Anda di halaman 1dari 41

XVI/Oktober - 2017

09 Pendidikan dan
Pembangunan Bangsa 18 Pendidikan Gizi
Bagi Remaja untuk 22 Tanggung Jawab
Kepala Daerah
Bebas dari Stunting Calon Ibu Sehat Dalam Atasi Stunting

Gizi untuk Prestasi


Daftar Isi
04 Salam Pak Menteri

FOKUS

06
14
Program Gizi Anak
Peningkatan Kualitas Gizi Sekolah untuk Generasi
Anak Sejak Dini Sehat, Cerdas, Produktif,

07 Pentingnya Edukasi tentang


dan Kompetitif

Gizi untuk Anak

18
Pendidikan Gizi Bagi

09 Pendidikan dan Pembangunan


Remaja untuk Calon
Ibu Sehat

Bangsa Bebas dari Stunting

20
Pesan untuk Orangtua

12 Gizi dan Nutrisi Anak Usia Dini


Pemerintah Bantu Pemberian
Perhatikan Gizi Anak
Agar Tidak Stunting
Makanan Sehat untuk
Daerah 3T
22 Tanggung Jawab Kepala
Daerah dalam Atasi
Stunting

Resensi Buku
Pendidikan Kesehatan untuk
Sekolah Landasan 24
Pertumbuhan Generasi Cerdas

World Heritage Camp


Kebudayaan 25 Infografis Perpustakaan

Indonesia, Pelajar 26
Lestarikan Warisan Dunia Kajian

29 Dampak Program Gizi


terhadap Kecerdasan
Anak Sekolah

33
Bangga Berbahasa Indonesia

34
Wacana (3) Anafora Bangga Berbahasa Indonesia

Senarai Kata Serapan


Sapa Redaksi
A supan gizi yang baik dibutuhkan semua
orang, termasuk siswa sekolah
agar mampu menerima materi
ternyata berrpengaruh baik pula pada penyerapan
materi pembelajaran di sekolah.

pembelajaran yang diberikan Selain memfokuskan pada perbaikan gizi melawan


dengan baik pula. stunting, Majalah JENDELA edisi ini juga
Menyadari pentingnya nutrisi pada anak, menyuguhkan artikel menarik lain. Dalam rubrik
Pemerintah sejak 1997 memulai Program Kebudayaan, kami ketengahkan artikel mengenai
Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). program Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian
Program itu dimaksudkan sekaligus menjawab Pendidikan dan Kebudayaan RI mengadakan World
persoalan tubuh pendek atau stunting yang masih Heritage Camp Indonesia (WHCI).
membayangi anak-anak Indonesia. Stunting
adalah masalah gizi kronis yang disebabkan WHCI merupakan program pendidikan yang terkait
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang panjang. dengan warisan dunia, khususnya warisan budaya
Selain menyerang fisik, penyakit ini juga dunia Indonesia kepada generasi muda. Program
menyerang otak anak yang memungkinkan ini terinspirasi dari The UNESCO Wolrd Heritage
perkembangan intelektualnya jadi terhambat. Education Programme yang diinisiasi oleh
UNESCO tahun 1994.
Upaya peningkatan kualitas gizi dan kesehatan
siswa ini dilanjutkan dengan program yang lebih WHCI 2017 mengangkat tema besar “Warisan
komprehensif, berupa Program Gizi Anak Sekolah Industri Membentuk Kota”. Tahun ini merupakan
(Progas) yang diluncurkan pertama kali pada tahun kedua pelaksanaan WHCI yang melibatkan
2016 hingga saat ini. Program ini menggabungkan generasi muda khususnya pelajar dari berbagai
pemberian sarapan sehat serta pendidikan wilayah Indonesia. Pelajar tidak hanya akan
gizi dan karakter agar sarapan sehat menjadi mengenal dan memahami tetapi juga dapat terlibat
suatu kebiasaan bagi siswa sebelum mengikuti aktif dalam pelestarian serta mengkampanyekan
kegiatan belajar di sekolah. Hal ini dilakukan nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya
untuk mewujudkan siswa sehat berprestasi dunia Indonesia kepada masyarakat. Nilai-nilai itu
sebagai generasi penerus bangsa. yang akan menciptakan keberagaman budaya dan
perdamaian dunia.
Program meningkatkan kualitas pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik melalui pemberian Rubrik lainnya seperti Bangga Berbahasa
pendidikan gizi diulas dalam Rubrik Fokus terbitan Indonesia maupun Infografis Perpustakaan juga
kali ini. Tersedia pula artikel beragam lainnya terkait tetap kami hadir guna memperkaya wawasan kita
dengan program peningkatan kesehatan anak yang semua. Selamat membaca! (*)

REDAKSI
Pelindung: Sekretariat Redaksi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Muhadjir Effendy (BKLM), Kemendikbud, Gedung C Lantai 4,
Penasihat: Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi Jln. Jenderal Sudirman, Senayan,
Pengarah Konten: Staf Khusus Mendikbud, Nasrullah Jakarta, Telp. 021-5711144 Pes. 2413
Penanggung Jawab: Ari Santoso
Pemimpin Redaksi: Luluk Budiyono Kemdikbud.go.id
Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati Kemdikbud.RI
Staf Redaksi: Ratih Anbarini, Aline Rogeleonick, @kemdikbud_RI
Desliana Maulipaksi, Agi Bahari, Gloria Gracia, KEMENDIKBUD RI
Seno Hartono, Dwi Retnawati, Ryka Hapsari Putri
Fotografi, Desain & Artistik: BKLM Kemdikbud.RI
jendela.kemdikbud.go.id
SALAM PAK MENTERI

Salam Pak Menteri


SALAH satu persoalan yang dihadapi dalam Program perbaikan gizi anak sekolah bertujuan
pembangunan SDM di bidang pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi
masih rendahnya kualitas gizi anak sekolah usia siswa.
6-14 tahun. Rendahnya kualitas gizi tersebut
salah satunya disumbang oleh faktor asupan Kabupaten Kupang menjadi proyek percontohan
makanan yang tidak seimbang. dalam program peningkatan gizi anak sekolah ini.
Selain Kupang, program serupa juga diluncurkan di
Berdasarkan data dari Analytical and Capacity Kabupaten Timur Tengah Selatan dan Kabupaten
Development Partnership, 20 persen anak memiliki Belu di Nusa Tenggara Timur. Kemdikbud
kebiasaan makan kurang dari tiga kali sehari. menargetkan Program Gizi Anak Sekolah akan
Umumnya, mereka berangkat sekolah tanpa diterapkan di tingkat nasional.
sarapan. Padahal ratusan penelitian membuktikan
bahwa sarapan sangat memengaruhi tingkat Tahun kemarin, ProGAS dilaksanakan di empat
konsentrasi belajar dan bekerja. kabupaten, yaitu Kabupaten Belu, Kota Kupang,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten
Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Tangerang. Pemilihan kabupaten ini berdasarkan
Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan hasil evaluasi, terjadi peningkatan kualitas belajar
Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang dan fisik anak. Saya berharap program ini dapat
akan menggabungkan pemberian sarapan memenuhi minimal seperempat kebutuhan gizi
bergizi serta pendidikan hidup bersih dan sehat. harian anak.

4 Edisi XVI/Oktober 2017


SALAM PAK MENTERI

Hasil evaluasi tahun lalu menunjukkan tingkat mendapatkan asupan sarapan yang memadai.
kehadiran anak meningkat, konsentrasi belajar naik, Kurangnya asupan sarapan itu berdampak pada
dan berat badan anak meningkat. Karena itu, tahun status gizi buruk, konsentrasi belajar menurun, dan
ini, ProGAS kembali diluncurkan pada Mei 2017 ketahanan fisik menurun. Akibatnya kualitas belajar
dengan menyasar 100.000 siswa sekolah dasar anak menurun.
(SD). Peluncuran program ini dilakukan di SD
Naskat Mathias 3 Langgur Kabupaten Maluku Kemendikbud terus menyusun strategi agar
Tenggara Provinsi Maluku. ProGAS tahun ini berhasil, salah satunya dengan
membuat nota kesepahaman dengan para kepala
Jumlah sasaran ProGAS tahun ini adalah siswa- daerah penerima program. Kepala daerah dituntut
siswi SD dari 563 sekolah di 11 kabupaten. 11 menyiapkan anggaran dari dana APBD mereka
kabupaten tersebut berada di lima provinsi yaitu untuk membiayai program ini pada tahun kedua.
Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Selain itu para kepala daerah juga dituntut
Papua Barat, dan Papua. mendukung pembuatan kebun sekolah dan
penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan
Pemilihan lokasi sasaran ProGAS didasarkan pada hidup sehat dan bersih.
kategori daerah terdepan, terluar, dan tertinggal
(3T), serta termasuk dalam kategori 1 dan 2 pada ProGAS diyakini akan meningkatkan kualitas hidup
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan anak-anak sekaligus berdampak positif pada
Indonesia. Peta tersebut diterbitkan oleh ekonomi kerakyatan yang menyentuh para petani,
Kementerian Pertanian (Kementan) dan Program nelayan, dan pedagang di pasar tradisional. Saya
Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) juga optimis generasi muda Indonesia akan
pada tahun 2015. menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan
berkarakter. Dengan kesehatan, kecerdasan, dan
ProGAS merupakan salah satu bentuk intervensi karakter, mereka kelak akan mampu bersaing
Kemendikbud untuk menjawab permasalahan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. (*)
banyaknya anak-anak sekolah yang tidak

Edisi XVI/Oktober 2017 5


FOKUS

Peningkatan Kualitas
Gizi Anak Sejak Dini
Siswa menjadi subjek penting dalam proses pembelajaran di sekolah.
Tanpa asupan gizi yang baik, anak tidak maksimal dalam menyerap
materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Menyadari
pentingnya nutrisi pada anak, pemerintah sejak 1997 memulai
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Program
tersebut kemudian dilanjutkan dengan Program Gizi Anak Sekolah
(Progas) yang diluncurkan pertama kali pada 2016 hingga saat ini.

SEJUMLAH penelitian menyebut, sebelumnya dengan meningkatkan


anak dengan status kesehatan yang partisipasi masyarakat dalam
baik berpengaruh baik pula pada penyediaan makan berupa
penyerapan materi pembelajaran di kudapan dari bahan pangan lokal
sekolah. Sayangnya, status gizi melalui pemberdayaan masyarakat.
sebagian anak-anak Indonesia
masih rendah. Pemerintah yang saat Tahun 2016, upaya peningkatan
itu tengah gencar-gencarnya kualitas gizi dan kesehatan siswa ini
melaksanakan program Wajib kemudian dilanjutkan dengan
Belajar 9 Tahun, perlu didukung program yang lebih komprehensif.
dengan peningkatan gizi dan Program ini menggabungkan
kesehatan siswa. pemberian sarapan sehat serta
pendidikan gizi dan karakter agar
Melalui Instruksi Presiden Nomor 1 sarapan sehat menjadi suatu
Tahun 1997, Program Makanan kebiasaan bagi siswa sebelum
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) mengikuti kegiatan belajar di
akhirnya dicanangkan. Program ini sekolah. Hal ini dilakukan untuk
dilaksanakan dengan nama mewujudkan siswa sehat berprestasi
“Pemberian Makanan Tambahan sebagai generasi penerus bangsa.
bagi Anak Sekolah”yang Program itu diberi nama Program
berlangsung hingga tahun 2000. Gizi Anak Sekolah atau Progas.
Program ini tidak berlanjut di
seluruh daerah sebagaimana yang Progas diluncurkan dengan tujuan
diharapkan, hanya beberapa daerah untuk meningkatkan kualitas
yang melaksanakan program ini pendidikan dan prestasi belajar
secara mandiri. peserta didik melalui pemberian
pendidikan gizi, peningkatan asupan
Pada tahun 2010 dan 2011 program gizi melalui sarapan sehat dan
Pemberian Makanan Tambahan Anak pendidikan karakter. Pendidikan
Sekolah berubah menjadi Penyediaan karakter diberikan agar siswa
Makanan Tambahan Anak Sekolah mempunyai perilaku, serta budaya
dalam bentuk kudapan yang hidup bersih dan sehat untuk
dilaksanakan di 27 kabupaten pada 27 membentuk karakter insan Indonesia
provinsi. Program ini merupakan yang tangguh dan berdaya saing. (*)
pemantapan program

6 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

Pentingnya Edukasi
tentang Gizi untuk Anak

Mengenalkan manfaat gizi penting bagi anak-anak agar mereka


mengetahui kandungan yang terdapat dalam makanan.
Memvariasikan beragam jenis makanan pada menu sarapan,
makan siang, dan makan malam setiap harinya juga penting agar
menjaga gizi seimbang anak. Kandungan makanan dengan gizi
seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh anak dalam
berkarya dan beraktivitas.

A nak sekolah mengalami


pertumbuhan fisik,
makanan sehari-hari dan atau disertai
dengan penyakit infeksi, sehingga tidak
kecerdasan, mental, terpenuhinya Angka Kecukupan Gizi
dan emosional yang (AKG).
sangat cepat. Makanan
yang mengandung unsur gizi sangat Pencegahan masalah gizi pada anak usia
diperlukan untuk proses tumbuh sekolah perlu dilakukan untuk menjaga
kembang. Dengan mengonsumsi anak tetap sehat, berprestasi di sekolah,
makanan yang cukup gizi secara teratur, dan menjadi agen perubahan perilaku
anak akan tumbuh sehat sehingga sehat bagi keluarga dan masyarakat.
mampu mencapai prestasi belajar yang Orangtua, guru, dan pengelola sekolah
tinggi. lainnya memiliki peran dalam pencegahan
masalah gizi pada anak ini.
Di Indonesia, masalah gizi pada anak
usia sekolah terjadi karena kurangnya Terdapat empat pilar gizi seimbang
zat gizi tingkat berat. Hal ini disebabkan yang perlu diberikan kepada anak-anak
rendahnya konsumsi energi sekolah, yaitu mengonsumsi aneka
(karbohidrat, protein, dan lemak) dalam ragam pangan, membiasakan perilaku

Biasakan konsumsi
Biasakan makan ikan dan sumber
tiga kali sehari. protein lainnya.
Sarapan penting!

Perbanyak konsumsi
sayuran dan cukup
Biasakan bawa buah-buahan.
bekal makanan
dan air putih dari Pesan Khusus
rumah. Gizi Seimbang
Biasakan menyikat gigi
untuk sekurang-kurangnya
dua kali sehari setelah
Batasi konsumsi Anak Sekolah makan pagi dan
makanan cepat saji, sebelum tidur.
jajanan, dan makanan
selingan yang manis,
asin, dan berlemak.

Hindari Merokok

Edisi XVI/Oktober 2017 7


FOKUS

hidup sehat, melakukan aktivitas fisik, tubuh berkurang.


dan memantau berat badan secara
teratur. Mengapa makanan harus Hal lain yang tidak kalah penting
beraneka ragam?, karena tidak ada adalah melakukan aktivitas fisik.
satupun jenis makanan yang Aktivitas fisik mampu meningkatkan
mengandung semua jenis zat gizi yang kebugaran, mencegah kelebihan berat
dibutuhkan tubuh untuk menjamin badan, meningkatkan fungsi jantung,
pertumbuhan dan mempertahankan paru, dan otot. Salah satu penyebab
kesehatan, kecuali Air Susu Ibu (ASI). masalah kelebihan gizi adalah adanya
ketidakseimbangan antara asupan
Membiasakan perilaku hidup bersih juga makanan dan aktivitas fisik.
penting dalam menjaga kesehatan anak.
Dengan hidup bersih, tubuh akan terhindari Aktivitas fisik tidak harus selalu berupa
dari penyakit infeksi atau menular. Penyakit olahraga. Dengan melakukan aktivitas
infeksi dan status gizi memiliki hubungan fisik secara rutin, kita dapat
yang saling mempengaruhi. Seseorang menyeimbangkan antara pemasukan
yang terkena penyakit infeksi akan dengan pengeluaran zat gizi sehingga
mengalami penurunan nafsu makan dapat memperlancar sistem
sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang metabolisme tubuh dan mencegah
masuk ke dalam terjadinya kegemukan atau obesitas. (*)

Mengapa Prevalensi kurang makan sayur dan buah


Sarapan Penting pada kelompok umur 10-14 tahun
Bagi Anak Sekolah?
93,6%
Lambung telah kosong
selama 8 jam sejak Konsumsi makanan
malam hari.
tertentu pada penduduk
Sarapan sebagai
sumber energi anak usia 10-14 tahun:
selama di sekolah.
Bumbu penyedap 75,7%
Dengan sarapan, otak
mendapat energi. Makanan dan minuman manis

Dengan sarapan,
63,1% Makanan asin 24,4%
anak menjadi lebih
konsentrasi.
Berkafein 16,3%

Berlemak 13,5%

Diawetkan 8,6%
Badan lemas, mengantuk,
pusing tidak dapat Bagaimana Dipanggang 5,6%
mengikuti pelajaran dengan
baik prestasi menurun. jika anak tidak
Jika terus berlanjut akan Jeroan 2,1%
menimbulkan masalah gizi, sarapan?
seperti gizi kurang dan Frekuensi konsumsi
anemia.
produk mi ≥ 1 kali per
hari 15,4%

Proporsi aktivitas fisik kurang


pada kelompok ini sebesar

49,6%
Sumber: Riset Kesehatan Dasar, 2013

8 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

Pendidikan dan Pembangunan


Bangsa Bebas dari Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari
kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan
terhadap penyakit, menurunkan produktivitas dan menghambat
pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan kemiskinan dan
ketimpangan. Pemerintah telah menegaskan untuk menangani
masalah stunting melalui koordinasi lintas kementerian/lembaga.

K ekurangan gizi pada

kasus stunting terjadi


adalah sebuah organisasi global
bergengsi yang mengamati kompetensi
sejak bayi di dalam pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
kandungan dan pada termasuk Indonesia, dalam bidang
masa awal setelah anak membaca, matematika, dan sains.
lahir, atau dalam 1.000 hari pertama
dalam kehidupan. Tetapi stunting baru
nampak setelah anak berusia dua tahun. Pengalaman dan bukti internasional
Stunting dapat berdampak pada tingkat yang diolah dari laporan World Bank
kecerdasan, kerentanan terhadap Investing in Early Years Brief tahun
penyakit, dan penurunan produktivitas. 2016 menunjukkan bahwa masalah
anak kerdil (stunting) juga dapat
Pada anak dengan pertumbuhan normal, menghambat pertumbuhan ekonomi
sel otaknya berkembang baik dengan dan produktivitas pasar kerja, dengan
cabang yang panjang. Pada anak potensi kehilangan 11 persen GDP
stunting, sel otaknya berkembang (Gross Domestic Product), serta
terbatas, bercabang tidak normal, dan mengurangi pendapatan pekerja
memiliki cabang yang lebih pendek dewasa hingga 20 persen. Masalah
daripada anak normal. Hal ini stunting juga memperburuk
berpengaruh terhadap tingkat kesenjangan karena mengurangi 10
kecerdasan anak. persen dari total pendapatan seumur
hidup, sehingga menciptakan
Pada tahun 2012, OECD PISA kemiskinan antargenerasi.
mengeluarkan hasil risetnya tentang
tingkat kecerdasan anak Indonesia. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan
Asesmen yang dilakukan OECD PISA itu Dasar (Riskesdas) Kementerian
memperlihatkan bahwa tingkat Kesehatan tahun 2013, sekitar 37
kecerdasan anak Indonesia berada di persen atau kurang lebih sembilan juta
urutan 64 terendah dari 65 negara. anak balita di Indonesia mengalami
Posisi itu bahkan menjadikan Indonesia masalah stunting. Anak-anak dengan
berada di bawah negara ASEAN lainnya, masalah stunting ini tersebar di seluruh
seperti Malaysia (urutan ke-52), Thailand wilayah Indonesia dan lintas kelompok
(urutan ke-50), dan Vietnam (urutan ke- pendapatan.
17). OECD PISA (Organization for
Economic Cooperation and Development Saat ini Indonesia menjadi salah
– Programme for International Student satu negara dengan prevalensi
Assessment) stunting yang cukup tinggi
dibandingkan dengan negara-

Edisi XVI/Oktober 2017 9


FOKUS

negara berpendapatan menengah pusat, pemerintah daerah, dunia


lainnya. Indonesia sendiri berada pada usaha/industri, dan masyarakat umum.
kelompok negara-negara dengan Presiden dan Wakil Presiden pun
kondisi stunting terburuk dengan kasus berkomitmen untuk memimpin langsung
stunting pada balita dan anemia pada upaya penanganan stunting agar
perempuan dewasa (WRA/Women of penurunan prevalensi stunting dapat
Reproductive Age), bersama 47 negara dipercepat dan dapat terjadi secara
lainnya, antara lain Angola, Ghana, merata di seluruh wilayah Indonesia.
Haiti, Malawi, Nepal, dan Timor Leste.
Situasi ini jika tidak segera ditangani
akan memengaruhi kinerja Secara umum, ada dua jenis intervensi
pembangunan Indonesia, baik yang yang dilakukan pemerintah untuk
menyangkut pertumbuhan ekonomi, menangani masalah stunting, yaitu
kemiskinan, dan ketimpangan. Intervensi Gizi Spesifik (berkontribusi 30
persen) dan Intervensi Gizi Sensitif
(berkontribusi 70 persen). Intervensi Gizi
Stunting disebabkan oleh faktor Spesifik adalah intervensi yang ditujukan
multidimensi, yaitu praktik pengasuhan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama
yang tidak baik, terbatasnya layanan Kehidupan (HPK). Kegiatan ini
kesehatan dan pembelajaran dini yang umumnya dilakukan oleh sektor
berkualitas, kurangnya akses ke kesehatan.
makanan bergizi, serta kurangnya akses
ke air bersih dan sanitasi.
Intervensi spesifik bersifat jangka
pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
Penanganan anak kerdil (stunting) waktu relatif pendek. Intervensi Gizi
Foto: memerlukan koordinasi antarsektor Sensitif adalah intervensi yang
Dokumentasi Lomba
Foto Pendidikan Tahun
dan melibatkan berbagai pemangku ditujukan melalui berbagai kegiatan
2011 Kategori Pelajar kepentingan seperti pemerintah pembangunan di luar sektor

