Apa Hayo
Apa Hayo
Kalimantan Selatan
CNN Indonesia | Sabtu, 21/09/2019 19:53 WIB
Bagikan :
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pelaku pembakar lahan tertangkap tangan oleh polisi di Desa
Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
"Pelaku bernama Mulyadi (29) masih diperiksa intensif di Satuan Reskrim Polres Hulu Sungai
Selatan karena membakar lahan," terang Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad
Rifa'i di Banjarmasin, Sabtu (21/9), seperti dikutip Antara.
Dari hasil pengakuan sementara di lapangan, ungkap Rifa'i, pelaku dengan sengaja membakar
untuk membuka lahan pertanian yaitu menanam jagung dan kacang.
Hingga kini Polda Kalsel dan jajaran sudah memproses 16 kasus karhutla yang naik menjadi
Laporan Polisi (LP) dan menetapkan lima tersangka.
"Untuk penyelidikan ada 50 lebih, namun semuanya masih dilakukan pendalaman apakah bisa
ditingkatkan ke penyidikan untuk penetapan tersangka," beber Rifai'i.
Para pelaku pembakar lahan akan dijerat Pasal 187 ayat 1 KUHP jika melakukan secara sengaja
dengan pidana penjara 12 tahun. Sedangkan jika ditemukan unsur kelalaian hingga
menyebabkan kebakaran, maka dijerat Pasal 188 KUHP dengan pidana 5 tahun.
Lihat juga: Ribuan Titik Panas Karhutla Terpantau di Sumatera Hari ini
Sementara itu, Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani meminta agar Kaposko Bekantan dan
Kapolres mengecek kembali apakah di wilayah tersebut memang tidak ada kebakaran lahan atau
para Kasat Reskrim yang kurang serius dan tidak peduli terhadap arahan Kapolri terkait
penanganan karhutla.
"Saya pastikan, polisi tegas menindak para pembakar lahan. Kini kami harapkan kesadaran
masyarakat agar sama-sama peduli dengan lingkungan. Jangan ada lagi pembakaran lahan
untuk tujuan apapun, karena kabut asap yang ditimbulkan sangat merugikan kita semua," tandas
Kapolda menekankan.
Sebelumnya, BNPB menyampaikan 328.724 hektare lahan 328.724 hektare dengan 2.719 titik
panas sepanjang periode Januari-Agustus 2019. Lahan itu tersebar di enam provinsi, yaitu Riau,
Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Karhutla di Sumatra dan Kalimantan menyebabkan kabut asap yang setiap hari kian pekat hingga
ke level berbahaya. Asap akibat karhutla juga sudah 'tiba' di beberapa negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina.