Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

PENGENDALIAN
DOKUMEN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PADANGSARI
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Masyarakat yang sehat mencerminkan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan
pemerintah terhadap masyarakat telah cukup baik, maka sudah seharusnya negara /
pemerintah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang baik, murah, dan dapat diakses
dengan mudah atau mungkin bisa diselenggarakan dengan gratis.
Salah satu bentuk upaya kesehatan yang diberikan sebagai wujud kepedulian pemerintah
kepada masyarakat adalah Puskesmas ( Pusat Kesehatan Masyarakat ). Puskesmas
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan.
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan,
serta pemulihan kesehatan. Peranan laboratorium di puskesmas saat ini telah menjadi bagian
yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnose suatu penyakit telah banyak mensyaratkan
untuk didukung dengan data hasil pemeriksaan laboratorium. .
Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan pada derajat atau tingkat keunggulan
suatu pelayanan kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti bahan dan alat
penelitian, sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif, lingkungan yang nyaman
dan dukungan administrasi, sehingga terjadi interaksi pelayanan yang baik.

2. RUANG LINGKUP

Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama di Puskesmas Padangsari


meliputi :
1. Hematologi
Hemoglobin, Hitung jumlah lekosit, Laju endap darah, Hitung jenis lekosit, Hitung
jumlah trombosit, Hematokrit.
2. Kimia Klinik
Gula darah, Cholesterol, Asam urat, Trigliserid
3. Mikrobiologi dan Parasitologi
BTA, IMS ( meliputi : Diplococcus gram negatif, Trichomonas vaginalis, Candida
albicans, Bacterial vaginosis ), Malaria.
4. Imuno serologi
Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, HbsAg, Anti HIV, Syphilis.
5. Urinalisa
Makroskopik ( meliputi : warna, kejernihan, bau, volume ), pH, Protein, Reduksi,
Mikroskopik ( sedimen )
6. Tinja
Makroskopik dan mikroskopik

Peralatan laboratorium yang ada di laboratorium Puskesmas Padangsari :


1. Mikroskop binokuler
2. Centrifuge
3. Mikropipet
4. Hemositometer ( bilik hitung, pipet lekosit, pipet eritrosit )
5. Hemometer ( tabung Hb, pengaduk Hb, standart warna )
6. Pipet LED Westergreen
7. Rak LED
8. Tabung reaksi
9. Tabung centrifuge
10. Rak tabung
11. Glukotest
12. Cholesterol test
13. Asam urat test
14. Tourniquet
15. Autoclick
16. Pipet tetes
17. Lampu spirtus
18. Rak pengecatan
19. Rak pengering
20. Ose / sengkelit
21. Botol pencuci
22. Safety cabinet

3. LANDASAN HUKUM
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003
2. PermenkesNo. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.
3. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan.
4. Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik
yang Baik.
5. Permenkes RI No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
BAB II
PENGORGANISASIAN

Struktur Organisasi Laboratorium Puskesmas Padangsari :


1. Penanggung jawab : Kepala Puskesmas
2. Penanggung jawab teknis : dr. Diana Eka Ratnasari
3. Pelaksana laboratorium : Fitri Yuli Astuti, Am.AK
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

Pada dasarnya kegiatan laboratorium harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta memperoleh / memiliki
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung
jawabnya.
Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok orang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemantapan mutu dan
keamanan kerja.
Tenaga yang ada di Laboratorium Puskesmas Padangsari :
1. Penanggung jawab teknis : dr. Diana Eka Ratnasari
2. Tenaga teknis : Fitri Yuli Astuti, Am.AK