10 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

kesehatan. Sasarannya adalah Keamanan Pangan, Nutrigenomics


masyarakat umum, dan tidak khusus dan Nutrigenetics, Gizi dan Penyakit,
untuk 1.000 hari pertama kehidupan. Kebijakan dan Program Gizi, serta
Praktik Baik dalam Pengukuran Status
Intervensi Gizi Spesifik menyasar pada Gizi.
tiga target sasaran, yaitu ibu hamil, ibu
menyusui dan anak usia 0-6 bulan, dan Selain para peneliti dari SEAMEO
ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan. RECFON, beberapa pakar pendidikan
Beberapa hal yang dilakukan pemerintah gizi di Asia Tenggara hadir untuk
melalui Kementerian Kesehatan antara bertukar pengetahuan dan pengalaman
lain memberikan makanan tambahan seperti Dr. Rani Samugram (Singapore
pada ibu hamil untuk mengatasai Health Promotion Board), Prof. Corazon
kekurangan energi dan protein kronis, Barba (UPLB-Filipina), dan Dr. Siti
mendorong inisiasi menyusui dini (IMD) Rohaiza (Universiti Brunei Darussalam).
dan pemberian ASI eksklusif, serta Seminar ini dihadiri oleh akademisi,
mendorong penerusan pemberian ASI peneliti, kalangan pemerintah dari
hingga usia 23 bulan didampingi oleh berbagai kementerian terkait, LSM,
pemberian makanan pendamping ASI sektor swasta, alumni, dan media, serta
(MP-ASI). para pakar dari Australia, Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, and Singapura.
Intervensi Gizi Sensitif antara lain
dilakukan dengan menyediakan dan Di tingkat sekolah, Direktorat Jenderal
memastikan akses pada air bersih dan Pendidikan Dasar dan Menengah
sanitasi, memberikan pendidikan (Dikdasmen) Kemendikbud memiliki
pengasuhan pada orang tua, Program Gizi Anak Sekolah (progas).
memberikan pendidikan gizi masyarakat, Progas merupakan salah satu bentuk
memberikan edukasi kesehatan seksual intervensi Kemendikbud untuk
dan reproduksi serta gizi pada remaja, menjawab permasalahan banyaknya
dan menyediakan bantuan dan jaminan anak-anak sekolah yang tidak
sosial bagi keluarga miskin. mendapatkan asupan sarapan yang
memadai. Kurangnya asupan sarapan
Di tingkat regional ASEAN, Kementerian anak berdampak pada status gizi buruk,
Pendidikan dan Kebudayaan sehingga konsentrasi belajar menurun,
(Kemendikbud) menjalankan program dan ketahanan fisik menurun, dan
nutrisi dan kesehatan bagi anak dan menyebabkan kualitas belajar juga anak
sekolah Indonesia melalui SEAMEO menurun.
REFCON. Southeast Asian Ministers
of Education Organization Regional Pada tahun 2016 telah dilaksanakan
Centre for Food and Nutrition (SEAMEO progas di empat kabupaten, yaitu
REFCON) adalah pusat pengembangan Kabupaten Belu, Kota Kupang,
sumber daya manusia di bidang pangan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan
dan gizi di tingkat Asia Tenggara atau Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil
ASEAN, yang berlokasi di Jakarta. evaluasi pada progas 2016, terjadi
peningkatan kualitas belajar dan fisik
Selama tiga tahun terakhir, SEAMEO anak. Progas tahun 2017 menyasar
REFCON mengamati fenomena 100.000 siswa sekolah dasar dari
masalah gizi pada anak-anak. Hasil- 563 sekolah di 11 kabupaten pada lima
hasil penelitian terkait dengan gizi anak provinsi, yaitu Banten, Nusa Tenggara
sekolah, gizi ibu dan anak, serta Timur (NTT), Maluku, Papua Barat,
transisi gizi dipresentasikan pada ajang dan Papua. (*)
diseminasi hasil riset yang berskala
regional pada tanggal 9 Agustus 2017.
Sebanyak 75 studi yang masuk dalam
lima kelompok studi telah dilakukan
selama periode tahun 2014-2016. Lima
kelompok studi tersebut adalah

Edisi XVI/Oktober 2017 11


FOKUS

Gizi dan Nutrisi Anak Usia Dini


Pemerintah Bantu Pemberian
Makanan Sehat untuk Daerah 3T

Perkembangan optimal otak manusia terjadi di usia dini. Perkembangan


otak dapat optimal apabila anak mendapatkan rangsangan pendidikan,
kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan
kesejahteraan secara utuh. Gizi telah terbukti merupakan salah satu
faktor penting yang berpengaruh dalam pembangunan dan pembentukan
kualitas sumber daya manusia.

H asil Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) tahun 2013
secara nasional
sehat bagi anak-anak usia dini di satuan
PAUD. Pemberian makanan sehat ini
berbasis makanan lokal yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak
menunjukkan prevalensi
balita gizi buruk dan untuk membantu meningkatkan
kurang di Indonesia mencapai 19,6 pertumbuhan kesehatan anak usia dini.
persen. Angka tersebut meningkat
dibandingkan dengan data Riskesdas Program ini setidaknya memiliki empat
2010 sebesar 17,9 persen dan tujuan, yaitu meningkatkan kesehatan
Riskesdas 2007 sebesar 18,4 persen. dan perkembangan kecerdasan peserta
Kondisi ini memprihatinkan. Diperlukan didik di satuan PAUD maupun satuan
intervensi dari seluruh pihak agar hal ini pendidikan nonformal (PNF) yang
tidak berkelanjutan. menyelenggarakan program PAUD,
membiasakan anak mengonsumsi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak makanan sehat dan seimbang,
Usia Dini (PAUD) menyelenggarakan membiasakan anak berperilaku sesuai
program bantuan pemberian makanan tata aturan dan norma saat makan, dan

12 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

meningkatkan pelibatan orangtua serta sebesar Rp 15 juta untuk masing-masing


masyarakat dalam penyiapan makanan satuan PAUD atau satuan PNF yang
sehat bagi anak usia dini. menyelenggarakan program PAUD.

Bantuan pemberian makan sehat Dana yang diberikan digunakan


merupakan program stimulan bagi untuk tiga hal, yaitu pembelian bahan
pemerintah daerah dan masyarakat makanan/makanan lokal, obat/vitamin
dalam rangka meningkatkan layanan bagi peserta didik, dan kebutuhan
PAUD holistik-integratif serta sebagai lainnya. Proposal pengajuan bantuan
inisiasi dan hanya diberikan sekali. Untuk disampaikan oleh Dinas Pendidikan
tahun 2017 ini, jumlah satuan PAUD atau Kabupaten/Kota dengan disertai
satuan PNF yang dibantu sebanyak pengantar dari kepala dinas pendidikan
100 lembaga. Bantuan Pemberian kabupaten/kota setempat. (*)
Makanan Sehat tahun 2017 berupa uang

Budaya Mencuci Tangan


SUNGGUH penting sifatnya menanamkan budaya mencuci tangan yang benar kepada anak sejak usia
dini. Bukan hanya dengan air, mencuci tangan yang benar adalah dengan sabun dan air mengalir. Saat-
saat penting yang mengharuskan cuci tangan:

Sebelum Setelah buang air Setelah Setelah Setelah batuk, Setiap kali
makan besar dan buang bermain memegang bersin, atau tangan
air kecil hewan membuang lendir terlihat
dari hidung kotor

7 Langkah Cuci Tangan yang Benar:

2 3 4
1

Basahi kedua Gosok juga Jangan lupa Bersihkan ujung jari


telapak tangan punggung sela-sela jari. secara bergantian dengan
hingga tangan kanan mengatupkan telapan
pertengahan dan kiri. tangan.
lengan memakai
air bersih. Ambil
sabun, gosok 5 6 7
kedua telapan
tangan.

Gosok dan putar Letakkan ujung jari ke Bersihkan dengan air bersih
kedua ibu jari secara telapak tangan kemudian yang mengalir dan
bergantian. gosok perlahan, secara keringkan menggunakan
bergantian. handuk kering atau tisu.

Edisi XVI/Oktober 2017 13


FOKUS

Program Gizi Anak Sekolah


untuk Generasi Sehat, Cerdas,
Produktif, dan Kompetitif

Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat


kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Guna
mencapai kemajuan tersebut, pemerintah menuangkan cita-
cita ini di Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

P asal 3 UU ini menjelaskan

bahwa tujuan pendidikan


Dalam program gizi sensitif, yang dapat
dilakukan adalah dengan mengenalkan
nasional adalah perilaku hidup sehat dan bersih kepada
mengembangkan potensi siswa. Fokus kegiatannya adalah pada
peserta didik agar perubahan perilaku kesehatan dan hidup
menjadi manusia yang beriman dan bersih, terutama akses terhadap air dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha lingkungan yang bersih.
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Namun demikian, untuk wilayah yang
warga negara yang demokratis serta memiliki tingkat stuntingnya tinggi,
bertanggung jawab. Kemendikbud melakukan intervensi
pemberian asupan makanan kepada
Hal ini sesuai Undang-undang Nomor 17 siswa SD melalui Program Gizi Anak
Tahun 2007 tentang Rencana Sekolah (ProGAS) sejak 2016. Program
Pembangunan Jangka Panjang Nasional ini merupakan intervensi pemberian
(RPJPN) 2005-2025 yang menetapkan asupan gizi kepada anak usia 4-12
pendidikan sebagai salah satu prioritas tahun yang merupakan anak usia
pembangunan nasional. Pemenuhan gizi, sekolah dasar dan terindikasi
perilaku hidup bersih dan sehat dapat mengalami defisit asupan gizi, protein
dicapai melalui pendidikan dan memiliki kebiasaan makan kurang
gizi, perbaikan konsumsi pangan dari tiga kali sehari. Target lainnya
dan Penguatan Pendidikan Karakter. adalah anak-anak yang tidak sarapan
saat berangkat sekolah dan tinggal di
Salah satu konsentrasi pemerintah wilayah termasuk dalam kategori
terhadap pembentukan generasi bangsa rentan/rawan pangan berdasarkan
yang kuat adalah dengan menurunkan pemetaan yang telah dilaksanakan oleh
prevalensi stunting di kalangan siswa. Kementerian/ Lembaga yang kompeten.
Menurut rencana pembangunan jangka
menengah (RPJM) 2015-2019, Untuk meraih tujuan tersebut, pendidikan
penurunan prevalensi stunting adalah 28 karakter harus dikenalkan dan
persen pada 2019. Untuk itu, di dibiasakan sejak dini baik di rumah
pendidikan dasar terdapat beberapa melalui keteladanan orang tua, maupun
program yang dilakukan untuk di sekolah melalui keteladanan guru.
mendukung rencana tersebut, salah Beberapa kebiasaan baik yang
satunya adalah Program Gizi Sensitif. dikembangkan di sekolah, terutama
pendidikan dasar (SD dan SMP) adalah

