1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu di
karenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
Ringkasan ............................................................................................................................... 4
Kerangka Makalah ................................................................................................................. 5
BAB I ..................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 6
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ....................................................................................... 6
1.3 TUJUAN MAKALAH ................................................................................................. 7
1.4 MANFAAT MAKALAH ............................................................................................. 7
1.5 PENELITI TERDAHULU ........................................................................................... 7
1. Teori Bushido.............................................................................................................. 9
2. Seppuku....................................................................................................................... 9
3. Filosofi Samurai ........................................................................................................ 10
BAB III................................................................................................................................. 11
METODE ............................................................................................................................. 11
3.1 LOKASI...................................................................................................................... 11
3.2 KONDISI ALAM ....................................................................................................... 11
3.3 CARA MEMPEROLEH DATA ................................................................................ 12
3.4 ANALISIS DATA ...................................................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................ 13
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 13
4.1 PENJELASAN ........................................................................................................... 13
4.2 AWAL MULA PERISTIWA ..................................................................................... 13
4.3 AKO GISHISAI, FESTIVAL MENGENANG 47 RONIN ....................................... 18
4.4 DAFTAR NAMA KE-47 RONIN .............................................................................. 20
4.5 FILOSOFI 47 RONIN ................................................................................................ 27
BAB V .................................................................................................................................. 29
PENUTUP ............................................................................................................................ 29
5.1 KESIMPULAN .......................................................................................................... 29
5.2 SARAN....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 30
3
Ringkasan
Peristiwanya terjadi di Edo tahun 1701. Dalam keadaan marah dan kecewa, Lord
Asano dari Ako menyerang seorang pejabat istana yang korup se-hingga memicu serangkaian
peristiwa yang berakhir dengan balas dendam paling berdarah dalam sejarah kekaisaran
Jepang. Rangkaian peristiwa ini menge-jutkan seluruh negeri sehingga Shogun pun mengha-
dapi kebuntuan hukum dan moral. Ketika semuanya berakhir, Jepang memiliki pahlawan
baru - yaitu empat puluh tujuh ronin (mantan samurai) dari Ako.
Bushido (Kanji: 武士道 "tatacara ksatria") adalah sebuah kode etik keksatriaan
golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Bushido berasal dari nilai-nilai moral samurai,
paling sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan
seni bela diri, dan kehormatan sampai mati.
Ronin punya arti sebagai Samurai yang gagal menjaga nyawa tuannya, atau kasarnya
bisa disebut sebagai Samurai yg tidak mempunyai tuan lagi. Ako Gishisai merupakan salah
satu dari sekian banyak festival di Jepang yg dilakukan di kuil Sengakuji, Tokyo, tiap 14
Desember untuk mengenang pembalasan dendam 47 Ronin.
4
Kerangka Makalah
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang masalah
Bagaimana awal mula terjadinya peristiwa 47 Ronin tersebut.
Seperti apa festival untuk mengenang 47 Ronin tersebut.
Siapa saja ke-47 Ronin Tersebut.
Filosofi tentang 47 Ronin.
2. Peneliti terdahulu
Kisah nyata dibalik film 47 Ronin
Semangat Bushido di makam 47 Ronin di kuil Sengakuji, Tokyo
Empat puluh tujuh Ronin
Ronin, Samurai tak Bertuan
BAB II Tinjauan Pustaka
1. Teori Bushido
2. Seppuku
3. Teori Samurai
BAB III Metode
1. Lokasi : Benua Asia, Negara Jepang
2. Kondisi Alam : Negara Kepulaun, terdirri dari 4 musim
3. Memperoleh data : Metode Kualitatif
4. Analisis data : Beberapa Artikel Internet
BAB IV Pembahasan
1. Penjelasan singkat Ronin dan 47 Ronin
2. Awal mula peristiwa 47 Ronin
3. Ako Gishisai, Festival 47 Ronin
4. Daftar Nama 47 Ronin
5. Filosofi 47 Ronin
BAB V Penutup
1. Simpulan
2. Saran
5
BAB I
PENDAHULUAN
Di awal abad ke-18, Jepang dilanda kekacauan. Pada masa itu, istana Shogun yang
berada di Edo (sekarang Tokyo), marak dengan pameran keme-wahan, korupsi, serta pesta-
pora di kota tua Kyoto. Sama sekali jauh dari aturan sosial. Kesenian makin berkembang;
teater populer mulai lahir. Dengan makin berkuasanya kelas pedagang, masa itu juga
merupakan awal dari berakhirnya pengaruh prajurit bayaran, atau samurai. Hilangnya
pengaruh ini sangat mereka rasakan, terutama karena para samurai sangat membenci segala
bentuk usaha yang ber-tujuan mencari keuntungan.
