Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA

DUNIA HEWAN DI INDONESIA DAN PENYEBARANNYA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

1. M.RIYAD FATWA

2. RESKI AYUNI

3. TIARA AZZURA

DOSEN PEMBIMBING: Drs. AFHDAL,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

2019
KATA PENGANTAR

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari


17.508 pulau, dan masih ada 6000 pulau yang belum berpenghuni. Dengan 238
juta penduduk, Indonesia menjadi negara keempat paling padat penduduknya di
dunia, setelah Cina, India, dan Amerika. Pulau Jawa adalah paling padat
penduduknya, dengan jumlah penduduk mencapai 140 juta jiwa.Indonesia adalah
negara terbesar ke-4 di dunia. Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua
(54.000 km) di dunia setelah Kanada. Indonesia juga mempunyai penduduk muda
terbesar di dunia, dengan 165 juta penduduk di bawah usia 30 tahun dan hanya
8% penduduk yang berusia di atas 60 tahun. Indonesia merupakan salah satu dari
negara dengan penduduk paling pendek di dunia, yang rata-rata tingginya hanya
1,58 meter. ndonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang dilalui garis
Katulistiwa persis di tengah-tengah dan membagi dua kepulauan Indonesia..
Dengan kekayaan flora dan faunanya, Indonesia menjadi negara kedua setelah
Brazil dengan keanekaragaman biodiversiti tertinggi di dunia.. Indonesia adalah
surganya bagi para peneliti flora dan fauna. Pada tahun 2010 saja ditemukan 200
spesies baru hewan. Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi
karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis..
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858)


dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada
beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat
menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi,
misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang
pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll). Perbedaan zona
persebaran spesies nampak nyata ketika para penjelajah menemukan negeri baru
pada pertengahan abad delapan belas, George Leclerc, Compte de Buffon (1707-
1788) melakukan penelitian yang kemudian dikenal sebagai sebagai mamalia
tropis Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan). Ahli geografi
hewan tumbuhan dan peneliti alam yang terkenal dari Inggris ’’Alfred Russel
Wallace” memperkenalkan dua pembagian dasar zona fauna/mamalia yang ada di
dunia yaitu, Dunia lama (Creatio Palaeogea) dan Dunia Baru (Creatio Neogaena).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah faktor yang mempengaruhi persebaran fauna?
2. Bagaimana persebaran dan pembagian fauna di Indonesia?
3. Bagaimana karakteristik fauna di Indonesia?
4 .Apakah penyebab populasi fauna berkurang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi persebaran fauna
2.Untuk mengetatahui persebaran dan pembagian fauna di Indonesia
3.Untuk mengetahui karakteristik fauna di Indonesia
4.Untuk mengetahui penyebab populasi fauna berkurang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor yang mempengaruhi persebaran fauna

Setiap negara memiliki jenis fauna yang berbeda satu sama lain. Bahkan
kita mengenal istilah fauna endemik yang merupakan hewan asli daerah tersebut
dan kita tidak akan pernah bisa menemukannya di tempat lain. Berikut adalah
faktor-faktor yang memicu persebaran fauna:

1. Faktor klimatik

Faktor klimatik adalah kondisi iklim alam tempat dimana flora dan fauna
tumbuh. Faktor iklim terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

 Suhu

Suhu suatu tempat mempengaruhi pertumbuhan dan persebaran flora dan


fauna di dunia. Suhu dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. Hewan dan
tumbuhan akan beradaptasi sesuai suhu dimana ia tinggal. Fauna yang hidup di
suhu dingin memiliki bulu yang lebih tebal daripada fauna yang hidup di suhu
panas. Flora juga tumbuh sesuai dengan tingkat suhu dimana ia hidup. Tumbuhan
membutuhkan serangkaian cuaca yang berbeda untuk memastikan tumbuh
kembangnya. Tumbuhan yang hidup di negara tropis selalu mendapat sinar
matahari yang merupakan kebutuhan pokok tanaman dan suhu yang tidak ekstrim
dan cenderung stabil. Sedangkan tumbuhan di negara empat musim harus bisa
bertahan hidup dengan perbedaan suhu yang tajam. Karena itu terdapat 2
kelompok vegetasi berdasarkan waktu regenarasi dan pertumbuhannya, antara
lain:

a. Kelompok vegetasi annual. Kelompok tanaman ini hanya tumbuh pada waktu
tertentu saja yaitu di musim panas. Di musim dingin tumbuhan tertutup salju.
Contohnya adalah bunga-bunga khas daerah dingin dan tanaman kecil.
b. Kelompok vegetasi perennial. Kelompok ini mampu bertahan di suhu yang
sangat rendah di musim dingin. Cara ini membantu tumbuhan untuk tetap
berkembang walaupun di bawah suhu yang ekstrim. Contohnya adalah pohon-
pohon yang berusia lebih dari satu tahun.

