Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA

RAGAM BAHASA LISAN DAN RAGAM BAHASA TULIS

Oleh
Kelompok 2
1. Cici Sukarelawati (2019143709)
2. Cici Sanita Mutia (2019 143696)
3. Arian Tanjung (2019143707)

Dosen Pembimbing:
Agus Heru, S.Pd, M,Pd

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI

PALEMBANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional serta bahasa negara
bangsaIndonesia. Bahasa ini sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu
jauhsebelum Belanda menjajah Indonesia. Namun tidak semua orang
menggunakantata cara atau aturan-aturan yang benar. Salah satunya adalah
penggunaan bahasaIndonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan ataupun
Kamus Besar BahasaIndonesia. Oleh karena itu, pengetahuan tentang ragam bahasa
cukup pentinguntuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh. Akhirnya,
bisaditerapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas
kitasebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh
semua lapisan masyrakat. Dalamhal ini tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi
juga semua warga Indonesiawajib mempelajari bahasa ini. Dalam bahasan bahasa
Indonesia itu ada yangdisebut ragam bahasa. Di sini ragam bahasa merupakan variasi
bahasa yangpemakaiannya berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas. rumusan masalah tulisan ini adalah
sebagai berikut,
1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2. Apakah penyebab terjadinya ragam bahasa?
3. Apa sajakah jenis-jenis ragam bahasa?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulisan


1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawanbicara.
orang yang dibicarakan. serta menurut medium pembicara (Bachman,1990).
Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini masyarakat
mengalamiperubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan itu
berupavariasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini
banyaknyavariasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
efisiensehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu
yangcocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto,
2000).
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, berbeda-beda
menurut topik tertentu, hubungan pembicara dengan lawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta media pembicara. Ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan
mengacu pada penggunaan bahasa dalam hal dan bidang tertentu, seperti bidang
pemerintahan, kesusastraan, dan jurnalistik. Berdasarkan hubungan pembicara
dengan lawan bicara ragam bahasa dapat dikategorikan dalam situasi formal atau
informal. Ragam bahasa lisan dan tulis merupakan variasi bahasa yang
dikategorikan berdasarkan media pembicaraan ( Nasucha, dkk., 2010:11). Nababan
(1993: 13) menyebutkan bahwa ragam bahasa adalah perbedaan-perbedaan bahasa
yang timbul karena aspek dasar bahasa, yaitu bentuk dan maknanya yang
menunjukkan perbedaan kecil atau besar antara penutur yang satu dengan yang
lainnya.
Menurut Chaer dan Agustina (2004:62) ragam bahasa adalah keragaman
bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan interaksi sosial yang
dilakukan oleh masyarakat atau kelompok masyarakat yang sangat beragam dan
dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Prinsip utama dari ragam
bahasa ini adalah penutur tidak selalu berbicara dalam cara yang sama untuk semua
peristiwa atau kejadian. Hal ini menunjukkan bahwa penutur memiliki alternatif
atau pilihan gaya berbicara dengan cara yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
Cara berbicara yang berbeda ini mampu menimbulkan makna sosial yang berbeda.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa yang
pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya dan tetap memperhatikan
kaidah-kaidah pokok dalam bahasa yang dimaksud dan sampai saat ini masih
berlaku.
Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai
berikut.
a. Ragam bahasa menurut Bachman (1999)
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan
bicara.orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
b. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999)
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah
pekok,yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi remi.
Sepertidi sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa
baku.Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di taman, atau di
pasar, kitatidak dituntut menggunakan bahasa baku.
c. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968)
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,
tidaktertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa
bakuagar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia.
Dalamhal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah tentang norma yang berlaku
yangberkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku
bicara, dan topik pembicaraan.

2. Ragam Bahasa Lisan


Ragam bahasa dapat didefinisikan sbagai kevariasian bahasa dalam
pemakaiannya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini terjadi karena
beberapa hal, seperti : media yang digunakan, hubungan membaca, dan topik yang
di bicarakan.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelpasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam memilih kata serta
kelengkapan usur-unsur didalam struktur kalimat tidak mnjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi berbicaraan menjadi pendukung
didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi pormal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya
dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai jika ragam bahasa
lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam, tetapi tetap
disbut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena
itu, bahwa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak mewujudkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan
ragam lisan memiliki ciri-ciri kebakuan yang berbeda.
Contoh Ragam Lisan,
a. Pengguna bentuk kata
 Titin sedang baca surat kabar.
 Didi mau nulis surat
 Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu
 Mereka tinggal di medan
 Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas
b. Mengguna kosa kata
 Ririn bilang kalau kita harus belajar
 Kita harus bikin karya tulis
 Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu
c. Pengguna struktur kalimat
 Rencana ini sudah saya sampaikan kepada direktur
 Dalam “asah terampil” ini dihadiri juga oleh gubernur jakarta