Di tengah perubahan yang membingungkan itu, kekacauan sering muncul. Kekacauan
utama terjadi akibat petani dikenakan pajak di luar batas kemam-puan mereka oleh Shogun,
penguasa di seluruh Jepang. Samurai jarang sekali menimbulkan kekerasan, suatu sikap yang
merupakan bentuk penghor-matan atas tingginya latihan serta disiplin mereka.
Namun bahkan seorang samurai pun memiliki batas kesabaran. Khususnya bagi
seorang daimyo muda yang terpaksa harus berurusan dengan tradisi istana yang sama sekali
tak bermanfaat.
Peristiwanya terjadi di Edo tahun 1701. Dalam keadaan marah dan kecewa, Lord
Asano dari Ako menyerang seorang pejabat istana yang korup se-hingga memicu
serangkaian peristiwa yang berakhir dengan balas dendam paling berdarah dalam sejarah
kekaisaran Jepang. Rangkaian peristiwa ini menge-jutkan seluruh negeri sehingga Shogun
pun mengha-dapi kebuntuan hukum dan moral. Ketika semuanya berakhir, Jepang memiliki
pahlawan baru - yaitu empat puluh tujuh ronin (mantan samurai) dari Ako.
Fakta sejarah atas tindakan mereka sangat jelas; tapi keterangan rinci tentang
peristiwa itu sangat kabur. Berbagai versi telah dikisahkan dalam bentuk lagu, cerita, drama
dan film.
6
dapat dipastikan ada sesuatu ideologi yang menuntun hidup mereka untuk melakukan bunuh
diri secara beramai-ramai.
Dalam pembuatan makalah tentang Festival 47 Ronin ini yang dibahas antara lain:
1. Bagaimana awal mula terjadinya peristiwa 47 Ronin tersebut.
2. Seperti apa festival untuk mengenang 47 Ronin tersebut.
3. Siapa saja ke-47 Ronin Tersebut.
4. Filosofi tentang 47 Ronin.
7
Hasil penelitian : Setiap perjalanan memang mengandung misteri dan kisahnya
tersendiri. Kadang-kadang kita sendiri tidak tahu apa yang akan kita alami dan
temukan. Dan di Kuil Sengakuji ini ada bukti nyata semangat bushido
para samurai yang dengan tulus telah mengorbankan jiwa demi kesetiaan kepada
sang tuan.
3. Judul penelitian : Empat puluh tujuh Ronin
Sumber : id.wikipedia.org
Hasil penelitian : Berisi tentang rangkuman kisah nyata awal mula sampai akhir
dari perjalanan matinya 47 Ronin.
4. Judul penelitian : Ronin, Samurai tak Bertuan
Sumber : kaskus.co.id
Hasil penelitian : Pada intinya Ronin adalah samurai yang mempunyai kesetiaan
yang patut di acungi jempol, mereka akan setia sampai kehormatan tuannya bisa
di dapatkan kembali.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Bushido
Bushido (Kanji: 武士道 "tatacara ksatria") adalah sebuah kode etik keksatriaan
golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Bushido berasal dari nilai-nilai moral samurai,
paling sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan
seni bela diri, dan kehormatan sampai mati.
