Anda di halaman 1dari 5

MikroorganismeArtikelPenelitianPatogen pada Feses Tikus

Pathogenic Microoganism in Rats Faecal Matter

Dyah Widiastuti* Nova Pramestuti* Endang Setiyani* Harjianti Fajar Rahayu**

*Balai Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, **Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

hatan masyarakat, terutama sebagai carrier atau reser-

Abstrak
Tikus liar dan domestikasi mempunyai potensi faktor risiko bagi kesehatan
masyarakat. Mereka dapat membawa mikroorganisme yang dapat ditrans-
voir mikroorganisme g terkait p nyakit infeksi pada
misi melalui kontak dengan urine maupun feses atau melalui ektoparasit yang manusia. Berbagai penyakit tersebut meliputi pes,
ada di tubuh mereka. Pada penelitian ini, diamati prevalensi mikro-organisme salmonellosis, leptospirosis, murine typhus, rickettsial
zoonotik pada tikus yang tertangkap di Pasar Kota Kabupaten Banjarnegara. pox, lymphocytic choriomeningitis, rat-bite f ver, hanta
Bakteri Salmonella paratyphi B dan Salmonella paratyphi C menunjukkan virus ha morrhagic pulmonary syndrome, haemorrhagic
prevalensi yang paling tinggi (masing-masing 20%). Spesies bakteri lain yang fever, Venezuelan equine encephalitis (Alphavinus),
ditemukan antara lain Salmonella typhimurium, Citroto-bacter, Citrotobacter powassan encephalitis (Flavivinus), rabies, Rocky
E. Mountain spotted fever dan tularemia. Transmisi penya-
frendii, Enterotobacter cloacae, Escherichia coli ( coli) dan Proteus
kit tersebut ke manusia dapat terjadi melalui kontak
miriabilis. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa tikus yang berada di
langsung dengan urine atau feses tikus atau melalui gigi-
pasar dapat berperan sebagai reservoir untuk berbagai bakteri zoonotik
tan pinjal atau kutu yang ada tubuh tikus tersebut.1
seperti Salmonella dan E.coli.
Rattus norveigicus dapat menjadi vektor penyakit
Kata kunci: Tinja, mikroorganisme patogen,
zoonotik dan beberapa penyakit lain dan dapat meng-
tikus Abstract akibatkan risiko yang serius pada kesehatan masyarakat.
Commensal as well as wild rats and mice may present a potential risk to
Tikus ditemukan terinfeksi oleh beberapa parasit
public health. They may harbour microorganisms that can be transmitted
zoonotik seperti Cryptosporidium, Pasturella, Listeria
either through contact with infected rodent urine or faeces, or through
Yersinia d n Hantavirus.2 Rattus norve icus dari Doha,
ectoparasites. Prevalence of zoonotic microorganism in house rat (Rattus
Qatar telah dilaporkan mengandung Hymenolopis
diminuta.3 Salmonella pada feses R. norvegicus di West Midlands sangat
tanezumi) was studied in City Market of Banjarnegara Regency. Salmonella memungkinkan untuk menimbulkan risiko potensial pada kesehatan
masyarakat.4
paratyphi B and Salmonella paratyphi C showed the highest prevalence in Pasar merupakan tempat transaksi jual beli berbagai
faecal material of Rattus tanezumi (20%). The other species of bacteria such
as Salmonella typhimurium, Citrotobacter, Citrotobacter frendii,
Enterotobacter cloacae, Eschericia coli (E. coli) and Proteus miriabilis were
komoditas termasuk bahan - bahan pangan. Tikus yang
also found in this study. These results indicated that house rat may act as hidup area pasar dapat mengontaminasi bahan-bahan
reservoir for zoonotic bacteria such as Salmonella and E.coli. pangan yang disimpan di area pasar, yakni dengan me-
Keywords: Faecal matter, pathogenic microoganism, rat ngonsumsi langsung bahan makanan, merusak bahan
Pendahuluan makanan, kontaminasi, dan menjadi sumber reinfestasi
Tikus memainkan peran yang signifikan dalam kese- penyakit bagi daerah sekitarnya. Pada penelitian ini, telah
Alamat Korespondensi: Dyah Widiastuti, Balai Penelitian dan Pengembangan

Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara

53415, Hp. 085291221842, e-mail: umi.azki@gmail.com

174
Widiastuti, Pramestuti, Setiyani, & Rahayu, Mikroorganisme Patogen pada Feses Tikus

Gambar 1. Uji Biokimia pada Bakteri S. paratyphi B (a), S. paratyphi C (b), S. typhimurium (c) dan Citro-bacter
sp. (d) yang Ditemukan pada Sampel Feses Tikus

dilakukan isolasi dan investigasi terhadap bakteri zoo-notik Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Spesies Bakteri pada Feses Tikus
yang terdapat pada materi feces Rattus sp. di Pasar Kota
Spesies Jumlah Persentase (%)
Kabupaten Banjarnegara.
S. paratyphi B 4 20
S. paratyphi C 4 20
Metode
S. typhimurium 2 10
Sampel feses diambil dari tikus yang tertangkap di Pasar Citrotobacter 3 15
Kota Kabupaten Banjarnegara. Penangkapan tikus Citrotobacter frendi 2 10
dilakukan dengan memasang 200 perangkap tikus sela-ma Enterotobacter cloacae 2 10
E. coli 2 10
tiga hari. Dua perangkap di dalam kios dan dua perangkap Proteus miriabilis 1 5
di luar kios. Feses dari tikus yang tertangkap diambil
menggunakan pinset steril dan dimasukkan ke dalam plastik
steril. Sampel dibawa ke Instalasi Bakterio-logi Balai dan satu feses dari Rattus norvegicus. Tikus yang paling
Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit banyak tertangkap berasal dari kios sembako (5 kios), kios
Bersumber Binatang Banjarnegara untuk di-lakukan beras (4 kios), dan kios daging (3 kios). Hasil uji secara
pemeriksaan terhadap spesies bakteri. Setiap sampel biokimiawi pada 20 sampel feses tikus menunjuk-kan
diperiksa untuk mengetahui keberadaan bakteri zoonotik di beberapa macam jenis bakteri (Gambar 1). Bakteri yang
dalamnya. Untuk menumbuhkan bakteri, sampel feses paling banyak ditemukan pada feses tikus yang ter-tangkap
terlebih dahulu diinokulasi dalam media nonselektif BHIB. di pasar induk adalah Salmonella paratyphi B sejumlah 4
o
Setelah diinkubasi selama 24 jam pa-da suhu 37 C, ekor (20%) dan Salmonella Paratyphi C sejumlah 4 ekor
dilakukan inokulasi pada media selektif Mac Conkay dan (20%) (Tabel 1).
o Bakteri yang ditemukan sebagian besar diisolasi dari
diinkubasi kembali pada suhu 37 C se-lama 24 jam. Uji
tikus Rattus tanezumi. Spesies Salmonella paratyphi
biokimia yang terdiri dari uji Methyl Red, uji sitrat, uji
sebagian besar ditemukan pada tikus yang berasal dari kios
motilitas, dan uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dilakukan.
sembako (Tabel 2).
Masing-masing isolat diinokulasikan pada setiap media uji
o
kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Pembahasan
Setelah itu, dilakukan pengamatan terhadap reaksi yang Tikus penting sebagai pembawa (carrier) dan penular
terjadi pada setiap media uji biokimia. Analisis data yang dari sejumlah patogen bagi manusia dan hewan ternak serta
digunakan adalah analisis deskriptif yang disajikan dalam hewan peliharaan sehingga berpotensi mem-bahayakan
bentuk tabel, gambar, dan narasi. 5
kesehatan manusia. Oleh sebab itu, relevan-si secara
epidemiologi bahwa tikus yang tertangkap dalam penelitian
Hasil ini yang berasal dari Pasar Kota Banjarnegara positif E. coli
Pada penelitian ini, didapatkan 4 ekor Suncus muri-nus, dan Salmonella sp. berpoten-si menjadi bakteri patogen.
1 ekor Rattus norvegicus, dan 28 ekor Rattus tane-zumi. Sama penting sebagai fakta bahwa sebagian besar tikus
Sampel feses yang didapatkan adalah 20 sampel feses. tertangkap di daerah dekat dengan tempat tinggal manusia
Sembilan belas feses berasal dari Rattus tanezumi dan wilayah pasar dapat