3. Ragam Bahasa Tulisan


Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang
diungkapkannya tidakditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa
baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. oleh karena itu,
dalam penggunaan ragam bahasa bakdidalam pemilihan kata. tulis di perlukan
kecematan dan ketetapandi dalam pemilihan kata. Penerapan kaidah ejaan, struktur
bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur–unsur bahasa di dalam
struktur kalimat.
Ragam bahasa tulisan adalah bahasa yang di hasilkan dengan memanfaatkan
media tulis seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis,
kita berusaha dengan tata cara penulisan dan kosa kata. Dengan kata lain dalam
ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur kata bahasa seperti
untuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan
ejaan, dan penggunaan tanda baca da’am. Pengungkapan ide, ragam tulis yang
standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majala, surat kabar, poster,
iklan, kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja,
iklan atau poster.

B. Ciri berbagai Ragam Bahasa


1. Ciri-ciri ragam lisan
a. Memerlukan orang kedua/ teman bicara.
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu.
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
d. Berlangsung cepat.
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
h. Dipengaruhi olh tinggi rendahnya suara.

2. Ciri-ciri Ragam Tulis


a. Tidak memerlukan orang kedua/ teman bicara
b. Bersifat objektif
c. Tidak tergantung kondisi, situasi dan ruang serta waktu
d. Mengemban konsep makna yang jelas
e. Harus memperhatikan unsur gramatikal
f. Berlangsung lambat
g. Jelaskan struktur bahasanya susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut
h. Selalu memakai alat bantu
i. Kelasalahan tidak dapat langsung dikoreksi
j. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.

C. Perbedaan Ragam Bahasa


Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh
ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membatu pemahaman.

1. Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan


Adapun kelebihan ragam bahasa lisan dinyatakan sebagai berikut:
a. Dapat disesuaikan dengan situasi.
b. Faktor efisiensi.
c. Faktor menjelaskan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan
gerak angota badan agar pendngar mengerti apa yang di katakan seperti situasi ,
mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang di
bicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelaskan pengertian
bahasa yang dituturkan oleh pnutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari
informasi audit, visual dan kognitif.
Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
b. Penutur sering mngulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
d. Aturan- aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak
formal.
2.Kelebihan dan kekurangan ragam tulis
Kelbihan :
a. Tidakmemerlukankehadiran orang lain.
b. Unsurgramatikaldinyatakansecaralengkap.
c. Tidakterikatruangdanwaktu
Kekurangan
a) Tidak dapat bertatap muka
b) Sering terjadi salah pengertiandalampenafsiran

D. Aplikasi Pemakaian Ragam Bahasa dalam Konteksnya

Pemakain variasi bahasa berdasarkan faktor penutur (pemakainya)nya, disebut dialek.


