Analisis Peledakan Untuk Mendapatkan Fra
Analisis Peledakan Untuk Mendapatkan Fra
SEMINAR INDUSTRI
Oleh
IBNU ISDIANTO
710012193
SEMINAR INDUSTRI
Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Oleh :
IBNU ISDIANTO
710012193
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Dosen Pembimbing
Puji syukur saya ucapkan kepada kehadiran tuhan yang maha kuasa, yang
telah memberi rahmat karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan seminar
industri dengan baik. Penyusunan seminar industri ini dibuat sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi kurikulum semester VIII pada jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Penulis sadar bahwa seminar ini masih banyak kekurangan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan oleh penulis agar mendapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi, guna
untuk memperbarui penulisan-penulisan yang selanjutnya agar lebih baik lagi,
semoga seminar industri ini bisa bermanfaat bagi kita semua, terutama diri saya.
Penulis
SARI
Peledekan sendiri adalah salah satu metode yang digunakan untuk
pembongkaran matrial, Pada kegiatan penambangan. Ukuran keberhasilan
peledakan dapat dilihat dari ketercapaian target produksi, effisiensi bahan peledak,
fragmentasi yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Dalam kegiatan peledakan, karakteristik massa batuan yang harus
diperhatikan dalam rangka perbaikan fragmentasi batuan yaitu kekerasan batuan,
serta kuat tekan dan kuat tarik batuan yang akan diledakkan.
Kekerasan batuan pada umumnya dapat menentukan mudah tidaknya
batuan tersebut dihancurkan. Semakin keras batuan tersebut, maka semakin sulit
batuan tersebut dihancurkan, demikian juga batuan yang memiliki kerapatan
tinggi. Hal ini disebabkan karena batuan yang memiliki kekerasan tinggi
membutuhkan energi peledak yang lebih besar untuk dapat membongkarnya,
sehingga dibutuhkan bahan peledak yang lebih banyak.
Dalam kegiatan peledakan, ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil
peledakan, yang pertama adalah Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh
manusia diantaranya arah dan kemiringan lubang ledak, pola pemboran, Diameter
lubang ledak, geometri peledakan, pola peledakan, arah peledakan, waktu tunda,
sifat bahan peledak, pengisian bahan peledak. Faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh manusia diantaranya karakteristik massa batuan, pengaruh air
tanah, Kondisi cuaca.
Evaluasi geometri peledakan mempunyai pengaruh besar dalam proses
pemecahan dan pembentukan fragmentasi batuan. Penentuan geometri peledakan
mulai dari burden, spasi, panjang kolom isian, stemming, tinggi jenjang, sub
drilling, dan kedalaman lubang ledak harus memperhatikan karakteristik massa
batuan dan kondisi geologi setempat agar dapat memperoleh fragmentasi yang
diharapkan.
Hal lain yang mempengaruhi hasil peledakan adalah distribusi fragmentasi
hasil peledakan itu sendiri. Dimana semakin kecil distribusi fragmen akan
meningkatkan hasil peledakan, distribusi fragmentasi dipengaruhi oleh besarnya
powder factor. Dimana semakin besar powder factor maka persentase fragmentasi
kurang dari 100 cm akan semakin besar. Penggunaan bahan peledak yang sangat
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya lubang basah secara langsung akan
mempengaruhi fragmentasi yang dihasilkan.
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.......................................................................... ............ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
SARI............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMABAR .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
BAB
I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Maksut dan Tujuan ................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ....................................................................... 2
1.5 Metode Penilitian ...................................................................... 2
1.6 Manfaat Penulisan ..................................................................... 3
Gambar Hal
Tabel Hal
Tabel 2.1 Bobot Nilai Tiap Parameter Dalam Penentuan Kreteria Massa
Batuan................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 2.1 pemboran dengan lubang ledak miring dan lubang ledak tegak.
Sumber : www.google.co.id/search?=pemboran dengan+lubang+ ledak+
miring+dan+lubang+ledaktegak&hl. Di akses pada tanggal 20 januari 2016.
2. Corner Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu
sudut dari bidang bebas.
3. “V”Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk huruf V.
Gambar 2.5 pola peledakan V-Cut.
Sumber : http:// banti-indonesia.com/blog/pola-peledakan-tambang-terbuka. Di
akses tanggal 20 Januari 2016.
2.1.6 Arah Peledakan
Arah peledakan merupakan suatu penunjukan arah dimana terjadi
pemindahan batuan ataupun runtuhan batuan hasil peledakan yang kemudian
membentuk tumpukan. Arah peledakan dipengaruhi oleh struktur batuan, posisi
alat-alat dan jalan tambang serta posisi bangunan-bangunan maupun lingkungan
sekitar.