 Sinar matahari

Sinar matahari adalah makanan tumbuhan. Cahayanya membantu siklus


fotosintesis di tanaman hijau. Flora yang tumbuh di iklim sub tropis
menyesuaikan diri dengan ketersediaan sinar matahari. Di musim gugur saat udara
dingin, tumbuhan merontokkan daunnya menjelang musim dingin. Sedangkan
tanaman di iklim tropis selalu mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun
sehingga tidak perlu merontokkan daunnya.

 Kelembaban udara

Kelembaban udara menggambarkan uap air yang terkandung di dalam udara.


Semakin lembab semakin banyak pula uap air yang ada. Air adalah komponen
penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Selain itu air
mempengaruhi serapan zat hara oleh akar tumbuhan.

 Curah hujan

Intensitas curah hujan di suatu tempat menentukan keberlangsungan hidup flora


dan fauna di dalamnya. Curah hujan yang turun menentukan kapasitas air yang
dibutuhkan tumbuhan untuk terus tumbuh. Kaktus yang berhabitat asli di padang
pasir diciptakan untuk mampu bertahan di bawah cuaca yang panas terik.
Walaupun hujan tak kunjung turun, kaktus akan mampu bertahan dalam jangka
panjang. Sedangkan untuk fauna, hewan ternak akan bertahan hidup dengan
cadangan air yang banyak. Air melimpah dihasilkan oleh hujan yang turun dengan
intensitas tinggi. Pada sapi perah misalnya, curah hujan menentukan perencanaan
masa kawin yang paling baik.
 Angin

Angin bertiup dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Angin juga
mempengaruhi jenis tumbuhan dan hewan yang ada. Angin membantu
penyebaran serbuk sari dari bunga untuk menjamin keberlangsungan hidup suatu
tanaman. Angin yang bertiup juga membantu burung untuk terbang dan
bermigrasi saat musim dingin ke tempat yang lebih hangat.

2. Faktor Edafik
Faktor edafik adalah faktor tanah yang ditempati oleh hewan dan tumbuhan.
Tanah yang subur akan memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Selain itu hewan juga akan lebih mudah menemukan makanan jika
tanaman disekitarnya tumbuh subur dan berbuah lebat. Faktor-faktor edafik yang
mempengaruhi jenis flora dan fauna antara lain:

 Keasaman tanah

Tingkat keasaman atau pH menentukan kesuburan tanah tersebut. Tanah masam


akan membuat tumbuhan tidak bisa berkembang. Tanah yang subur memiliki zat
hara yang tinggi. Kesuburan suatu tanaman ditentukan oleh kemampuannya
menyerap zat hara yang terkandung di dalam tanah. Jika tingkat pH terlalu rendah
atau tinggi akan berakibat buruk bagi pertumbuhan tanaman. Tanah terbaik bagi
tumbuh-tumbuhan adalah tanah dengan tingkat pH yang netral.

 Tekstur tanah

Tekstur tanah yang baik bagi tumbuhan adalah yang memiliki komposisi tanah
lempung, pasir, dan debu yang seimbang. Jika tanah terlalu kasar akan membuat
tumbuhan sulit untuk tumbuh. Sebagai contoh adalah ekosistem gurun. Tanah di
gurun terdiri dari pasir yang sangat kering. Tanahnya gersang dan hanya terdapat
beberapa jenis flora dan fauna yang dapat bertahan hidup di gurun. Pachypodium
adalah tanaman khas padang pasir yang berasal dari Benua Afrika. Tanaman ini
tumbuh di tempat kering sehingga ia mampu menyimpan air (tanaman sukulen).
Batangnya lunak dan tidak memiliki kayu, cadangan makanan disimpan di
bonggol yang terletak di pangkal batang. Tanaman ini berfungsi sebagai tanaman
hias.