Lahir dari Neo-Konfusianisme selama masa damai Tokugawa dan mengikuti teks
Konfusianisme, Bushido juga dipengaruhi oleh Shinto dan Buddhisme Zen, yang
memungkinkan adanya kekerasan dari samurai yang ditempa dengan kebijaksanaan dan
ketenangan.
Samurai sendiri adalah sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat
feodalisme Jepang. Secara resmi, Bushido dikumandangkan dalam bentuk etika sejak zaman
Shogun Tokugawa. Biasanya para samurai dan Shogun rela mempartaruhkan nyawa demi itu,
Jika gagal, ia akan melakukan seppuku (harakiri). Bushido sudah dilakukan pada saat Perang
Dunia II, yaitu menjadi prajurit berani mati.
Kutipan:
Hidup dengan melayani tuannya melalui tindakan dan dengan pikiran bahwa seluruh
ajaran dan latihan yang dijalani Samurai pun merupakan sebuah reputasi dari sosok yang
sesuai dengan kesetiaan.
2. Seppuku
Seppuku, adalah tindakan bunuh diri dengan cara menyobek perut. Seppuku sangat
populer dalam mitos samurai. Seppuku dianggap sebagai tindakan gagah berani.
Junshi, adalah seppuku yang dilakukan sebagai tanda kesetiaan kepada raja, sebagaimana
dilakukan Jeneral Nogi Maresue semasa Maharaja Meiji. Junshi dinilai merugikan negara
sehingga sempat dilarang pada zaman Edo.
9
Sokotsu-shi, adalah seppuku yang dilakukan untuk menebus kesalahan. Jenderal Yamamoto
Kansuke Haruyuki (1501-1561) melakukan sokotsu-shi karena membuat kesalahan fatal yang
menyebabkan Kaisar Takeda berada dalam bahaya.
Setelah kurun yang lama, pandangan tentang bunuh diri sebagai tindakan terhormat
mengalami pergeseran dan mulai dianggap sebagai tindakan yang sia-sia.
3. Filosofi Samurai
Samurai memiliki seragam kebesaran dengan simbol bulan sabit di atas helm. Jalan
hidup samurai yang mengambil inti ajaran Zen, menekankan bahwa ketenangan jiwa dan
keyakinanan hati adalah sumber kehidupan. Hal mendasar, adalah ajaran menjunjung tinggi
kejujuran. Jujur kepada diri sendiri dan orang lain. Karena itu, berbohong adalah aib yang tak
mungkin ditanggung.
Bagi samurai, pertempuran adalah sesuatu yang sakral. Ada etika ketat dalam
pertempuran samurai, yaitu:
Tidak boleh menyerang dari belakang.
Harus dilakukan dengan keindahan dan harga diri.
Harus dilakukan sampai tuntas.
Pedang adalah simbol spiritual dan komitmen.
10
BAB III
METODE
3.1 LOKASI
Benua : Asia
Negara : Jepang
Luas daratan Jepang adalah sekitar 378.000 kilometer persegi, yaitu seper dua puluh
lima dari Amerika Serikat (sedikit lebih kecil dari California), seperduapuluh dari Australia,
dan 1,5 kali lebih luas dari Inggris. Tiga perempat dari negara ini bergunung-gunung, dengan
dataran dan cekungan menutupi area yang tersisa. Jepang terdiri dari serangkaian pulau
panjang yang membentang sepanjang 3.000 kilometer dari utara ke selatan. Empat pulau
utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
Jepang dikelilingi oleh laut. Arus hangat dan dingin mengalir melalui laut di
sekitarnya, menciptakan lingkungan yang mendukung berbagai jenis ikan. Sebagian besar
Jepang berada di Zona Temperatur Utara di bumi dan memiliki iklim hujan lembab, dengan
angin tenggara bertiup dari Samudra Pasifik selama musim panas dan angin barat bertiup dari
benua Eurasia di musim dingin.
Negara ini memiliki empat musim yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur,
dan musim dingin. Dua pemandangan paling indah di Jepang adalah bunga sakura di musim
semi dan warna merah cerah, jeruk, dan kuning daun musim gugur. Orang-orang Jepang
menikmati tanda-tanda perubahan musim dan melacak kemajuan mereka dengan laporan
cuaca, yang menampilkan peta yang menunjukkan di mana bunga musim semi dan daun
musim gugur berada pada kondisi terbaiknya. Jauh di utara dan selatan Jepang memiliki iklim
yang sangat berbeda. Pada bulan Maret, misalnya, Anda bisa berjemur di selatan dan bermain
ski di utara!
Negara ini sering mengalami bencana alam yang serius seperti topan, letusan gunung
berapi, dan gempa bumi. Meskipun bencana ini dapat menelan banyak korban jiwa, seperti
dalam Gempa Bumi Besar Hanshin-Awaji pada Januari 1995 dan Gempa Besar Jepang Timur
Maret 2011, Jepang telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk meminimalkan
11
kerusakan mereka. Jepang menggunakan teknologi canggih untuk mendesain struktur tahan
gempa dan untuk melacak badai dengan presisi yang lebih tinggi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode yang tidak menggunakan angka-angka atau persentase data, tetapi
dijelaskan dengan narasi, data dihubungkan dengan konteks keberadaannya.
Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisis setiap artikel yang ditulis
tersebut. Kemudian dipilah-pilih kedalam beberapa filsosfi yang ada pada masa kisah itu
terjadi. Sehingga dapat diketahui ilmu filosofi apa saja yang ada pada kisah 47 ronin.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENJELASAN
Ronin punya arti sebagai Samurai yang gagal menjaga nyawa tuannya, atau kasarnya
bisa disebut sebagai Samurai yg tidak mempunyai tuan lagi. Dan kisah tentang Samurai
dalam sejarah, TV, teater, atau pentas Kabuki yg selalu menjadi favorit pasti 47 Ronin.
Peristiwa pembunuhan Kira ini dikenal dengan nama Genroku Ako jiken, soalnya
terjadi di tanggal 14 Desember tahun ke-15 era Genroku atau di 30 Januari 1703 Masehi. Di
kota Ako (sekarang Prefektur Hyogo) sendiri peristiwa 47 Ronin ini dikenal dengan sebutan
Akogishi (perwira setia dari Ako). Seehabis Perang Dunia II, cerita ini dikenal dengan nama
Ako Roshi (ronin dari Ako) atau Shijushichishi (47 samurai).
Tanggal 14 Maret 1701, Asano Takumi no Kami dari Ako berantem sama pejabat
tinggi (Koke) yg namanya Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa. Katanya, Kira ini memang tidak
suka sama Asano jadi suka bertindak semena-mena & suka ngeremehin klan Asano. Fatalnya,
13
Asano ini melukai Kira menggunakan Wakizashi (pedang tradisional Jepang) di ruangan
tempat berkumpul Daimyo (petinggi wilayah) yang bernama Matsu no Oroka.
Awal terjadinya peristiwa 47 Ronin ini karena Shogun Tsuneyoshi dianggap tidak
adil. Cek cok antara Asano & Kira itu, sekalipun salah satu yg mulai fisik, itu dua-duanya
harusnya kena hukuman. Sebagian besar Bushi (bangsawan militer) wilayah Han Ako &
Oishi yg menjabat sebagai penasehat utama Asano merasa tidak puas dan menganggap
keputusan dari pemerintah Bakufu itu tidak adil. Hukuman itu dianggap melanggar prinsip
hukum Samurai yaitu Kenka Ryoseibai alias "kedua belah pihak yang bertengkar harus
dihukum".
Waktu itu seisi istana bingung, antara nurut sama Shogun Tsuneyoshi atau melakukan
perlawanan di istana sampai mati. Tapi untuk menghindari pertumpahan darah, istana Ako
akhirnya diserahkan ke pemerintah Bakufu yg berakibat semua Samurai di wilayah Han jadi
Ronin & semua pencar ke berbagai daerah (Ego & Kamigata contohnya).
14
Oishi Kuranosuke (pict: commons.wikimedia.org)
Sesudah penyerahan istana itu, Oishi bertekad keras untuk mengembalikan lagi
kejayaan klan Asano dengan dukungan banyak dari mantan Samurai di wilayah Han, dan
membuat sumpah setia di surat. Oishi berniat mau melakukan pemberontakan, jumlah orang
yg ingin ikut dalam sumpah setia ini semakin hari juga semakin bertambah sampai akhirnya
ada 120 orang. Dan untuk sementara waktu, Oishi menunjuk adik dari Asano yaitu Asano
Daigaku untuk menjadi kepala klan.
Tapi sayangnya, pada Juli 1702 pemulihan kejayaan klan Ako pupus karena Asano
Daigaku terkena masalah dan menerima hukuman dari pemerintah Bakufu kurungan seumur
hidup di kediaman keluarganya. Pulihkan klan Asano ini juga semakin hari semakin sulit,
banyak hambatan, sampai akhirnya tidak sedikit Ronin yg pergi untuk tidak mendukung lagi
surat sumpah setia yang sudah ditulis.
Melihat hal ini, Oishi mengumpulkan semua Ronin di Maruyama (sekarang Kyoto),
dan pertemuan ini akhirnya dikenal dengan nama "Pertemuan Maruyama". Hasil dari
pertemuan ini untuk menekankan kembali soal pemberontakan & balas dendam, hasil akhir
yaitu: membunuh Kira Kozuke no Suke. Disini Oichi kembali menguji niat para Ronin itu
15
untuk balas dendam.
Oishi menawarkan ke para Ronin itu untuk mengembalikan surat sumpah setia ke dia,
dan menganggap surat itu tidak ada. Ternyata, hampir separuh dari Ronin itu berubah pikiran
dari yang mau balas dendam menjadi males-malesan. Ronin yang mengundurkan diri dari
balas dendam ini terutama mereka yang berpenghasilan tinggi, hidup sudah makmur jadi
tidak mau ribet lagi. Surat sumpah dikembalikan, dan hasil akhir sisa dari yang mau balas
dendam hanya 47 Ronin.
Tanggal 15 Desember 1702 dini hari, 47 Ronin masuk untuk menyerbu rumah Kira di Honjo
Matsuzaka. Pertarungan sengit untuk melawan pengawal-pengawal disana, akhirnya mereka
berhasil membunuh Kira & memotong kepalanya. Penggalan kepala ini, dipersembahkan ke
atas makam Asano yang terletak di kuil Sengakuji. Dalam sekejap, 47 Ronin yg berhasil
membunuh Kira ini menjadi terkenal di kota Edo. Mereka memuji 47 Ronin sebagai samurai
yg setia (Gishi), karena berhasil menuntaskan kewajiban sebagai bentuk kesetiaan terhadap
tuannya.
Walau begitu, perbuatan 47 Ronin ini adalah kejahatan yang hukumannya hukuman
mati. Mereka membentuk kelompok tanpa seizin pemerintah Bakufu, terus melakukan
pembunuhan atas dasar balas dendam. Sebelum dijatuhi hukuman, ada Ronin yg namanya
Terasaka Nobuyuki memutuskan untuk pisah dari kelompok, jadi kawanan Ronin ini tinggal
46. Oishi & 45 Ronin lainnya menyerahkan diri, pasrah untuk semua hukuman yang
16
dijatuhkan pemerintah Bakufu. Tapi Terasaka memisahkan diri dari kelompok sehabis malam
penyerbuan itu, dan kabarnya dia memang disuruh Ronin lainnya untuk menyebarkan ke
berbagai penjuru wilayah tentang kematian Kira.
Setelah 46 Ronin dikurung di rumah 4 orang Daimyo, akhirnya pada 4 Februari 1703
masing-masing dari mereka melakuin Seppuku di halaman rumah Daimyo tempat mereka
dititipkan. Banyak rakyat yg kecewa atas penyelesaian kasus ini. Akhirnya banyak
singgungan halus dari masyarakat lewat seni, contohnya cerita Kanadehon Chushingura
dalam bentuk kesenian Ningyo Joruri (Bunraku/sandiwara boneka Jepang). Cerita ini
sekearang lebih dikenal dengan nama Chushingura (kumpulan cerita pengikut yang setia).