STANDAR DAN ANALISIS KOMPETENSI PETUGAS LABORATORIUM

Keadaan Riil
No Nama Jabatan Standar Kesenjangan
Kompetensi
kompetensi
1 Fitri Yuli Pranata a. Pangkat / a. Pangkat / golongan
Astuti Laboratorium golongan : :
IIc / IIc / Pengatur
Pengatur

b. Pendidikan: b. Pendidikan :
DIII Analis DIII Analis
kesehatan Kesehatan

. c. Pengalaman c. Pengalaman Kerja


Kerja :
Telah bekerja
dibidangnya
selama 10 tahun

d. Ketrampilan d. Ketrampilan :
Komputer tk.dasar

BAB IV
STANDAR FASILITAS

1. BANGUNAN
 Ruangan : Luas 2.5mx3m
 Ventilasi : Ada
 Penerangan : Lampu 20 watt
 Air mengalir : Ada
 Daya Listrik : Ada
 SPAL : Ada

2. PERALATAN
 Mikroskop binokuler : 1 buah
 Makro centrifuge : 1 buah
 Cetrifuge hematocrit : 1 buah
 Mikropipet 5 ul : 1 buah
 Mikropipet 10ul : 1 buah
 Mikropipet 20ul : 1 buah
 Mikropipet 100 ul : 1 buah
 Mikropipet 200 ul : 1 buah
 Hemositometer ( bilik hitung, pipet lekosit, pipet eritrosit ) : 1 set
 Hemometer ( tabung Hb, pengaduk Hb, standart warna ) : 1 set
 Pipet LED Westergreen : 2 buah
 Rak LED : 1 buah
 Tabung reaksi : 5 buah
 Tabung centrifuge : 4 buah
 Rak tabung : 4 buah
 Glukotest : 1 buah
 Cholesterol test : 1 buah
 Asam urat test : 1 buah
 Tourniquet : 2 buah
 Autoclick : 2 buah
 Pipet tetes : 8 buah
 Lampu spirtus : 2 buah
 Rak pengecatan : 2 buah
 Rak pengering : 2 buah
 Ose : 2 buah
 Botol pencuci : 1 buah
 Safety cabinet : 1 buah

BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS PADANGSARI

1. SPO PENGAMBILAN DARAH VENA


 Petugas mencuci tangan dan memakai APD lengkap.
 Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk dan memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan dengan singkat dan jelas.
 Petugas mengisi dan menandatangani blangko informed consent, kemudian meminta
pasien untuk menandatangani blangko tersebut.
 Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( spuit, kapas alkohol, tourniquet )
 Petugas mempersiapkan tabung reaksi yang telah diisi EDTA dan menuliskan
identitas pasien pada dinding tabung.
 Pasien diminta untuk meluruskan tangan di atas meja sampling.
 Petugas menentukan vena yang akan diambil darahnya dengan cara meraba dengan
jari tengah kanan.
 Petugas mengikatkan karet pembendung / tourniquet pada lengan bagian atas yang
telah dipilih.
 Pasien diminta untuk mengepalkan tangannya
 Petugas melakukan desinfeksi pada vena yang akan diambil darahnya dengan kapas
alkohol dengan cara mengusap dari arah dalam keluar 1 kali dan dibiarkan kering.
 Petugas mulai mengambil darah dengan cara tangan kiri memegang lengan penderita
sambil ibu jari menekan saluran vena yang sebelah bawah.
 Petugas menusukkan jarum dengan sisi miring menghadap ke atas membentuk sudut
± 45 derajat.
 Petugas membuka dan meregangkan karet pembendung / tourniquet lalu hisap darah
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.
 Petugas meletakkan kapas alkohol pada tempat tusukan, lalu cabut spuit perlahan –
lahan.
 Petugas mempersilahkan pasien untuk menekan bekas tusukan dengan kapas alkohol.
 Petugas menutup luka bekas tusukan dengan plester setelah perdarahannya berhenti.
 Petugas melepas jarum dari spuit, memasukan darah pada tabung yang telah berisi
EDTA melalui dinding tabung agar tidak haemolisis.

