Anda di halaman 1dari 30

FILSAFAT ILMU

FESTIVAL BUDAYA JEPANG


“47 RONIN: PEMBALASAN DENDAM MANTAN SAMURAI
ATAS KEMATIAN TUANNYA”
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S,pd. SH. MM

Disusun oleh : Irfan Prabowo (201911595)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu di
karenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.

Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Kudus, Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
Ringkasan ............................................................................................................................... 4
Kerangka Makalah ................................................................................................................. 5
BAB I ..................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 6
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ....................................................................................... 6
1.3 TUJUAN MAKALAH ................................................................................................. 7
1.4 MANFAAT MAKALAH ............................................................................................. 7
1.5 PENELITI TERDAHULU ........................................................................................... 7
1. Teori Bushido.............................................................................................................. 9
2. Seppuku....................................................................................................................... 9
3. Filosofi Samurai ........................................................................................................ 10
BAB III................................................................................................................................. 11
METODE ............................................................................................................................. 11
3.1 LOKASI...................................................................................................................... 11
3.2 KONDISI ALAM ....................................................................................................... 11
3.3 CARA MEMPEROLEH DATA ................................................................................ 12
3.4 ANALISIS DATA ...................................................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................ 13
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 13
4.1 PENJELASAN ........................................................................................................... 13
4.2 AWAL MULA PERISTIWA ..................................................................................... 13
4.3 AKO GISHISAI, FESTIVAL MENGENANG 47 RONIN ....................................... 18
4.4 DAFTAR NAMA KE-47 RONIN .............................................................................. 20
4.5 FILOSOFI 47 RONIN ................................................................................................ 27
BAB V .................................................................................................................................. 29
PENUTUP ............................................................................................................................ 29
5.1 KESIMPULAN .......................................................................................................... 29
5.2 SARAN....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 30

3
Ringkasan
Peristiwanya terjadi di Edo tahun 1701. Dalam keadaan marah dan kecewa, Lord
Asano dari Ako menyerang seorang pejabat istana yang korup se-hingga memicu serangkaian
peristiwa yang berakhir dengan balas dendam paling berdarah dalam sejarah kekaisaran
Jepang. Rangkaian peristiwa ini menge-jutkan seluruh negeri sehingga Shogun pun mengha-
dapi kebuntuan hukum dan moral. Ketika semuanya berakhir, Jepang memiliki pahlawan
baru - yaitu empat puluh tujuh ronin (mantan samurai) dari Ako.

Bushido (Kanji: 武士道 "tatacara ksatria") adalah sebuah kode etik keksatriaan
golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Bushido berasal dari nilai-nilai moral samurai,
paling sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan
seni bela diri, dan kehormatan sampai mati.
Ronin punya arti sebagai Samurai yang gagal menjaga nyawa tuannya, atau kasarnya
bisa disebut sebagai Samurai yg tidak mempunyai tuan lagi. Ako Gishisai merupakan salah
satu dari sekian banyak festival di Jepang yg dilakukan di kuil Sengakuji, Tokyo, tiap 14
Desember untuk mengenang pembalasan dendam 47 Ronin.

4
Kerangka Makalah
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang masalah
 Bagaimana awal mula terjadinya peristiwa 47 Ronin tersebut.
 Seperti apa festival untuk mengenang 47 Ronin tersebut.
 Siapa saja ke-47 Ronin Tersebut.
 Filosofi tentang 47 Ronin.
2. Peneliti terdahulu
 Kisah nyata dibalik film 47 Ronin
 Semangat Bushido di makam 47 Ronin di kuil Sengakuji, Tokyo
 Empat puluh tujuh Ronin
 Ronin, Samurai tak Bertuan
BAB II Tinjauan Pustaka
1. Teori Bushido
2. Seppuku
3. Teori Samurai
BAB III Metode
1. Lokasi : Benua Asia, Negara Jepang
2. Kondisi Alam : Negara Kepulaun, terdirri dari 4 musim
3. Memperoleh data : Metode Kualitatif
4. Analisis data : Beberapa Artikel Internet
BAB IV Pembahasan
1. Penjelasan singkat Ronin dan 47 Ronin
2. Awal mula peristiwa 47 Ronin
3. Ako Gishisai, Festival 47 Ronin
4. Daftar Nama 47 Ronin
5. Filosofi 47 Ronin
BAB V Penutup
1. Simpulan
2. Saran

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Di awal abad ke-18, Jepang dilanda kekacauan. Pada masa itu, istana Shogun yang
berada di Edo (sekarang Tokyo), marak dengan pameran keme-wahan, korupsi, serta pesta-
pora di kota tua Kyoto. Sama sekali jauh dari aturan sosial. Kesenian makin berkembang;
teater populer mulai lahir. Dengan makin berkuasanya kelas pedagang, masa itu juga
merupakan awal dari berakhirnya pengaruh prajurit bayaran, atau samurai. Hilangnya
pengaruh ini sangat mereka rasakan, terutama karena para samurai sangat membenci segala
bentuk usaha yang ber-tujuan mencari keuntungan.
Di tengah perubahan yang membingungkan itu, kekacauan sering muncul. Kekacauan
utama terjadi akibat petani dikenakan pajak di luar batas kemam-puan mereka oleh Shogun,
penguasa di seluruh Jepang. Samurai jarang sekali menimbulkan kekerasan, suatu sikap yang
merupakan bentuk penghor-matan atas tingginya latihan serta disiplin mereka.
Namun bahkan seorang samurai pun memiliki batas kesabaran. Khususnya bagi
seorang daimyo muda yang terpaksa harus berurusan dengan tradisi istana yang sama sekali
tak bermanfaat.
Peristiwanya terjadi di Edo tahun 1701. Dalam keadaan marah dan kecewa, Lord
Asano dari Ako menyerang seorang pejabat istana yang korup se-hingga memicu
serangkaian peristiwa yang berakhir dengan balas dendam paling berdarah dalam sejarah
kekaisaran Jepang. Rangkaian peristiwa ini menge-jutkan seluruh negeri sehingga Shogun
pun mengha-dapi kebuntuan hukum dan moral. Ketika semuanya berakhir, Jepang memiliki
pahlawan baru - yaitu empat puluh tujuh ronin (mantan samurai) dari Ako.
Fakta sejarah atas tindakan mereka sangat jelas; tapi keterangan rinci tentang
peristiwa itu sangat kabur. Berbagai versi telah dikisahkan dalam bentuk lagu, cerita, drama
dan film.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Manusia pada dasarnya dengan segala usaha ingin mempertahankan hidupnya.
Namun dalam kisah 47 Ronin ini kelihatan, anak-buah lebih mengutamakan tuan daripada
dirinya sendiri. Lagi pula perbuatan tersebut dilakukan secara beramai-ramai. Oleh karena itu

