BAB I
PENDAHULUAN
Dunia yang semakin menyatu dalam satu kesatuan yang utuh melalui
globalisasi sudah menjadi suatu kenyataan. Saat ini, bukan saja isu perekonomian
dan perdagangan yang semakin menyatu, namun juga berbagai isu lain seperti
merubah paradigma yang sangat besar dalam sector produktivitas yang menyangkut
kekayaan suatu negara. Pada masa lampau kekayaan suatu negara dipandang
berkaitan erat dengan sumber – sumber kekayaan alam yang dimilikinya. Akan
tetapi, untuk ukuran sekarang kekayaan seatu negara sangat ditentukan oleh
kemampuan sumber daya manusia yang mampu mengubah sumber – sumber daya
alam menjadi produk atau jasa yang berharga berdasarkan ilmu pengetahuan,
macam permasalahan yang kompleks. Untuk mampu bersaing dengan negara lain,
Indonesia harus mampu melahirkan sumber daya manusia yang memiliki sumber
daya pembangunan yang handal, kompeten dan berkarakter. Sumber daya yang
berbagai aspek kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurhidayah
(dalam Suriarta, 2016:1) bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas
2
pada pengembangan sumber daya manusia yang bermutu tinggi, guna menghadapi
Melalui pendidikan, sumber daya pembangunan yang harus diwujudkan pada era
penalaran logis, berkomunikasi, berfikir kritis, kreatif, cermat, cepat dan tepat.
(representation). Pendapat NCTM ini sejalan dengan tujuan yang tercantum dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (dalam Suriarta, 2016:2) dimana salah satu
tujuan yang harus dicapai yaitu siswa mampu menggunakan penalaran pada pola
(dalam Suriarta, 2016:2) menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran tidak
penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Shadiq (dalam Suriarta,
dibutuhkan siswa ketika mereka belajar matematika, tapi dibutuhkan agar kelak
3
mereka menjadi manusia yang dapat menganalisa setiap masalah yang muncul
secara jernih, memecahkan masalah dengan tepat, dapat menilai suatu secara kritis
dan obyektif serta dapat menarik kesimpulan secara logis. Sudah sangat jelas bahwa
penalaran juga merupakan suatu alat yang esensial untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan sehari – hari, yaitu: (1) the reasoning needed to do mathematics. Ini
matematis siswa; (3) reasoning involved in other content areas. Ini berarti
keterampilan –keterampilan penalaran dapat diterapkan pada ilmu – ilmu lain; (4)
reasoning for everyday life. Ini berarti penalaran suatu alat yang esensial untuk
kemampuan penalaran matematis siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat
memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih subtujuan (Pratiwi, 2016:3).
masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub – sub masalah
konstruktivisme, salah satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan untuk siswa.
besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, diantaranya :
matematis siswa.
2. Bagi guru, dapat menjadi alternatif pilihan bagi guru dalam meningkatkan
3. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi atau masukan bagi sekolah yang
4. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan rujukan mengembangkan aspek lain dari
konstruktivisme.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik)
Thontowi (dalam Suriarta, 2016:19) adalah proses berfikir secara logis dalam
dapat dikatakan sebagai suatu proses berfikir dalam menerik suatu kesimpulan yang
kemampuan befikir menurut alur kerangka befikir tertentu berdasarkan konsep atau
tersebut saling berhubungan satu sama lain dan diterapkan dalam permasalahan
baru sehingga didapatkan keputusan baru yang logis dan dapat dibuktikan
kebenarannya.
