Anda di halaman 1dari 5

Sebagai salah satu faktor yang menentukan terjadinya penyakit tumbuhan adalah dengan

adanya interaksi antara patogen dengan tanaman inangnya itu sendiri, yang ditandai dengan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan patogen di dalam jaringan inang. Terjadinya infeksi ,
patogen harus mengenal inangnya (masa prapenetrasi) dan selanjutnya barulah melakukan infeksi
dan masuk ke dalam jaringan inang (masa pasca penetrasi). Sebagai akibat dari adanya infeksi
akan terjadi penyakit pada tumbuhan dan tumbuhan akan menunjukkan respon sebagai salah
bentuk pertahanannya terhadap gangguan pathogen.

Infeksi pathogen kedalam jaringan inang

a. Jamur
Jamur pathogen pada tumbuhan dapat masuk ke dalam jaringan tumbuhan melalui
beberapa jalan antara nya :
a) Luka
b) Ubang-lubang alami
c) Menembus secara langsung permukaan jaringan yang utuh

Patogen yang dapat masuk melalui luka disebut sebagai parasit luka. Patogen golongan ini
tidak dapat masuk kedalam jaringan inang melalui lubang alami maupun dengan menembus secara
langsung. Luka yang dapat ditembus oleh patogen ini dapat berupa luka yang sangat halus maupun
luka yang dapat terlihat secara langsung dengan mata biasa, luka yang terjadi secara mekanis,
maupun luka yang disebabkan karena gigitan serangga. Jamur bahkan hanya dapat masuk melalui
luka yang telah disebabkan oleh patogen yang telah menyerang terlebih dahulu. Patogen ini disebut
dengan patogen sekunder.
Lubang alami yang sering digunakan sebagai tempat masuk oleh jamur patogen adalah
stomata atau mulut kulit. Spora jamur yang berada di atas permukaan daun akan berkembang dan
membentuk buluh kecambah. Setelah mencapai mulut kulit ujung buluh kecambah akan membesar
dan membentuk apresorium. Dari apresorium ini akan dibentuk tabung penetrasi yang masuk ke
dalam lubang stomata dan di dalam ruang udara akan membengkak menjadi gelembung substoma
yang kemudian ditempat ini akan tumbuh hifa infeksi yang berkembang ke semua arah, membentuk
haustorium dan mengambil makanan dengan cara mengisap makanan dari sel-sel inang, sehingga
infeksi terjadi.
Lentisel yang berisi sel-sel berdinding tipis dan di dalamnya terdapat banyak ruang antar sel
juga merupakan salah satu tempat yang dapat dilalui oleh patogen untuk masuk ke dalam jaringan
tanaman inang belum terbentuk gabus di bawahnya. Patogen yang masuk melalui lentisel akan
mendapat perlawanan oleh pembentukan gabus, sehingga dapat dikatakan mirip dengan penetrasi
melalui luka. Infeksi patogen dapat juga terjadi melalui kelenjar madu yang berada di dalmnaya
sering berfungsi sebagai alas makanan bagi patogen sebelum masuk ke dalam jaringan.
Hal ini biasanya terjadi pada patogen-patogen yang terbawa oleh serangga pengisap madu.
Jamur yang melakukan infeksi dengan menembus langsung permukaan jaringan, buluh kecambah
dari spora jamur terlebih dahulu akan membentuk apresorium yang melekat erat pada permukaan
kulit luar karena adanya laipsan lendir. Setelah apresorium terbentuk kemudian jamur akan
membentuk hifa infeksi berbentuk tonjolan kecil yang mempunyai kekuatan besar untuk
menembus kutikula. Senyawa kutikula yang merupakan penyusun dinding kutikula akan dapat
dihancurkan secara kimiawi, sehingga jamur tidak hanya mengandalkan kekuatan mekanisnya saja.