6
dapat dipastikan ada sesuatu ideologi yang menuntun hidup mereka untuk melakukan bunuh
diri secara beramai-ramai.

Dalam pembuatan makalah tentang Festival 47 Ronin ini yang dibahas antara lain:
1. Bagaimana awal mula terjadinya peristiwa 47 Ronin tersebut.
2. Seperti apa festival untuk mengenang 47 Ronin tersebut.
3. Siapa saja ke-47 Ronin Tersebut.
4. Filosofi tentang 47 Ronin.

1.3 TUJUAN MAKALAH


Sesuai dengan masalah diatas, makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi
sekaligus mengenalkan Perayaan 47 Ronin di Jepang dalam bentuk tulisan sederhana, sebagai
media untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang para kisah
samurai yang memiliki kesetiaan, keberanian dan kehormatan yang tiada akhir bagi tuannya.

1.4 MANFAAT MAKALAH


Menggali lebih dalam jalannya tradisi dan festival 47 Ronin di Jepang, dan juga
diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk mengenal festival dan budaya Jepang.

1.5 PENELITI TERDAHULU


Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
dilakukan.

1. Judul penelitian : Kisah nyata dibalik film 47 Ronin


Sumber : kaskus.co.id
Hasil penelitian : film 47 Ronin ternyata mempunyai kisah nyata dibalik
keindahan dan bagusnya film tersebut. Dan penulis menjelaskan kisah nyata
secara singkat dan padat.
2. Judul penelitian : Semangat Bushido di makam 47 Ronin di kuil Sengakuji,
Tokyo
Sumber : kompasiana.com

7
Hasil penelitian : Setiap perjalanan memang mengandung misteri dan kisahnya
tersendiri. Kadang-kadang kita sendiri tidak tahu apa yang akan kita alami dan
temukan. Dan di Kuil Sengakuji ini ada bukti nyata semangat bushido
para samurai yang dengan tulus telah mengorbankan jiwa demi kesetiaan kepada
sang tuan.
3. Judul penelitian : Empat puluh tujuh Ronin
Sumber : id.wikipedia.org
Hasil penelitian : Berisi tentang rangkuman kisah nyata awal mula sampai akhir
dari perjalanan matinya 47 Ronin.
4. Judul penelitian : Ronin, Samurai tak Bertuan
Sumber : kaskus.co.id
Hasil penelitian : Pada intinya Ronin adalah samurai yang mempunyai kesetiaan
yang patut di acungi jempol, mereka akan setia sampai kehormatan tuannya bisa
di dapatkan kembali.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

1. Teori Bushido
Bushido (Kanji: 武士道 "tatacara ksatria") adalah sebuah kode etik keksatriaan
golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Bushido berasal dari nilai-nilai moral samurai,
paling sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan
seni bela diri, dan kehormatan sampai mati.

Lahir dari Neo-Konfusianisme selama masa damai Tokugawa dan mengikuti teks
Konfusianisme, Bushido juga dipengaruhi oleh Shinto dan Buddhisme Zen, yang
memungkinkan adanya kekerasan dari samurai yang ditempa dengan kebijaksanaan dan
ketenangan.

Samurai sendiri adalah sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat
feodalisme Jepang. Secara resmi, Bushido dikumandangkan dalam bentuk etika sejak zaman
Shogun Tokugawa. Biasanya para samurai dan Shogun rela mempartaruhkan nyawa demi itu,
Jika gagal, ia akan melakukan seppuku (harakiri). Bushido sudah dilakukan pada saat Perang
Dunia II, yaitu menjadi prajurit berani mati.

Kutipan:
Hidup dengan melayani tuannya melalui tindakan dan dengan pikiran bahwa seluruh
ajaran dan latihan yang dijalani Samurai pun merupakan sebuah reputasi dari sosok yang
sesuai dengan kesetiaan.

2. Seppuku

Seppuku, adalah tindakan bunuh diri dengan cara menyobek perut. Seppuku sangat
populer dalam mitos samurai. Seppuku dianggap sebagai tindakan gagah berani.

Junshi, adalah seppuku yang dilakukan sebagai tanda kesetiaan kepada raja, sebagaimana
dilakukan Jeneral Nogi Maresue semasa Maharaja Meiji. Junshi dinilai merugikan negara
sehingga sempat dilarang pada zaman Edo.