beberapa solusi
7. Menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi
hubungan
matematika
ini adalah :
hubungan
9
beberapa solusi
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
jenis pendekatan, yaitu: (1) pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
Proses belajar mengajar akan menentukan hasil yang akan diperoleh. Hasil
ini dapat dilihat dari kemajuan siswa dalam proses belajar. Siswa akan berperan
sebagai subjek yang melakukan proses dan guru berperan sebagai fasilitator. Maka
pendekatan akan bertujuan kepada siswa yang sedang belajar. Pendekatan ini akan
membutuhkan beberapa strategi, metode dan taktik dalam belajar. Inilah tugas dari
bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri kita
sendiri. Dengan kata lain, kita akan miliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif
10
dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita. Agus
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai
lagi (asimilasi dan akomodasi). Satu ide dari Vygostky adalah scaffolding yakni
mengurangi bantuan tersebut dan memberi kesempatan pada anak untuk mengambil
alih tanggungjawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.
perlu memerlukan beberapa komponen penting sebagai berikut: (1) belajar aktif
(active learning); (2) siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang bersifat
otentik dan situasional; (3) aktifitas belajar harus menarik dan menantang; (4) siswa
harus mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya
dalam sebuah proses yang disebut “bridging”; (5) siswa harus merefleksikan
pengetahuan yang sedang dipelajari; (6) guru harus banyak berperan sebagai
Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sekedar berperan sebagai penyaji informasi;
(7) guru harus dapat memberi bantuan berupa scaffolding yang diperlukan oleh
pengetahuan secara aktif memiliki beberapa ciri: (1) menyediakan peluang kepada
siswa belajar dari tujuan yang ditetapkan dan mengembangkan ide-ide secara lebih
sharing dengan siswa mengenai pentingnya pesan bahwa dunia adalah tempat yang
komplek dimana terdapat pandangan yang multi dan kebenaran sering merupakan
1. Berikan kesempatan pada siswa untuk melakukan dalam belajar konteks nyata.
mengatasi permasalahan.
berlangsung melalui interaksi sosial antara guru dan siswa dalam menggali dan
Guru dan siswa bekerja sama untuk mencari solusi terhadap suatu permasalahan.
Guru yang pada umumnya memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebuh
luas/ekstensif, perlu memberi arah yang konsisten agar siswa dapat memperoleh
konstruktivisme yaitu:
1. Situasi
2. Pengelompokan
3. Pengaitan
4. Pertanyaan
karena akan memunculkan gagasan asli yang merupakan inti dari pendekatan
konstruktivisme.
5. Eksibisi
6. Refleksi
berfikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik secara
Bahasa sendiri.
siswa.
2. Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran. Hal ini agak sedikit merepotkan
pelaksanaannya.
Secara etimologis, Means-Ends Analysis terdiri dari tiga unsur kata yaitu Means,
Ends, dan Analysis. Means yang berarti cara, Ends yang berarti tujuan, serta
yang diinginkan.
heuristic yang lebih umum, yang disebut MEA. Melalui model MEA seseorang
berdasarkan suatu strategi yang membantu peserta didik dalam menemukan cara
petunjuk untuk memilih cara yang paling efektif dan efisien dalam memecahkan
untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Proses
terutama diskusi dan pemecahan masalah. Guru hanya berperan sebagai fasilitator
peserta didik dituntuk mampu memahami soal atau masalah yang diberikan.
tujuan yang ingin dicapai, setelah itu peserta didik menyusun sub-sub masalah tadi
agar terjadi konektivitas anatara sub masalah yang satu dengan sub masalah yang
lain dan menjadikannya kesatuan. Pada tahap ini peserta didik memikirkan solusi
yang paling tepat, efektif dan efisien untuk menyeesaikan masaah yang diebrikan.