 Kandungan air tanah

Tumbuhan menggunakan akarnya untuk menyerap air di dalam tanah. Air tanah
membantu tanaman menyerap mineral yang diperlukan bagi keberlangsungan
hidupnya.

 Struktur tanah

Struktur tanah adalah komposisi material yang membentuk tanah. Porositas adalah
tingkat kemampuan tanah untuk membuat air mengalir diantaranya. Sedangkan
permeabilitas adalah besar pori-pori diantara komposisi tanah. Kedua faktor
tersebut memainkan peran penting dalam penyediaan air bagi tumbuhan.

 Kandungan udara di dalam tanah

Udara di dalam tanah berperan dalam proses respirasi atau bernapas. Respirasi
adalah penguraian bahan makanan yang terjadi di stomata untuk menghasilkan
energi.

3. Faktor Fisiografi / Topografi


Faktor topografi adalah tingkat kemiringan dan ketinggian suatu tempat. Ternyata
faktor ini mempengaruhi jenis hewan dan tumbuhan yang hidup di suatu wilayah.
Sebagai contoh kambing gunung yang hidup di pegunungan terjal. Kambing
gunung berbeda dengan kambing yang biasa kita temui. Mereka memiliki bulu
yang sangat tebal karena habitatnya yang berada di pegunungan dengan tiupan
angin yang kencang dan suhu yang lebih dingin. Selain itu kambing gunung
memiliki kemampuan melompat-lompat di tebing yang tinggi dan terjal.

Flora yang tumbuh di dataran tinggi juga berbeda dengan flora yang hidup di
dataran rendah. Sebagai contoh kita tidak akan bisa menemukan pohon teh yang
tumbuh di tepi pantai karena teh hanya bisa tumbuh di dataran tinggi yang sejuk.
Begitupun pohon kelapa hanya bisa ditemui di tepi pantai dan dataran rendah
yang panas.

4. Faktor Biotik
Faktor biotik terdiri dari tiga komponen yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
Ketiganya memiliki peran tersendiri terhadap keberlangsungan flora dan fauna.

 Peran manusia

Manusia memiliki peran yang sangat besar untuk menentukan kehidupan hewan
dan tumbuhan. Salah satu sifat manusia yang destruktif seringkali menjadi
penyebab hilangnya habitat asli suatu makhluk hidup. Sebagai contoh adalah
hewan langka yang saat ini sulit ditemukan di alam bebas. Semuanya berawal dari
keinginan manusia untuk memperluas lahan pertanian sehingga menggunduli
hutan yang merupakan habitat hewan banyak. Maraknya pembalakan liar
membabat hutan membuat binatang sulit mencari makan untuk bertahan hidup
dan berkembang biak. Akibatnya banyak hewan yang mulai punah dan masuk ke
dalam hewan yang dilindungi. Dampak hutan gundul sangatlah besar terhadap
kehidupan flora dan fauna di seluruh dunia. Sebagai contoh di hutan Kalimantan
selama 16 tahun terakhir orang utan yang telah mati mencapai 100.000 ekor.
Setelah diteliti lebih dalam punahnya orang utan akibat ulah manusia karena
merusak hutan tempat tinggalnya dan perburuan liar sehingga jumlah orang utan
di alam liar semakin menipis. Untuk menyikapi hal tersebut dibuatlah hutan
lindung dan suaka margasatwa sebagai bentuk kepedulian manusia terhadap alam
dan melindungi flora fauna langka dari kebinasaan.

 Peran hewan

Salah satu hewan yang membantu persebaran tumbuhan adalah hewan penyerbuk.
Hewan berjenis ini menghisap madu dari bunga dan membawa serbuk sari terbang
bersamanya. Serbuk sari tersebut jatuh di bunga lainnya dan menyebabkan
penyerbukan silang. Hewan penyerbuk antara lain lebah madu, tawon madu, lalat
bunga, kupu-kupu, ngengat, burung kolibri, dan banyak lagi. Selain lebah madu
baru-baru ini ditemukan adanya istilah lebah laut dari jenis krustasea. Hewan
invertebrata ini menghampiri serbuk sari bunga dari rumput laut. Mereka
mendekatinya karena ingin mencari makan di sekitar rumput laut. Serbuk saripun
menempel pada krustasea dan ikut terbawa saat mereka hinggap di rumput laut
lainnya. Cara ini membantu penyerbukan di ekosistem laut.