9
Sokotsu-shi, adalah seppuku yang dilakukan untuk menebus kesalahan. Jenderal Yamamoto
Kansuke Haruyuki (1501-1561) melakukan sokotsu-shi karena membuat kesalahan fatal yang
menyebabkan Kaisar Takeda berada dalam bahaya.
Setelah kurun yang lama, pandangan tentang bunuh diri sebagai tindakan terhormat
mengalami pergeseran dan mulai dianggap sebagai tindakan yang sia-sia.

3. Filosofi Samurai

Samurai memiliki seragam kebesaran dengan simbol bulan sabit di atas helm. Jalan
hidup samurai yang mengambil inti ajaran Zen, menekankan bahwa ketenangan jiwa dan
keyakinanan hati adalah sumber kehidupan. Hal mendasar, adalah ajaran menjunjung tinggi
kejujuran. Jujur kepada diri sendiri dan orang lain. Karena itu, berbohong adalah aib yang tak
mungkin ditanggung.

Bunga sakura simbol samurai mengandung muatan filosofis pentingnya menghargai


waktu. Sebab, sakura hanya bersemi dan berbunga dalam waktu singkat seperti umur
manusia. Karena itu, tidak boleh ada penyesalan di dalamnya. Samurai juga menjunjung
tinggi nilai keadilan. Kenshin Uesugi, tokoh samurai, menolak ambil bagian dalam sebuah
pertarungan jika tidak melihat ada keadilan di dalamnya.

Bagi samurai, pertempuran adalah sesuatu yang sakral. Ada etika ketat dalam
pertempuran samurai, yaitu:
 Tidak boleh menyerang dari belakang.
 Harus dilakukan dengan keindahan dan harga diri.
 Harus dilakukan sampai tuntas.
 Pedang adalah simbol spiritual dan komitmen.

10
BAB III
METODE
3.1 LOKASI
Benua : Asia

Negara : Jepang

3.2 KONDISI ALAM

Luas daratan Jepang adalah sekitar 378.000 kilometer persegi, yaitu seper dua puluh
lima dari Amerika Serikat (sedikit lebih kecil dari California), seperduapuluh dari Australia,
dan 1,5 kali lebih luas dari Inggris. Tiga perempat dari negara ini bergunung-gunung, dengan
dataran dan cekungan menutupi area yang tersisa. Jepang terdiri dari serangkaian pulau
panjang yang membentang sepanjang 3.000 kilometer dari utara ke selatan. Empat pulau
utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.

Jepang dikelilingi oleh laut. Arus hangat dan dingin mengalir melalui laut di
sekitarnya, menciptakan lingkungan yang mendukung berbagai jenis ikan. Sebagian besar
Jepang berada di Zona Temperatur Utara di bumi dan memiliki iklim hujan lembab, dengan
angin tenggara bertiup dari Samudra Pasifik selama musim panas dan angin barat bertiup dari
benua Eurasia di musim dingin.

Negara ini memiliki empat musim yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur,
dan musim dingin. Dua pemandangan paling indah di Jepang adalah bunga sakura di musim
semi dan warna merah cerah, jeruk, dan kuning daun musim gugur. Orang-orang Jepang
menikmati tanda-tanda perubahan musim dan melacak kemajuan mereka dengan laporan
cuaca, yang menampilkan peta yang menunjukkan di mana bunga musim semi dan daun
musim gugur berada pada kondisi terbaiknya. Jauh di utara dan selatan Jepang memiliki iklim
yang sangat berbeda. Pada bulan Maret, misalnya, Anda bisa berjemur di selatan dan bermain
ski di utara!

Negara ini sering mengalami bencana alam yang serius seperti topan, letusan gunung
berapi, dan gempa bumi. Meskipun bencana ini dapat menelan banyak korban jiwa, seperti
dalam Gempa Bumi Besar Hanshin-Awaji pada Januari 1995 dan Gempa Besar Jepang Timur
Maret 2011, Jepang telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk meminimalkan

11
kerusakan mereka. Jepang menggunakan teknologi canggih untuk mendesain struktur tahan
gempa dan untuk melacak badai dengan presisi yang lebih tinggi.

3.3 CARA MEMPEROLEH DATA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode yang tidak menggunakan angka-angka atau persentase data, tetapi
dijelaskan dengan narasi, data dihubungkan dengan konteks keberadaannya.

Untuk meneliti bentuk-bentuk kesetiaan dalam kisah 47 ronin, pengumpulan data


dilakukan dengan teknik studi dokumentasi dari internet dengan disertai pemahaman
mendalam. Teknik ini dilakukan dengan membaca dan memahami artikel tertulis dan
membuat pengelompokan filsosfi yang ada dalam kisah tersebut.

3.4 ANALISIS DATA

Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisis setiap artikel yang ditulis
tersebut. Kemudian dipilah-pilih kedalam beberapa filsosfi yang ada pada masa kisah itu
terjadi. Sehingga dapat diketahui ilmu filosofi apa saja yang ada pada kisah 47 ronin.

12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENJELASAN
Ronin punya arti sebagai Samurai yang gagal menjaga nyawa tuannya, atau kasarnya
bisa disebut sebagai Samurai yg tidak mempunyai tuan lagi. Dan kisah tentang Samurai
dalam sejarah, TV, teater, atau pentas Kabuki yg selalu menjadi favorit pasti 47 Ronin.

Kisah tentang 47 Ronin ini pembalasan dendam di bawah pimpinan Oishi


Kuranosuke Yoshitaka, mereka dari kota Ako. Oishi balas dendam untuk kematian tuan
mereka, Asano Takumi no Kami. Pembalasan dendam ini dengan cara menyerbu ke rumah
kediaman pejabat tinggi istana, Kira Kozuke no Suke Yoshihisa.

Peristiwa pembunuhan Kira ini dikenal dengan nama Genroku Ako jiken, soalnya
terjadi di tanggal 14 Desember tahun ke-15 era Genroku atau di 30 Januari 1703 Masehi. Di
kota Ako (sekarang Prefektur Hyogo) sendiri peristiwa 47 Ronin ini dikenal dengan sebutan
Akogishi (perwira setia dari Ako). Seehabis Perang Dunia II, cerita ini dikenal dengan nama
Ako Roshi (ronin dari Ako) atau Shijushichishi (47 samurai).

4.2 AWAL MULA PERISTIWA

Samurai (pict: telegrafi.com)

Tanggal 14 Maret 1701, Asano Takumi no Kami dari Ako berantem sama pejabat
tinggi (Koke) yg namanya Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa. Katanya, Kira ini memang tidak
suka sama Asano jadi suka bertindak semena-mena & suka ngeremehin klan Asano. Fatalnya,

13
Asano ini melukai Kira menggunakan Wakizashi (pedang tradisional Jepang) di ruangan
tempat berkumpul Daimyo (petinggi wilayah) yang bernama Matsu no Oroka.

Mendengar kejadian ini, Tokugawa Tsuneyoshi / Shogun Tsuneyoshi sebagai Seii


Taishogun (panglima tertinggi) marah karena penyerangan benda tajam itu terjadi di
lingkungan istana. Akhirnya, Shogun Tsuneyoshi nyuruh Asano untuk melakukan Seppuku
(bunuh diri Samurai) di hari yg sama, dan Asano tewas lewat Seppuku ini. Tidak cuma itu,
keluarga dari Asano (klan Ako Asano) juga terkena hukuman berupa pencabutan semua
wilayah kekuasaan klan Ako Asano di wilayah Ako, dan semua pengikutnya harus menjadi
Ronin.

Awal terjadinya peristiwa 47 Ronin ini karena Shogun Tsuneyoshi dianggap tidak
adil. Cek cok antara Asano & Kira itu, sekalipun salah satu yg mulai fisik, itu dua-duanya
harusnya kena hukuman. Sebagian besar Bushi (bangsawan militer) wilayah Han Ako &
Oishi yg menjabat sebagai penasehat utama Asano merasa tidak puas dan menganggap
keputusan dari pemerintah Bakufu itu tidak adil. Hukuman itu dianggap melanggar prinsip
hukum Samurai yaitu Kenka Ryoseibai alias "kedua belah pihak yang bertengkar harus
dihukum".

Waktu itu seisi istana bingung, antara nurut sama Shogun Tsuneyoshi atau melakukan
perlawanan di istana sampai mati. Tapi untuk menghindari pertumpahan darah, istana Ako
akhirnya diserahkan ke pemerintah Bakufu yg berakibat semua Samurai di wilayah Han jadi
Ronin & semua pencar ke berbagai daerah (Ego & Kamigata contohnya).

14
Oishi Kuranosuke (pict: commons.wikimedia.org)

Sesudah penyerahan istana itu, Oishi bertekad keras untuk mengembalikan lagi
kejayaan klan Asano dengan dukungan banyak dari mantan Samurai di wilayah Han, dan
membuat sumpah setia di surat. Oishi berniat mau melakukan pemberontakan, jumlah orang
yg ingin ikut dalam sumpah setia ini semakin hari juga semakin bertambah sampai akhirnya
ada 120 orang. Dan untuk sementara waktu, Oishi menunjuk adik dari Asano yaitu Asano
Daigaku untuk menjadi kepala klan.

Tapi sayangnya, pada Juli 1702 pemulihan kejayaan klan Ako pupus karena Asano
Daigaku terkena masalah dan menerima hukuman dari pemerintah Bakufu kurungan seumur
hidup di kediaman keluarganya. Pulihkan klan Asano ini juga semakin hari semakin sulit,
banyak hambatan, sampai akhirnya tidak sedikit Ronin yg pergi untuk tidak mendukung lagi
surat sumpah setia yang sudah ditulis.

Melihat hal ini, Oishi mengumpulkan semua Ronin di Maruyama (sekarang Kyoto),
dan pertemuan ini akhirnya dikenal dengan nama "Pertemuan Maruyama". Hasil dari
pertemuan ini untuk menekankan kembali soal pemberontakan & balas dendam, hasil akhir
yaitu: membunuh Kira Kozuke no Suke. Disini Oichi kembali menguji niat para Ronin itu

15
untuk balas dendam.

Oishi menawarkan ke para Ronin itu untuk mengembalikan surat sumpah setia ke dia,
dan menganggap surat itu tidak ada. Ternyata, hampir separuh dari Ronin itu berubah pikiran
dari yang mau balas dendam menjadi males-malesan. Ronin yang mengundurkan diri dari
balas dendam ini terutama mereka yang berpenghasilan tinggi, hidup sudah makmur jadi
tidak mau ribet lagi. Surat sumpah dikembalikan, dan hasil akhir sisa dari yang mau balas
dendam hanya 47 Ronin.

Tanggal 15 Desember 1702 dini hari, 47 Ronin masuk untuk menyerbu rumah Kira di Honjo
Matsuzaka. Pertarungan sengit untuk melawan pengawal-pengawal disana, akhirnya mereka
berhasil membunuh Kira & memotong kepalanya. Penggalan kepala ini, dipersembahkan ke
atas makam Asano yang terletak di kuil Sengakuji. Dalam sekejap, 47 Ronin yg berhasil
membunuh Kira ini menjadi terkenal di kota Edo. Mereka memuji 47 Ronin sebagai samurai
yg setia (Gishi), karena berhasil menuntaskan kewajiban sebagai bentuk kesetiaan terhadap
tuannya.

Rumah Kira Kozuke no Suke Yoshihisa (pict: wikipedia)

Walau begitu, perbuatan 47 Ronin ini adalah kejahatan yang hukumannya hukuman
mati. Mereka membentuk kelompok tanpa seizin pemerintah Bakufu, terus melakukan
pembunuhan atas dasar balas dendam. Sebelum dijatuhi hukuman, ada Ronin yg namanya
Terasaka Nobuyuki memutuskan untuk pisah dari kelompok, jadi kawanan Ronin ini tinggal
46. Oishi & 45 Ronin lainnya menyerahkan diri, pasrah untuk semua hukuman yang

16
dijatuhkan pemerintah Bakufu. Tapi Terasaka memisahkan diri dari kelompok sehabis malam
penyerbuan itu, dan kabarnya dia memang disuruh Ronin lainnya untuk menyebarkan ke
berbagai penjuru wilayah tentang kematian Kira.

Pemerintah Shogun Tokugawa Tsuneyoshi memang selalu menekankan pentingnya


kesetiaan di kalangan perwira, jadi nyawa para Ronin ini bisa diampuni karena pembunuhan
yang dilakukan bentuk kesetiaan Samurai kepada tuannya. Tapi dari segi hukum, 46 Ronin
ini pantas dihukum mati. Padahal mayoritas pendapat juga minta pengampunan nyawa para
Ronin ini, karena cuma menjalankan kewajiban sebagai "pengikut setia" tuannya. Tapi
Shogun Tsuneyoshi khawatir akan terjadi perpecahan & perang andaikan 46 Ronin ini
diperlakukan khusus tanpa mengikuti hukum yg ada. Akhirnya, 46 Ronin ini diperintahkan
untuk mati terhormat lewat Seppuku seperti yang dilakukan Asano, tuan mereka.

Makam 47 Ronin (pict: Wikipedia)

Setelah 46 Ronin dikurung di rumah 4 orang Daimyo, akhirnya pada 4 Februari 1703
masing-masing dari mereka melakuin Seppuku di halaman rumah Daimyo tempat mereka
dititipkan. Banyak rakyat yg kecewa atas penyelesaian kasus ini. Akhirnya banyak
singgungan halus dari masyarakat lewat seni, contohnya cerita Kanadehon Chushingura
dalam bentuk kesenian Ningyo Joruri (Bunraku/sandiwara boneka Jepang). Cerita ini
sekearang lebih dikenal dengan nama Chushingura (kumpulan cerita pengikut yang setia).
Penulis cerita juga menyamarkan nama-nama yg terlibat di Ako Roshi, supaya tidak terkena

17
ciduk pemerintah Bakufu.

Kanadehon Chushingura itu juga punya arti terselubung, "Kanadehon" sama artinya
dengan angka 47. Dan Kanadehon itu juga buku yg isinya contoh untuk latihan menulis
aksara Hiragana yang punya 47 aksara. Kelompok Ronin dari peristiwa Ako Roshi ini
dimakamkan di kuil Sengakuji, yang setiap tahunnya tanggal 14 Desember di Jepang
diadakan festival Gishisai (upacara kesetiaan) untuk memperingati 47 Ronin ini.

4.3 AKO GISHISAI, FESTIVAL MENGENANG 47 RONIN

Ako Gishisai (pict: goldenjipangu.com)

Ako Gishisai merupakan salah satu dari sekian banyak festival di Jepang yg dilakukan
di kuil Sengakuji, Tokyo, tiap 14 Desember untuk mengenang pembalasan dendam 47 Ronin.
Kisah tentang 47 Ronin ini terus dikenang, dan sudah diadaptasi sampai ke TV, film, novel,
dll. Tapi karena sangat populer, cerita ini sering di modifikasi dan versinya jadi banyak. Jadi
jangan heran kalau kamu baca/nonton tentang 47 Ronin tapi beda sama cerita aslinya.

18
Kuil Sengakuji (pict: TripAdvisor)

Sampai sekarang ini, banyak orang yg mengunjungi kuil Sengakuji untuk


menghormati para Ronin tersebut. Di hari festival Ako Gishisai, banyak orang-orang yang
berpakaian kostum Samurai kuno dan melakukan parade dari kuil Zojoji ke kuil Sengakuji.
Parade ini semacam napak tilas tentang momen-momen Chushingura, sampai akhirnya
pemberhentian terakhir di depan makam Asano. Parade selesai 14.00, tapi pengunjung bisa
sampai malam karena banyak juga stand makanan yg didirikan di hari festival ini. Memorial
Service yg dilakuin di makam juga berlangsung sampai malam hari.

Makam Asano Takumi no Kami (pict: photoguide.jp)

19
4.4 DAFTAR NAMA KE-47 RONIN

Patung 47 Ronin (pict: Wikipedia)

 Ōishi Kuranosuke Yoshitaka atau Ōishi Kuranosuke Yoshio

Pemimpin penyerbuan, penasehat senior (Karō) Asano Takumi no kami. Penghasilan


1.500 koku. Wafat di usia 45 tahun

 Ōishi Chikara Yoshikane

Putra pertama Ōishi Kuranosuke Yoshitaka yang masih terlalu muda untuk dijadikan
pewaris kepala keluarga (heyazumi). Pada saat penyerbuan rumah kediaman Kira
Yoshihisa bertugas sebagai komandan penyerbuan di pintu belakang. Anggota
kelompok yang paling muda. Wafat di usia 16 tahun

 Hara Sōemon Mototoki

Pimpinan prajurit berjalan kaki (ashigaru), penghasilan 300 koku. Sejak awal sudah
bersimpati dengan kelompok radikal. Wafat di usia 56 tahun.