2. SPO PENGAMBILAN DARAH KAPILER


 Petugas mencuci tangan dan memakai APD lengkap.
 Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk dan memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan dengan singkat dan jelas.
 Petugas mengisi dan menandatangani blangko informed consent, kemudian meminta
pasien untuk menandatangani blangko tersebut.
 Petugas mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan saat pengambilan
darah kapiler.
 Petugas memilih lokasi yang akan diambil darahnya dan memastikan daerah tersebut
tidak mengalami gangguan peredaran darah.
 Petugas melakukan desinfeksi dengan kapas alkohol pada bagian yang akan diambil
darahnya dengan cara mengusap dari arah dalam keluar 1 kali dan dibiarkan kering.
 Petugas memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan agak sedikit
ditekan.
 Petugas menusuk dengan cepat menggunakan autoclik yang didalamnya telah
terpasang lancet steril dengan arah tegak lurus.
 Petugas menghapus tetesan darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering,
tetesan darah berikutnya dipergunakan untuk pemeriksaan.
 Petugas memberikan kapas alkohol pada jari bekas tusukan sambil ditekan setelah
selesai pengambilan darah.

3. SPO PEMERIKSAAN HB SAHLI


 Petugas mempersiapkan alat ( Hb sahli set ), reagen dan sampel.
 Petugas memasukkan larutan HCL 0,1 N ke dalam tabung hemometer sampai tanda
angka 2.
 Petugas menghisap darah dengan pipet sahli sampai tepat pada tanda angka 20 ul.
 Petugas menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan cara
menghapus dari pertengahan pipet ke bawah dengan tissue secara cepat.
 Petugas mengalirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung hemometer yang berisi
larutan HCL 0,1 N, jangan sampai terjadi gelembung udara.
 Petugas mengangkat pipet itu sedikit lalu hisap HCL 0,1 N yang jernih itu kedalam
pipet 2 atau 3 kali ke dalam pipet.
 Petugas mencampur isi tabung sampai membentuk asam hematin ( campuran
menjadi coklat tua ).
 Petugas menambahkan aquadest setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang
pengaduk sampai didapatkan warna yang sama dengan standart warna.
 Petugas menginterpretasikan hasil dengan melihat meniskus bawah larutan dalam
skala tabung hemometer, dinyatakan dalam gram persen ( gr%) atau gr / dl
4. SPO PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
 Petugas mempersiapkan alat, bahan dan sampel
 Petugas mengambil tabung reaksi berisi darah dan memiringkannya ± 30º dan
memasukkan tabung mikrokapiler sampai menyentuh darah, ketok – ketok sampai
diperoleh darah ¾ tabung.
 Petugas menghapus darah yang menempel di luar tabung mikrokapiler dengan tissue
dengan cara menghapus dari tengah tabung ke arah bawah secara cepat.
 Petugas menutup ujung tabung mikrokapiler yang tidak ada darahnya dengan
paraffin.
 Petugas meletakkan tabung mikrokapiler ke dalam centrifuge mikro hematokrit
dengan posisi tabung yang tertutup paraffin menempel pada dinding centrifuge, di
sisi lain juga diletakkan tabung mikrokapiler sebagai imbangan, kemudian ditutup
rapat – rapat.
 Petugas memusingkan centrifuge dengan kecepatan 15000 rpm selama 5 menit.
 Petugas membuka tutup centrifuge setelah centrifuge berhenti dan mengambil tabung
mikrokapiler dan meletakkan di skala mikrohematokrit.
 Petugas menginterpretasikan hasil dengan skala mikrohematokrit, tabung
mikrokapiler yang diberi paraffin diletakkan di batas bawah skala, batas atas sejajar
dengan garis kemudian tarik garis melalui batas antara endapan dan serum sehingga
akan didapatkan hasil hematokrit, dinyatakan dalam persen (%).