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga peserta didik yang
sebagai fasilitator dan motivator. Materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk
jadi, tetapi harus merupakan temuan dari peserta didik sehingga pembelajaran akan
semakin bermakna.
matematik; (2) Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan
dengan cara mereka sendiri; (5) Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk
Kelemahan tersebut sebagai berikut: (1) Membuat soal pemecahan masalah yang
bermakna bagi peserta didik bukan merupakan hal yang mudah; (2)
Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta didik sangat sulit
masalah yang diberikan; (3) Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama
soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat peserta didik jenuh; (4)
Sebagian peserta didik bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak
Ends Analysis mengantarkan siswa pada suatu konsep baru yang mereka temukan
menjadi lebih percaya diri dan tidak mudah menyerah menghadapi tantangan.
dilakukan secara bertahap, artinya dari masalah yang diberikan, dibuat sub-sub
masalah yang kemudian akan diselesaikan oleh siswa satu persatu sehingga tidak
membebani siswa.
Dalam praktinya, metode ini berpusat pada guru (teacher centered), guru lebih
yang menggunakan urutan kegiatan pemberian uraian contoh dan latihan. Dengan
demikian, pendekatan pembelajaran ini lebih dekat dengan metode ceramah. Dalam
hal ini, gurulah yang menjadi penentu jalannya proses pembelajaran atau menjadi
ini ekonomi dan efektif bila untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Akan
tetapi, dalam pembelajaran dengan metode ini siswa cenderung bersifat pasif,
klasikal ditentukan oleh pengajar, sehingga metode ini kurang cocok untuk
besar perannya karena dengan pertanyaan yang dirumuskan secara baik dengan
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang
dibicarakan.
4. Menuntun proses berpikir, sebab pertanyaan yang baik membantu siswa agar
rumah. Sebenarnya metode ini lebih luas daripada pekerjaan rumah karena siswa
tempat-tempat tertentu lainnya. Dalam pelaksanaan ini terdiri atastiga fase yaitu
jawabkan kepada guru apa yang telah dipelajari, dikerjakan, umumnya dalam
penerapannya dalam bentuk tanya jawab, diskusi atau sebuah tes tertulis.
yang mengkombinasikan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dalam
guru; (2) guru menjelaskan melalui metode ceramah (chalk and talk); (3) siswa
pasif; (4) pertanyaan siswa jarang muncul; (5) berorientasi pada suatu jawaban yang
aktif
persamaan linier dua variabel (peubah) merupakan suatu sistem yang terdiri dari
dua persamaan yang tepat memiliki dua variabel, yang mana masing-masing
variabelnya berpangkat satu. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel biasa disingkat
SPLDV.
Sistem persamaan linier dua variabel dalam variabel x dan y dapat ditulis
sebagai:
ax by c a1 x b1 y c1
atau
px qy r a2 x b2 y c2
22
bilangan-bilangan real dan x, y adalah variabel terikat dari sistem persamaan linier
dua variabel.
dua variabel yang dipelajari di SMK kelas X semester 1 membahas tentang metode-
variabel yang memenuhi kedua persamaan dalam persamaan linier. Ada empat
metode yang akan dipelajari dalam menentukan penyelesaian dari suatu sistem
persamaan linier dua variabel antara lain: metode grafik, metode subtitusi, metode
berikut:
Penalaran Matematis Siswa SMP Kelas VIII”. Hasil penelitian ini menunjukkan
konvensisonal.
Siswa SMP”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika
24
siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa
dengan aktivitas belajar yang sedang, prestasi belajar matematika siswa dengan
aktivitas belajar yang sedang lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan
Peserta Didik SMP Kelas VII Materi Pokok Segiempat”. Hasil penelitian ini
brainstorming efektif terhadap hasil belajar peserta didik SMP kelas VII materi
pokok segiempat.
Objek kajian matematis adalah abstrak, maka diperlukan cara khusus yang
dilakukan oleh guru maupun siswa dalam mempelajari dan memahami matematika.
berkemampuan tinggi juga ada yang berkemampuan rendah. Hal ini adalah salah
satu yang membedakan diantara manusia. Untuk itu, guru harus bisa memilah-
milah model pembelajaran apa yang akan digunakan agar dapat terserap dengan
seperti yang tercantum dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006 salah satunya adalah menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
penalaran tidak dikembangkan pada siswa, maka siswa matematika hanya akan
memahami materi matematika namun penalaran juga merupakan suatu alat yang
harapan agar siswa memiliki kemampuan penalaran yang baik, tentu dibutuhkan
berorientasi pada siswa dan membina seluruh potensi siswa. Salah satu model
Dalam MEA, siswa dikondisikan untuk aktif memecahkan masalah yang diberikan
dengan menggunakan dan memperdayakan ide dan gagasan yang mereka miliki.
pengalaman yang mereka miliki dalam belajarnya dan mengarahkan siswa untuk
sehari-hari.