 Peran tumbuhan

Peran tumbuhan berkaitan erat dengan penyuburan tanah. Tanah yang subur dan
gembur akan membuat tumbuhan bertumbuh lebat dan mempengaruhi kehidupan
hewan di sekitarnya. Salah satu tumbuhan yang bermanfaat dalam persebaran
flora fauna adalah tumbuhan berjenis jamur. Salah satu jamur yang bermanfaat
bagi tanaman adalah Acetobacter sp yang berguna untuk menghambat fungi
penyebab bercak pada tanaman mentimun.

Dari paparan di atas dapat kita simpulkan bahwa persebaran flora dan fauna
dipengaruhi oleh banyak faktor. Manusia harus bisa menjaga dan melestarikan
alam untuk memastikan keberlangsungan hidup flora dan fauna yang masih ada
dan terancam punah. Jangan sampai anak cucu kita kelak tidak akan bisa lagi
menemukan hewan dan tumbuhan yang kita temui saat ini. Kebijakan kita
terhadap alam yang kita tinggali memiliki peran krusial untuk keberlangsungan
makhluk hidup di bumi.
2.2 persebaran dan pembagian fauna di Indonesia

Secara umum persebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi


oleh letak geografis indonesia dan dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Indonesia
bagian barat, Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur. Persebaran
flora dan fauna ini memang dipengaruhi letak geografis serta faktor lain seperti
bentang alam dan sejarah.

1. Fauna Indonesia Bagian Barat (Asiatis)


Persebaran fauna Indonesia bagian barat dikenal dengan tipe Asiatis, sama
dengan persebaran floranya. Hal ini karena fauna di bagian barat Indonesia
hampir sama dengan jenis fauna di benua Asia secara keseluruhan. Pengaruh
kedekatan letak dan kondisi permukaan bumi menjadi faktor utamanya. Wilayah
Indonesia bagian barat pada persebaran fauna tipe Asiatis meliputi pulau
Sumatera, Jawa dan juga Kalimantan. Di bagian barat, banyak ditemui fauna tipe
mamalia, reptil, burung hingga ikan yang banyak ditemui di wilayah benua Asia
lainnya. Ada banyak pula hewan endemik khas tipe Asiatis di Indonesia wilayah
barat. Contoh hewan endemik Indonesia yang khas dan unik di bagian barat ini
antara lain adalah badak bercula satu, tapir, harimau sumatera, siamang, ikan
pesut mahakam, orangutan, harimau loreng, kera gibon dan masih banyak lagi
yang lainnya.

Wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Bali,
dan Kalimantan. Contoh fauna:
 Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, tapir, rusa, banteng,
kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing, beruang, kijang, ajag,
kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang;
 Reptil, terdiri atas; buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak, bunglon,
dan trenggiling;
 Burung, terdiri atas; burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang, berbagai
macam unggas, dan lain-lain;
 Berbagai macam serangga;
 Berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumba-lumba dari
Sungai Mahakam.
2. Fauna Indonesia Bagian Tengah (Peralihan)

Persebaran fauna Indonesia bagian tengah dikenal dengan tipe peralihan


atau juga dikenal sebagai fauna kawasan Wallace karena berada di garis wallace
yang memisahkan tipe Asiatis dan Australis. Wilayah Indonesia bagian tengah
meliputi pulau Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara. Karena letaknya di tengah, ada
beberapa fauna tipe Asiatis dan Australis yang masuk dalam tipe peralihan ini.
Contoh fauna Asiatis seperti kera atau fauna Australis seperti kuskus juga banyak
dijumpai di wilayah Indonesia bagian tengah ini. Ada juga beberapa hewan
endemik khas tipe peralihan di Indonesia wilayah tengah. Contoh hewan endemik
Indonesia yang khas dan unik di bagian tengah antara lain adalah komodo, anoa,
babirusa, monyet hantu, burung maleo dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tersebar di pulau Sulawesi, kepulauan Maluku, NTB, dan NTT. Contoh
fauna:
 Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam,
beruang, tarsius, monyet seba, kuda, sapi, banteng;
 Reptil, terdiri atas: biawak komodo, kura-kura, buaya, ular, soa-soa;
 Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang dan katak air;
 Berbagai macam burung, antara lain burung dewata, maleo, mandar, raja
udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, nuri, merpati, angsa.