 Kataoka Gengoemon Takafusa

Jabatan: penasehat (sobayōnin) dan kepala pembantu pria (kogoshō gashira).


Penghasilan 350 koku. Pada cerita Chūshingura merupakan pengikut yang bertemu
terakhir kali sebelum Asano Takumi no Kami melakukan seppuku. Tokoh yang paling
berkeras hati ingin melakukan pembunuhan balas dendam.

20
 Horibe Yahē Kanamaru atau Horibe Yahē Akizane

Pensiunan samurai yang bertugas di Edo, pernah berpenghasilan 300 koku, menerima
tunjangan pensiun 20 koku. Anggota kelompok yang paling tua. Wafat di usia 77
tahun.

 Horibe Yasubē Taketsune

Pengawal berkuda (umamawari), penghasilan 200 koku. Kelahiran wilayah han


Shibata provinsi Echigo. Pernah dikenal dengan nama Nakayama Yasubē, menjadi
ronin setelah diusir dari wilayah han Shibata sebagai pengganti ayahnya. Pernah
terlihat dalam Peristiwa duel Takada no baba di luar kota Edo, sehingga Horibe Yahē
Kanamaru yang mendengar kehebatan Nakayama Yasubē menjadikannya sebagai
menantu. Nakayama Yasubē yang mengganti nama sebagai Horibe Yasubē kemudian
menjadi pengikut klan Akō Asano. Horibe Yasubē merupakan tokoh inti dalam
kelompok radikal yang ingin melakukan pembunuhan balas dendam. Pada peristiwa
penyerbuan kabarnya bertarung gagah berani menggunakan katana yang besar dan
panjang (ōdachi). Wafat di usia 34 tahun.

 Yoshida Chūzaemon Kanesuke

Kepala prajurit berjalan kaki (ashigaru) sekaligus pejabat magistrat daerah (kōri
bugyō). Penghasilan 200 koku, tunjangan pejabat 50 koku. Anggota kelompok ronin
yang paling dekat dengan pimpinan kelompok sekaligus sekaligus tangan kanan Ōishi
Kuranosuke. Wafat di usia 64 tahun.

 Yoshida Sawaemon Kanesada

Putra pertama Yoshida Chūzaemon Kanesuke yang belum dijadikan pewaris kepala
keluarga (heyazumi). Wafat di usia 29 tahun.

 Chikamatsu Kanroku Yukishige

Pengawal berkuda, penghasilan 250 koku, mengalami luka-luka pada saat


penyerbuan. Wafat di usia 34 tahun.

 Mase Kyūdayū Masaaki

21
Kepala inspektur (Ōmetsuke) yang mengawasi orang penting seperti daimyo,
penghasilan 200 koku. Wafat di usia 63 tahun.

 Mase Magokurō Masatoki

Putra pertama Mase Kyūdayū Masaaki, belum dijadikan pewaris kepala keluarga.
Wafat di usia 23 tahun.

 Akabane Genzō Shigekata

Pengawal berkuda, penghasilan 200 koku. Pada cerita Chūshingura terkenal sebagai
tokoh bernama Tokuri no wakare. Wafat di usia 35 tahun.

 Ushioda Matanojō Takanori

Pejabat magistrat daerah (kōri bugyō) dan penggambar peta (ezu bugyō), penghasilan
200 koku. Wafat di usia 35 tahun.

 Tominomori Sukeemon Masanori

Pengawal berkuda dan kurir (tsukaiban), penghasilan 200 koku. Wafat di usia 34
tahun.

 Fuwa Kazuemon Masatane

Mantan pengawal berkuda dan mantan pengawal pantai (hama bugyō), sewaktu aktif
berpenghasilan 100 koku. Fuwa Kazuemon Masatane memohon diikutsertakan dalam
sumpah setia walaupun dirinya adalah ronin yang tidak punya hubungan apa-apa
dengan peristiwa yang menimpa klan Akō Asano. Pada saat penyerbuan ke rumah
kediaman Kira merupakan tokoh yang paling diandalkan. Wafat di usia 34 tahun.

 Okano Kinemon Kanehide

Anggota keluarga yang belum dijadikan putra pewaris. Tokoh paling tampan dalam
cerita Chūshingura, mendapatkan denah rumah kediaman Kira dari putri seorang
tukang kayu. Wafat di usia 24 tahun.

 Onodera Jūnai Hidekazu

22
Penjaga rumah di Kyoto, berpenghasilan 150 koku ditambah tunjangan 70 koku.
Wafat di usia 61 tahun.

 Onodera Sawaemon Hidetomi

Anggota keluarga yang tinggal serumah dan belum dijadikan pewaris kepala keluarga,
anak angkat dari Onodera Jūnai Hidekazu. Wafat di usia 28 tahun.

 Kimura Okaemon Sadayuki

Pengawal berkuda, pejabat penggambar peta (ezu bugyō), penghasilan 150 koku.
Wafat di usia 46 tahun.

 Okuda Magodayū Shigemori

Petugas persenjataan (bugu bugyō), penghasilan 150 koku. Tokoh inti dalam
kelompok radikal yang ingin melakukan pembunuhan balas dendam. Wafat di usia 57
tahun.

 Okuda Sadaemon Yukitaka

Anggota keluarga yang belum dijadikan pewaris. Anak angkat Okuda Magodayū
Shigemori. Wafat di usia 26 tahun.

 Hayami Tōzaemon Mitsutaka

Pengawal berkuda, penghasilan 150 koku. Tokoh yang pertama kali kembali ke Akō
melaporkan peristiwa sang majikan. Wafat di usia 42 tahun.

 Yada Gorōemon Suketake

Pengawal berkuda, penghasilan 150 koku. Wafat di usia 29 tahun.

 Ōishi Sezaemon Nobukiyo

Pengawal berkuda, penghasilan 150 koku. Wafat di usia 27 tahun.

 Isogai Jūrōzaemon Masahisa

23
Penasehat (sobayōnin) dan komandan peleton (monogashira), berpenghasilan 150
koku. Wafat di usia 25 tahun.

 Hazama Kihei Mitsunobu

Pegawai pembukuan (auditor), penghasilan 100 koku. Wafat di usia 69 tahun.

 Hazama Jūjirō Mitsuoki

Putra pertama Hazama Kihei Mitsunobu yang belum dijadikan putra pewaris. Tokoh
yang berada paling depan sewaktu berhadapan dengan Kira Yoshihisa dan pemenggal
kepala Kira Yoshihisa. Wafat di usia 26 tahun.

 Hazama Shinrokurō Mitsukaze

Putra kedua Hazama Kihei Mitsunobu. Pernah dijadikan anak angkat oleh keluarga
lain, tetapi tidak bisa rukun dengan ayah angkatnya. Pergi ke Edo dan menjadi ronin.
Tokoh yang memohon agar dimasukkan ke dalam sumpah setia. Wafat di usia 24
tahun.

 Nakamura Kansuke Masatoki

Juru tulis, penghasilan 100 koku. Wafat di usia 46 tahun.

 Senba Saburobē Mitsutada

Pengawal berkuda, 100 koku. Wafat di usia 51 tahun.

 Sugaya Hannojō Masatoki

Pengawal berkuda, kepala distrik (gundai), penghasilan 100 koku. Wafat di usia 44
tahun.

 Muramatsu Kihē Hidenao

Petugas logistik (fuchi bugyō), penghasilan 20 koku 5 ninbuchi. Wafat di usia 62


tahun.

24
 Muramatsu Sandayū Takanao

Putra pertama Muramatsu Kihē Hidenao yang belum dijadikan putra pewaris. Wafat
di usia 27 tahun.

 Kurahashi Densuke Takeyuki

Petugas logistik, berpenghasilan 20 koku 5 ninbuchi. Wafat di usia 34 tahun.

 Okajima Yasoemon Tsuneshige

Petugas lembaga keuangan (fudaza kantei bugyō), berpenghasilan 20 koku 5 ninbuchi.


Wafat di usia 38 tahun.

 Ōtaka Gengo Tadao

Pegawai urusan uang di kantor keuangan, urusan dapur dan urusan perlengkapan.
Penghasilan 20 koku 5 ninbuchi. Mendekati ahli upacara minum teh yang sering
keluar masuk rumah keluarga Kira, sehingga tahu di rumah kediaman Akira pada
tanggal 14 Desember diselenggarakan upacara minum teh. Terkenal pandai menulis
haikai, dekat dengan penyair haikai Takarai Kikaku. Wafat di usia 38 tahun.

 Yatō Emoshichi Norikane

Belum dijadikan putra pewaris. Bersama-sama ayahnya ikut dalam sumpah setia,
tetapi sang ayah lebih dulu meninggal karena sakit. Wafat di usia 17 tahun.

 Katsuta Shinzaemon Taketaka

Pengawas lembaga keuangan (fudaza yokome), berpenghasilan 15 koku 3 ninbuchi,


wafat di usia 24 tahun.

 Takebayashi Tadashichi Takashige

Pengawal berkuda, penghasilan 15 ryō 3 ninfuchi, berduel dengan Kira Sabee


Yoshichika (anak angkat Kira Yoshihisa) dan berhasil melukainya. Tokoh yang
berhasil menghabisi Kira Yoshihisa yang tadinya bersembunyi di gubuk penyimpanan
arang. Wafat di usia 32 tahun.

25
 Maebara Isuke Munefusa

Pegawai keuangan (kane bugyō), berpenghasilan 10 koku 3 ninbuchi. Membuka toko


kimono di Edo untuk mencari tahu rumah kediaman Kira Yoshihisa. Wafat di usia 40
tahun.

 Kaiga Yazaemon Tomonobu

Pegawai gudang, samurai tingkatan paling bawah (chūgoshō) tetapi di atas ashigaru,
penghasilan 10 ryō 3 ninbuchi. Wafat di usia 54 tahun.

 Sugino Jūheiji Tsugifusa

Pengawas lembaga keuangan (fudaza yokome), berpenghasilan 8 ryō 3 ninbuchi,


wafat di usia 28 tahun.

 Kanzaki Yogorō Noriyasu

Petugas penyelidik (kachimetsuke) yang berada dibawah Ōmetsuke, penghasilan 5 ryō


3 ninbuchi. Wafat di usia 38 tahun.

 Mimura Jirōzaemon Kanetsune

Petugas dapur dan urusan sake (sake bugyō), penghasilan 7 koku 2 ninbuchi. Wafat di
usia 37 tahun.

 Yokogawa Kanpei Munetoshi

Petugas penyelidik (kachimetsuke), penghasilan 5 ryō 3 ninbuchi, mencari tahu di


rumah kediaman Kira pada tanggal 14 Desember diadakan upacara minum teh. Wafat
di usia 37 tahun.

 Kayano Wasuke Tsunenari

Pengawas para bushi (yokometsuke), penghasilan 5 ryō 3 ninbuchi. Wafat di usia 37


tahun.

 Terasaka Kichiemon Nobuyuki

26
Prajurit berjalan kaki (ashigaru) bawahan Yoshida Chūzaemon Kanesuke,
penghasilan sekitar 3 ryō dan 2 ninbuchi. Satu-satunya prajurit berjalan kaki bukan
samurai (ashigaru) yang ikut dalam penyerangan ke rumah kediaman Kira, tetapi
kabarnya menghilang setelah penyerbuan. Pendapat lain mengatakan peran Terasaka
Nobuyuki tidak diakui terlibat oleh rekan-rekannya dalam kelompok ronin agar bisa
menyebarluaskan berita kematian Kira Yoshihisa. Pada saat penyerbuan ke rumah
kediaman Kira, Terasaka Nobuyuki berusia 39 tahun. Setelah peristiwa penyerbuan,
Terasaka Nobuyuki mengabdi untuk beberapa keluarga dan meninggal di Edo pada
usia 83 tahun.

4.5 FILOSOFI 47 RONIN


Terdapat tujuh filosofi yang dimiliki seorang Ronin, yaitu:
1. Kesetiaan
Seseorang harus mempunyai rasa setia terhadap atasannya. Ini adalah dasar
cara pikir sosial dari Bushi. Bushi harus setia mengikuti majikannya, walaupun
harus membahayakan dirinya sendiri.
2. Keadilan
Keadilan adalah salah satu bagian penting dari jalan hidup Bushi. Samurai
tidak akan berbohong atau tidak mengikuti aturan dalam posisi mereka. Gagasan
dan cara bertarung merupakan hakim dari tingkah laku mereka.
3. Keberanian
Untuk menjadi seorang Samurai, seseorang harus memiliki keberanian untuk
berperan meskipun dengan wajah yang polos. Pengalaman dan latihan
mengantarkan pada reaksi cepat saat menghadapi bahaya dengan berani.
4. Kebajikan
Konsep ini termasuk dari kemampuan rasa cinta, kasih, dan simpati terhadap
sesama. Ini bukan suatu kelemahan. Kebajikan merupakan aplikasi yang cocok
bagi teknik Bushido.
5. Kesopan-santunan
Tatakrama yang pantas dan kesopan-satunan yang umum merupakan nilai
yang tinggi bagi Samurai. Prajurit yang sopan merupakan prajurit yang
menunjukkan keberanian, karena memperlihatkan tidak ada rasa takut pada orang

27
lain. Disiplin dari kesopan-santunan dipercaya untuk membangun karakter
individu saat sedang melancarkan keselarasan menyeluruh.
6. Kejujuran
Bagi beberapa Samurai, berbohong adalah perbuatan yang tidak terhormat.
Perkataan dari Samurai harusnya cukup untuk setiap kesepakatan. Samurai sejati
yang mengikuti kode Bushido menghargai kejujuran dan perkataannya dapat
dipercaya.
7. Kehormatan
Setiap kehormatan dan reputasi seorang samurai tidak hanya penting bagi
dirinya saja. Penyerangan pada kehormatan Samurai seringkali kali didasarkan
menjadi serangan langsung kepada keluarga maupun leluhurnya. Serangan
terhadap kehormatan ini seringkali membawa pertarungan antar Samurai yang
bersangkutan dengan lawannya.

28
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dalam Kisah 47 Ronin menggambarkan kesetiaan para samurai yang bersedia
mengorbankan nyawanya demi menjujung tinggi nama majiakannya. Kematian yang menurut
manusia pada umumnya merupakan hal yang paling ditakutkan, namun bagi samurai hal
tersebut bukanlah hal yang harus ditakutkan.

Kesetiaan dalam Kisah 47 Ronin digambarkan melalu balas dendam yang dilakukan
oleh para samurai untuk membalas kematian majikannya yang disebut Adauchi. Mereka
tanpa pantang menyerah mengatur startegi dan dalam keadaan sesulit apapun tetap berusaha
dalam meraih keberhasilan untuk membalaskan dendam atas kematian tuannya. Hal ini
dimaksudkan agar arwah majikannya dapat tenang dialam keabadian. Selain Adauchi, para
samurai juga melakukan Junshi. Junshi dilakukan para Samurai dengan cara Seppuku.
Kesetiaan seorang Samurai terhadap tuannya dapat diwujudkan dalam satu tindakan yang
berbentuk pengorbanan diri dengan cara seppuku. Seppuku yang mereka lakukan itu
mempunyai maksud untuk menyatakan kebesaran, dan keberanian kesetiaan, serta
penghormatan terhadap kematian tuannya. Mereka melakukan seppuku atas dasar kesetiaan
yang murni.

5.2 SARAN

Dalam penelitian ini jelas kelihatan Ideologi kesetiaan dapat dibentuk sesuai
dengan kemauan penguasa. Namun harus didasari dengan sistem kepercayaan. Oleh
karena itu untuk membentuk manusia di dalam rumah tangga, di lingkungan dan
dalam skala nasional atau internasional, harus berhati-hati memberikan ajaran moral
kepada mereka.

29
DAFTAR PUSTAKA
 Allyn, John. 2007. Kisah 47 Ronin. Penerj. Teresa Dewi. Jakarta: Matahati.
 Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Empat_puluh_tujuh_Ronin
 Kaskus https://www.kaskus.co.id/thread/53344ae37574d85e4c0000b4/kisah-nyata-
dibalik-film-47-ronin-bekicot/
 Kaskus. https://www.kaskus.co.id/thread/5921c88460e24b692f8b4567/ronin-samurai-
tak-bertuan/
 Read. Write. Llisten. http://rovylicious.blogspot.com/2018/01/47-ronin-peristiwa-
balas-dendam-dari.html
 Joehudijana. https://joehudijana.wordpress.com/2015/12/27/kesetiaan-47-ronin-
ditinjau-dari-tiga-teori-klasik-psikologi-sosial/
 Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Bushido
 Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Seppuku

30

Anda mungkin juga menyukai