175
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 4, November serovarian dari S. enterica. Kedua jenis bakterimerupakanini-
2013 monella paratyphi B dan S. paratyphi C

Tabel 2. Hasil Identifikasi Bakteri pada Feses Tikus Berdasarkan Jenis Tikus
rupakan penyebab demam paratifoid dan demam tifoid.
dan Lokasi Penemuan
Kode Sampel Spesies Tikus Lokasi Penemuan Spesies Bakteri
Demam tifoid mempunyai masa inkubasi terpanjang, dan
mempunyai angka mortalitas yang tinggi. 10 Prevalensi
1 sembako iB demam tifoid di Indonesia berdasarkan data Riskesdas
2 Kios bumbu B
2007 adalah 1,6%.11 Salmonella typhimurium merupa-
3 Lorong pasar S. paratyphi C kan penyebab gastroenteritis pada manusia dan berbagai
5 beras infeksi pada hewan. Salmonellosis merupakan penyakit
6 daging Proteus miriabilis
7 uah S. typhimurium
yang dapat menular pada manusia (zoonosis). Penularan
10 beras nterotobacter cloacae dapat terjadi melalui makanan dan minuman yang ter-
11 E. coli cem oleh h sil (eksresi) dari sistem pencernaan baik
7 embako Citrotobacter
18 snack S. typhimurium
hewan d manusia.
0 daging frendi Prevalensi S. typhimurium pada sampel feses
1 Citrotobacter frendi R. tanezumi dalam penelitian ini sebesar 10% ditemukan
2 embako
4 paratyphi C
pada kios buah dan kios snack . Prevalensi bakteri ini
5 Kios snack S.paratyphi B ebih besar dengan beberapa penelitian
lain. Hassandibandingkanetal.Pakistan melaporkan prevalensi
7 Lorong pasar Enterotobacter cloacae 7
S 28 sembako Citrotobacter tertinggi S. typhi ditemukan pada sampel fe es R. rattus
29 tanezzumi beras S. paratyphi C
0 Kios sembako E.coli dari toko-toko kelontong (4,44%) dan pada sampel feses
PS 31 R. norvegicus Lorong K S. paratyphi B Mus musculus dari toko-toko kelontong (4,56%). Hilton
mengontaminasi makanan dan lingkungan manusia.6 et al.4 mempelajari prevalensi Salmonella di Midlands
Inggris melalui kultur feses (n = 100) dan usap rektum (n
Prevalensi E. coli sampel feses R. tanezumi sekitar = 50) dari tikus Norway, hasilnya menunjukkan bahwa
10% ditemukan pada kios beras/sembako. Prevalensi 8% dari sampel feses dan 10% usap rektum positif
bakteri ini lebih tinggi dari penelitian di Pakistan, pre- Salmonella. Nkogwe et al.6 di Trinidad dan Tobago me-
valensi tertinggi E. coli ditemukan pada sampel feses lapo kan bahwa dari 204 sampel feses Rattus sp. yang
R. rattus dari gudang-gudang beras (4,72%) dan pada diperi sa sebanyak 2% positif Salmonella spp.
sampel feses Mus musculus dari toko-toko yang menjual Bakteri lain yang ditemukan pada sampel feses tikus
bahan-bahan pemanis (4,83%).7 Penelitian lain, di Citrotobacter.
adalah
Enterotobacter ditemukan di lingkungan
Enterotobacter cloacae, Proteus miriabilis, d
Trinidad dan Tobago melaporkan bahwa dari 204 sampel alam di habitat seperti air, limbah, sayuran, dan tanah.
feses Rattus sp. yang diperiksa sebanyak 83,8% positif
E. coli.6 adalah jenis bakteri coliform fekal yang di- Sebelum penggunaan antibiotik meluas, spesies Entero
E. coli bacter jarang ditemukan sebagai patogen, tetapi organis
mukan di saluran pembuangan, makan , dan air yang me ini sekarang semakin sering ditemui, dan dapat me-
terkontaminasi. Tikus dan mencit sebagian besar tinggal infeksi nosokomial seperti infeksi saluran
di rumah pada jalur pembuangan air atau peternakan nyebabkmihdan bakteremia. Enterotobacter cloacae dapat
hewan melalui makanan terko taminasi pakan, air mi- berperan sebagai mikroorganisme komensal dalam air,
num, limbah melalui unggas dan ekskret ternak dan juga limbah, tanah, daging, lingkungan rumah sakit, pada la-
dari sampah terinfeksi.7 E. coli dapat menular ke manu pisan kulit dan dalam saluran usus manusia maupun
sia melalui saluran pencernaan. Hal ini dapat terjadi keti h wan. 12 Preva ensi Enterotobacter cloacae dalam
ka mengonsumsi makanan atau yang terkonta- p nelitian ini relatif rendah (5%) jika dibandingkan
minasi, terlebih apabila mak n minumanitutidak dimasak atau dengan prevalensi yang oleh Dezfoolimanesh
dipasteurisasi. Kuman juga dapat menyebar dari orang ke t al.13 di Lahijan sebesdilaporkan45%dari sampel sekum 94
orang melalui tangan yang tidak bersih (tidak dicuci de ekor Rattus norvegicus dan 6 ekor Rattus yang .
ngan air dan sabun) ketika memegang makanan. Trans- Prevalensi Proteus miriabilis dalam penelitiandiperiksai
misi sering terjadi dalam lingkup keluarga maupun si yang
relatif rendah (5%) jika dibandingkan dengan
oleh Dezfoolimanesh et prevalen.Di
-
tempat-tempat umum, seperti sekolah dan restoran.8 Di Lahijan sebesdilaporkan70% dari sampel sekum 94 ekor Rattus
13