14 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

Sekelumit Informasi tentang ProGAS

Sekolah yang menerima bantuan ProGAS


merupakan sekolah yang masih aktif
beroperasi, memiliki NPSN, dan izin
operasional bagi sekolah swasta. Dengan
demikian, sekolah ini wajib memiliki kepala
Pendidikan gizi kepada peserta didik
sekolah yang definitif yang dibuktikan
dilakukan bersamaan dengan pemberian
dengan surat keputusan yang masih berlaku
sarapan, selama 15-30 menit sebelum
dari pejabat yang berwenang atau badan
pelajaran dimulai. Selain itu, dapat pula
penyelenggara pendidikan. Sekolah juga
diintegrasikan dengan mata pelajaran terkait
harus memiliki komite sekolah dan rekening
dengan memasukkan pesan-pesan terkait
bank atas nama sekolah.
pendidikan gizi. Peserta didik juga dapat
dikenalkan pada kegiatan pengenalan gizi
melalui ekstrakurikuler seperti pramuka, olah
raga, seni, dokter kecil, dan inspektur cilik.

Melalui pendidikan gizi semacam ini, peserta didik juga


mendapat materi penguatan pendidikan karakter (PPK).
PPK ini memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

Beberapa contoh dari pelaksanaan PPK di ProGAS


adalah menanamkan budaya kejujuran dengan tidak
mengambil hak orang lain, menanamkan budaya
mencintai tanah air dengan mencintai produk dan
makanan lokal, menghargai petani, peternak, dan
nelayan, menanamkan budaya bersyukur dengan
berdoa sebelum dan sesudah makan, menerima dan
menyukai makanan yang disajikan, serta nilai-nilai lain
yang bermanfaat.

Edisi XVI/Oktober 2017 15


FOKUS

mencuci tangan, budaya antre, berdoa merupakan kabupaten masuk dalam peta
sebelum dan sesudah makan, tertib wilayah rawan pangan dan Banten.
pada saat makan, mencintai makanan Sebelum ProGAS, Kemendikbud telah
lokal, membantu menyiapkan dan melaksanakan program Pemberian
membereskan makanan, mengambil Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah
secukupnya dan tidak menyisakan (PMT-AS).
makanan, menyikat gigi, merawat
kuku agar tetap pendek dan bersih, Program ini tidak berlanjut di seluruh
serta menjaga kebersihan lingkungan. daerah sebagaimana yang diharapkan,
hanya beberapa daerah yang
Dengan pendidikan karakter yang melaksanakan PMTAS secara mandiri.
ditanamkan melalui kebiasaan- pada 2010 dan 2011, Pemberian Makanan
kebiasaan baik ini diharapkan dapat Tambahan Anak Sekolah berubah menjadi
meningkatkan kemampuan emosional, Penyediaan Makanan Tambahan Anak
sosial dan fisik, yang siap untuk belajar, Sekolah dalam bentuk kudapan, di 27
berinovasi dan berkompetisi. Dengan Kabupaten pada 27 provinsi.
peningkatan kemampuan untuk bersaing
ini, siswa nantinya dapat meningkatkan Program pemberian sarapan ini
taraf kesejahteraan hidupnya dan dilanjutkan hingga 2017, karena dari
menurunkan kesenjangan. evaluasi yang dilakukan program ini
memberi manfaat sebagaimana
Pada 2016, ProGAS menyasar pada yang diharapkan dalam tujuan
38.448 siswa SD di Provinsi NTT yang kegiatan ProGAS. Di 2017, ProGAS
diberikan

LIMA PROVINSI BESERTA KABUPATENNYA


YANG TERMASUK DALAM

ProGAS
2017
Nusa Tenggara Timur
Belu, Timur Tengah
Selatan, Manggarai Barat

BANTEN
Tangerang
16 Edisi XVI/Oktober 2017
FOKUS

kepada 100.000 siswa di 11 kabupaten Efek jangka panjangnya, siswa lebih


pada lima provinsi yang termasuk dalam paham tentang pengetahuan, sikap,
peta kerawanan pangan nasional yang dan praktik gizi seimbang yang
dibuat oleh Badan Ketahanan Pangan, meningkatkan ketahanan fisik peserta
Kementerian Pertanian dan World Food didik dalam mengikuti pembelajaran.
Program (WFP), kecuali Kabupaten Dengan kata lain, ProGAS diharapkan
Tangerang (4 sekolah) yang kondisinya dapat meningkatkan ketahanan
tidak berbeda jauh dengan sekolah di jasmani peserta didik dan
kabupaten yang dipilih lainnya. meningkatkan kecintaan mereka
terhadap pangan lokal.
Bantuan ProGAS 2017 dilaksanakan
dengan rencana penyediaan sarapan Dari sisi masyarakat, ProGAS
untuk 120 hari makan anak (HMA) yang mendorong meningkatnya partisipas
pengaturannya diserahkan kepada masyarakat dalam penyediaan dan
masing-masing sekolah penerima pemanfaatan keanekaragaman pangan
bantuan. Ketentuan pemberian sarapan lokal sebagai bahan baku. Dengan
ini adalah sejumlah 3-4 kali seminggu meningkatnya penggunaan pangan
pada hari sekolah. lokal, diharapkan akan berdampak pada
peningkatan pendapatan masyarakat
Dari ProGAS ini diharapkan dapat setempat. (*)
meningkatkan asupan gizi peserta
didik melalui penyediaan konsumsi
pangan dengan prinsip gizi seimbang.

MALUKU
Maluku Tenggara

PAPUA BARAT
Manokwari, Manokwari Selatan,
Sorong, Sorong Selatan

PAPUA
Keerom,
Jayapura
Edisi XVI/Oktober 2017 17
FOKUS

Pendidikan Gizi Bagi Remaja


untuk Calon Ibu Sehat

Sebagai calon ibu saat dewasa kelak, remaja putri sebaiknya memiliki
kualitas kesehatan yang baik. Ibu hamil yang kurang gizi dan menderita
anemia akan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), selain itu juga meningkatkan risiko kematian
ibu. Sejak remaja, calon ibu perlu diberikan pengetahuan gizi, agar kelak
tidak melahirkan bayi dengan risiko menjadi anak stunting (pendek).

A nak yang lahir dari ibu


saat kanak-kanak dan
remaja mengalami
yang
Jika keadaan ini berlanjut dan remaja
tersebut kurang mendapatkan
perawatan kesehatan dan asupan gizi
yang memadai, maka saat remaja putri
stunting, berpotensi
menjadi anak stunting menjadi ibu atau mengalami kehamilan
juga. Kondisi ini terjadi karena anak akan meningkatkan risiko untuk
yang pendek ini akan berkembang mengalami komplikasi kehamilan dan
menjadi remaja yang pendek. Ia persalinan, dan seterusnya. Kondisi
memiliki kemampuan fisik dan masa tersebut akan berulang seperti
otot yang kurang, serta berpotensi lingkaran yang tak berujung. Kondisi ini
mempunyai performa akademik yang merupakan kondisi yang berkaitan satu
tidak memadai. sama lain yang dikenal dengan istilah
“gizi daur hidup”.

GIZI DAUR HIDUP Angka kematian lebih tinggi


Perkembangan mental terganggu
Resiko penyakit kronis masa dewasa

BAYI Tidak cukup kejar tumbuh


Berat Lahir
Rendah Pemberian makan kurang
Kemampuan merawat
Sering terserang infeksi
anak menurun
Pangan, kesehatan dan
perawatan tidak cukup
ORANG
TUA Gizi janin tidak
ANAK Kemampuan
cukup Stunting mental menurun

Pangan,
kesehatan dan
perawatan
tidak cukup Pangan, kesehatan dan
perawatan tidak cukup

WANITA REMAJA
Gizi Kurang Stunting

HAMIL
Pertumbuhan Kemampuan sik dan
Berat Badan masa otot berkurang
Kematian ibu
lebih tinggi Rendah
Pangan, kesehatan dan
perawatan tidak cukup

18 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS di sekolah
menengah (SMP
dan SMA/
sederajat).

Pedoman Gizi Seimbang Pendidikan ini


dapat disampaikan
(PGS) 2014 melalui metode-
metode
1 Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan pembelajaran

2 Banyak makan sayuran dan cukup buah-


buahan
3 Biasakan konsumsi anekaragam makanan
pokok
4 Biasakan konsumsi lauk pauk yang berprotein
tinggi
5 Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan
berlemak
6 Biasakan sarapan

7 Biasakan minum air putih yang cukup dan


aman
8 Biasakan membaca label pada kemasan
pangan
9 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir
10 Lakukan aktivitas fisik cukup dan
pertahankan Berat Badan Normal

*Pedoman Gizi Seimbang


(PGS) 2014 merupakan
pedoman diet resmi dari
Kementerian Kesehatan terbaru
menggantikan Pedoman Umum
Gizi Seimbang dan atau 4
Sehat 5 Sempurna.

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013


menyebut, sekitar 37 persen atau kurang
lebih 9 juta anak balita di Indonesia
mengalami masalah stunting. Saat ini,
Indonesia merupakan salah satu negara
dengan prevalensi stunting yang cukup
tinggi dibandingkan dengan negara-
negara berpendapatan menengah
lainnya. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan
karena akan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan
ketimpangan lainnya.

