam
Tuhan. Tuhan adalah Yang Berdaulat atas kurang dikenal dalam literatur-literatur klasik.
Para ulama biasanya menggunakan istilah
Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 140
Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

syariat Islam, hukum syarak, syariat, fiqih dan fungsinya masing-masing dengan tertib.
syarak. Sedangkan para penulis Barat Hukum Allah meliputi segenap makhluk
mempergunakan beberapa istilah antara lain, (alam semesta).
Mohammadan Law dan Islamic Law. Penjabaran yang merinci hukum-
Diperkirakan istilah hukum Islam yang hukum Al-Qur’an dibahas dalam ilmu Fiqih.
digunakan di Indonesia merupakan Fiqih ialah ilmu tentang masalah-masalah
terjemahan dari istilah Islamic Law syara’iyah secara teoritis. Masalah-masalah
sebagaimana yang diperkenalkan oleh penulis- fiqih itu berkenaan dengan perkara akhirat
penulis Barat tersebut (Amir Syarifudin, dkk, seperti hal-hal peribadatan (ibadah), atau
2002). berkenaan dengan perkara dunia yang terbagi
Hukum Islam mempunyai sifat sebagai menjadi munakahat (tentang pernikahan),
kewajiban agama yang harus dilaksanakan mu’amalat (tentang berbagai transaksi dalam
oleh orang-orang beriman. Hukum Tuhan masyarakat dan uqubat atau jinayat (tentang
tetaplah hukum Tuhan meski tidak hukuman atau kriminal). Hubungan manusia
seorangpun yang mau melakukannya. Hukum sebagai makhluk dengan Khalidnya (Allah)
Islam pertama-tama mempertimbangkan hak- diatur penataanya melalui hukum ibadat.
hak masyarakat, sedangkan hak-hak Demi terpeliharanya keadilan dan ketertiban
perorangan hanya dilindungi sepanjang hak antara sesama manusia serta menjaga mereka
hak tersebut tidak bertentangan dengan hak- dari kehancuran maka diperlukanlah
hak dan kemaslahatan umat. ketentuan-ketentuan yang diperkuat oleh
Sedang Mahmud Syaltut mendefini- Syari’at, berkenaan dengan tata hubungan
sikan syariat sebagai peraturan yang manusia dalam kehidupan berkeluarga dalam
diturunkan oleh Allah kepada manusia agar suatu lingkungan rumah tangga, diatur
dijadikan pedoman dalam berhubungan melalui hukum munakahat; kemudian
dengan Tuhannya, sesamanya, lingkungannya, berkenaan dengan perkara peradaban dalam
dan dalam kehidupannya. bentuk tata hubungan antara manusia dengan
Berbeda dengan hukum-hukum sekuler sesamanya dalam lalu-lintas pergaulan dan
ciptaan manusia yang bisa keliru, hukum hubungan sehari-hari untuk memenuhi
Tuhan yang bebas dari kesalahan itu kebutuhan hidupnya, diatur dalam hukum
memperoleh sumber utamanya dari Kehendak muamalat, dan terakhir untuk memelihara
Tuhan sebagaimana diwahyukan kepada Rasul perkara peradaban itu agar tetap pada
Muhammad SAW. Hukum Tuhan ini garisnya diperlukan penyusunan hukum-
bertujuan membentuk satu masyarakat orang- hukum pembalasan dan penegak serta
orang beriman, meskipun mereka terdiri dari pemegang kekuasaan umum atau badan
aneka suku bangsa dan dari tempat-tempat peradilan. Hal ini diatur melalui hukum
yang terpisah jauh, tentu saja tidak mungkin uqubat atau hukum jinayat (Nurcholis Madjid,,
memisahkan teori-teori politik atau hukum 1992).
dari ajaran-ajaran Rasul, yang menetapkan Secara garis besar, hukum Islam
aturan-aturan perilaku mengenai kehidupan memuat dua hal pokok, yaitu apa yang harus
keagamaan, rumah tangga, sosial maupun dilakukan oleh hamba dalam membina
politik. hubungannya dengan penciptanya, dan apa
yang harus ia lakukan dalam membina
Konsep Hukum dalam Al-Qur’an hubungan baik dengan sesama manusia dan
Hukum yang diperkenalkan Al-Qur’an lingkungan sekitarnya. Berhubung dua hal ini
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tapi memiliki posisi yang sama, yaitu sebagai
merupakan bagian integral dari Akidah. realisasi ibadah kepada Allah, maka keduanya
Akidah tentang Tuhan yang menciptakan alam perlu dinamai dengan istilah yang berbeda.
semesta, mengaturnya, memeliharanya dan Apa yang pertama biasa disebut sebagai
menjaganya sehingga segala makhluk itu ibadah langsung, mahdah, atau ibadah murni,
menjalani kehidupannya masing-masing karena ibadah macam ini tertuju kepada Allah
dengan baik dan melakukan fungsinya belaka. Hukum Islam yang memuat masalah
masing-masing dengan baik dan melakukan ini disebut fiqih ibadah. Sedangkan ibadah

Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 141


Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

tidak langsung ini dikenal dengan istilah ُ ‫َاَلتُ ُك ْم َوبَن‬


‫َات‬ َ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم أُ همهَاتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوأَ َخ َواتُ ُك ْم َو َع هماتُ ُك ْم َوخ‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
َ َ ُ ُ
ibadah ijtima’iyah, ibadah sosial, atau ibadah ‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬ُ
َ‫َ ْ َ َ ْ ِ ن‬ُ ‫ت‬‫ا‬‫و‬ َ
‫خ‬ ‫أ‬‫و‬ ‫م‬‫ك‬ُ َ ‫ن‬‫ع‬ْ ‫ض‬ ْ‫ر‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ِ ‫ت‬ ‫ه‬
‫الَّل‬ ‫م‬‫ك‬ُ ُ ‫ت‬
ُ َ ‫ِ َ ه‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ت‬ ْ
‫خ‬ ْ
‫األ‬ ُ
‫َات‬ ‫ن‬ََ ‫خ‬
‫ب‬ ‫و‬ ِ َ‫ْاأل‬
ُ‫ُور ُك ْم ِم ْن نِ َسائِك ُم‬ ‫ه‬ ُ ُ ُ ُ َ ‫ال هر‬
gairu mahdah, yang memuat aturan-aturan ِ ُ‫ضا َع ِة َوأ همهَات نِ َسائِك ْم َو َربَائِبُك ُم الَّلتِي فِي ُح‬
tentang hubungan antar-manusia. Karenanya, ‫الَّلتِي َدخ َْلتُ ْم بِ ِه هن فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َدخ َْلتُ ْم بِ ِه هن فَ ََّل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َح ََّلئِ ُل‬ ‫ه‬
ُ
ۗ َ‫أَ ْبنَائِ ُك ُم ال ِذينَ ِم ْن أصْ ََّلبِ ُك ْم َوأ ْن تَُْ َمعُوا بَ ْينَ األ ْختَي ِْن إِ هَل َما قَ ْد َسلَف‬
ْ َ َ ‫ه‬
hukum Islam yang berisi tuntunan-tuntunan
‫َّللاَ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما‬ ‫إِ هن ه‬
ini disebut sebagai fiqih muamalah dalam arti
yang luas (Amir Syarifuddin, 2003).
Diharamkan atas kamu (mengawini)
Hukum-hukum yang terkandung
ibu-ibumu; anak-anakmu yang
dalam Al-Qur’an dalam berbagai bidang
perempuan; saudara-saudaramu yang
cukup banyak, Dan dalam hal tentang hukum
perempuan, saudara-saudara bapakmu
perkawinan dan pembentukan keluarga
yang perempuan; saudara-saudara
dibahas lebih rinci dalam pembahasan kitab
ibumu yang perempuan; anak-anak
Fiqih Munakahat. Membina keluarga
perempuan dari saudara-saudaramu
merupakan sifat naluriah manusia. Dengan
yang laki-laki; anak-anak perempuan
demikian, meneruskan keturunan adalah salah
dari saudara-saudaramu yang
satu dari banyak hak asasi yang disandang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui
oleh manusia. Aturan nikah dalam Islam tidak
kamu; saudara perempuan
hanya membahas hal-hal yang terkait dengan
sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua);
pascanikah, tetapi urusan pranikah juga tidak
anak-anak isterimu yang dalam
luput dari concern-nya. Ini kita lihat dalam
pemeliharaanmu dari isteri yang telah
Firman Allah:
kamu campuri, tetapi jika kamu belum
campur dengan isterimu itu (dan sudah
‫ق لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا إِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم‬
َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَ ْن َخل‬
‫ه‬ َ َ
َ‫ت لِقوْ ٍم يَتَفكرُون‬ َ َ َٰ
َ ِ‫َم َو هدةً َو َرحْ َمةً ۚ إِ هن فِي ذل‬ kamu ceraikan), maka tidak berdosa
ٍ ‫ك َليَا‬
kamu mengawininya; (dan diharamkan
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan- bagimu) isteri-isteri anak kandungmu
Nya ialah Dia menciptakan untukmu (menantu); dan menghimpunkan
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya (dalam perkawinan) dua perempuan
kamu cenderung dan merasa tenteram yang bersaudara, kecuali yang telah
kepadanya, dan dijadikan-Nya terjadi pada masa lampau;
diantaramu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya Allah Maha Pengampun
Sesungguhnya pada yang demikian itu lagi Maha Penyayang. (Qs. An-Nisa:23)
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir. (ar-Rum:21) Cara terbaik memilih pasangan nikah
juga dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu Qs. An-
‫َوأَ ْن ِكحُوا ْاألَيَا َم َٰى ِم ْن ُك ْم َوالصهالِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمائِ ُك ْم ۚ إِ ْن يَ ُكونُوا‬ Nisa: 25, Qs. An-Nur: 3, dan Qs. Al-Furqon: 74.
‫َّللاُ ِم ْن فَضْ لِ ِه ۗ َو ه‬
‫َّللا ُ َوا ِس ٌع َعلِي ٌم‬ ‫فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم ه‬ Hukum menikahi perawan atau janda
dijelaskan dalam surat at-Tahrim: 5.
Dan kawinkanlah orang-orang yang Laki-laki yang berzina tidak menikahi,
sedirian diantara kamu, dan orang- melainkan perempuan yang berzina atau
orang yang layak (berkawin) dari perempuan yang musyrik; dan perempuan
hamba-hamba sahayamu yang lelaki yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
dan hamba-hamba sahayamu yang laki-laki yang berzina atau laki-laki yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah musyrik (Qs. An-Nur: 3).
akan memampukan mereka dengan ْ‫ال هزانِي ََل يَ ْن ِك ُح إِ هَل زَانِيَةً أَوْ ُم ْش ِر َكةً َوال هزانِيَةُ ََل يَ ْن ِك ُحهَا إِ هَل زَا ٍن أَو‬
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas َ ِ‫ك ۚ َو ُح ِّر َم َٰ َذل‬
َ‫ك َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِين‬ ٌ ‫ُم ْش ِر‬
(pemberian-Nya) lagi Maha Laki-laki yang berzina tidak mengawini
Mengetahui. (an-Nur:32) melainkan perempuan yang berzina, atau
perempuan yang musyrik; dan perempuan
Selain juga mengenai perintah untuk yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
menikah, dalam al-Qur’an juga menjabarkan laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik,
tentang wanita-wanita yang dilarang untuk dan yang demikian itu diharamkan atas oran-
dinikahi sebagaimana firman Allah ta’ala: orang yang mukmin. (Qs. An-Nur: 3).
Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 142
Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