Selanjutnya hifa infeksi akan bertemu dengan dinding luar sel epidermis, terutama yang tersusun
oleh selulosa, dan dapat dihancurkan oleh jamur secara enzimatis, sehingga selulosa mengalami
hidratasi yang terlihat sebagai suatu pembengkakan dan berlapis-lapis. Hifa infeksi akan membuat
saluran kecil di dalam bengkakan ini dan masuk ke dalam ruang sel.
Jika hifa infeksi mulai menguraikan dinding luar sel epidermis, keseimbangan dalam sel mulai
terganggu. Protoplas mengalami perubahan dalam strukturnya, menjadi lebih kasar dan granuler.
Kadang-kadang protoplasma mengalami koagulasi dan mengendap pada permukaan hifa yang telah
masuk, sehingga hifa yang masuk terbungkus oleh selaput yang padat, yang dapat menghalangi
difusi sekresi jamur ke dalam sel. lapisan pembungkus ini menjadi lebih kuat karena adanya
endapan selulosa dan hemiselulosa yang disebut lignituher, yang dapat menghentikan
pertumbuhan hifa.
b. Bakteri
Bakteri tidak dapat melakukan infeksi dengan hanya menembus permukaan jaringan
tumbuhan yang utuh. Bakteri akan masuk ke dalam jaringan tanaman melalui luka mekanis. Karena
adanya tekanan negatif di dalam pembuluh yang terjadi akibat adanya luka akan mengakibatkan
bakteri tertarik masuk ke dalam pembuluh sehingga terlindung dari faktor lingkungan yang kurang
baik. Luka karena hewan juga dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri. Lubang
alami dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan infeksi. Mulut kulit ataupun hidatoda,
khususnya yang terdapat di tepi daun dapat digunakan sebagai jalan masuk bakteri. Pada waktu
udara lembap hidatoda akan mengteluarkan tetes air gutasi. Jika kelembapan turun maka
penguapan daun akan bertambah sehingga tetes air yang berada di depan hidatoda akan terisap
masuk dan jika ada spora bakteri yang menempel maka akan ikut terserap masuk bersama dengan
tetes air gutasi tersebut. Infeksi yang terjadi melalui hidatoda ini sering ditunjukkan dengan gejala
awal kerusakan yang terlihat pada tepi daun.
c. Virus
Virus tumbuhan tidak dapat melakukan infeksi tanpa adanya bantuan, karena virus tidak
dapat mengadakan penetrasi dinding sel. Virus akan masuk ke dalam sel untuk melakukan replikasi.
Infeksi virus pada permukaan daun terutama terjadi pada sel-sel epidermal. Partikel virus dapat
masuk melalui luka kecil yang tidak menyebabkan sel mati. Virus tertentu dapat menginfeksi
melalui luka mekanis, sedangkan virus lainnya harus masuk ke dalam sel inang dengan bantuan
jasad tertentu yang disebut vektor.
Setelah masuk kedalam jaringan inang virus akan segera melepaskan mantelnya,
sedangkan intinya akan segera berperan dalam proses infeksi yaitu dengan mengikuti proses
metabolisme dalam tubuh inang. Asam nukleat dari virus akan bergabung dalam sistem informasi
genetik tumbuhan, sehingga tidak hanya mengadakan replikasi untuk membentuk RNA sendiri
tetapi juga menentukan terbentuknya protein virus.

Pengaruh gangguan pathogen terhadap trasnlokasi nutrisi organik yang diproduksi oleh
daun melalui proses fotosintesis mengalir melalui plasmodesmata kedalam pembuluh atau jaringan
floem, kemudian nutrisi tersebut dialirkan melalui plasmodesmata kedalam protoplasma sel yang
tidak dapat melakukan fotosintesis yang nantinya akan diguanakan dalam proses metabolisme.

Patogen dapat menyebabkan penyakit dengan melemahkan inang dengan cara mematahkan
segala bentuk pertahanan tanaman inang dan kemudian masuk dengan melalui cara masing-masing
pathogen dan kemudian patogen melakukan penyerapan makanan atau nutrisi yang terdapat pada
tanaman inangnya secara terus menerus dari sel-sel inang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
dengan cara menghambat transportasi makanan, hara, dan air melalui jaringan pengangkut yakni
jaringan xylem dan floem dengan melakukan penginfeksian pada inangnya.

Beberapa contoh pathogen yang menyerang jaringan pengangkut pada tanaman.

1. Penyakit Layu pada tanaman cabai ( Fusarium sp)


Fusarium sp merupakan jamur yang bersifat pathogen.Gejala penyakit yang terlihat
pada tanaman muda, daun tampak berwarna kunig-kecoklatan pada salah satu daun yang
terletak di tengah tajuk dan kemudian menyebar keseluruh bagian tanaman inangnya.
Gejala yang ditemukan di lapangan terlihat daun basah akan mengering dan pelepah daun
patah sehingga hanya tersisa daun pada pucuk yang tidak membuka. Jenis jamur ini dapat
menginfeksi tanaman inangnya dengan kisaran yang sangat luas.Jamur ini menginfeksi
tanaman dengan cara masuk kedalam jaringan vaskuler dan menyerang jaringan vaskuler
tersebut yang menyebabkan terhambatnya aliran air pada jaringan xylem. Yang ditandai
jika batangnya dibelah maka ada bagian yang terlihat warna coklat-kehitaman sehingga
terjadi kelayuan pada tanaman inangnya.Salah satu dari tanaman hortikultura yang dapat
diserang oleh jamur fusarium sp adalah tanaman cabai (Capsicum annum L). Penyebaran
cendawan Fusarium sp. sangat cepat dan dapat menyebar ke tanaman lain dengan cara
menginfeksi akar tanaman menggunakan tabung kecambah atau miselium. Akar tanaman
dapat terinfeksi langsung melalui jaringan akar, atau melalui akar lateral dan melalui luka-
luka, yang kemudian menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Setelah memasuki
akar tanaman, miselium akan berkembang hingga mencapai jaringan korteks akar. Pada
saat miselium cendawan mencapai xylem, maka miselium ini akan berkembang hingga
menginfeksi pembuluh xylem. Miselium yang telah menginfeksi pembuluh xylem, akan
terbawa ke bagian lain tanaman sehingga mengganggu peredaran nutrisi dan air pada
tanaman yang menyebabkan tanaman menjadi layu. Setelah jaringan pembuluh (xylem
atau floem) mati dan keadaan udara lembab, cendawan membentuk spora yang berwarna
putih keunguan pada akar yang terinfeksi. Penyebaran jamur ini bisa terjadi lewat
hembusan angin, aliran air dan alat alat yang di petani saat bercocok tanam .

Kasifikasi Jamur Fusarium sp


Kindom : Fungi
Filum : Deuteromycota
Class : Deuteromycetes
Ordo : Monillales
Family : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium sp

2. Penyakit pada tanaman jeruk/CVPD ( Candidatus liberobackter spp)


Penyakit Citrus Vein Phloem Degeration atau disingkat dengan CVPD pada jeruk
yang diakibatkan oleh adanya bakteri Candidatus liberobackter spp berflagela yang
mampu hidup dalam jaringan pembuluh floem pada tanaman inangnya akibatnya sel- sel
floem mengalami degenerasi sehingga menghambat tanaman menyerap nutrisi. Meskipun
bakteri ini terdapat di floem, tetapi perkembangannya di bagian tanaman cukup lambat.
Penyakit CVPD dapat ditemukan pada semua jenis jeruk yang terdapat di Indonesia..
Bakteri Candidatus liberobackter spp ditularkan oleh serangga vektor yakni serangga
Daiphorina citri pada tanaman jeruk. Diaphorina citri disamping berperan sebagai vector
CVPD, juga dapat menyebabkan kerusakan langsung pada tanaman jeruk. Namun
perannya sebagai vector CVPD jauh lebih penting di banding sifatnya sebagai hama.
Diaphorina citri menyerang tangkai, kuncup bunga dan daun, tunas serta daun- daun muda.
Bagian tanaman yang terserang parah biasanya mngering secara perlahan lahan kemudian
mati. Serangan ringan ini dapat membuat tunas- tunas muda pada pohon jeruk mengeriting
dan pertumbuhannya terhambat. Kutu juga menghasilkan sekresi berwarna putih
transparan berbentuk spiral, biasanya diletakkan berserak diatas daun atau tunas. Gejala
tanaman yang terserang bakteri Candidatus liberobackter spp antara lain : daunnya
menguning (klorosis),tulang daun menjadi warna hijau tua, dan daunnya lebih tebal, serta
ukurannya menjadi lebih kecil. Sedangkan gejala yang terlihat pada buah jeruk yaitu
buahnya keras, kulitnya cepat menguning dan ukuran buahnya menjadi kecil-kecil.
Kasifikasi Bakteri Candidatus liberobackter spp
Kindom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Class : Alphaproteobacteria
Ordo : Rhizobiales
Family : Rhizobiaceae

Genus : Candidatus liberibacter


Spesies : Candidatus liberobackter spp

3. Penyakit pada tanaman Kakao ( O.theobromae )


Penyakit Vascuar Sreak Daback yang disebabkan oleh jamur O.theobromae pada
tanaman kakao sangat merugikan bagi petani. Jamur ini menginfeksi tanaman kakao, gejala
infeksi penyakit VSD dengan menguninya daun diikuti bercak-bercak berwarna hijau,daun
gugur setelah menguning dan terjadi perubahan warna jaringan vascular pada scars daun
yang jatuh, terjadi pembengkakan pada lenti sel yang terdapat pada kulit dalam daerah daun
yang jatuh serta adanya sporounting tunas askilar. Dan jika disayat akan terlihat tiga titik
noktah berwarna coklat kehitaman yang artinya setiap daun telah terinfeksi dan menjadi
jalan masuknya penyakit menuju ranting, dan jika ranting juga dibelah maka akan terlihat
garis-garis coklat kehitaman pada jaringan pengangkut tanaman yaitu jaringan xylem yang
bermuara ke bekas dudukan daun dan pada lanjutan.
Jamur ini memproduksi basiodispora pada basidium yang hidup dan berkembang
dicabang kakao yang telah terserang jamur O.theobromae tersebut. Spora ini dapat
berpindah dengan bantuan angin terutama pada malam hari dengan kecepatan jarak 10-182
meter dari sumber inokulum. Kelembaban tinggi dan suhu rendah akan memacu
terbentuknya sporulasi serta basidiospora berkecambah sangat cepat sekali berpenetrasi
pada epidermis kemudian masuk ke jaringan xylem. O. theobromae menginfeksi pucuk
pucuk dan cabang tanaman kakao, tetapi gejala yang terlihat hanya pada daun yang belang
hijau dengan latar belakang kuning. Pada tanaman yang sudah tua, gejala pada daun sering
ditemukan pada bagian tengah cabang, sedangkan pada tanaman muda gejala dapat terjadi
pada daun mana saja. Selain gejala tersebut di atas, terjadi pula perubahan warna jaringan
vaskuler pada scars daun segar yang jatuh, pembenkakan lentisel pada kulit dalam daerah
daun yang jatuh, serta sprouting tunas aksilar. Nekrosis antara tulang daun terminar tampak
menyerupai gejala kekurangan kalsium. Selain itu garis-garis coklat terlihat pada cabang
yang terinfeksi, bila cabang ini dibelah secara longitudinal.
Kasifikasi Jamur Oncobasidium theobromae
Kindom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Class : Basidiomycetes
Ordo : Ceratobasidiales
Family : Ceratobasidiaceae
Genus : Oncobasidium
Spesies : O.thebromae

Anda mungkin juga menyukai