3. Fauna Indonesia Bagian Timur (Australis)


Persebaran fauna di Indonesia bagian timur disebut dengan tipe Australis,
sama seperti floranya. Hal ini dikarenakan persebaran fauna di Indonesia bagian
timur memiliki kesamaan dengan fauna di benua Australia secara umum. Wilayah
Indonesia bagian timur meliputi Papua, Maluku dan sekitarnya. Di bagian timur
terdapat banyak jenis hewan yang lazim ditemui di benua Australia, sebut saja
seperti kangguru, walaby, koala serta berbagai jenis burung, reptil dan primata
lainnya yang khas. Sementara hewan seperti kera dan mamalia jarang ditemui di
wilayah ini. Ada juga beberapa hewan endemik khas tipe Australis di Indonesia
wilayah timur. Contoh hewan endemik Indonesia yang khas dan unik di bagian
timur antara lain adalah burung cendrawasih, kasuari, merak gouravictori,
kangguru mantel emas, nuri sayap hitam, hiu bintik dan masih banyak lagi yang
lainnya. Nah demikian referensi persebaran flora dan fauna di Indonesia
berdasarkan garis Wallace dan garis Weber, baik di bagian barat, tengah dan
timur. Semoga bisa menambah wawasan mengenai contoh flora dan fauna yang
ada di negara Indonesia.

Terdapat di pulau Irian Jaya dan beberapa pulau kecil di sekitarnya.


Contoh fauna:

 Mamalia, terdiri atas kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landak Irian),


oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, kanguru pohon, kelelawar;
 Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, kurakura;
 Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, katak air;
 Burung, terdiri atas: nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, namudur;
 Berbagai jenis ikan;
 Berbagai macam serangga
2.3 Karakteristik fauna di Indonesia

Ciri-ciri fauna Asiatis (bagian barat) adalah :

 Adanya binatang menyusui berbadan besar, seperti gajah, kerbau, sapi, dan
lain-lain.
 Banyak dijumpai berbagai jenis kera
 Banyak terdapat ikan air tawar
 Jenis-jenis burung tidak banyak macamnya
 Banyak ikan berbetuk lebar dan warnanya sesuai dengan warna airnya.

Ciri ciri fauna indonesia bagian tengah adalah :

 Hewannya endemic : hewan yang hanya ada di Indonesia.


 Hewan mirip dengan tipe asia / tipe Australia.
 Terdapat hewan langka.
 Binatangnya sebagai sisa hewan purba yang mampu bertahan.
.

Ciri-ciri fauna Indonesia Timur adalah :

 Banyak binatang menyusui berukuran kecil


 Banyak dijumpai binatang berkantung
 Jenis burung memiliki bulu berwarna-warni
 Terdapat sedikit jenis kera
 Ikan air tawar jenisnya sangat sedikit
 Ikan laut kebanyakan memiliki bentuk bulat memanjang
2.4 Penyebab populasi fauna berkurang

Banyak faktor yang mendorong terjadinya kepunahan spesies hewan dan


tumbuhan di dunia. Meskipun kepunahan adalah proses alami namun semakin
banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa kegiatan manusia memicu percepatan
kepunahan sebuah spesies.

Penyebab utama dari kepunahan hewan dan tumbuhan antara lain:

1. Kehilangan habitat

Perubahan ruang permukaan bumi baik melalui bencana alam atau


kegiatan manusia adalah ancaman terbesar tunggal bagi keberlanjutan hayati di
Bumi dan penyebab utama kepunahan di dunia. Ketika hewan dan tumbuhan tidak
memiliki habitat dan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru maka ia
lambat laun akan punah.

2. Perburuan Liar

Kegiatan berburu hewan dan tumbuhan langka merupakan penyebab lain


dari kepunahan sebuah spesies terutama mereka yang termasuk spesies endemik
dengan habitat yang terbatas atau memiliki populasi kecil dan lambat secara
regenerasi. Berburu kini menjadi sebuah kebiasaan baru para manusia ultrakaya.
Uang menjadikan berburu sebagai suatu permainan biasa bagi mereka.

Meskipun undang-undang perlindungan hewan dan tumbuhan langka sudah ada


namun beberapa orang masih belum memahami dan malah seolah-olah tidak tahu
tetang hukum tersebut.