Dari segi kekar batuan, maka arah peledakan yang baik untuk menghasilkan
fragmentasi batuan yang seragam digunakan arah peledakannya keluar sudut
tumpul perpotongan antara arah umum kedua kekar utama. Apabila arah
peledakannya keluar sudut runcing, maka akan terjadi penerobosan energi ledakan
untuk menghancurkan batuan, sehingga terbentuk fragmentasi batuan yang tidak
seragam dan cenderung menghasilkan banyak overbreak. Sedangkan dari segi
perlapisan batuan, untuk mendapatkan fragmentasi batuan yang baik, diterapkan
arah lubang ledak yang berlawanan arah dengan bidang perlapisan batuan kerena
energi ledakan akan menekan batuan secara maksimal.
Dengan :
De = Loading density (Kg/m).
De2 = Diameter lubang tembak (inchi).
SG = Specific gravity bahan peledak yang digunakan.
Sehingga jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satu lubang ledak
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
E = de x PC
Dengan :
E = Jumlah bahan peledak tiap lubang ledak (Kg).
De = Loading density dari bahan peledak (Kg/m).
PC = Panjang kolom isian (m).
c. Specific Charge
Specific charge adalah jumlah bahan peledak yang diperlukan untuk
peledakan setiap volume batuan tertentu dinyatakan dalam (Kg/𝑚3 ). Secara
teoritis batuan akan pecah lebih kecil jika bahan peledak ditambah. Harga specific
charge dipengaruhi oleh burden dan sifat fisik batuan yang akan diledakkan.
jumlah bahan peledak ( ANFO+Detonator+Powergel)
Specific charge = Volume batuan yang diledakkan
Dimana :
W ANFO = Berat ANFO (E (Kg)).
W powergel = Berat Powergel (Kg/lubang).
W detonator = berat detonator (Kg/lubang).
d. Blasting Rasio
Blasting rasio adalah suatu bilangan bahwa jumlah pemakaian bahan
peledak yang digunakan untuk membongkar volume batuan yang diledakkan
(Kg/Ton) dalam satuan tertentu rumus yang dipergunakan.
Br = W/E
Keterangan:
Br = Blasting rasio (Kg/Ton).
W = Jumlah bahan peledak (Kg).
E = Berat batuan yang terbongkar (Ton).
B W A−1 Pc
n = ( 2,2 − 14 ) × (1 − ) × (+1 )×( )
D B 2 Pl
X
XC = ( 1
(0,693)n
X n
R = 100 [e(XC) ]
keterangan:
V 0,8 0,167
E −0,63
x̅ = A ( ) × Q ×( )
Q 115
Keterangan:
̅
X = Ukuran rata – rata fragmentasi batuan (m).
A = Faktor batuan.
V = Volume batuan yang terbongkar (m3).
Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg).
E = Relatif Weight Strength (ANFO = 100).
Gambar 3.1 booster dan nodel tube di masukkan ke dalam luabng ledak.
Sumber : https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=ta3211-6-rancangan-
peledakan-jenjang-81-638&btnG. Di akses 20 April 2016.
Primer akan diletakan kira-kira dengan jarak dua meter dari dasar lubang
yang dimaksut untuk memastikan bahwa bahan peledak yang dituangkan kedalam
lubang ledak ini menutupi primer dengan sempurna agar hasil ledak sesuai dengan
fragmen yang diinginkan dan juga akan berpengaruh dengan kondisi lantai.
Pengisian bahan peledak ke dalam lubang ledak disesuaikan dengan desain yang
diperoleh dari drill and blast engineering. Rata-rata jumlah isian dipengaruhi oleh
kekerasan batuan yang tercermin dari jarak spasing dan burden antar lubang yang
sudah di bor. Dari klasifikasi yang didasarkan ketahanan terhadap air, exsplosive
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ANFO, energen, dan powergel.
Selanjutnya untuk menutup lubang ledak yang sudah terisi oleh bahan
peledak dipergunakan gravel. Dengan ukuran butir sekitar 3 cm, penutup ini juga
berfungsi untuk menahan energi ledak dari bahan peledak yang sudah diisi
sebelumnya, agar energi ledak tidak terbuang keluar dari lubang ledak karna hal
ini dapat mempengaruhi fragmentasi matrial yang diledakan. Proses berikudnya
setelah pengisian lubang ledak adalah penentuan arah ledakan yang ditentukan
dari pengaturan surface time delay. Pengaturan ini biasanya tergantung dari
kondisi lapangan yang dipengaruhi oleh posisi alat angkut, ketersedian bidang
bebas, posisi jaringan listrik di sekitar area peledakan, dan sebagainya. Prosedur
jarak aman untuk alat adalah 250 meter dan 500 meter untuk orang.
Gambar 3.3 juru ledak memberi informasi kepada pekerja dan unit yang lainya.
Sumber : https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=ta3211-6-rancangan-
peledakan-jenjang-81-638&btnG. Di akses 20 April 2016.
S = Ks x B
T = Kt x B
J = Kj x B
H =L–J
L = KL x B
PC =L–T
Keterangan :
Ks = spasing rasio.