Penulis cerita juga menyamarkan nama-nama yg terlibat di Ako Roshi, supaya tidak terkena
17
ciduk pemerintah Bakufu.
Kanadehon Chushingura itu juga punya arti terselubung, "Kanadehon" sama artinya
dengan angka 47. Dan Kanadehon itu juga buku yg isinya contoh untuk latihan menulis
aksara Hiragana yang punya 47 aksara. Kelompok Ronin dari peristiwa Ako Roshi ini
dimakamkan di kuil Sengakuji, yang setiap tahunnya tanggal 14 Desember di Jepang
diadakan festival Gishisai (upacara kesetiaan) untuk memperingati 47 Ronin ini.
Ako Gishisai merupakan salah satu dari sekian banyak festival di Jepang yg dilakukan
di kuil Sengakuji, Tokyo, tiap 14 Desember untuk mengenang pembalasan dendam 47 Ronin.
Kisah tentang 47 Ronin ini terus dikenang, dan sudah diadaptasi sampai ke TV, film, novel,
dll. Tapi karena sangat populer, cerita ini sering di modifikasi dan versinya jadi banyak. Jadi
jangan heran kalau kamu baca/nonton tentang 47 Ronin tapi beda sama cerita aslinya.
18
Kuil Sengakuji (pict: TripAdvisor)
19
4.4 DAFTAR NAMA KE-47 RONIN
Putra pertama Ōishi Kuranosuke Yoshitaka yang masih terlalu muda untuk dijadikan
pewaris kepala keluarga (heyazumi). Pada saat penyerbuan rumah kediaman Kira
Yoshihisa bertugas sebagai komandan penyerbuan di pintu belakang. Anggota
kelompok yang paling muda. Wafat di usia 16 tahun
Pimpinan prajurit berjalan kaki (ashigaru), penghasilan 300 koku. Sejak awal sudah
bersimpati dengan kelompok radikal. Wafat di usia 56 tahun.
20
Horibe Yahē Kanamaru atau Horibe Yahē Akizane
Pensiunan samurai yang bertugas di Edo, pernah berpenghasilan 300 koku, menerima
tunjangan pensiun 20 koku. Anggota kelompok yang paling tua. Wafat di usia 77
tahun.
Kepala prajurit berjalan kaki (ashigaru) sekaligus pejabat magistrat daerah (kōri
bugyō). Penghasilan 200 koku, tunjangan pejabat 50 koku. Anggota kelompok ronin
yang paling dekat dengan pimpinan kelompok sekaligus sekaligus tangan kanan Ōishi
Kuranosuke. Wafat di usia 64 tahun.
Putra pertama Yoshida Chūzaemon Kanesuke yang belum dijadikan pewaris kepala
keluarga (heyazumi). Wafat di usia 29 tahun.
21
Kepala inspektur (Ōmetsuke) yang mengawasi orang penting seperti daimyo,
penghasilan 200 koku. Wafat di usia 63 tahun.
Putra pertama Mase Kyūdayū Masaaki, belum dijadikan pewaris kepala keluarga.
Wafat di usia 23 tahun.
Pengawal berkuda, penghasilan 200 koku. Pada cerita Chūshingura terkenal sebagai
tokoh bernama Tokuri no wakare. Wafat di usia 35 tahun.
Pejabat magistrat daerah (kōri bugyō) dan penggambar peta (ezu bugyō), penghasilan
200 koku. Wafat di usia 35 tahun.
Pengawal berkuda dan kurir (tsukaiban), penghasilan 200 koku. Wafat di usia 34
tahun.
Mantan pengawal berkuda dan mantan pengawal pantai (hama bugyō), sewaktu aktif
berpenghasilan 100 koku. Fuwa Kazuemon Masatane memohon diikutsertakan dalam
sumpah setia walaupun dirinya adalah ronin yang tidak punya hubungan apa-apa
dengan peristiwa yang menimpa klan Akō Asano. Pada saat penyerbuan ke rumah
kediaman Kira merupakan tokoh yang paling diandalkan. Wafat di usia 34 tahun.