Faktor Penutur, sebagai penentu variasi bahasa, dapat dipandang dari berbagai sudut
yaitu;(1) penutur sebagai individu, (2) penutur sebagai kelompok daerah tertentu, (3)
penutur sebagai kelompok sosial tertentu, (4) penutur sebagai anggota kelompok
profesi tertentu, dan (5) penutur sebagai anggota suku tertentu. Diantara pengaruh
Pemakaian bahasa berdasarkan faktor penutur adalah:
a. Idialek
Idialek adalah keseluruhan ciri khas seseorang dalam berbahasa.
Seseorang dengan seseorang yang lain dalam berbahasa memiliki perbedaan dan
keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain meskipun mereka semua adalah anggota
dari suatu masyarakat bahasa, baik dari individu, penutur, faktor individualnya
(fisiologis, psikologis, dan pengalaman), perbedaan fisiologis menyebabkan suara
setiap individu berbeda. Dengan warna suara (timbre) dapat dibedakan dengan jelas
siapa yang sedang berbicara, walaupun tidak terlihat wajahnya. Tentu saja hal ini
berlaku bagi orang yang sudah kita kenal.
b. Dialek Geografis (Regional)
Variasi bahasa yang ditandai oleh keseluruhan ciri kedaerahan itu disebut dialek
geografis atau dialek regional. Dialek geografi (regional) ini juga sering disebut dialaek
saja
Bila kita dengarkan dengan cermat “bentuk” bahasa jawa yang dipaparkan oleh
penutur asli daerah Surabaya, Malang, Banyuwangi akan segera kita ketahui bahwa
“bentuk bahasa jawa diucapkan oleh penutur asli daerah tersebut sedikit banyak
berbeda dengan “bentuk” bahasa jawa yang diucapkan oleh penutur asli Yogyakarta,
Surakarta, atau Banyumas, Perbedaan tersebut terlihat, misalnya pada pemakaian gejala
bunyi tertentu, kata-kata tertentu, bentukan tertentu, susunan kalimat tertentu, dan
sebagainya. Tetapi jika ada dua orang yang masing-masing dari Banyuwangi dan dari
banyumas, bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa jawa “bentuk banyuwangi
dan bahasa jawa “bentuk” Banyumas dan mereka masih saling mengerti maka ini juga
masih dianggap sebagai variasai bahasa.
Contoh: Bahasa jawa dialek Banyumas, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Banyuwangi,
Malang dan sebagainya
Bahasa Melayu dialek Melayu Riau, melayu Medan, Melayu Jakarta, Melayu Ambon
dan sebagainya.
Sehubungan dengan dialek geografis (regional), perlu dikemukakan konsep-
konsep tentang isofon, isoglos,dan isomorf.
ü Isofon (“isso” – sama), yaitu garis batas khayal yang ditarik melalui tempat-tempat
tersebarnya pemakain bunyi-bunyi tertentu yang sama yang paling jauh, yang
dimaksud paling jauh adalah bahwa diluar tempat itu telah dipakai bunyi tertentu yang
lain sebagai imbalannya.
Contoh : /gonon/ sebagai imbalan /gunun/’gunung’.
/sureh/ sebagai imbalan /surUh/’sirih’
ü Isoglos yaitu garis batas khayal yang ditarik melalui tempat-tempat tersebarnya
pemakain kata-katatertentu yang sama paling jauh.
Contoh: /bocah/ - /arE’/, ‘anak’
/SesU’/ - / mane/, ‘besok’
ü Isomorf, yaitu garis khayal yang ditarik melalui tempat-tempat tersebarnya
pemakaian bentuk-bentuk(morfem) tertentu yang sama yang paling jauh.
Contoh: /sego/ + /e/ - /segane/ atau /segoe/ ‘nasinya.
/mulIh/ + /e/ - /mulihe/ atau /molehne/’pulangnya.
/klambi/ + /an/ - /klambEn/ atau /klambiyan/’berbaju’
c. Dialek sosial
Perbedaan tingkat sosial penutur suatu bahasa menimbulkan perbedaan variasai bahasa
yang dipergunakan.
Dialek sosial adalah Dialek (varian) bahasa yang ditandai oleh perbedaan latar belakang
tingkat sosial penuturnya. Dialek sosial ini disebut juga dialek vertikal karena
varian tersebut dilatar belakangi oleh strata/tingkat sosial, yaitu tingkat tinggi,
menengah dan rendah. Perbedaan tingkat sosial tersebut disebabkan oleh bermacam-
macam faktor. Dalam masyarakat Indonesia faktor penentu tingkat sosial tersebut
diantaranya adalah: kebangsaan, kepangkatan dan kekayaan.
Contoh: Dalam bahasa jawa terdapat varian ngoko (varian kasar), varian madya (varian
tengah), dan varian krama (varian halus)
Dalam bahasa Indonesia dialek sosial terlihat dalam sistem tutur sapa dengan unsur-
unsur persona kedua, seperti engkau, anda, bapak, ibu, saudara, pembaca, pendengar
dan sebagainya.
d. Dialek profesi
Dialek profesi adalah dialek varian bahasa yang biasa dipergunakan oleh penutur yang
dilatarbelakangi oleh profesinya. Karena profesinya penutur terbiasa menggunakan
istilah-istilah yang khusus dan gaya bicara sesuai dengan profesi yang dijabatnya. Ciri
penanda dialek sosial ini adalah seperangkat istilah profesi dan gaya bicara.[6]
Contoh: Seorang guru, yang karena biasa mengajar, jika bicara, tampak seperti mengajar,
meskipun lawan bicaranya bukan murid.
e. Dialek Suku
Dialek Suku adalah varian suatu bahasa (kedua) yang dilatarbelakangi oleh suku
penuturnya.
Dialek suku ini terjadi karena dipakainya suatu bahasa oleh suku yang bukan
penutur asli suatu bahasa tersebut.
Dialek suku ini muncul, jika seseorang berbicara bahasa kedua. Munculnya dialek suku
ini diantaranya ditandai oleh adanya ciri-ciri prosodi, ciri-ciri struktural, dan ciri lafal
bahasa suku penutur.
Contoh: Dialek bahasa Jawa peranakan Tionghoa
Dialek bahasa Jawa Madura.
Dialek bahasa indonesia peranakan Tionghoa
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata bahasa baku bahasa indonesia. Jakarta: balai pustaka .

Chaer, abdul. 2008. Kamus besar bahasa indonesia. Gramedia: jakarta.

Hadikusuma, hilman. 2013. Bahasa hukum indonesia. Bandung: pt. alumni

Sugono,dendy. 2009. Mahir bebahasa indonesia dengan benar. Jakarta. Pt gramedia pustaka
utam

Anda mungkin juga menyukai