wilayah Amerika, keb yakan transmisi terjadi akibat norvegicus dan 6 ekor Rattus rattus yang diperiksa.
mengonsumsi daging yang kurang matang.9
feses
Salmonella sp. merupakan bakt ri yang paling banyak

ditemukan dalam pemeriksaan tikus di Pasar Kota Banjarnegara. Proteus merupakan flora normal yang menghuni saluran
Dari hasil uji biokimiawi, terdapat tiga je-nis bakteri dari genus usus manusia dan hewan seperti anjing, kucing, tikus,
Salmonella yangtyphimuriumditekan, yaitu serta tersebar luas di lingkungan.14 Salah satu spesies
S. paratyphii B, S. paratyphi C, dan S. . Sal- yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan adalah P.

176
Widiastuti, Pramestuti, Setiyani, & Rahayu, Mikroorganisme Patogen pada Feses Tikus

irabilis yang dapat menyebabkan infeksi primer Saran

aupun sekunder. Di Amerika Serikat, P. mirabilis Masy rakat dihimbau untuk lebih waspada terhadap
enyumbangkan sekitar 3% infeksi nosokomial teruta- kebersihan bahan - bahan makanan yang diperoleh dari
ma yang dapat menyebabkan penyakit saluran kencing pasar karena dit mukan jenis bakteri zoonotik yang dite-
seperti sistis, pielonefri is, dan prostatis.15 Proteus mukan ada feses tikus. Perlu dilakukan survei serologi
mirabilis ditemukan terutama pada tanah dan saluran terhadap populasi manusia di sekitar lokasi Pasar Kota
ncernaan. Proteus mirabilis adalah agen etiologi Kabupaten Banjarnegara untuk penelitian selanjutnya.
p nting dari infeksi luran kencing, terutama pielo- Daftar Pustaka
nefritis. Kelompok sasaran meliputi laki-laki muda dan
jarang wanita muda, individu d ngan kelainan struktur 1. Ruiz. Rodents in disasters. USA: Pan American Health Organization;
saluran emih, dan orang tua. Sebagian besar urea yang 2. 2004.
diproduksi oleh ginjal ditransfer ke usus pada manusia. Battersby SA, Parsons R, Webster JP. Urban rat infestations and the risk
Meskipun urease diinduksi oleh P. mirabilis, enzim to public health. Journal of Environmental Health Research. 2002; 1:
dapat diteruskan pada manusia, dan dengan demikian 3. 4–12.
organisme siap untuk menginfeksi saluran kemih.16 Abu -Madi MA, Lewis JW, Mikhail M, El -Nagger M, Behnke J.
Citrobacter adalah patogen nosokomial oportunistik Monospecific helminths and arthropod infections in an urban popula-
yang langka. Citrobacter biasanya menyebabkan infeksi tion of brown rats from Doha, Qatar. Journal of Helminthology. 2001;
s luran kemih, sepsis intra abdomen, abses otak, dan 4. 75: 313–20.
radang paru-paru, infeksi eonatal, seperti meningitis, Hilton AC, Willis RJ, Hickie SJ. Isolation of salmonella from urban wild
sepsis neonatal, infeksi sendi atau bakteremia umum. brown rats (Rattus norvegicus) in the west Midlands, UK. International
Citrobac er dapat ditularkan melalui kontak langsung 5. Journal of Environmental Health Research. 2002; 12: 163–8.
dengan staf rumah sakit, penularan ibu ke anak atau me- Lapuz R, Tani H, Sasai K, Shirota K, Katoh H, Baba. The role of roof
lalui fekal oral tetapi penularan dari orang ke orang lebih rats (Rattus rattus) in the spread of Salmonella enteritidis and S. infan-
menonjol.17 Citrobacter bisa diisolasi dari sejumlah tis contamination in layer farms in eastern Japan. Epidemiology
sumber lingkungan, air, air limbah, tanah, makanan, 6. Infectious. 2008; 136 (9): 1235–43.
tinja manusia, dan hewan. Saat ini ada tiga spesies dalam Nkogwe C, Raletobana J, Stewart-Johnson A, Suepaul S, Adesiyun A.
genus Citrobacter yaitu C. freundii, . diversus, dan C. Frequency of detection of Escherichia coli, Salmonella spp., and
amalonaticus .18 Prevalensi Citrotobacter spp. dalam Campylobacter spp. in the faeces of Wild Rats (Rattus sp.) in Trinidad
p elitian ini relatif rend h (25%) jika dibandingkan and Tobago. Vet Med Int [serial on internet]. 2011 [cited 2012 Dec
dengan prevalensi yang dilaporkan oleh Dezfoolimanesh 29]:1-7. Available from: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articleren-
t al.13 Di Lahijan sebesar 64% dari sampel sekum 94 7. der.fcgi?artid=3087471&tool=pmcentrez&rendertype=abstract.
ekor Rattus norvegicus dan 6 ekor Rattus yang di eriksa. Mushtaq -Ul-Hassan M, Hussain I, Shehzadi B. Occurrence of some
Pasar merupakan tempat jual beli yang setiap hari di- zoonotic microorganisms in faecal matter of house rat (Rattus rattus)
datangi masyarakat dalam jumlah yang relatif banyak. and house mouse ( Mus musculus) trapped from various structures.
Dilihat dari sudut pandang kesehatan, pasar dapat men- 8. Pakistan Veterinary Journal. 2008; 28(4): 171–4.
jadi sumber penularan berbagai penyakit, terutama pada Massachusetts Department of Public Health. Public health fact sheet:
pasar yang kebersihannya kurang dip rhatikan (pem- E.coli O157: H7 [online]. Jamaica Plain: Massachusetts Department of
buangan sampah dan air kotor). Infestasi rodent di Public Health; 2008 [cited 2012 Jul 5] . Available from:
lingkungan pasar dapat menyebabkan beberapa masalah, 9. http://www.mass.gov/eohhs/docs/dph/cdc/factsheets/ecoli.rtf.
termasuk kontaminasi makanan dan penularan penyakit. Ebel E, Schlosser W, Kause J, Orloski K, Roberts T, Narrod C. Risk as-
Tikus dapat menghasilkan 12 _ 16 mililiter urine dan sessment of the public health impact of Escherichia coli O157:H7 in
hingga 50 kotoran tinja dalam waktu 24 jam. Konta- ground beef. 2001[cited 20132 Aug 23]. Available at:
minasi makanan oleh kotoran tikus selama penyimpan http://www.fsis.usda.gov/OPPDE/rdad/FRPubs/00-023N/00-
di dalam kios di pasar dapat menjadi sarana penularan 023NReport.pdf.
penyakit ke manusia ataupun hewan peliharaan. 10. Poeloengan M, Komala, Iyep, Noor S. Bahaya Salmonella terhadap ke-

Kesimpulan 19 sehatan [diakses tanggal 25 Februari 2013]. Diunduh dalam: http://pe-

11. ternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/lk2o05-34.pdf.
Jenis mikroorganisme zoonotik yang ditemukan pada Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Salmonella paratyphi C, S. typhimurium, Citrotobacter, Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
feses Rattus tanezumi yaitu Salmonella paratyphi B, Laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007. Jakarta: Badan
Citrotobacter frendii, Enterotobacter cloacae, Eschericia 12. Republik Indonesia; 2008.

coli dan Proteus miriabilis. Jenis mikroorganisme dalam Grimont F, Grimont PAD. The Genus Enterobacter. Prokaryotes [serial
feses tikus tersebut perlu diwaspadai sebagai investigasi . 2006;6:197-214. Available at: http://www.ic.ucsc.edu/~saltikov/bio-
awal sumber penularan penyakit menular zoonotik. 119l/readings/prokaryotes/Enterobacter.pdf.

177
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 4, November
2013
load/5992/5737.
13. Dezfoolimanesh Z, Tohidnia M, Darabi F, Assarezadegan M. Antibiotic
resistance of bacteria isolated from mice ’ s intestine in Lahijan. Behbood. 16.Carmenhttp://www.afrma.org/medJaneBoothDV.Medical_illrat.htm.[cited 2013 Jul 13]. Available from:

2009; 13(3): 242–51.


14. Manos J, Belas R. The genera proteus, providencia, and morganella. 17. Canadahttp://www.phacPHA.Citrobacter-aspc.gc.ca/labsp.2011-bio/res/psds[cited2013-ftss/citrobacterJan30].Available-eng.php.from:

Prokaryotes [serial on internet]. 2006 [cited 2012 Jan 12]; 6: 245-69. 18. Sumarno. Isolasi dan identifikasi bakteri klinik. Yogyakarta: Akademi
Available from: http://www.ic.ucsc.edu/~saltikov/bio119l/readings Analisis Kesehatan Yogyakarta; 2000.
/prokaryotes/Proteus.pdf. 19. NPMA. Why rodents are a danger to health and home. 2013 [cited 2013 Jun
15. Giammanco G, Pignato S, Grimont PAD, Grimont F, Giammanco GM.
4]. Available from: http://www.pestworld.org/news-and-views/pest-
Genotyping of the genus proteus by rpoB sequence analysis. Ital J Public
articles/articles/ health-threats-posed-by-rodents/.
Health [serial on internet]. Available from: ijphjournal.it/article/down-

178

Anda mungkin juga menyukai