Kt = stemming rasio.
Kj = sub drilling rasio.
Pc = panjang kolom isian.
3.2.1 Evaluasi Geometri Peledakan
Ukuran geometri peledakan mempunyai pengaruh besar dalam proses
pemecahan dan pembentukan fragmentasi batuan. Penentuan geometri peledakan
mulai dari burden, spasi, panjang kolom isian, stemming, tinggi jenjang, sub
drilling, dan kedalaman lubang ledak harus memperhatikan karakteristik massa
batuan dan kondisi geologi setempat agar dapat memperoleh fragmentasi yang
diharapkan.
3.2.1.2 Stemming
Ukuran stemming juga memiliki peranan penting dalam menjaga distribusi
energi peledakan tetap seimbang antara daerah yang terisi bahan peledak dan
daerah yang tidak terisi bahan peledak. Jika stemming terbongkar terlalu cepat
karena tidak termampatkan dengan baik maka gas yang dihasilkan oleh bahan
peledak yang meledak di dalam lubang ledak akan keluar dan tekanannya akan
berkurang (loose energy) sehingga tidak cukup kuat untuk membuat rekahan dan
memecah batuan.
Akibat terjadinya loose energy ini adalah fragmentasi yang dihasilkan
berukuran besar. Pada umumnya digunakan material drill cutting sebagai
stemming untuk mengunci gas peledakan di dalam lubang ledak. Material drill
cutting ini cukup baik untuk digunakan sebagai stemming di lokasi peledakan
karena tekanan yang dihasilkan oleh proses peledakan tertahan baik sehingga
terjadi keseimbangan energi di dalam lubang ledak dan membuat perambatan
energi yang dihasilkan sampai ke free face menjadi optimal.
3.2.1.3 Kedalaman Lubang Ledak
Dilihat dari Ukuran alat gali muat terkecil yang dipergunakan kemampuan
alat gali muat dipengarahi oleh tinggi lantai kerja (front). Alat gali muat dapat
berkerja optimal dengan tinggi lantai kerja sesuai dengan peralatan dimensi
terkecil yang dimiliki perusahaan. Maka kedalaman lubang ledak akan
mempengaruhi bukan hanya pada hasil fragmen saja, tetapi juga mempengaruhi
pada alat gali muat serta lantai kerja. Dari presentasi hasil perolehan peledakan
juga akan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh penerapan kedalaman lubang
ledak yang berbeda-beda karna umumnya perusahaan melakukan peledakan
menyesuaikan dengan target elevasi yang telah direncanakan.
4.1 Kesimpulan
fragmen hasil peledakan berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Ash, R.L, 1990, “Design of Blasting Round, Surface Mining”, B.A. Kennedy
Editor, Society for Mining, Metallurgy, and Explotion, Inc. Page. 565-584.
Ash. R.L. (1963). The Mechanics of Rock Breakage. Cleveland : Pit and Quarry
Magazine.
Cunningham, C.V.B., (1983) , The Kuz-Ram Model for Prediction of
Fragmentation From Blasting, First International Symposium on Rock
Fragmentation by Blasting, Lulea, Swede.
Hemphill b., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.
New York
http://www.academia.edu/19641587/7_Kajian_Teknis_Operasi_peledakan_untuk
_Meningatkan_Nilai_Perolehan_Hasil_Peledakan_di_Tambang_ diakses
pada tanggal 5 Oktober 2015.
http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/10.-Afellyn.pdf diakses pada
tanggal 3 Januari 2016.
https://id.scribd.com/doc/78869962/SKRIPSI-4TAMBANG. diakses pada tanggal
8 Oktober 2015.
http://blog.unsri.ac.id/download/83.pdf, diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.
http://www.amazon.com/BlastingPrinciplesOpenMiningVolumes/dp/9054104589,
diakses pada tanggal 29 Oktober 2015.
https://www.isee.org/store/product/196-blasting-principles-for-open-pit-mining
diakses 20 Februari 2016
HustrulidW.,1999, Blasting Principles For Open Pit Mining. Colorado School of
Mins, Golden, Colorado, USA.
Jimeno C.L. and Jimeno E.L., 1995, Drilling and Blasting of Rocks,
Balkema/Rotterdam/Brookfield.
Koesnaryo.S., 1988, Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Fakultas Tambang
UPN “Veteran” Yogyakarta.
Koesnaryo. S., 2001, Rancangan Peledakan Batuan, Fakultas Tambang UPN
“Veteran” Yogyakarta.
Konya C.J., 1995, Blast Design, Intercontinental Departement, Montville, Ohio.
Konya C.J. and Walter E.J., 1990, Surface Blast Design, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, New Jers.
Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New
York,1973.
Saptono Singgih, 2006, Teknik Peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yo1.
Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen Pertambangan dan Energi,
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994.