Pasangan yang cocok buat masing- ibadah maupun muamalah dalam cakupannya
masingnya sebagaimana yang telah disebutkan yang luas.
tadi (dan yang demikian itu diharamkan) Lebih lanjut dalam penelitian ‘Abdul-
menikahi perempuan-perempuan yang berzina Wahab Khalaf, bahwa ayat hukum yang
(atas orang-orang Mukmin) yang terpilih. Ayat berkaitan dengan muamalah lebih banyak
ini diturunkan tatkala orang-orang miskin dari dibandingkan dengan ayat yang berkaitan
kalangan sahabat Muhajirin berniat untuk dengan ibadah. Ayat-ayat ibadah sebanyak 140
mengawini para pelacur orang-orang musyrik, ayat (2,24%), sedang ayat-ayat muamalah
karena mereka orang kaya-kaya. Kaum sebanyak 228 ayat (3,65%). Jadi jumlah seluruh
Muhajirin yang miskin menyangka kekayaan ayat hukum total 368 ayat (5,89%). Yang benar-
yang dimilikinya itu akan dapat menanggung benar mengatur hubungan antara individu
nafkah mereka. Karena itu dikatakan, bahwa dengan masyarakat hanya sekitar 3% dari
pengharaman ini khusus bagi para sahabat jumlah keseluruhan ayat yang ada dalam Al-
Muhajirin yang miskin tadi. Tetapi menurut Qur’an.
pendapat yang lain mengatakan pengharaman Menurut penelitian para ahli, ayat-ayat
ini bersifat umum dan menyeluruh, kemudian Al-Qur’an yang berhubungan dengan ibadah
ayat ini dinasakh oleh firman-Nya yang lain, dan ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan
yaitu, "Dan nikahkanlah orang-orang yang keluarga sudah terinci dan pada umumnya
sendirian di antara kalian..." (Q.S. An Nur, 32). jelas dan pasti. Karena sifatnya ta’abbudi (harus
Dengan demikian maka jelaslah, Al- diikuti seperti apa adanya) hukum-hukum
Qur’an memperkenalkan satu konsepsi yang berkenaan dengan ibadah tidak banyak
hukumyang bersifat integral. Di dalamnya dianalisis dan dikembangkan oleh pikiran
terpadu antara sunnatullah dan sunnah manusia. Sifatnya tetap, tidak berubah dengan
Rasulullah, sebagaimana terpadunya antara perubahan waktu, suasana dan lingkungan.
aqidah/keimanan dan moral/akhlak, dengan Hukum keluarga termasuk hukum
hukum dalam rumusan yang diajarkan Al- perkawinan dan waris juga terinci dan jelas
Qur’an. dalam Al-Qur’an. Jumlahnya pun lebih banyak
(70 ayat) jika dibandingkan dengan hukum-
Universalisme dan Partikular Hukum hukum dibidang yang lain, misalnya hukum
Islam tata Negara (10 ayat) dan hukum Internasional
Sumber utama hukum Islam adalah Al- (25 ayat).
Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad. Dua Mengenai kelompok hukum-hukum
sumber ini disebut juga sebagai dalil-dalil yang tersebut terakhir ini, yaitu hukum-
pokok hukum Islam. Selain Al-Qur’an dan hukum perdata (70 ayat), pidana (30 ayat), tata
Sunah, ijma, qiyas, istihsan, maslahah mursalah, Negara (10 ayat), internasional (25 ayat),
istishab, urf, dan sadduz-Zari’ah, juga ekonomi keuangan (10 ayat), dan hukum acara
mempunyai peran yang tidak kecil dalam (13 ayat), ketentuan-ketentuannya masih
pembentukan hukum Islam. Namun semuanya bersifat dasar dan umum. Hanya sedikit yang
hanya berfungsi sebagai dalil pendukung, telah terinci. Ini disebabkan kaidah-kaidah
sebagai alat bantu untuk sampai kepada hukum fundamental ini bersifat “terbuka”
hukum-hukum yang dikandung oleh Al- untuk dikembangkan oleh akal pikiran
Qur’an dan Sunah. Karena statusnya hanya manusia dan dirumuskan sesuai dengan
sebagai alat bantu untuk memahami Al-Qur’an perkembangan masyarakat, kebutuhan hukum
dan Sunah, sebagian ulama menyebutnya dan keadilan pada suatu tempat dan
sebagai metode istinbat. Al-Ghazali, misalnya, lingkungan. Dalam bidang muamalah ini, Al-
menyebut qiyas sebagai metode istinbat (Satria Qur’an hanya memberi ketentuan-ketentuan
Effendi, M. Zein, 2005). fundamental yang bersifat umum saja, agar
Dalam kajian Ushul-fiqh terdapat “penguasa” dapat mengatur dan
sumber hukum –dalil- yang disepakati merumuskannya lebih lanjut di dalam
maupun yang tidak disepakati penggunaanya peraturan perundang-undangan dan
oleh para ulama dalam menetapkan hukum, melaksanakannya sesuai kemaslahatan yang
baik yang berkenaan dengan hukum tentang diharapkan manusia pada suatu saat dan

Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 143


Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

tempat, dengan syarat pengaturanitu tidak tentang Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Al- dan Rasul-rasul-Nya serta Hari Akhir.
Qur’an dan jiwa syari’at (hukum) Islam itu 2) Hukum-hukum Etika
sendiri. Yaitu hukum yang berhubungan dengan
Ayat ahkam mengenai perekonomian sesuatu keutamaan yang digunakan oleh
juga banyak jumlah, karena kemakmuran manusia untuk menghias dirinya seperti
materi individu dan keluarga merupakan kejujuran dan kedermawanan, dan
syarat yang penting pula bagi terwujudnya menghilangkan sifat-sifat yang jelek pada
masyarakat yang baik. Masyarakat yang di dirinya, seperti dusta dan bakhil.
antara anggota-anggotanya tidak terdapat 3) Hukum-hukum Amaliyah
hubungan dagang dan ekonomi yang teratur, Hukum-hukum yang berhubungan dengan
merupakan masyarakat yang kacau dan lemah. manusia dalam bentuk ucapan, pekerjaan,
Oleh karena itu ayat-ayat ahkam juga kontrak dan beberapa usaha. Hukum ini
mementingkan soal hidup perdagangan atau berisi dua macam yaitu:
perekonomian ini. Pertama:Hukum-hukum ibadat, seperti
Dari hal-hal yang dirinci di atas tampak salat, puasa, zakat, haji, nadzar,
dengan jelas mengapa ayat-ayat ahkam sumpah dan yang lainnya dari bentuk-
mementingkan bidang-bidang hidup kemasya- bentuk ibadat yang bertujuan untuk
rakatan. Selain itu dapat juga ditegaskan mengatur hubungan manusia dengan
bahwa ayat-ayat ahkam mengenai hidup Tuhannya.
kemasyarakatan itu, selain kecil jumlah Kedua : Hukum-hukum muamalat,
keseluruhannya juga, bersifat umum dan seperti kontrak kerja, hukuman, pidana
universal, dalam arti hanya memberi garis- dan lainnya, yang berkaitan dengan
garis besar saja tanpa perincian. Ini berlain aturan hubungan manusia yang satu
dengan ayat-ayat ahkam mengenai ibadat. dengan yang lain. Apakah bersifat
Wahyu dalam hal ini lebih tegas dan lebih pribadi ataupun secara kelompok.
terperinci. Masyarakat bersifat dinamis Hukum-hukum ini mencakup hal-hal
mengalami perubahan dari zaman ke zaman, sebagai berikut:
dan kalau diatur dengan hukum-hukum yang a. Hukum-hukum pernikahan dan
berjumlah besar lagi terperinci akan menjadi talak atau hal-ihwal yang
terikat dan tak dapat berkembang sesuai berkenaan dengan private. Hukum
dengan peredaran zaman. Di sinilah pula tersebut mengatur urusan
terletak hikmahnya maka ayat-ayat ahkam keluarga, mulai dari terbentuknya
mengenai hidup kemasyarakatan berjumlah keluarga hingga perjalanan
kecil dan hanya membawa pedoman-pedoman berkeluarga. Menjelaskan
dasar tanpa perincian. Dasar-dasar inilah yang kewajiban antara suami-istri dan
perlu dan wajib dipegang dalam mengatur kerabat satu dengan yang lain.
hidup kemasyarakatan umat disegala tempat b. Hukum-hukum kerja civil.
dan di segala zaman, dengan kata lain dasar- Hukum ini berhubungan dengan
dasar itulah yang tak boleh berubah. Adapun muamalat seseorang dan
interpretasi, perincian dan pelaksanaanya, itu pertukaran jual-beli, sewa,
dapat berubah menurut tuntutan zaman. Di pegadaian, koperasi, agunan,
sekitar dasar-dasar inilah hukum Islam wakil, pinjam, hutang-piutang
berkembang (Harun Nasution, 1985). dan memenuhi janji dengan tepat.
Menurut Wahbah Zuhaili dalam Kesemuanya itu bertujuan untuk
bukunya Ushulul Fiqhil Islamy, Tiga macam hubungan seseorang dalam
hukum yang dikandung dalam Al-Qur’an masalah harta, menjaga hak dari
yaitu: orang yang memiliki hak, dan
1) Hukum-hukum Akidah ketetapan seseorang terhadap hak
Yaitu hukum yang berhubungan dengan yang harus ada padanya dengan
sesuatu yang harus diyakini oleh manusia melindungi hak tersebut,

Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 144


Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

melindungi dan memenuhi hak g. Hukum-hukum perekonomian


secara sempurna. dan keuangan. Hukum ini
c. Hukum-hukum pidana, yaitu dimaksudkan untuk mengatur
hukum-hukum yang menjelaskan hak-hak individu dibidang harta
tentang hukumkriminal yang dan kewajibannya dalam aturan
dilakukan oleh manusia, dan harta kekayaan, serta hak-hak
sanksi yang berhak diberikan. Hal negara, kewajiban dan
ini bertujuan untuk menjaga birokrasinya dalam
kehidupan manusia, harta dan mendistribusikan harta tersebut
kehormatannya, kemuliaan, hak, (Wahbah Zuhaili, 1995).
kewajiban dan untuk membatasi
hubungan antara korban dengan Dinamika dan Fleksiblitas Hukum Islam
pelaku kejahatan ditengah-tengah Di sisi lain letak dinamika dan
masyarakat. fleksibilitasnya hukum Islam adalah terletak
d. Hukum-hukum pengaduan dan pada kebijakan syara’ dalam menempuh
gugatan perdata serta pidana: system pada saat ketika hukum Islam itu akan
yaitu berhubungan dengan disyari’atkan, yaitu dengan bertahap,
peradilan, persaksian, sumpah, mempertimbangkan kondisi dan situasi di
ikrar dan beberapa bukti dan mana dan kapan hukum itu akan diterapkan.
sebagainya, seperti sarana-sarana Hal ini antara lain nampak dari beberapa
untuk menetapkan keputusan. contoh pensyari’atan hokum khamar dalam
Hal ini dimaksudkan untuk penerapan hukum ini tetap berlaku sampai
mengatur beberapa tindakan sekarang, dengan memperlihatkan situasi dan
dalam rangka menegakkan kondisi dari masyarakat yang ada.
keadilan manusia. Tujuan hukum Islam diturunkan oleh
e. Hukum-hukum konstitusi. Allah adalah untuk maslahat atau kepentingan
Hukum ini mempunyai dan kebajikan umat manusia, serta
hubungan dengan aturan hukum menghindarkan mereka dari kerusakan dan
dan dasar-dasarnya, soal negara bahaya di dunia dan akhirat (Abdul Karim
serta kewajiban-kewajiban dan Zaydan, 1987). Seperti Firman Allah dalam QS:
hak-hak pemimpin, dimaksudkan Al-Anbiya: 107 :
untuk membatasi hubungan َ‫ك إِ هَل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬
َ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا‬
antara penguasa dan rakyat “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
disamping menetapkan hak asasi melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
individu dan social. semesta alam.”
f. Hukum-hukum Internasional.
Yaitu berkaitan dengan hubungan Tujuan yang mencakup kehidupan
Negara Islam dengan negara- dunia dan akhirat ini membedakan syariat
negara lain. Dewasa ini disebut Islam dengan hukum atau undang-undang
sebagai hukum internasional yang dibuat oleh manusia. Hal ini karena
umum. Hukum Internasional peraturan bauatan manusia itu hanya
mengatur Non—Muslim yang mengatur kehidupan di dunia saja, manakala
tinggal dinegara Islam. Hukum syariat Islam itu bertujuan mendatangkan
ini popular sebagai hukum maslahat dan menghindarkan manusia dari
Internasional khusus. Ini segala perkara yang membahayakan mereka
dimaksudkan untuk mengatur baik dalam kehidupan di dunia maupun
hubungan Negara Islam dengan dalam kehidupan di akhirat kelak.
non-Islam dalam perdamaian dan Membicarakan tujuan hukum Islam
peperangan. Mengatur hubungan (pidana dan perdata) tidak dapat dilepaskan
orang-orang Islam dengan non- dari membicarakan tujuan syariat Islam secara
Islam dalam Negara Islam sendiri. umum, karena hukum Islam merupakan
bagian syariat Islam. Syariat Islam ketika

Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 145


Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum

menetapkan hukum-hukum dalam masalah Harun Nasution. (1985). Islam Ditinjau dari
pidana maupun perdata mempunyai tujuan Berbagai Aspeknya II, (Jakarta, UI-Press,
umum, yaitu mendatangkan maslahat kepada 1985)
umat dan menghindarkan mereka dari
maharabahaya. Ibnu Katsir. (2007). Tafsir Juz Amma min Tafsir
Al-Qur’an Al-Azhim. Jakarta: Pustaka
Kesimpulan Azzam.
Seperangkat norma Ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, Jazuli, A. (2000). Ushul Fiqh, Metodologi Hukum
hubungan manusia dengan sesamanya dalam Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo
kehidupan sosial, hubungan manusia dengan Persada.
makhluk lainnya di alam lingkungan
hidupnya. Muhammad Quraish Shihab. (1998). Wawasan
Adapun syariat dalam literatur hukum Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai
Islam mempunyai pengertian, yaitu Syariat Persoalan Umat. Bandung: Penerbit
dalam arti hukum yang tidak dapat berubah Mizan, Cet. Ke- VIII.
sepanjang zaman, Syariat dalam pengertian
hukum Islam, baik yang tidak berubah Muhammad Muslehuddin. (1985). Hukum
sepanjang masa maupun yang dapat berubah Darurat dalam Islam. Bandung: Pustaka.
sesuai perkembangan masa, dan syariat dalam
pengertian hukum yang terjadi berdasarkan Muhammad Daud Ali. (1991). Asas-Asas Hukum
istinbat dari Al-Qur’an dan Hadist, yaitu Islam. Jakarta: Rajawali Press.
hukum yang diinterpretasikan dan
dilaksanakan oleh para sahabat Nabi, hasil Murtadha Muthahhari. (2012). Memahami
ijtihad para mujtahid dan hukum-hukum yang Pelajaran Tematis Al-Qur’an. Jakarta:
dihasilkan oleh ahli hukum Islam melalui Penerbit Sadra Press.
metode qiyas dan metode ijtihad lainnya.
Muhammad Hadi Ma’rifat. (2007). Sejarah Al-
Daftar Pustaka Qur’an (diterjemahkan dari Tarikh Al-
Al-Qur’an Al-Karim Qur’an). Jakarta: Penerbit Al-Huda.

Abdul Karim Zaydan. (1987). al-Wajiz fi Usulil- Muhammad Muslehuddin. (1981). Filsafat
fiqh. Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1407 Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis,
H. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Amir Syarifudin dan Ismail Muhammad Syah. Muhammad Khalid Mas’ud. (1987). Filsafat
(2002). Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Hukum Islam dan Perubahan Sosial,
Bumi Aksara. Surabaya: Penerbit Al-Ikhlas.

Abd al-Wahab Khallaf. (1983). ‘Ilm ushul al-Fiqh, Muhammad Khalid Mas’ud. (1987). Filsafat
Cairo: Dar al-Qalam. Hukum Islam dan Perubahan Sosial,
Surabaya: Penerbit Al-Ikhlas.
Hans Kelsen. (2010). Teori Umum tentang
Hukum dan Negara, (Bandung: Penerbit Nurcholis Madjid. (1995). Islam Doktrin dan
Nusa Media. Peradaban. Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina.
Herman Bakir. (2009). Filsafat Hukum, Desain
dan Arsitektur Kesejarahan. Bandung: PT. Satria Effendi, M. Zein. (2005) Ushul-Fiqh,
Refika Aditama. (Jakarta: Kencana.

Theo Huijbers. (1990). Filsafat Hukum dalam


Lintas Sejarah. Yogyakarta: Kanisius.

Lex Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016 146

Anda mungkin juga menyukai