5. SPO PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT


 Petugas memepersiapkan alat, bahan dan sampel.
 Petugas menghisap darah EDTA dengan pipet eritrosit sampai tepat pada garis angka
1,0.
 Petugas menghapus darah yang menempel di luar pipet eritosit dengan tissue dengan
cara menghapus dari tengah tabung ke arah bawah secara cepat.
 Petugas memasukkan ujung pipet ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan
darah pada garis tadi, pipet dipegang dengan sudut 45º dan larutan Rees Ecker
dihisap perlahan –lahan ( jangan sampai timbul gelembung udara ) sampai garis batas
101.
 Petugas mengangkat pipet eritrosit dari larutan Rees Ecker dan menutup ujungnya
dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
 Petugas mengocok pipet dengan gerakan memutar selama 5 menit, kedua ujung pipet
ditutup dengan jari saat pengocokan.
 Petugas membuang 2 – 3 tetes pertama dan memasukkan cairan ke dalam kamar
hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30º pada pinggir kaca
penutup yang telah diletakkan di atas kamar hitung, biarkan terisi hingga penuh dan
rata.
 Petugas menginkubasikan kamar hitung yang telah berisi dengan campuran darah
dan larutan Rees Ecker di atas kapas basah agar lembab dan trombosit mengendap
selama 15 menit.
 Petugas menginterpretasikan hasil dengan menghitung semua trombosit yang
terdapat pada pada 400 bidang kecil ditengah kamar hitung.
 Perhitungan :
Pengenceran darah dalam pipet/ tabung = 100 X
Luas bidang besar di tengah yg dihitung = 1 mm²
Tinggi bilik hitung = 1/10 mm

Jadi perkalian = 100 = 100 = 1.000


1 x 1/10 0,1
Jadi jumlah trombosit = Jumlah trombosit yang dihitung x 1.000/mm³
 Hasil jumlah trombosit dinyatakan dalam satuan /mm³.

6. SPO PEMERIKSAAN LEKOSIT


 Petugas memepersiapkan alat, bahan dan sampel.
 Petugas menghisap darah EDTA dengan pipet lekosit sampai tepat pada garis angka
0,5.
 Petugas menghapus darah yang menempel di luar pipet lekosit dengan tissue dengan
cara menghapus dari tengah tabung ke arah bawah secara cepat.
 Petugas memasukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk sambil menahan darah pada
garis tadi, pipet dipegang dengan sudut 45º dan larutan Turk dihisap perlahan –lahan
( jangan sampai timbul gelembung udara ) sampai garis batas 11.
 Petugas mengangkat pipet lekosit dari larutan Turk dan menutup ujungnya dengan
ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
 Petugas mengocok pipet dengan gerakan memutar selama 5 menit, kedua ujung pipet
ditutup dengan jari saat pengocokan.
 Petugas membuang 2 – 3 tetes pertama dan memasukkan cairan ke dalam kamar
hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30º pada pinggir kaca
penutup yang telah diletakkan di atas kamar hitung, biarkan terisi hingga penuh dan
rata.
 Petugas menginkubasikan kamar hitung yang telah berisi dengan campuran darah
dan larutan Turk pada suhu kamar selama 2 menit supaya lekosit mengendap.
 Petugas menginterpretasikan hasil dengan menghitung semua lekosit yang terdapat
dalam 4 bidang besar pada sudut – sudut seluruh permukaan .
 Perhitungan :
Perhitungan jumlah Lekosit:
Pengenceran darah dalam pipet/tabung = 20 x
Luas tiap bidang besar = 1 mm²
Tinggi bilik hitung = 1/10 mm
Lekosit dihitung dalam 4 bidang besar sehingga luasnya = 4 x 1 mm² = 4 mm²
Jadi perkalian = 20 = 50
4 x 1/10
Jadi jumlah lekosit = Jumlah lekosit yang dihitung dalam 4 bidang x 50
 Hasil jumlah lekosit dinyatakan dalam satuan /mm³.