Anak dengan kondisi stunting


sebenarnya tidak dapat diperbaiki
secara signifikan, meski dilakukan
upaya-upaya perbaikan gizi. Itulah
sebabnya, pencegahan terhadap
lahirnya bayi yang berpotensi menjadi
anak stunting diperlukan, melalui
pemberian edukasi dan pembiasaan
gaya hidup sehat kepada peserta didik
Persiapan ini penting karena remaja putri
kelak akan menjadi calon ibu yang
melahirkan bayi. Kesehatan bayi selama
dalam kandungan sangat dipengaruhi
oleh kesehatan ibu sejak remaja. Jika
yang relevan bagi anak seusia mereka, baik melalui ingin melahirkan bayi sehat dan kelak
pendidikan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, agar menjadi generasi penerus bangsa yang
tercapai kesinambungan proses pembelajaran sehingga membanggakan, sejak remaja calon ibu
status gizi ideal dapat tercapai. Jika perbaikan status gizi harus membiasakan mengonsumsi
baru dilakukan di saat dewasa, maka hal ini sudah sangat makanan bergizi untuk mencegah
terlambat. Status gizi ideal sangatlah diperlukan utamanya anemia, masalah gizi yang paling sering
bagi remaja putri yang saat dewasa kelak akan menjalani dijumpai pada remaja.
peran sebagai ibu. Untuk remaja laki-laki, pentingnya
menjaga status gizi ideal juga berdampak pada status Masalah lainnya yang kerap dijumpai
kesehatan di masa dewasa kelak. kaum remaja adalah obesitas. Untuk itu
perlu bagi remaja untuk aktif melakukan
Masalah Kesehatan Remaja aktivitas fisik yang berguna untuk
Permasalahan seputar gizi dan kesehatan pada remaja membakar kelebihan kalori. Membatasi
tidak dapat dianggap remeh, karena dampaknya diri mengonsumsi pangan manis,
berpengaruh hingga jangka panjang. Pertumbuhan pada asin, berlemak, juga sangat berperan
masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar mencegah obesitas. Dengan menjaga
tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena kesehatan sejak remaja, kelak saat
nutrisi dan pertumbuhan merupakan hubungan integral. menjadi ibu akan melahirkan bayi
Khusus pada remaja putri, perhatian harus lebih sehat dan berkualitas. Gambaran
ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah. bangsa di masa depan dapat terlihat
dari kondisi remajanya saat ini. (*)

Edisi XVI/Oktober 2017 19


FOKUS

Pesan untuk Orangtua


Perhatikan Gizi Anak Agar Tidak Stunting

Sebuah kebahagian bagi orangtua apabila memiliki anak yang tumbuh


sehat, cerdas, kreatif, dan produktif di masa mendatang. Dibekali dengan
pendidikan yang berkualitas, anak-anak tersebut berpeluang besar meraih
kesuksesan untuk membangun bangsa ini ke depan, minimal mereka
sukses bagi dirinya sendiri dan keluarganya.

S ebaliknya, jika anak terlahir


tumbuh dalam situasi
dan

kekurangan gizi kronis dan


Para orangtua khususnya ibu perlu
mengetahui kesehatan serta gizi
sebelum dan pada masa kehamilannya.
Semasa kehamilan seorang ibu
kemungkinan besar mereka
akan menderita kerdil atau memerlukan tambahan energi, protein,
gagal tumbuh. Maka dari itu, orangtua zat besi, asam folat, dan yodium agar
perlu memerhatikan gizi anaknya gizi bayi dalam kandungannya
mulai sejak di dalam kandungan tercukupi. Mereka juga perlu menjaga
hingga setelah anak itu lahir dan tubuh agar terhindar dari cacingan dan
dalam masa pertumbuhannya. malaria sehingga bayi tumbuh sehat di
dalam kandungan.
Wakil Presiden (Wapres) Republik
Indonesia M. Jusuf Kalla menyampaikan, Setelah anak lahir, sebaiknya seorang
saat ini Indonesia merupakan salah satu ibu berinisiasi untuk menyusui dini
negara dengan prevalensi terutama melalui pemberian air susu ibu
anak kerdil (stunting) yang cukup tinggi (ASI) jolong atau kolostrum yang
dibandingkan negara-negara mengandung banyak gizi dan zat-zat
berpendapatan menengah lainnya. pertahanan tubuh. Selanjutnya, seorang
Sekitar 9 juta anak Indonesia ibu juga sebaiknya memberikan ASI
mengalami stunting. Kekurangan gizi eksklusif sejak anak berusia 0 hingga 6
kronis yang terjadi sejak bayi dalam bulan sejak kelahirannya bahkan hingga
kandungan hingga berusia dua tahun. bayi tersebut berusia 23 bulan.

“Periode 1.000 hari pertama kehidupan Hal tersebut berguna agar bayi memiliki
seyogyanya mendapat perhatian sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat,
khusus karena menjadi penentu tingkat perkembangan otak yang baik, berat
pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan badan ideal, tulang bayi lebih kuat, dan
produktivitas seseorang di masa mendapat limpahan kolesterol serta
depan,” ujar Wapres Jusuf Kalla mengurangi risiko terjadinya sindrom
beberapa bulan lalu. kematian mendadak saat tidur.

Bayi di bawah lima tahun (balita) Setelah bayi berusia 6 bulan, seorang
pendek (stunted) dan sangat pendek ibu sebaiknya memberikan makanan
(severely stunted) adalah balita dengan pendamping air susu ibu (MP-ASI) guna
panjang badan atau tinggi badan memperkenalkan jenis-jenis makanan
menurut umurnya dibandingkan dengan baru pada bayi. MP-ASI juga dapat
standar baku World Health mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi
Organization-Multicenter Growth yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI
Reference Study (WHO-MGRS) 2006. serta membentuk daya tahan tubuh dan
perkembangan sistem imunologis anak
terhadap makanan maupun minuman.

20 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

Pure Labu
Kuning
Bahan:
4 ptong labu kuning (labu
parang)
2-3 potong brokoli atau wortel
ASI secukupnya

Cara membuat:
1. Cuci labu dan brokoli atau
wortel sampai bersih
2. Rendam brokoli atau wortel dengan
air garam kemudian cuci kembali
3. Rebus labu. Jika sudah setengah
matang, masukkan brokoli atau
wortel dan masak hingga matang.
4. Blender labu dan brokoli kemudian
saring dan campurkan ASI secukupnya.

Bubur Jagung
dengan Pasta Tomat lengkap,
Bahan: menyediakan obat
2 sendok makan nasi tim cacing dan
½ buah jagung manis diparut suplementasi zink,
lembut ½ buah tomat dan memberikan
perlindungan
Cara membuat: terhadap malaria
1. Cuci jagung dan tomat hingga bersih serta
2. Masaklah bubur hingga matang, saat
bubur setengah matang masukkan paru-
tan jagung dan campur ke dalam bubur.
Aduk sampai matang dan saring.
3. Rebus tomat sampai matang
kemudian blender dan saring.
4. Campurkan tomat dan bubur yang telah
dibuat sebelumnya.

** Bahan baku makanan dapat disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

Selain memberikan MP-ASI, para


orangtua juga perlu melakukan
beberapa hal penting agar bayi tumbuh
sehat diantaranya memberikan imunisasi
melakukan pencegahan dan pengobatan
diare pada bayi. Air bersih dan sanitasi di
dalam rumah pun menjadi salah satu
faktor yang perlu diperhatikan orangtua
agar anak-anaknya tumbuh sehat. (*)

Edisi XVI/Oktober 2017 21


FOKUS

Tanggung Jawab Kepala Daerah


dalam Atasi Stunting

Sebanyak 100 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia


menjadi prioritas untuk intervensi pengurangan anak kerdil (stunting)
hingga tahun 2018. Pemilihan kabupaten/kota tersebut didasarkan atas
kriteria jumlah dan prevalensi balita stunting yang dibobot dengan tingkat
kemiskinan provinsi (desa-kota). Dalam hal ini, kepala daerah memiliki
tanggung jawab moral untuk mencegah dan mengatasi masalah ini guna
menghasilkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, kreatif, dan produktif di
masa mendatang.

W akil Presiden

Republik Indonesia,
M. Jusuf Kalla
mengenai kesehatan dan gizi sebelum
dan pada masa kehamilan serta setelah
ibu melahirkan. Kedua, masih
menegaskan, terbatasnya layanan kesehatan termasuk
penanganan layanan Ante Natal Care (pelayanan
stunting ini perlu koordinasi antar sector kesehatan untuk ibu selama masa
dan melibatkan berbagai pemangku kehamilan), Post Natal Care (pelayanan
kepentingan mulai dari pemerintah kesehatan untuk ibu setelah melahirkan),
pusat, pemerintah daerah, dunia usaha dan pembelajaran dini yang berkualitas.
dan dunia industri serta masyarakat dan
lainnya. “Presiden dan Wakil Presiden Faktor multidimensi lainnya adalah masih
berkomitmen untuk memimpin langsung kurangnya akses rumah tangga atau
upaya penanganan stunting agar keluarga terhadap makanan bergizi. Hal ini
penurunan prevalensi stunting dapat dikarenakan harga makanan bergizi di
dipercepat dan dapat terjadi secara Indonesia masih relatif mahal. Faktor
merata di seluruh wilayah Indonesia,” selajutnya adalah masih kurangnya akses
ujarnya beberapa bulan lalu. air bersih dan sanitasi.Satu dari lima rumah
tangga atau keluarga di Indonesia masih
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh buang air besar di ruang terbuka dan satu
pada anak balita (bayi di bawah lima dari tiga rumah tangga atau keluarga belum
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis memiliki akses terhadap air minum bersih.
sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi ini terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa Melihat kondisi tersebut pemerintah perlu
awal setelah bayi lahir, akan tetapi melakukan intervensi stunting yang
kondisi stunting baru tampak setelah terbagi menjadi dua kerangka meliputi
bayi berusia 2 tahun. Saat ini sekitar 9 intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi
juta anak Indonesia mengalami stunting sensitif. Kerangka intervensi gizi sensitif
dan Indonesia adalah negara dengan idealnya dilakukan melalui berbagai
prevalensi stunting kelima terbesar di kegiatan pembangunan di luar sektor
dunia. kesehatan dan berkontribusi pada 70
persen intervensi stunting.
Terdapat empat faktor multidimensi
penyebab stunting. Pertama, praktek Beberapa kegiatan yang dapat
pengasuhan anak yang kurang baik berkontribusi pada penurunan
termasuk kurangnya pengetahuan ibu stunting melalui intervensi gizi

22 Edisi XVI/Oktober 2017


FOKUS

sensitif diantaranya menyediakan dan jolong atau kolostrum serta mendorong


memastikan akses terhadap air besih dan pemberian ASI eksklusif.
sanitasi, melakukan fortifikasi bahan
pangan, menyediakan akses layanan Terakhir menyasar ibu menyususi dan
kesehatan dan Keluarga Berencana, anak usia 7-23 bulan melalui kegiatan
menyediakan jaminan kesehatan nasional penerusan pemberian ASI hingga anak
dan jaminan persalinan universal serta berusia 23 bulan dengan didampingi oleh
bantuan dan jaminan social pemberian makanan pendamping ASI
bagi keluarga miskin, memberikan menyediakan obat cacing, menyediakan
pendidikan pengasuhan pada orang tua suplementasi zink, melakukan fortifikasi
dan pendidikan gizi masyarakat serta zat besi ke dalam makanan, memberikan
pendidikan anak usia dini yang perlindungan terhadap malaria,
universal, dan meningkatkan ketahanan memberikan imunisasi lengkap, serta
pangan dan gizi. melakukan pencegahan dan pengobatan
diare.
Kerangka gizi spesifik ditujukan pada
anak dalam 1.000 hari pertama Pemerintah daerah perlu memperbaiki
kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada kualitas dari layanan-layanan kesehatan
penurunan stunting. Intervensi jangka yang sudah ada seperti puskesmas,
pendek ini dapat dibagi dalam tiga posyandu, pendidikan anak usia
intervensi utama yang dimulai dari masa dini, pemberian makanan tambahan, dan
kehamilan ibu hingga melahirkan. layanan lainnya terutama dalam
Sasaran pertama adalah ibu hamil memberikan dukungan kepada ibu hamil,
dengan memberikan makanan ibu menyusui dan balita pada 1.000 HPK.
tambahan untuk mengatasi keurangan
energi, protein, zat besi, asam folat, Selain itu juga dapat memberikan
yodium, dan menanggulangi cacingan insentif dari kinerja program intervensi
serta melindungi dari malaria. stunting di wilayah sasaran yang
berhasil menurunkan angka stunting di
Kedua, intervensi menyasar ibu wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan
menyusui dan anak usia 0 – 6 bulan dengan memaksimalkan pemanfaatan
dimana mendorong seorang ibu untuk dana alokasi khusus dan dana desa,
berinisiasi menyusui dini terutama serta sinergi antar bidang terkait. (*)
melalui pemberian air susu ibu (ASI)