3. Munculnya Spesies Baru

Kehadiran suatu spesies baru yang tidak endemik pada satu wilayah,
memungkinkan adanya konsekuensi hewan dan tumbuhan asli akan hilang sedikit
demi sedikit. Munculnya spesies baru dapat terjadi karena proses penyebaran
seperti benih yang tertiup angin atau burung, namun proses tersebut sangat jarang
terjadi. Kehadiran spesies baru lebih banyak disengaja oleh migrasi manusia yang
cepat. Benih tumbuhan dapat dengan mudah dibawa manusia dengan tas, mobil,
atau kaos kaki sekalipun. Kehadiran spesies baru di lahan yang endemik bisa jadi
memicu persaingan yang tidak bisa ditoleransi oleh hewan dan tumbuhan lokal
sehingga mereka akan kalah.

4. Polusi

Pencemaran dapat terjadi secara alami maupun oleh kegiatan manusia.


Pencemaran alami seperti erupsi dan banjir sering menyebabkan kepunahan lokal
dan jarang dalam skala luas. Sementara kegiatan manusia seperti industri akan
menghasilkan berbagai limbah beracun. Penggunaan pestisida juga dapat
menghilangkan salah satu anggota rantai makanan sehingga akan ada spesies yang
tidak terkendali pertumbuhannya.

5. Kompetisi

Evolusi sangat dipengaruhi oleh persaingan antar spesies. Spesies yang


tidak kuat dan kalah akan bermigrasi atau hilang dan punah dari habitatnya.

6. Penyakit
Adanya wabah penyakit baik itu secara alami atau buatan dapat
menimbulkan kepunahan suatu spesies. Contohnya penyakit elm Belanda,
merupakan penyakit jamur pohon elm disebarkan oleh kumbang kulit kayu elm.
Meskipun awalnya diyakini berasal dari Asia, penyakit ini telah tiba-tiba muncul
di Amerika Utara dan Eropa dimana telah menghancurkan populasi pohon elm

Ada beberapa faktor ekologi lainnya yang berkontribusi terhadap kepunahan suatu
spesies diantaranya:

- Derajat spesialisasi merupakan faktor penting. Semakin khusus hewan dan


tumbuhan maka semakin rentan terhadap kepunahan.
- Posisi organisme dalam rantai makanan. Semakin tinggi hewan dalam rantai
makanan maka semakin rentan punah.

- Kisaran distribusi memengaruhi kepunahan. Semakin sedikit sebaran organisme


di bumi maka ancaman kepunahan semakin tinggi.

- Kecepatan reproduksi juga memengaruhi kepunahan. Ada beberapa hewan yang


lambat bereproduksi sehingga sulit beregenerasi.

- Toleransi hewan dengan kehadiran manusia juga berbeda-beda.


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Penyebaran fauna di indonesia

1. Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat


Makasar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui
yang besar seperti gajah (Elepahas maximus sumatranus), harimau (Panthera
tigris), badak (Rhinoceros sondaicus), beruang (Helarctos malayanus), orang utan
(Pongo phygmaeus).
Fauna endemik di daerah ini adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa
Barat, Beo Nias (Gracula religiosa robusta) di Kabupaten Nias, Bekantan/Kera
Belanda (Nasalis larvatus) dan Orang Utan di Kalimantan (Pongo phygmaeus) .
2.Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi
Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti
burung kasuari (Casuarius casuarius), cendrawasih (Paradisaea rudolphi),
kakatua (Cacatua moluccensis).

3. Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia,


meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara. hewan yang ada di daerah peralihan
ini sering disebut sebagai hewan asli Indonesia dan merupakan hewan endemik
yang tidak dapat ditemui di negara lain.
Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti komodo (Varanus komodosiensis), babi
rusa (Babyrousa babirussa), anoa daratan (Bubalus depressicornis) dan burung
maleo (Macrocephalon maleo).
B.Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh


dari sempurna,oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan
sarannya yang membangun, guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan
bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seppuloeppa.com/jenis-dan-persebaran-fauna-di-indonesia/

https://parararam.com/penyebaran-fauna-di-indonesia/

https://www.seppuloeppa.com/jenis-dan-persebaran-fauna-di-indonesia/

https://www.zonareferensi.com/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai