BAB I Manajmen
BAB I Manajmen
PENDAHULUAN
2.1.1Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap
perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat
pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak
yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan
hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi.
Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk
jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran
dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala
internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan
tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka
panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan
perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap
lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
2.Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
2.3P r i n s i p – P r i n s i p P e r e n c a n a a n
Planning yang efektif didasarkan pada fakta dan informasi, bukan atas dasar emosi ataukeinginan.
Fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang sedang dihadapi berhubungan eratdengan pengalaman dan
pengetahuan seorang manajer. Dibutuhkan cara berfikir yang berefleksi; juga dapat dibantu oleh imaginasi
dan forecast. Selanjutnya Harold Koontz danCyril O'Donnell[10] dalam buku principles of management
mengemukakan prinsip-prinsip planning sebagai berikut :
a.Prinsip membantu tercapainya tujuan (principle of contribution to objective). Setiap perencanaan dan
segala perubahannya harus ditunjukkan kepada pencapaian tujuan.
b.Prinsip pengutamaan perencanaan (principle of primacy of planning). Perencanaanmerupakan keperluan
utama daripada manajer, fungsi lainnya adalah organizing,staffing, directing, dan control. Seorang manajer
tidak akan dapat melaksanakanfungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dan pedoman
dalammelaksanakan kebijaksanaan.
c. Prinsip pemerataan perencanaan (principle of pervasiveness of planning).Walaupun fungsi
manajemen itu sama pentingnya baik dalam ketentuan maupun pelaksanaannya, tetapi harus diingat bahwa
prinsip pemerataan perencanaanmemegang peranan penting, mengingat manajer dalam tingkat tinggi
banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggungjawab atas berhasilnya rencana tersebut.Tidak pernah
ada seorang manajer yang tidak mengerjakan perencanaan
Langkah-langkahperecanaandiantaranya:
a. Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana
tidak dapat diformulir tanpa ditetapkanterlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas
diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
b. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian
tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan
mana yang digunakan.
c. Mengadakan kemungkinan -kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaan
membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh
dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarnya biaya yang dibutuhkan efisiensi
dan efektivitas dan lain sebagainya.
d. Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada
dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan
yang ada mempunyaikelemahan-kelemahan.