Kontribusi Menyediakan
dan memastikan
pemerintah daerah akses terhadap Melakukan forti kasi bahan
yang dapat air bersih dan pangan, menyediakan akses
sanitasi layanan kesehatan dan
dilakukan untuk Keluarga Berencana
menurunkan
potensi stunting,
Menyediakan jaminan kesehatan nasional dan
di antaranya: jaminan persalinan universal serta bantuan
dan jaminan sosial bagi keluarga miskin

Memberikan pendidikan

pengasuhan pada orang tua


dan pendidikan gizi Meningkatkan

ketahanan
masyarakat serta pendidikan

anak usia dini yang universal pangan dan gizi

Edisi XVI/Oktober 2017 23


RESENSI

Judul : Pendidikan Kesehatan untuk


Sekolah Dasar
Pengarang : Sayoga
Tahun Terbit : 2015
Halaman : vi, 114 hlm.; 21 cm.
Bahasa : Indonesia
Jenis Cover : Soft Cover

Pendidikan
Kesehatan untuk manusia yang sehat, kuat, cerdas, terampil,

Sekolah dan disiplin.

Landasan Buku yang berisi mengenai pokok-pokok bahasan


mengenai kebersihan pribadi, lingkungan,

Pertumbuhan pengetahuan mengenai gizi, pencegahan dan


pemberantasan penyakit menular. Pokok

Generasi Cerdas bahasan tersebut terbagi menjadi 11 bab mulai


dari pemahaman terhadap kebersihan, gizi,
kesehatan gizi hingga polusi udara dan air.

M inimnya kesadaran masyarakat


akan pentingnya kesehatan
Siswa diharapkan dapat mengenal dan memahami
konsep dasar kesehatan yang dimulai dari
kebersihan diri sendiri, seperti kebersihan badan,
menyebabkan terjadi pakaian, makanan, tempat tinggal, dan sekolah.
penyebaran berbagai penyakit Melalui pemahaman tersebut diharapkan kesadaran
di masyarakat seperti akan kesehatan akan mulai terbangun dalam diri
keracunan atau penyakit lainnya. Oleh karena itu siswa SD. Apabila kesadaran itu telah terbangun
penting adanya pendidikan kesehatan sejak dini. secara otomatis akan mempengaruhi dalam
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan di kesehariannya baik dalam memperhatikan gizi
lingkungan keluarga maupun di sekolah. Pendidikan makanan hingga pencemaran polusi udara serta air.
kesehatan yang terarah sebaiknya dimulai di
sekolah dasar bahkan di taman kanak-kanak. Keunggulan buku ini adalah materi yang dibahas
rinci, padat, dan berhubungan langsung dengan
Hadirnya buku Pendidikan Kesehatan untuk Sekolah kehidupan sehari-hari sehingga pembaca dapat
Dasar karangan Dokter Sayoga diharapkan dapat melakukan penerapan secara langsung. Selain itu
menjadi panduan dalam mengajarkan hidup sehat penggunaan bahasa yang lugas dan mudah
sejak dini. Buku ini merupakan edisi keempat dengan dipahami serta disertai ilustrasi yang mendukung
penambahan materi mengenai masalah kesehatan bertujuan agar dapat dimengerti pentingnya
yang terjadi akhir-akhir ini dan cocok dibaca oleh guru, kesehatan bagi seluruh masyarakat.
orangtua murid, dan siswa.
Jika ingin mengetahui
Hal ini bertujuan agar kebiasaan hidup sehat pada informasi terkait dengan
siswa SD dapat berjalan sehingga mereka dapat buku ini dapat datang ke
menerapkan dalam kehidupan sehari serta Perpustakaan Kemendikbud
mengajak teman lainnya untuk hidup sehat. Selain atau scan QR code ini.
itu juga mereka dapat tumbuh kembang menjadi

24 Edisi XVI/Oktober 2017


INFOGRAFIS PERPUSTAKAAN

Kini anda dapat mengakses


Majalah Jendela melalui:

jendela.kemdikbud.go.id

majalah

Jendela

Dapat diakses melalui PC,


laptop, smartphone
Edisi XVI/Oktober 2017 25
KEBUDAYAAN

World Heritage Camp Indonesia,


Pelajar Lestarikan Warisan Dunia

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal


Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
mengadakan World Heritage Camp Indonesia (WHCI). WHCI
merupakan program pendidikan yang terkait dengan warisan dunia,
khususnya warisan budaya dunia Indonesia kepada generasi muda.
Program ini terinspirasi dari The UNESCO World Heritage Education
Programme yang diinisiasi oleh UNESCO tahun 1994.

W HCI 2017
mengangkat
menciptakan keberagaman budaya dan
perdamaian dunia.
tema besar
“Warisan Industri WHCI berlangsung di tiga lokasi
Membentuk Kota”. berbeda, yakni Yogyakarta, Solo, dan
Tahun ini merupakan tahun kedua Semarang pada 10-17 September
pelaksanaan WHCI yang melibatkan 2017 diikuti 40 peserta jenjang SMA dan
generasi muda khususnya pelajar dari mahasiswa. Selama kegiatan, peserta
berbagai wilayah Indonesia. Pelajar tidak mendapat mentoring tentang warisan
hanya akan mengenal dan memahami budaya yang akan menambah
tetapi juga dapat terlibat aktif dalam pengetahuan dan pengalaman mereka.
pelestarian serta mengkampanyekan Dengan pengetahuan yang diperoleh,
nilai-nilai yang terkandung dalam diharapkan peserta dapat bertukar
warisan budaya dunia Indonesia kepada pikiran, berkontribusi dalam diskusi, dan
masyarakat. Nilai-nilai itu yang akan terlibat langsung dalam upaya
26 Edisi XVI/Oktober 2017
KEBUDAYAAN

pelindungan Warisan Dunia dengan topik terlupakan mengenai kekayaan sejarah,


seputar keterancaman Warisan Dunia. budaya, tradisi dan lingkungan alam,
baik di Indonesia maupun budaya lain di
Selain itu, peserta diajak kunjungan ke luar Indonesia. Generasi muda akan
lokasi warisan budaya yang telah sadar bahwa kekayaan warisan budaya
ditentukan, workshop, praktik lapangan, terus mengalami ancaman dan
dan menyusun rekomendasi. Direktorat kehancuran akibat ulah manusia maupun
Warisan dan Diplomasi Budaya kondisi alam yang mengalami penurunan
menghadirkan ahli-ahli di bidangnya kualitas. Melalui proses pembelajaran,
sebagai narasumber workshop, antara generasi muda akan sadar dan
lain ahli warisan budaya, sejarah, menemukan cara-cara inovatif, kreatif,
perkeretaapian, industri gula, tata ruang, dan terus menerus berkontribusi
kebencanaan, dan perencanaan tata menyelamatkan warisan dunia.
ruang dan kebijakan.
Membangun Kepedulian
Setelah mendapatkan pengetahuan, Warisan Dunia
peserta diajak praktik langsung ke
lapangan. Mereka diajarkan Alumni WHCI membentuk sebuah
keterampilan dasar mengenai gerakan yang dinamakan Youth
konservasi materi warisan budaya pada Movement for World Heritage
proyek-proyek konservasi di kompleks (Yovetage) guna membangun
Candi Prambanan dan Kota Lama kepedulian, menjaga dan mendorong
Semarang. Di akhir kegiatan, mereka upaya pelestarian Warisan Dunia serta
diminta membuat rekomendasi langkah tempat-tempat bersejarah di Indonesia
aksi untuk tercapainya pelestarian kepada generasi muda. Pemerintah
warisan budaya maupun warisan dunia berharap alumni dapat berkiprah dalam
berkelanjutan kepada pemangku pergaulan regional dan internasional
kepentingan terkait. pada berbagai bentuk sesuai dengan
pengetahuan, perhatian dan kepedulian
Belajar mengenai Warisan Dunia akan terhadap Cagar Budaya khususnya
memberikan pengalaman yang tidak Warisan Budaya Dunia yang dimiliki. (*)

Edisi XVI/Oktober 2017 27


KEBUDAYAAN

Kegiatan World Heritage Camp Indonesia (WHCI) 2018


memang belum diagendakan waktunya. Namun, bagi siswa
atau mahasiswa yang tertarik mengikuti kegiatan ini tahun
depan, bisa mempersiapkan diri dari syarat dan ketentuan
berikut ini:

Syarat berpartisipasi dalam WHCI:


1. Pelajar SMA dan Mahasiswa
maksimal Tingkat II
2.Tertarik dengan Warisan
Budaya Dunia
3. Mencintai lingkungan
4. Kreatif dan Komunikatif
5. Mampu bersosialisasi dalam
Team

Ketentuan:

• Mengisi formulir registrasi melalui portal WHCI.


• Mengirimkan video durasi maksimal tiga menit ten-
tang diri partisipan beserta alasan ingin ikut camp ini
dan layak untuk dipilih. (Bisa cantumkan link google
drive saja, tapi pastikan tidak diprotect)
• Mengirimkan tulisan singkat (300-500 kata) yang
berisi pendapat dan solusi mengenai “Kerusakan situs
warisan budaya umat manusia akibat peperangan,
bencana alam, dan lain sebagainya”.
• Mampu berbahasa Inggris (aktif)
• Memiliki akun di media sosial dan mengikuti akun
resmi Instagram @WHCI_kemdikbud.

28 Edisi XVI/Oktober 2017


KAJIAN

Dampak Program Gizi terhadap


Kecerdasan Anak Sekolah

Mempertimbangkan pentingnya pemenuhan gizi bagi anak


sekolah khususnya manfaat sarapan, maka diperlukan
suatu program gizi anak sekolah yang komprehensif yang
menggabungkan pemberian sarapan sehat serta pendidikan
karakter dan gizi seimbang.

S tatus gizi berdasarkan


Indeks Massa Tubuh
kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai
terhadap Umur (IMT/U) dengan kebutuhan gizi.
menunjukkan bahwa
prevalensi peserta didik Itulah sebagian simpulan dari Studi Awal
kurus adalah 18,1 persen, dengan (baseline) Pengukuran Dampak Program
prevalensi tertinggi ada di Kabupaten Gizi Anak Sekolah (Progas) terhadap
Manggarai Barat (33,5%). Berdasarakan Pengetahuan Gizi, Praktik Gizi
IMT/U, sebanyak 14,3 persen peserta Seimbang, Status Gizi, Kebugaran, serta
didik di Kabupaten Jayapura mengalami Kehadiran Siswa Sekolah Dasar yang
berat badan berlebih. disusun Southeast Asian Ministers of
Education Organization-Regional Center
Sementara itu, sebanyak 30,5 persen for Food and Nutrition (SEAMEO-
peserta didik mengalami anemia. Recfon). Masih tingginya masalah gizi
Kabupaten Jayapura memiliki prevalensi salah satunya berhubungan dengan
anemia terbesar, yaitu 40,1 persen. praktik gizi anak yang belum baik.
Status gizi berdasarkan tinggi badan
terhadap umur (TB/U) menunjukkan Tim studi yang terjun ke lapangan terdiri
bahwa 27,5 persen siswa stunting dari staf SEAMEO Recfon dan Politeknik
pendek, 14,4 persen stunting sedang, Kesehatan Kupang. Proposal survei
dan 5,3 persen stunting berat. Stunting dikembangkan oleh SEAMEO Recfon,
adalah masalah kurang gizi kronis yang dengan masukan dari World Food
disebabkan oleh asupan gizi yang Program (WFP) dan Fakultas Ekologi
Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor
(IPB). Penyiapan lapangan dan tim di
Status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh daerah dilakukan oleh WFP. Petugas
terhadap Umur (IMT/U) lapangan (enumerator) untuk
pengumpulan data adalah mahasiswa
atau alumni Politeknik Kesehatan
Prevalensi
peserta didik
Prevalensi tertinggi
ada di Kabupaten 4,3 setempat.

kurus adalah Manggarai Barat persen peserta didik di Staf dari Puskesmas setempat
18,1 33,5 Kabupaten Jayapura
mengalami berat membantu pelaksanaan pengukuran
persen persen badan berlebih haemoglobin dan tes kebugaran
subjek. Pelatihan terhadap
Kabupaten persen siswa enumerator dilakukan oleh pengawas
0,5 Jayapura memiliki
prevalensi anemia
27,5 stunting pendek,
persen
lapangan sebelum pengumpulan data
dilakukan. Di tiap provinsi, satu orang
persen peserta
terbesar, yaitu
14,4 stunting sedang, staf Kementerian Pendidikan dan
40,1
didik mengalami
Kebudayaan (Kemendikbud)
5,3
anemia
bertanggung jawab terhadap
persen persen stunting berat.

Edisi XVI/Oktober 2017 29


KAJIAN

Subjek studi pengurusan administrasi dan keuangan


studi.

Siswa kelas 4 di sekolah yang terpilih menjadi area studi. Saat ini banyak anak usia sekolah di
Indonesia belum memiliki kebiasaan
Kriteria inklusi subjek yaitu siswa secara umum sehat, sarapan yang baik. Data Riset
hadir pada saat pengumpulan data dilakukan, serta Kesehatan Daerah (Riskesdas) tahun
bersedia menjadi subjek studi dengan persetujuan 2010 menunjukkan 44,6 persen anak
tertulis dari orangtua/wali siswa. usia sekolah dasar mengonsumsi
sarapan dengan kualitas rendah, yaitu
Studi dilaksanakan di Kabupaten Sorong (Provinsi Papua
Barat), Kabupaten Jayapura (Provinsi Papua), Kabupaten
dengan asupan energi sarapan kurang
Manggarai Barat (Provinsi Nusa Tenggara Timur) dan dari 15 persen kebutuhan harian.
Kabupaten Maluku Tenggara (Provinsi Maluku).

Subjek studi adalah semua siswa kelas 4


di sekolah yang terpilih menjadi area
Hasil studi studi. Kriteria inklusi subjek yaitu siswa
secara umum sehat, hadir pada saat
pengumpulan data dilakukan, serta
Hanya setengah 44,4 persen peserta bersedia menjadi subjek studi dengan
peserta didik (52,6 didik tidak memiliki persetujuan tertulis dari orangtua/wali
persen) yang mampu kebiasaan sarapan siswa. Studi dilaksanakan di Kabupaten
menjawab lebih dari setiap hari, khususnya di Sorong (Provinsi Papua Barat),
80 persen pertanyaan Kabupaten Sorong. Kabupaten Jayapura (Provinsi Papua),
tentang gizi dengan
Kabupaten Manggarai Barat (Provinsi
benar. Mayoritas peserta didik
(80,4 persen) membawa Nusa Tenggara Timur) dan Kabupaten
Proporsi tertinggi uang saku ke sekolah. Maluku Tenggara (Provinsi Maluku).
peserta didik yang
menjawab dengan Jajan di kantin sekolah Hasil Studi
benar adalah peserta dilakukan oleh lebih dari
Studi awal ini menyimpulkan tentang
didik di Kabupaten 90 persen peserta didik
Jayapura (78 persen) di Kabupaten Jayapura, pengetahuan gizi anak, di mana hanya
dan terendah adalah dan 75 persen peserta setengah peserta didik (52,6 persen)
peserta didik di didik di Kabupaten yang mampu menjawab lebih dari 80
Manggarai Barat (27,4 Sorong. persen pertanyaan tentang gizi dengan
persen).
benar. Proporsi tertinggi peserta didik
36,3 persen peserta
Peserta didik didik yang membawa
yang menjawab dengan benar adalah
perempuan memiliki bekal dari rumah (10,4 peserta didik di Kabupaten Jayapura
pengetahuan yang persen membawa bekal (78 persen) dan terendah adalah
lebih baik dari peserta hampir setiap hari), peserta didik di Manggarai Barat (27,4
didik laki-laki. terutama di Kabupaten persen). Peserta didik perempuan
Sorong dan Kabupaten
memiliki pengetahuan yang lebih baik
Kebiasaan makan dan Maluku Tenggara.
sarapan, sebanyak dari peserta didik laki-laki.
22,1 persen peserta
didik makan kurang Pengetahuan yang paling perlu
dari 3 kali sehari. ditingkatkan adalah anggapan bahwa
frekuensi makan tiga kali sehari
menyebabkan kegemukan, sarapan
dengan teh manis saja sudah cukup,
serta mencuci tangan dengan air saja
sudah cukup. Mengenai kebiasaaan
makan dan sarapan, sebanyak 22,1
persen peserta didik makan kurang dari
3 kali sehari, dan 44,4 persen peserta
didik tidak memiliki kebiasaaan sarapan
setiap hari, khususnya di Kabupaten
Sorong.

30 Edisi XVI/Oktober 2017


KAJIAN

Mayoritas peserta didik (80,4 persen) hari dilakukan oleh 81 peserta peserta
membawa uang saku ke sekolah. Jajan di didik. Hasil pengamatan menunjukkan
kantin sekolah dilakukan oleh lebih dari 90 57,6 persen peserta didik memiliki kuku
persen peserta didik di Kabupaten jari tangan yang kotor, dan 33,9 persen
Jayapura, dan 75 persen peserta didik di memiliki rambut kotor. Sekitar 30
Kabupaten Sorong. Hanya 36,3 persen persen peserta didik tidak mencuci
peserta didik yang membawa bekal dari tangan setelah buang air kecil, setelah
rumah (10,4 persen membawa bekal bermain dan setelah memegang
hampir setiap hari), terutama hewan. Praktik kebersihan diri terburuk
di Kabupaten Sorong dan Kabupaten adalah pada peserta didik di Kabupaten
Maluku Tenggara. Manggarai Barat.

Jenis jajanan yang dibeli peserta didik Praktik terkait budi pekerti masih belum
saat di sekolah adalah roti/biscuit, dilaksanakan dengan baik, terutama di
minuman kemasan, makanan berat Kabupaten Manggarai Barat. Secara
seperti nasi goreng, siomai, gado-gado, umum, hanya 53,7 persen peserta didik
bakso, soto ayam, keripik/makanan yang hamper setiap hari berdoa
ringan, dan gorengan. Mayoritas sebelum belajar, 46 persen berdoa
peserta didik memilih air putih sebagai sebelum makan, berbaris saat akan
jenis minum utama; disusul dengan teh masuk ke kelas, dan 19,6 persen
manis, minuman kemasan, dan menyisakan makanan.
minuman lainnya seperti susu, kopi, dan
minuman berenergi. Hanya 26 persen Sementara itu, dari sisi kenyamanan dan
peserta didik yang selalu membawa air kondisi belajar, sebanyak 74,5 persen
putih dari rumah setiap hari, terutama di peserta didik merasa nyaman belajar di
Kabupaten Sorong dan Kabupaten sekolah. Namun, di Kabupaten Manggarai
Jayapura. Barat, hanya 57,4 persen peserta didik
yang merasa nyaman
Hasil studi awal pengukuran dampak di sekolah. Sebanyak 45,4 persen
Program Gizi Anak Sekolah (studi peserta didik tidak pernah bertanya dan
morbiditas) menunjukkan, hampir 29,3 persen peserta didik tidak pernah
sepertiga peserta didik (30,7 persen) menjawab pertanyaan guru saat belajar
peserta didik mengalami pilek, 30,1 di kelas selama 1 minggu terakhir,
persen menderita batuk, 15,7 persen terutama di Kabupaten Maluku
mengalami demam, dan 5,3 persen Tenggara.
diare dalam dua minggu terakhir,
terutama di Kabupaten Sorong. Hasil studi juga menjelaskan, mayoritas
peserta didik (71,6 persen) pernah
Sebanyak 56,3 persen peserta didik merasa lapar saat belajar di sekolah.
minum obat cacing (terutama di Kabupaten Mereka juga merasa ngantuk saat
Maluku Tenggara, >80 persen), mayoritas
(65,6 persen) mengonsumsinya dalam 1
tahun terakhir. Hampir setengah peserta Jenis jajanan yang Minuman
didik (46,5 persen) mengonsumsi
dibeli peserta didik peserta didik
suplemen dalam 1
Roti/biscuit, minuman Air putih, teh manis, minuman
minggu terakhir, terutama di Kabupaten kemasan, makanan berat kemasan, dan minuman lainnya
Jayapura dan Kabupaten Sorong. seperti nasi goreng, siomai, seperti susu, kopi, dan minuman
Suplemen yang dikonsumsi adalah gado-gado, bakso, soto
berenergi.
suplemen untuk meningkatkan daya ayam, keripik/makanan
ringan, dan gorengan.
tahan tubuh, menambah nafsu makan Hanya 26 persen peserta didik
dan daya konsentrasi. yang selalu membawa air putih
dari rumah setiap hari, terutama
di Kabupaten Sorong dan
Dari sisi kebersihan diri, kebiasaan Kabupaten Jayapura.
mandi ≥2x/hari diterapkan oleh 85
persen peserta didik, dan sikat gigi ≥2x/

Edisi XVI/Oktober 2017 31


KAJIAN

Hasil studi awal pengukuran dampak Program atau stunting memiliki kebugaran yang
Gizi Anak Sekolah (studi morbiditas) lebih rendah.

Sambut Baik Progas


Hampir sepertiga peserta Penelitian juga meneliti respons
didik (30,7 persen) 30,1 persen 15,7 persen
terhadap kegiatan dan menu Program
mengalami pilek. menderita batuk mengalami demam
Gizi Anak Sekolah (Progas). Hasilnya
menunjukkan, pihak sekolah (para
5,3 persen diare 56,3 persen peserta Mayoritas (65,6 guru dan yayasan), komite sekolah
dalam dua minggu didik minum obat persen) dan orangtua menyambut baik dan
terakhir, terutama cacing (terutama di mengonsumsinya sangat antusias dengan rencana
di Kabupaten Kabupaten Maluku dalam 1 tahun kegiatan Progas. Orangtua sudah
Sorong. Tenggara, >80 persen) terakhir. menyampaikan ke peserta didik, dan
peserta didik sangat antusias.
Hampir setengah peserta didik (46,5 persen) mengonsumsi
suplemen dalam 1 minggu terakhir, terutama di Kabupaten Respons positif guru salah satunya
Jayapura dan Kabupaten Sorong. Suplemen yang dikonsumsi karena peserta didik yang biasanya
adalah suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membeli jajanan yang kurang
menambah nafsu makan dan daya konsentrasi. sehat, sekarang bisa sarapan sehat
dari kegiatan ProGAS. Pihak
sekolah secara umum berkomitmen
pelajaran di kelas dialami oleh 7,3 persen untuk melaksanakan Progas secara
peserta didik (hampir setiap hari) dan 45,3 bertanggung jawab, salah satunya dengan
persen peserta didik (kadang-kadang). menetapkan beberapa kriteria utama bagi
anggota kelompok masak.
Penelitian ini juga melakukan monitoring
terhadap berat dan tinggi badan peseta Pihak sekolah memiliki beberapa
didik. Hasilnya menunjukkan, hanya kekhawatiran terhadap ketersediaan
64,9 persen peserta didik yang pernah bahan pangan untuk membuat menu
ditimbang berat dan tinggi badannya di Progas terkait kemungkinan kesulitan
sekolah, terutama di SD swasta. mencari bahan makan tertentu (lokasi
Berdasarkan kabupaten, monitoring paling pasar jauh, harus tersedia dalam jumlah
banyak dilakukan di Kabupaten Maluku banyak, harga kemungkinan akan naik
Tenggara dan paling rendah di Kabupaten karena semua sekolah peserta Progas se-
Manggarai Barat. kabupaten akan mencari bahan makanan
yang sama). Kekhawatiran ini muncul
Kehadiran siswa juga diteliti dalam studi karena, menurut informasi yang diterima
ini. Median jumlah hari peserta didik tidak responden saat mengikuti bimbingan
hadir pada kegiatan belajar di sekolah teknis, menu yang sudah ditetapkan
selama 1 semester terakhir adalah 3 hari tersebut tidak boleh diganti.
(artinya ≤50 persen peserta didik absen
selama 3 hari), dan 1 hari adalah karena Penerimaan peserta didik terhadap menu
alasan sakit. Absensi peserta didik Progas (menurut perkiraan guru/kepala
tertinggi adalah Kabupaten Sorong. sekolah) adalah baik (untuk bihun goreng,
ayam goreng, dan nasi gurih) karena sudah
Mengenai aktivitas fisik dan kebugaran terbiasa. Sedangkan penerimaan peserta
peserta didik, dalam seminggu terakhir, didik agak meragukan untuk bubur umbi
sekitar 60 persen peserta didik melakukan (karena biasanya berbagai umbi tersebut
olahraga. Sebanyak 85 persen peserta tidak dicampur saat dimasak), dan ikan kuah
didik mampu menyelesaikan tes kebugaran (karena peserta didik lebih terbiasa dengan
sesuai waktu (3 menit). Median Physical ikan yang digoreng). Namun, guru dan
Efficiency Index (PEI) adalah 63,8 (56,4- kepala sekolah akan tetap mencoba
77,6). Sementara nilai PEI yang lebih tinggi memberikan ke peserta didik.(*)
(kebugaran yang lebih baik) didapatkan
Disarikan oleh Dipo Handoko dari Studi Awal (Baseline)
pada peserta didik di Kabupaten Jayapura, Pengukuran Dampak Program Gizi Anak Sekolah (Progas)
terhadap Pengetahuan Gizi, Praktik Gizi Seimbang, Status
usia di atas 10 tahun, laki-laki, dan SD Gizi, Kebugaran, serta Kehadiran Siswa Sekolah Dasar -
Swasta. Peserta didik yang kurus, SEAMEO RECFON (2017)

32 Edisi XVI/Oktober 2017


BANGGA BERBAHASA INDONESIA

Wacana (3): Pengantar Redaksi:


Sebelumnya pada edisi XV redaksi tampilkan penjelasan

ANAFORA mengenai “Deiksis” yang merupakan bagian dari


wacana. Di edisi XVI ini, JENDELA menghadirkan
penjelasan mengenai Anafora yang juga merupakan
bagian dari wacana.

Anafora adalah peranti dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan hal atau kata
yang telah dinyatakan sebelumnya. Peranti itu dapat berupa kata ganti persona seperti
dia, mereka, nomina tertentu, kongjungsi, keterangan waktu, -alat, dan –cara. Perhatikan
contoh yang berikut.

1 Bu Mastuti belum mendapat pekerjaan, padahal dia memperoleh ijazah


sarjananya dua tahun lalu.

2 Pada tahun 1965 terjadi pemberontakan. Waktu itu Hardi baru berumur sepuluh tahun.
Dia masih duduk di kelas tiga sekolah dasar.

3 Jakarta memang merupakan kota metropolis. Di sana berbagai suku bangsa dapat
ditemukan. Mereka hidup bertetangga meskipun sehari-hari memakai yang berlain-lainan.

Pada contoh (1) kata dia beranafora dengan Bu Mastuti. Pada contoh (2) frasa
waktu itu dan tahun 1965 di kalimat sebelumnya mempunyai hubungan anaforis.
Demikian pula dia dan Hardi. Pada contoh (3) di sana anaforis dengan Jakarta,
sedangkan mereka dengan berbagai suku bangsa.

Tahukah Anda? Homofon, Homograf, Homonim

Homofon
kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi bentuk tulisan dan maknanya berbeda.
Contoh: - Bang Samin pergi ke bank untuk menabung.
- Syarat yang diajukan calon penyalur sarat kecurangan.

Homograf
kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh: - Anak yang sakit mental itu tersambar sepeda motor dan mental sejauh tiga meter.
- Para pejabat teras tengah berkumpul di teras rumah mewah itu.

Homonim
kata yang memiliki pelafalan dan tulisan yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh: - Amin tahu bahwa bahan baku tahu adalah kacang kedelai.
- Satu tetes bisa ular King Kobra dipercayai bisa mematikan satu ekor Gajah Afrika.

Edisi XVI/Oktober 2017 33


BANGGA BERBAHASA INDONESIA

Senarai Kata Serapan


BENTUK BENTUK ASAL
ARTI KATA
SERAPAN ASAL BAHASA
kehalusan dan kebaikan budi
Adab Adab Arab
pekerti; kesopanan; akhlak

Jamin dāmin Arab tanggung; sedia

kumpulan karya tulis pilihan dari seorang


Antologi Anthologie Belanda
atau beberapa orang pengarang: sebuah

1. pengecualian dari aturan karena adanya


pertimbangan yang khusus; pembebasan
dari suatu kewajiban atau larangan
2. pengecualian tindakan berdasarkan
Dispensasi Dispensatie Belanda hukum yang menyatakan bahwa suatu
peraturan perundang-undangan tidak
berlaku untuk suatu hal yang khusus
(dalam hukum administrasi negara)

Jambore Jamboree Belanda pertemuan besar para pramuka

1. orang yang mempunyai kepandaian dalam


suatu pekerjaan tangan (dengan alat atau
bahan yang tertentu): -- batu; -- besi; -- kayu
2. orang yang pekerjaannya membuat
(menjual, memperbaiki, dan
sebagainya) sesuatu yang tentu
3. orang yang pekerjaannya melakukan
Tukang Toӓ kang China sesuatu secara tetap: -- pangkas (cukur);
-- las; -- jahit; -- masak; -- cetak
4. orang yang biasa suka melakukan sesuatu
(yang kurang baik): -- mabuk; -- serobot;
-- copet; -- tadah; -- catut
5. ahli (untuk mencemoohkan): --
menciptakan sajak; -- pidato

saha komersial dalam dunia perdagangan;


Bisnis Business Inggris bidang usaha; usaha dagang

tepuk tangan dengan serentak tanda setuju,


Aplaus Applause Inggris pujian, atau simpati (dalam rapat,
pertunjukan, dan sebagainya)

Pelita Palīta Parsi lampu (dengan bahan bakar minyak)

pakaian penutup badan bagian atas


Baju Bāzū Parsi (banyak ragam dan namanya)

34 Edisi XVI/Oktober 2017


Program yang berhubungan dengan gizi anak sekolah dilaksanakan di seluruh
jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan
dasar, hingga pendidikan menengah dengan penanggung jawab di masing-
masing direktorat terkait. Jika membutuhkan informasi mengenai hal ini dapat
menghubungi:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini


Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lantai 7
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon: 021-5725506
Faksimili: 021-5703151

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lantai 18
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon: 021-5725641
Faksimili: 021-5725637

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama


Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lantai 15
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon: 021-5725683
Faksimili: 021-57900459

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung A Lantai 1
Jalan R.S. Fatmawati Cipete, Jakarta Selatan 12410
Telepon: 021-75902679, 7694140 pesawat 13
Faksimili: 021-7696033

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E Lantai 12-13
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon: 021-5723140
Faksimili: 021-5725049

Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and
Nutrition (SEAMEO REFCON) yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan juga melakukan berbagai penelitian mengenai gizi dan nutrisi,
serta mengembangkan rencana ajar bagi guru untuk materi gizi dan kesehatan
anak sekolah.

SEAMEO RECFON
Jln. Salemba Raya 6, Jakarta 10430
PO Box 3852, Jakarta 10038
Telepon: 021-31930205, 3913932, 31902739
Faksimili: 021-3913933
Selamat dan Sukses
Atas
Dibukanya secara Resmi

di Brussel, Belgia
10 Oktober 2017

ISSN: 2502-7867

Anda mungkin juga menyukai