Ipi528669 PDF
Ipi528669 PDF
Diterima (received): 30 Juni 2015; Direvisi(revised): 07 Juli 2015; Disetujui dipublikasikan (accepted): 28 Juli 2015
ABSTRAK
Permasalahan garis batas wilayah administrasi baik di lingkup antar kecamatan atau antar kabupaten/kota dapat
menjadi potensi konflik di masa yang akan datang bila tidak segera diselesaikan. Daerah-daerah perbatasan yang
mempunyai sumber daya alam yang besar diperkirakan akan menjadi sumber sengketa antar kabupaten/kota dan antar
provinsi. Batas wilayah memiliki peranan penting sebagai pemisah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Ketidakjelasan batas suatu daerah akan menghambat proses pembangunan di daerah tersebut. Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 27 tahun 2006 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa, proses penetapan
segmen garis batas desa/kelurahan dapat dilakukan dengan menggunakan metode kartometrik. Metode kartometrik adalah
penelusuran/penarikan garis batas pada peta kerja dan pengukuran/penghitungan posisi titik, jarak serta luas cakupan
wilayah dengan menggunakan peta dasar dan peta-peta lain sebagai pelengkap. Selain itu, solusi untuk percepatan
penetapan batas wilayah adalah delineasi batas kecamatan, desa/kelurahan melalui metode pemetaan partisipatif dengan
melibatkan perangkat pemerintahan dan masyarakat diatas peta kerja. Penelitian ini menggunakan citra resolusi tinggi dan
batas kelurahan dari RBI keluaran Bakosurtanal sebagai batas indikatif, kemudian membandingkan batas indikatif tersebut
dengan batas hasil verifikasi. Penelitian ini menghasilkan kajian awal penegasan batas kelurahan melalui proses
perbandingan antara data peta RBI dengan hasil verifikasi yang disajikan dalam peta citra.
Kata kunci: batas wilayah, metode kartometrik, pemetaan partisipatif
ABSTRACT
Boundary problems between regions both in the scope of the district or inter-district/city can be a potential conflict in
the future if not resolved immediately. Border areas which usually has natural resources are expected to be a source of
dispute between districts/cities and even possibly between provinces. Land boundaries have important role as an arbiter in
the government administration. The indefiniable line boundaries may lead a conflict and will hold up the development
process in that area. Regulation of Minister of Home Affairs (Permendagri) Number 27/2006 as a technical guideline to
resolve administrative regional boundary, states that delimitation boundaries can be done using Cartometry Method.
Furthermore, participatory mapping can be used as other solutions to solve the boundaries conflict fastly by involving the
government apparatus. This research also use high resolution imagery and land boundaries that already exist in RBI as
indicative boundary then compared with the verification boundaries. The result of this research is an early study of
delimitation boundary using cartometry and participatory mapping methods which shown in imagery map.
Keywords: land boundaries, cartometry method, participatory mapping
25
Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 21 No. 1 Agustus 2015: 25-30
26
Studi Batas Wilayah Menggunakan Metode Kartometrik ............................................................................................. (Hafidzah et al. )
Citra
Peta RBI digital
WorldView
lembar 1608-423
Kota Surabaya
Hasil Verifikasi
Ya c. Overlay Data
Setelah didapat dua data yang telah diolah
Citra Terkoreksi yaitu data citra WorldView yang telah terkoreksi
dan peta digital batas administrasi wilayah
Kecamatan Sukolilo, ke dua data tersebut di
tampalkan (overlay). Hasil dari proses ini adalah
Cropping Citra peta kerja yang digunakan untuk proses pelacakan
dan verifikasi garis batas administrasi secara
kartometrik, dapat dilihat pada Gambar 5.
Overlay Data
27
Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 21 No. 1 Agustus 2015: 25-30
a. Analisis Perbedaan segmen batas garis batas Kelurahan Keputih hasil verifikasi
kecamatan hasil verifikasi dengan batas dengan garis batas hasil digitasi pada peta
administrasi pada peta RBI RBI.
Batas wilayah yang diambil dari hasil digitasi
peta RBI tahun 1999 pada Kecamatan Sukolilo
ditunjukkan dengan garis berwarna merah
pada Gambar 6. Sementara batas hasil
verifikasi ke kelurahan di Kecamatan Sukolilo
ditujukan pada garis berwarna ungu.
Hasil
Verifikasi
Peta RBI Gambar 9. Perbedaan Segmen Batas di Kelurahan
Keputih.
2. Kelurahan Keputih
Kelurahan Keputih merupakan Kelurahan yang
memiliki area paling luas di Kecamatan
Sukolilo. Segmen garis batas Kelurahan
Keputih pada Peta RBI ditunjukkan dengan
garis berwarna merah. Sementara segmen
garis batas Kelurahan Keputih hasil verifikasi
adalah garis berwarna biru. Jika diperhatikan, Gambar 11. Perbedaan Segmen Batas di Kelurahan
terdapat cukup banyak perbedaan segmen Menur Prumpungan.
28
Studi Batas Wilayah Menggunakan Metode Kartometrik ............................................................................................. (Hafidzah et al. )
Versi Klampis
Ngasem
Versi Gebang Putih
Segmen yang
Berbeda
Gambar 13. Perbedaan Segmen Batas di Kelurahan
Semolowaru.
Gambar 15. Perbedaan Segmen Batas antara Kelurahan
7. Kelurahan Medokan Semampir Gebang Putih dengan Kelurahan Klampis
Segmen garis batas Kelurahan Medokan Ngasem.
Semampir pada Peta RBI ditunjukkan dengan
garis berwarna merah. Sementara segmen 2. Batas Kelurahan Keputih dan Kelurahan
garis batas kelurahan Medokan Semampir hasil Klampis Ngasem.
verifikasi adalah garis berwarna Biru tua. Garis batas Kelurahan Keputih adalah garis
batas berwarna biru. Sementara garis batas
b. Proses Pelacakan dan Verifikasi berwarna kuning merupakan garis batas
Verifikasi segmen batas di setiap kelurahan di Kelurahan Klampis Ngasem. Berdasarkan hasil
Kecamatan Sukolilo dilakukan dengan verifikasi terdapat perbedaan garis batas
menampilkan peta kerja baik dalam bentuk antara kedua kelurahan tersebut.
softcopy ataupun hardcopy. Proses verifikasi
garis batas wilayah kelurahan ini dilakukan
29
Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 21 No. 1 Agustus 2015: 25-30
DAFTAR PUSTAKA
Segmen yang Berbeda
Abidin, H. Z., Jones, A., & Kahar, J. (2002). Survei
Gambar 16. Perbedaan Segmen Batas antara Kelurahan
Dengan GPS, PT. Pradnya Pramita, Jakarta.
Keputih dengan Kelurahan Klampis
Abidin, I., Andreas, H., Gamal, M., & Surono, M. H.
Ngasem.
(2004). On the use of GPS Survey Method for
Studying Land Displacements on the Landslide
3. Batas Kelurahan Klampis Ngasem dan
Prone Areas. FIG Working Week Athens, Greece.
Kelurahan Menur Prumpungan Abidin, H. Z. (2007). Penentuan Posisi dengan GPS dan
Garis batas Kelurahan Menur Prumpungan Aplikasinya. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
adalah garis batas berwarna merah muda. Adler, R. K. (1995). Positioning and Mapping
Sementara garis batas berwarna kuning International Land Boundaries. Ibru.
merupakan garis batas Kelurahan Klampis Hidayat (2005). Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 2
Ngasem. Berdasarkan hasil verifikasi terdapat - Mengenalkan Pemetaan Partisipatif,Garis
perbedaan garis batas antara kedua kelurahan Pergerakan, Bandung.
tersebut. Dalam hal ini, perbedaan terjadi Kementerian Dalam Negeri (2011). Rapat
Koordinasi Pra Grand Design Survei Dasar
karena ada daerah yang tidak masuk ke kedua
dan Sumber Daya Alam (Pemetaan Tematik
kelurahan yang saling berbatasan tersebut. Nasional) : slide Presentasi Direktorat
Wilayah Administrasi dan Perbatasan
Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum
Kementrian Dalam Negeri.
Kementerian Dalam Negeri (2012a).Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun
2012 TentangPedoman Penegasan Batas Daerah.
Jakarta.
Kementerian Dalam Negeri (2012b).Lampiran Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor:
76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas
Daerah. Jakarta
Prayitno A.E., (2012). Studi Pembuatan Peta Batas
Versi Menur Versi Klampis Daerah Kabupaten Menggunakan Teknologi
Prumpungan Ngasem Penginderaan Jauh dengan Data Citra Landsat ETM
dan DEM SRTM. Tugas Akhir Jurusan Teknik
Geomatika. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya. 64 hlm.
Segmen yang Berbeda Restu Pande, (2014). Penentuan Batas Wilayah dengan
Metode Kartometrik (Studi Kasus : Kecamatan
Gambar 17. Perbedaan Segmen Batas antara Kelurahan Gubeng dan Tambaksari). Tugas Akhir Jurusan
Menur Prumpungan dengan Kelurahan Teknik Geomatika. Institut Teknologi Sepuluh
Klampis Ngasem. Nopember. Surabaya. 52 hlm
KESIMPULAN
30