7. SPO PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


 Petugas memepersiapkan alat, bahan dan sampel.
 Petugas meneteskan sampel darah pada kartu golongan darah masing – masing 1
tetes pada bagian kotak anti A, anti B dan anti AB.
 Petugas meneteskan reagen masing – masing 1 tetes sesuai dengan kotak kartu
golongan darah.
 Petugas mencampur darah dan reagen satu bagian demi satu bagian menggunakan
pengaduk hingga homogen.
 Petugas menginterpretasikan hasil dengan melihat ada tidaknya aglutinasi pada
masing – masing kotak.
Hasil positif ( + ) apabila terjadi aglutinasi
Hasil negatif ( - ) apabila tidak terjadi aglutinasi

8. SPO PEMERIKSAAN WIDAL


 Pemeriksaan kualitatif:
a. Petugas mempersiapkan alat, bahan dan sampel serum /plasma.
b. Petugas memipet serum / plasma masing – masing 20 µl pada 2 lubang pada plat
tes.
c. Petugas meneteskan reagen Salmonella Typhi O pada lubang I dan reagen
Salmonella typhi H pada lubang II kemudian masing - masing dicampur dengan
pengaduk dan digoyang – goyang selama ±2 menit.
d. Petugas menginterpretasikan hasil pemeriksaan dengan mengamati terjadinya
aglutinasi pada masing – masing lubang.
Hasil positif ( + ) apabila terjadi aglutinasi
Hasil negatif ( - ) apabila tidak terjadi aglutinasi
e. Apabila hasil positip ( + ) maka dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan kualitatif.

 Pemeriksaan Kuantitatif :
a. Petugas memipet serum 80µl, 40µl, 20µl, 10µl, 5µl pada plat yang telah
disediakan.
b. Petugas menambahkan masing-masing dengan reagen Salmonella Typhi O dan
reagen Salmonella Typhi H pada slide yang telah terisi serum / plasma.
c. Petugas mencampur dengan pengaduk hingga homogen dan digoyang –
goyangkan ±2 menit
d. Petugas menginterpretasikan hasil pemeriksaan dengan mengamati terjadinya
aglutinasi pada masing – masing pengenceran sebagai berikut :

PENGENCERAN
HASIL TITER
REAGEN SAMPEL
1 tetes 80µl 1/20
1 tetes 40µl 1/40
1 tetes 20µl 1/80
1 tetes 10µl 1/160
1 tetes 5µl 1/320
1 tetes 5µl + 5µl NaCl 1/640

Nilai normal : Negatif

9. SPO PEMERIKSAAN GULA DARAH


 Petugas mempersiapkan alat glucotest, bahan dan sampel darah.
 Petugas memasukkan code pada bagian belakang alat glucotest.
 Petugas membuka bungkus strip glucotest.
 Petugas memasukkan strip glucotest pada alat, tunggu hingga muncul gambar tetesan
darah pada layar monitor alat.
 Petugas mengambil sampel darah dan meneteskan pada strip glucotest.
 Petugas menunggu pembacaan hasil selama ±10 detik.
 Petugas menginterpretasikan hasil pemeriksaan dengan melihat hasilnya pada layar
monitor alat.
 Petugas mencabut strip glucotest dan membuangnya ke dalam sampah medis.
 Hasil dinyatakan dalam mg/dl

10. SPO PEMERIKSAAN ASAM URAT


 Petugas mempersiapkan alat UA test, bahan dan sampel darah.
 Petugas memasukkan code pada bagian belakang alat UA test.
 Petugas menyalakan alat UA test.
 Petugas membuka bungkus strip UA test.
 Petugas memasukkan strip UA test pada alat, tunggu hingga muncul gambar tetesan
darah pada layar monitor alat.
 Petugas mengambil sampel darah dan meneteskan pada strip UA test.
 Petugas menunggu pembacaan hasil selama ±10 detik.
 Petugas menginterpretasikan hasil pemeriksaan dengan melihat hasilnya pada layar
monitor alat.
 Petugas mencabut strip UA test dan membuangnya ke dalam sampah medis
kemudian mematikan alat test.
 Hasil dinyatakan dalam mg/dl

