RETARDASI MENTAL
Kelompok 5
Astri angraeni
Celine aprilia damayanti
Dasriani ramadina
Indriyani
Rensi rahmawati
Seorang anak berusia 8 tahun datang ke rumah sakit kirana dengan keluhan Pasien
menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya ketrampilan ekspresi dan
resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar kepala diatas atau
dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal ), lambatnya
pertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah ), ciri-ciri dismorfik, dan
terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar.Riwayat Penyakit Dahulu Kemungkinan
besar pasien pernah mengalami Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down), Sindrom
Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofi otot Duchene ), neurofibromatosis ( tipe 1),
Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria ), Abrupsio plasenta, Diabetes maternal,
Kelahiran premature, Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial,
Cedera kepala, Infeksi, Gangguan degenerative Riwayat Kesehatan Keluarga Ada
kemungkinan besar keluarga pernah mengalami penyakit yang serupa atau penyakit yang
dapat memicu terjadinya retardasi mental, terutama dari ibu tersebut.
STEP 1
1) Dismorfik
2) Trisomy
3) Neurofibromatosis
4) Fenilketonuria
5) Abrubtio
6) Intracranial
7) Degeneratif
STEP 2
1) Dismorfik adalah gangguan mental yang membuat penderitanya merasa malu dan
cemas akan kekurangan atau cacat yang ada pada tubuhnya.
2) Trisomy adalah suatu kondisi genetik kelainan kromosom yang menyebabkan
seseorang memiliki tiga salinan kromosom yang seharusnya ada dua.
3) Neurofibromatosis adalah kelainan genetik dimana pertumbuhan sel terganggu
sehingga tumbuh tumor-tumor pada jaringan saraf.
4) Fenilketonuria adalah cacat bawaan yang menyebabkan asam amino bernama
fenilalanin menumpuk di dalam tubuh.
5) Abrubtio adalah komplikasi kehamilan serius ketika plasenta terputus dari Rahim
(uterus)
6) Intracranial adalah rongga kepala
7) Degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau
penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh.
STEP 3
STEP 4
Untuk mendiagnosa Retardasi Mental pada seseorang dengan tepat, perlu diambil
Anamnesa dari orang tua dengan sangat teliti mengenai kehamilan, persalinan dan
perkembangan anak.Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan Psikologik, bila perlu
diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara.Observasi
Psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan Psikiatrik disamping
Retardasi Mental itu sendiri.
Pencegahan Primer pada orang dengan Retardasi Mental dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan Sosio-Ekonomi,
Konseling Genetik dan Tindakan Kedokteran (seperti perawatan Prenatal yang baik,
pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita Adolesen dan diatas 40
tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
Pencegahan Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
Perdarahan Subdural, Kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat
dibuka dengan Kraniotomi; pada Mikrosefali yang Kogenital, operasi tidak
menolong).
Pencegahan Tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus
sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi Neuroleptika kepada yang gelisah,
Hiperaktif atau Dektruktif.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara Fleksibel dan Pragmatis dengan
tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi Frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan Retardasi Mental. Orang tua sering menghendaki anak
diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum
ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat
membantu pertukaran Zat (Metabolisme) sel-sel otak.
STEP 5
LO : Retardasi Mental
Asuhan Keperawatan pada An.B
I. Data Demografi :
1. Biodata
- Nama : An.B
- Usia : 8 TH
- Jenis Kelamin : L
- Alamat : Semarang
- Suku : Jawa
- Agama : Islam
- Pekerjaan : pelajar
- No. Rm : 009
- Therapy Medik :
2. Penanggung jawab
- Nama : NY. C
- Usia : 30thn
- Jenis Kelamin : P
Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan yang
utama
PEMERIKSAAN FISIk
II .Analisa Data
Do :
1. tonus otot abnormal
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA Pasien : an .B
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi
Perubahan proses berfikir 10-10-2013 10-10-2013
1. berhubungan dengan adanya
perubahan fisiologis pada anak.
3.
Gangguan interaksi sosial
10-10-2013
b.d. kesulitan bicara 10-10-2013
/kesulitan adaptasi
sosial
IV INTERVENSI
Nama : an.B
Perubahan proses
keluarga
2 berhubungan dengn
mempunyai anak
yang menderita 1. Agar keluarga
retaldasi mental Keluarga menerima 1. Berikan dapat
kondisi anaknya.
informasi pada mengidentifika
1. Keluarga
keluarga si sasaran
membuat keputusan
karena realistis untuk
yang realistis
keluarga dapat perawatan
berdasarkan
mencurigai anak di masa
kebutuhan dan
adanya yang akan
kemampuan mereka.
masalah dan datang.
2. Anggota keluarga
mungkin 2. Keluarga
menunjukan
memerlukan mendapat
penerimaan terhadap
dukungan informasi
anak.
2. Berikan
informasi pada tentang
keluarga kondisi
tentang kondisi anaknya.
anak untuk
dijadikan
bahan rujukan
keluarga di
kemudian hari.
3.Gangguan
interaksi sosial
b.d. kesulitan
bicara
/kesulitan
3. Kaji anak
adaptasi social
apakah sudah 3. Anak sudah
mlai isa main mulai mau
dan berbicara bemain dengan
dengan sebaya teman
3.agar anak nya
bisa sebayanya
4. Melatih anak walaupun haa
bersosialisasi untuk bermain
dan bermain sebentar
music dan 4. Anak mulai mau
dengan berenang
temann mengikuti
sebaya nya belajar
1. ibu memainkan
memasukan music piano
anak ke seolah
l uar biasa
2. anak bisa
bermain
dengan teman
sebaya nya
V. IMPLEMENTASI
9
Nama : an .B
Tgl/Jam No.DX.Kep Implementasi ResponPasien TTD
17-09- 1. 1. mengkaji 09.10
2013/ S: ibu klien mengatakan mulai bisa
09.00 rentang melalukan hal hal yang di lakukan
perhatian, ibunya
O: klien sudah bisa melakukan hal 09.1
kebingunga yang di contohkan ibunya 5
n, dan catat
09.15
tingkat
ansitasnya.
09.4
5
09.45 2. mengurang
i stimulus 09.45
yang
O: ibu klien selalu berbicara positiv
merangsan S: ibu kien mengatakan selalu
menggunakan bahasa yag mudah di
g, kritik
mengerti oleh anak
yang
negative,
argumentas 10.0
10.00 0
i, dan
konfrontasi
3. mngHindar
i 09.50
10.30 O: klien tak pernah meninggalkan
meninggalk sendirian
S : ibu klien mengatakan selalu 10.3
an pasien
mendampingi anaknya kapanpun 0
sendirian
ketika
mengalami
agitasi,
11.30 gelisah,
11.3
atau 0
berontak.
5. Berikan
informasi 10.0
O: klien sering berbicara tanpa arah
pada S: ibu klien mengatakan bahwa 12.1
telah menerima apapun keadaan 0
keluarga klien
12.10
karena
keluarga
dapat
mencurigai
adanya
masalah
dan
mungkin
memerluka
n dukungan
6. memBerika 10.45
O : klien tampak menunjukan sikap
n informasi
atau gerakan tak terduga
pada S: ibu klien mengatakan anaknya
sering melakukan hal seperti ini
keluarga
tentang
kondisi
anak untuk
dijadikan
bahan
rujukan
keluarga di
kemudian
hari.
7. mengKaji
anak apakah S : ibu klien mengatakan anak mulai
sudah mulai isa bersosialisasi dengan temannya
bisa main walaupun hanya sebentar
dan O: anak mulai bermain
berbicara dengatemannya
dengan
sebaya nya
8. Melatih anak S : ibu mengatakan anak bisa
bermain piano walaupun hanya
untuk
pa,sol,la,si,do
bermain O : anak mulai bisa menyemtuhkan
jemarina ke papan piano
music dan
berenang
EVALUASI
Nama Pasien :an.B
O:
klien sudah bisa melakukan hal yang di
contohkan ibunya
klien tak pernah meninggalkan sendirian
ibu klien selalu berbicara positive
klien tampak menunjukan sikap atau gerakan
tak terduga
A:
Olah motorik halus klien
Istirahat pasien tercukupi
P:
Intervensi di lanjutkan 1.2.3.4