Saat ini terdapat beragam inovasi baru didalam dunia pendidikan terutama
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK
Sampel pada penelitian ini adalah dengan memilih kelas yang telah
pertimbangan bahwa materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi
kelas X dan penelitian membutuhkan dua kelompok kelas sehingga dipilih dua
kelas dengan asumsi bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang relatif
sama (homogen). Dari dua kelas tersebut, dipilih satu kelas digunakan sebagai kelas
subyek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subyek
Group Design. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih dengan asumsi bahwa kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang
KE 01 X 02
-----------------------------
KK 03 - 04 (Sugiyono, 2014:118)
Keterangan:
KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol
pendekatan konstruktivisme
suatu pembelajaran yang mengantarkan siswa pada suatu konsep baru yang mereka
temukan dari hasil memecahkan masalah. Siswa yang terbiasa dihadapkan dengan
masalah dari mampu menyelesaikannya akan menjadi lebih percaya diri dan tidak
3. Efektivitas
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai dengan tepat
guna dimana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu sehingga mencapai
4. Pendekatan Konstruktivisme
dalam proses belajar mengajar. Salvin dalam Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar
Mengajar Traktual dan Terpopuler dikutip oleh Agus N. Cahyo menjelaskan bahwa
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
teknik tes, observasi dan dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan
data yang berkaiatan dengan kemampuan penalaran matematis siswa baik pretest
dan dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nama dan jumlah
siswa dan dokumentasi gambar yang berupa foto aktivitas guru dan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
Tes kemampuan penalaran matematis ini berupa tes uraian yang diberikan
pada saat pretest dan posttest. Pretest dan posttest diberikan pada kelas eksperimen
dan kontrol. Pretest diberikan di awal kegiatan penelitian dan hasil pretes akan
di akhir kegiatan, penelitian hasil posttest ini digunakan untuk melihat peningkatan
kontrol.
penskoran Holistic Scoring Rubrics pedoman Cai, Lane dan Jakabcin (dalam
ke dalam beberapa kategori (Wulandari, 2011:32) seperti yang tertera pada tabel
berikut:
Rata-rata x Kualifikasi
50 x 75 Baik
25 x 50 Cukup
x 25 Tidak Baik
konkuren yaitu analisis validitas butir soal dan reliabilitasnya. Perhitungan validitas
33
butir soal dan reliabilitas soal dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS-20
for Windows.
mencatat aktivitas siswa berkaitan dengan situasi masalah yang diberikan guru
pendekatan konstruktivisme.
Means-Ends Analysis.
Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan skor setiap butir
soal terdapat skor total. Semakin besar dukungan skor butir soal terdapat skor total,
maka semakin tinggi validitas setiap butir soal. Skor setiap butir soal dikorelasikan
dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Sudjana, 2005:369)
Keterangan :
N : jumlah responden
r n2
thit
1 r2
(Sudjana, 2005:377)
Keterangan:
n : jumlah responden
H 0 : = 0 , yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara skor butir soal dengan
skor total
H1 : 0 , yaitu ada hubungan yang signifikan antara skor butir soal dengan skor
total
35
Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas ( sig. ) lebih kecil dari
0,05 atau jika thitung > t tabel maka H 0 ditolak atau dengan kata lain butir soal valid.
0, 40 rxy 0, 60 Cukup
0, 20 rxy 0, 40 Rendah
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan suatu tes. Tes yang reliabel adalah
n
k Si2
r11 1 2
i 1
(Riduwan, 2010:125)
k 1 St
Keterangan:
sebagai berikut:
Koefisien Interprestasi
0,80 r11 1,00 Relibilitas Sangat Tinggi
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji-t suatu sampel dan
dilakukan di Microsoft Excel dan SPSS 20. Data yang diperoleh lebih jelas
g-tinggi jika g 0, 7
37
rendah, jika g 0, 3
Rentang nilai N-Gain adalah 0 sampai 1. Selanjutnya nilai N-Gain inilah yang
diajukan.
x 1
x i 1
(Sudjana, 2005:67)
n
x x
n 2
i
s i 1
(Sudjana, 2005:93)
n 1
Keterangan:
s : standar deviasi
n : jumlah sampel
digunakan statistik uji-t dan bantuan program SPSS 20. Tetapi sebelumnya
38
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya
analisis data.
Smirnof dengan taraf signifikan 5%. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
hasil N-gain sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Langkah-
a. Perumusan Hipotesis
xi x
d. Data ditransformasi ke skor baku zi
SD
f. Menentukan a1 dan a2
f
a1 : selisih Z tabel pada batas bawah ( a1 = Absolut a2 1 )
n
i. Kriteria pengujian
j. Kesimpulan
2. Melakukan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene. Uji ini
n k ni Zi Z
k 2
W i 1
(Yulianto, 2012:1)
k ni 2
k 1 i Z ij Z i
1 j 1
Keterangan:
n : jumlah observer
k : banyaknya kelompok
Z ij : Yij Yi
xg xg
2
xg xg
t dengan xg dan sg
sg n n 1
n
Keterangan:
t : t hitung
x g : rata-rata
sg : simpangan baku
n : jumlah sampel
x1 x2
thitung
1 1
sgab
n1 n2
(Sudjana, 2005:239-243)
41
Dengan:
sgab
n1 1 s12 n2 1 s22
n1 n2 2
x1 x2
x1 = dan x 2
n1 n2
Keterangan:
x1 x 2
t'
s12 s22
n1 n2
(Sudjana, 2005:241-243)
Keterangan:
s12 s22
Dengan w1 ; w2 ; t1 t1 ; n1 1 dan t2 t1 ; n2 1
n1 n2
Uji Mann-Whitney
n1 n1 1
U1 n1.n2 R1
2
(Hendrik, 2011:1)
n n 1
U 2 n1.n2 2 2 R2
2
43
Keterangan:
n1 : jumlah sampel 1
n2 : jumlah sampel 2
untuk dibandingkan dengan U tabel . Jika nilai U hitung lebih besar dari
n1.n2
maka nilai tersebut merupakan U’ dan nilai U dapat dihitung
2
Adapun yang akan menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. H 0 : e k lawan H1 : e k
Keterangan :
2. H 0 : g1 0 lawan H1 : g1 0
44
Keterangan:
pendekatan konstruktivisme.
3. H 0 : g 2 0 lawan H1 : g 2 0
Keterangan:
Statistik uji yang digunakan pada hipotesis 2 dan hipotesis 3 sebagai berikut:
2
x xg xg x g
t g dengan xg dan sg
sg n n 1
n
Keterangan:
t : t hitung
x g : rata-rata
sg : simpangan baku
n : jumlah sampel
Kriteria pengujinya adalah H 0 diterima jika ttabel thitung ttabel dimana ttabel
4. H 0 : g1 g 2 lawan H1 : g1 g 2
45
Statistik uji yang digunakan pada hipotesis 1 dan hipotesis 4 sebagai berikut:
x1 x2
thitung
1 1
sgab
n1 n2
(Sudjana, 2005:239-243)
Kriteria pengujinya adalah H 0 diterima jika ttabel thitung ttabel dimana ttabel
DAFTAR PUSTAKA