11. SPO PEMERIKSAAN CHOLESTEROL


 Petugas mempersiapkan alat Cholesterol test, bahan dan sampel darah.
 Petugas memasukkan code pada bagian belakang alat Cholesterol test.
 Petugas menyalakan alat Cholesterol test.
 Petugas membuka bungkus strip Cholesterol test.
 Petugas memasukkan strip Cholesterol test pada alat, tunggu hingga muncul gambar
tetesan darah pada layar monitor alat.
 Petugas mengambil sampel darah dan meneteskan pada strip Cholesterol test.
 Petugas menunggu pembacaan hasil selama ±10 detik.
 Petugas menginterpretasikan hasil pemeriksaan dengan melihat hasilnya pada layar
monitor alat.
 Petugas mencabut strip Cholesterol test dan membuangnya ke dalam sampah medis
kemudian mematikan alat test.
 Hasil dinyatakan dalam mg/dl

12. SPO PEMERIKSAAN PROTEIN URIN


 Petugas mempersiapkan alat, bahan dan sampel urin yang akan digunakan.
 Petugas mengambil sampel urin dan strip protein urin.
 Petugas mencelupkan strip protein urin ke dalam sampel urin
 Petugas mengamati perubahan warna yang terjadi
 Petugas mencocokkan perubahan warna tersebut dengan standart warna yang ada
pada wadah strip protein urin.
 Petugas mencatat dan melaporkan hasilnya.

13. SPO PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN


 Petugas mempersiapkan alat, bahan dan sampel urin yang akan digunakan.
 Petugas mengambil sampel urin, mencampur hingga homogen dan menuangnya ke
dalam tabung centrifuge.
 Petugas memasukkan tabung centrifuge yang berisi sampel urin ke dalam centrifuge
dan pusingkan selama ± 5 menit dengan kecepatan1500 – 2000 rpm.
 Petugas menuang cairan bagian atas dari tabung dengan gerakan cepat dan disisakan
kira – kira ½ ml.
 Petugas mengocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
 Petugas memipet dengan pipet pasteur suspensi sedimen tersebut dan meneteskannya
± 2 tetes di atas obyek glass dan ditutup dengan kaca penutup.
 Petugas membaca sedimen di bawah mikroskop menggunakan lensa obyektif 10 X
dan 40 X.
 Petugas mencatat dan melaporkan hasilnya.

14. SPO TES KEHAMILAN


 Petugas mempersiapkan alat, bahan dan sampel urin.
 Petugas mengambil sampel urin dan strip tes kehamilan
 Petugas mencelupkan strip tes kehamilan ke dalam sampel urin, jangan sampai
melebihi tanda batas.
 Petugas menunggu pembacaan ± 1 menit
 Petugas mengamati ada tidaknya garis merah yang terjadi.
Hasil positif ( + ) akan muncul 2 garis merah
Hasil negative ( - ) hanya muncul 1 garis merah
 Petugas mencatat dan melaporkan hasilnya.

15. SPO PEMERIKSAAN SPUTUM


 Petugas mempersiapkan alat, bahan dan sampel sputum.
 Petugas memberi identitas atau nomor sediaan pada kaca sediaan.
 Petugas mengambil sedikit dahak dari bagian yang kental dan kuning kehijau-hijauan
menggunakan lidi.
 Petugas mengoleskan dahak keatas kaca sediaan secara merata dengan gerakan spiral
kecil dengan ukuran 2 x 3 cm, jangan terlalu tipis dan jangan terlalu tebal.
 Petugas menunggu sampai sediaan kering kemudian melakukan fiksasi dengan
melewatkan di atas api sebanyak 3 kali.
 Petugas meletakkan sediaan di atas rak pengecatan dengan posisi apusan dahak
menghadap ke atas.
 Petugas meneteskan larutan carbol fuchsin 0,3% pada seluruh permukaan apusan
dahak.
 Petugas memanaskan sediaan tersebut dengan kapas alkohol yang dibakar hingga
timbul uap kemudian diamkan selama 5 menit.
 Petugas membuang sisa cat pada sediaan dan dibilas dengan air mengalir secara
perlahan – lahan.
 Petugas menggenangi seluruh permukaan sediaan dengan asam alkohol 3% dan
didiamkan selama 3 menit kemudian buang. Bila warna merah masih tampak di atas
kaca sediaan maka ulangi lagi sampai tidak tampak warna merah lagi kemudian bilas
dengan air mengalir.
 Petugas menggenangi seluruh permukaan sediaan dengan larutan methylene blue
0,3% dan didiamkan selama 20 – 30 detik.
 Petugas membilas dengan air mengalir hingga bersih dan didiamkan hingga kering di
atas rak pengering.
 Petugas membaca hasil pemeriksaan menggunakan mikroskop dengan lensa obyektif
100 X
 Petugas mencatat dan melaporkan hasilnya

16. SPO HIV ( ONCOPROBE )


 Petugas mempersiapkan oncoprobe kit,membiarkan pada suhu kamar
 Petugas membuka kemasan lalu beri identitas sampel pada membran
 Petugas menggunakan disposibel dropper yang tersedia pada kit
 Petugas meneteskan 1 tetes sampel ke lubang sampel
 Lalu petugas meneteskan 1 tetes buffer
 Petugas menjalankan timer, tunggu dan biarkan menyerap
 Petugas membaca hasil dalam waktu 5- 20menit
 Petugas mencatat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan laboratorium
 Petugas menyalin hasil, pada buku bantu laborat.
 Petugas laborat memberikan formulir pada petugas konselor.
 Jika hasil Reaktif,maka lanjutkan pada tahap ke 2

17. SPO HIV ( INTAKE )


 Petugas mempersiapkan intake kit,membiarkan pada suhu kamar
 Petugas membuka kemasan lalu beri identitas sampel pada membran
 Petugas menggunakan disposibel dropper yang tersedia pada kit
 Petugas meneteskan 1 tetes sampel ke lubang sampel
 Lalu Petugas meneteskan 1 tetes buffer
 Petugas menjalankan timer,tunggu dan biarkan menyerap
 Petugas membaca hasil dalam waktu 5- 20menit
 Petugas mencatat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan laboratorium
 Petugas menyalin hasil,pada buku bantu laborat.
 Petugas laborat memberikan formulir pada petugas konselor.
 Jika hasil Reaktif,maka lanjutkan pada tahap ke 3

18. SPO HIV ( TRILINE )


 Petugas mempersiapkan intake kit,membiarkan pada suhu kamar
 Petugas membuka kemasan lalu beri identitas sampel pada membran
 Petugas menggunakan disposibel dropper yang tersedia pada kit
 Petugas meneteskan 1 tetes sampel ke lubang sampel
 Lalu Petugas meneteskan 1 tetes buffer
 Petugas menjalankan timer,tunggu dan biarkan menyerap
 Petugas membaca hasil dalam waktu 5- 20menit
 Petugas mencatat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan laboratorium
 Petugas menyalin hasil,pada buku bantu laborat.
 Petugas laborat memberikan formulir pada petugas konselor.

