Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY KANAN

UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG


KECAMATAN NEGARA BATIN KABUPATEN WAY KANAN
Alamat : Jl. Kesehatan No. 1 Kampung Purwa Agung Kec. Negara Batin Kab. Way Kanan
Kode Pos : 34769 E-mail : pkmpawk@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG
Nomor : 800/07.45/SK/PKM-PA/NB/I/2018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan untuk kebutuhan


pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas
Purwa Agung;
Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No. 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
3. Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
4. Kepmenkes No. 1457/MENKES/SK/X/2003 Tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan minimal bidang kesehatan dikabupaten/kota;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPT
PUSKESMAS PURWA AGUNG.
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis UPT Puskesmas Purwa Agung sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purwa Agung


pada tanggal : 4 Januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG,

HENDRA GUNAWAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS PURWA AGUNG NOMOR :
800/07.45 /SK/PKM-PA/NB/I/2018
TENTANG : KEBIJAKAN
PELAYANAN KLINIS

PELAYANAN KLINIS

I. PENDAFTARAN PASIEN
A. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
B. Pendaftaran dilakukan oleh petugas rekam medis memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Paham akan prosedur pendaftaran dan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Bekerja secara efektif dan efisien, ramah dan responsif terhadap kebutuhan
pasien.
3. Dapat berbahasa daerah mayoritas yang digunakan masyarakat yang menjadi
pelanggan atau pasien diantaranya bahasa jawa dan lampung demi menjamin
komunikasi yang efektif dan keselamatan pasien.
C. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
D. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua identitas sebagai berikut :
nama pasien, tanggal lahir, alamat/tempat tinggal, nomor rekam medis.
E. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan ketersediaan tempat
tidur, dan informasi tentang kerja sama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan ditempat pendaftaran.
F. Petugas mensosialisasikan hak dan kewajiban kepada pasien dan ditanda tangani
oleh pasien
G. Hak dan kewajiban pasien harus dipertimbangakan dan diinformasikan pada saat
pendaftaran.
H. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib di indentifikasi dan
ditindak lanjuti.

II. PENGKAJIAN,KEPUTUSAN,RENCANA DAN PELAKSANAAN LAYANAN


A. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan
kajian.
B. Kajian awal meliputi meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
C. Proses kajian dilakukan mengacu profesi dan standar asuhan.
D. Peoses kajian dilakukan dengan memperhatikan dengan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu
E. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib di identifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
F. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
G. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
H. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
I. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
J. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
K. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan professional yang
memenuhi persyaratan.
L. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai.
M. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
N. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
O. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan dan
pelaksanaa layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan terpadu.
P. Rencana layanan disusun tiap pasien, dan melibatkan pasien.
Q. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
R. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
S. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
T. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
U. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
V. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

III. PELAKSANAAN LAYANAN


A. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
B. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
C. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
D. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis.
E. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
F. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
G. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
H. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
I. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
J. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
K. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
L. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal).
M. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
N. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas.
O. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
P. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti.
Q. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
R. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
S. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
T. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
U. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
V. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
W. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku dan
dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.
X. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent.
Y. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
Z. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan.

IV. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


A. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
B. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
C. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani.
D. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan.
E. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
F. Resume klinis meliputi: nama pasien,kondisi klinis, prosedur/tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
G. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
H. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
I. Kriteria merujuk pasien adalah apabila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi
oleh Puskesmas Purwa Agung meliputi: keterbatasan alat pemeriksaan
penunjang, keterbatasan obat, dan merupakan tingkat kemampuan yang harus
dirujuk berdasarkan PMK No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi dokter di fasilitas pelayanan primer.
J. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanan.

V. PENYAKIT YANG MEMBUTUHKAN INFORMED CONSENT


A. Dehidrasi
B. Diare
C. Penurunan kesadaran
D. Hipertensi
E. Strock
F. Hipotensi
G. Luka Bakar
H. Trauma Capitis
I. Diabetes Melitus
J. Asma
K. Persalinan Normal
L. Kholick
M.
Ditetapkan di : Purwa Agung
pada tanggal : 4 Januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG,

HENDRA GUNAWAN

Anda mungkin juga menyukai