Anggota keluarga yang belum dijadikan putra pewaris. Tokoh paling tampan dalam
cerita Chūshingura, mendapatkan denah rumah kediaman Kira dari putri seorang
tukang kayu. Wafat di usia 24 tahun.
22
Penjaga rumah di Kyoto, berpenghasilan 150 koku ditambah tunjangan 70 koku.
Wafat di usia 61 tahun.
Anggota keluarga yang tinggal serumah dan belum dijadikan pewaris kepala keluarga,
anak angkat dari Onodera Jūnai Hidekazu. Wafat di usia 28 tahun.
Pengawal berkuda, pejabat penggambar peta (ezu bugyō), penghasilan 150 koku.
Wafat di usia 46 tahun.
Petugas persenjataan (bugu bugyō), penghasilan 150 koku. Tokoh inti dalam
kelompok radikal yang ingin melakukan pembunuhan balas dendam. Wafat di usia 57
tahun.
Anggota keluarga yang belum dijadikan pewaris. Anak angkat Okuda Magodayū
Shigemori. Wafat di usia 26 tahun.
Pengawal berkuda, penghasilan 150 koku. Tokoh yang pertama kali kembali ke Akō
melaporkan peristiwa sang majikan. Wafat di usia 42 tahun.
23
Penasehat (sobayōnin) dan komandan peleton (monogashira), berpenghasilan 150
koku. Wafat di usia 25 tahun.
Putra pertama Hazama Kihei Mitsunobu yang belum dijadikan putra pewaris. Tokoh
yang berada paling depan sewaktu berhadapan dengan Kira Yoshihisa dan pemenggal
kepala Kira Yoshihisa. Wafat di usia 26 tahun.
Putra kedua Hazama Kihei Mitsunobu. Pernah dijadikan anak angkat oleh keluarga
lain, tetapi tidak bisa rukun dengan ayah angkatnya. Pergi ke Edo dan menjadi ronin.
Tokoh yang memohon agar dimasukkan ke dalam sumpah setia. Wafat di usia 24
tahun.
Pengawal berkuda, kepala distrik (gundai), penghasilan 100 koku. Wafat di usia 44
tahun.
24
Muramatsu Sandayū Takanao
Putra pertama Muramatsu Kihē Hidenao yang belum dijadikan putra pewaris. Wafat
di usia 27 tahun.
Pegawai urusan uang di kantor keuangan, urusan dapur dan urusan perlengkapan.
Penghasilan 20 koku 5 ninbuchi. Mendekati ahli upacara minum teh yang sering
keluar masuk rumah keluarga Kira, sehingga tahu di rumah kediaman Akira pada
tanggal 14 Desember diselenggarakan upacara minum teh. Terkenal pandai menulis
haikai, dekat dengan penyair haikai Takarai Kikaku. Wafat di usia 38 tahun.
Belum dijadikan putra pewaris. Bersama-sama ayahnya ikut dalam sumpah setia,
tetapi sang ayah lebih dulu meninggal karena sakit. Wafat di usia 17 tahun.
25
Maebara Isuke Munefusa
Pegawai gudang, samurai tingkatan paling bawah (chūgoshō) tetapi di atas ashigaru,
penghasilan 10 ryō 3 ninbuchi. Wafat di usia 54 tahun.
Petugas dapur dan urusan sake (sake bugyō), penghasilan 7 koku 2 ninbuchi. Wafat di
usia 37 tahun.
26
Prajurit berjalan kaki (ashigaru) bawahan Yoshida Chūzaemon Kanesuke,
penghasilan sekitar 3 ryō dan 2 ninbuchi. Satu-satunya prajurit berjalan kaki bukan
samurai (ashigaru) yang ikut dalam penyerangan ke rumah kediaman Kira, tetapi
kabarnya menghilang setelah penyerbuan. Pendapat lain mengatakan peran Terasaka
Nobuyuki tidak diakui terlibat oleh rekan-rekannya dalam kelompok ronin agar bisa
menyebarluaskan berita kematian Kira Yoshihisa. Pada saat penyerbuan ke rumah
kediaman Kira, Terasaka Nobuyuki berusia 39 tahun. Setelah peristiwa penyerbuan,
Terasaka Nobuyuki mengabdi untuk beberapa keluarga dan meninggal di Edo pada
usia 83 tahun.
27
lain. Disiplin dari kesopan-santunan dipercaya untuk membangun karakter
individu saat sedang melancarkan keselarasan menyeluruh.
6. Kejujuran
Bagi beberapa Samurai, berbohong adalah perbuatan yang tidak terhormat.
Perkataan dari Samurai harusnya cukup untuk setiap kesepakatan. Samurai sejati
yang mengikuti kode Bushido menghargai kejujuran dan perkataannya dapat
dipercaya.
7. Kehormatan
Setiap kehormatan dan reputasi seorang samurai tidak hanya penting bagi
dirinya saja. Penyerangan pada kehormatan Samurai seringkali kali didasarkan
menjadi serangan langsung kepada keluarga maupun leluhurnya. Serangan
terhadap kehormatan ini seringkali membawa pertarungan antar Samurai yang
bersangkutan dengan lawannya.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dalam Kisah 47 Ronin menggambarkan kesetiaan para samurai yang bersedia
mengorbankan nyawanya demi menjujung tinggi nama majiakannya. Kematian yang menurut
manusia pada umumnya merupakan hal yang paling ditakutkan, namun bagi samurai hal
tersebut bukanlah hal yang harus ditakutkan.
Kesetiaan dalam Kisah 47 Ronin digambarkan melalu balas dendam yang dilakukan
oleh para samurai untuk membalas kematian majikannya yang disebut Adauchi. Mereka
tanpa pantang menyerah mengatur startegi dan dalam keadaan sesulit apapun tetap berusaha
dalam meraih keberhasilan untuk membalaskan dendam atas kematian tuannya. Hal ini
dimaksudkan agar arwah majikannya dapat tenang dialam keabadian. Selain Adauchi, para
samurai juga melakukan Junshi. Junshi dilakukan para Samurai dengan cara Seppuku.
Kesetiaan seorang Samurai terhadap tuannya dapat diwujudkan dalam satu tindakan yang
berbentuk pengorbanan diri dengan cara seppuku. Seppuku yang mereka lakukan itu
mempunyai maksud untuk menyatakan kebesaran, dan keberanian kesetiaan, serta
penghormatan terhadap kematian tuannya. Mereka melakukan seppuku atas dasar kesetiaan
yang murni.
5.2 SARAN
Dalam penelitian ini jelas kelihatan Ideologi kesetiaan dapat dibentuk sesuai
dengan kemauan penguasa. Namun harus didasari dengan sistem kepercayaan. Oleh
karena itu untuk membentuk manusia di dalam rumah tangga, di lingkungan dan
dalam skala nasional atau internasional, harus berhati-hati memberikan ajaran moral
kepada mereka.
29
DAFTAR PUSTAKA
Allyn, John. 2007. Kisah 47 Ronin. Penerj. Teresa Dewi. Jakarta: Matahati.
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Empat_puluh_tujuh_Ronin
Kaskus https://www.kaskus.co.id/thread/53344ae37574d85e4c0000b4/kisah-nyata-
dibalik-film-47-ronin-bekicot/
Kaskus. https://www.kaskus.co.id/thread/5921c88460e24b692f8b4567/ronin-samurai-
tak-bertuan/
Read. Write. Llisten. http://rovylicious.blogspot.com/2018/01/47-ronin-peristiwa-
balas-dendam-dari.html
Joehudijana. https://joehudijana.wordpress.com/2015/12/27/kesetiaan-47-ronin-
ditinjau-dari-tiga-teori-klasik-psikologi-sosial/
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Bushido
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Seppuku
30