BAB VI
LOGISTIK PELAYANAN LABORATORIUM

Sumber bahan logistic yang ada di Puskesmas Padangsari didapatkan dari dropping
pemerintah kota melalui Instalasi Farmasi, dana APBD II dan dana JKN.
Adapun bahan – bahan logistic yang berada di laboratorium Puskesmas Padangsari adalah :
1. Alkohol 70 %
2. Spuit 2,5 cc
3. Kapas
4. Spiritus
5. Larutan EDTA 10%
6. Larutan turk
7. HCL 0,1 N
8. Eosin 2%
9. Minyak immersi
10. KOH 10%
11. Nacl 0,9%
12. Rees Ecker
13. Tes kehamilan
14. Mikrokapiler hematokrit
15. Reagen widal
16. Reagen golongan darah
17. Reagen ZN
18. Stik glucotest
19. Stik cholesterol test
20. Stik UA test
21. Stik urin 3 parameter ( Prot, Red, pH )
22. Stik urin 10 parameter
23. Reagen HIV Onchoprobe
24. Reagen HIV Intec
25. Reangen HIV Vikia
26. Reagen HIV SD
27. Reagen syphilis rapid test

BAB VII
KENDALI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS PANGSARI

Untuk menjaga mutu pelayanan laboratorium puskesmas kupu,dilakukan pemantapan


mutu internal dan pemantapan mutu eksternal.
A. Pemantapan mutu internal
Pemantapan mutu internal meliputi
1. Tahap pra analitik
- Persiapan pasien
- Penerimaan specimen
- Pengiriman specimen
- Penyimpanan spesimen
2. Tahap analitik
- Persiapan reagen
- Kalibrasi dan pemeliharaan alat
- Uji ketelitian dan ketepatan
3. Tahap post analitik
Verifikasi dan validasi,dilakukan oleh
- analis yang kompeten dan berwenang
- dokter yang berwenang
B. Pemantapan mutu eksternal
Pemantapan mutu eksternal dilakukan kerjasama dengan Balai Laboratorium Kesehatan.
Disamping itu,tenaga laboratorium juga mengikuti pelatihan – pelatihan yang diadakan
oleh Dinas Kesehatan.
Pelatihan – pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah :
1. Pelatihan TB Paru metode LQAS
2. Pelatihan HIV
3. Pelatihan IMS
BAB VIII
KESELAMATAN PASIEN LABORATORIUM PUSKESMAS

Keselamatan pasien merupakan jaminan yang menetapkan suatu proses atau sistem yang
dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan atau sistem breakdown sehingga
tujuan akhir dari pelanggan tercapai.
Adapun keselamatan pasien meliputi tahap
1. Pre analitik
 Registrasi
- Akurasi data identitas pasien
- Akurasi jenis tes/pemeriksaan
- Pemenuhan persyaratan pasien(missal=puasa)
- Data pendukung lain(mis: diagnose,hamil minggu ke brp,panas hari ke
berapa)
- Sampaikan waktu selesai hasil
 Pengambilan specimen
- Konfirmasi identitas pasien
- Jenis sampel/specimen
- Informasi tentang alur pengambilan darah(mis;diambil 1x at
2x),kemungkinan sedikit rasa sakit.
- Tunjukkan bahwa jarum yang dipakai masih baru
2. Analitik
 Penanganan sampel
- Kualitas sampel
3. Post analitik
 Validasi hasil
- Pengecekan final terhadap kelengkapan hasil,identitas pasien dan identitas
pengirim
- Konsulkan/diskusikan dengan dokter
o Hasil yang berada pada rentang nilai kritis
o Hasil yang meragukan
- Pelaporan hasil

KESELAMATAN KERJA KARYAWAN LABORATORIUM PUSKESMAS PADANGSARI


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang
berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan
tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan karakteristik pekerja serta orang
yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan
tingkat kesehatan yang tinggi sehingga menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi.

Fasilitas Perlindungan bagi petugas laboratorium Puskesmas Padangsari :


1. Jas laboratorium
2. Masker
3. Sarung tangan
BAB IX
PENUTUP

Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan
kesehatan.
Hasil laboratorium dapat dipertanggungjawabkan pada pasien, klien ataupun tenaga
kesehatan lainya sebagai penentu tindakan selanjutnya. Untuk menjaga mutu hasil
laboratorium yang dihasilkan,diperlukan adanya pemantapan mutu,baik internal maupun
eksternal.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai