A. Kalimat Tunggal
1. Kalimat Dasar
Dengan meniadakan unsur keterangan—baik keterangan kalimat keterangan
subjek, predikat, ataupun objek—akan ditemukan kalimat dasar yang merupakan
struktur yang paling pokok. Dengan kata lain, unsur predikat, subjek, objek
dan/atau pelengkap tetap harus ada dalam struktur dasar.
Beberapa pola kalimat dasar adalah sebagai berikut.
a. SPOK : Dia mengeluarkan kuitansi dari laci mejanya.
b. SPOPel : Martha membelikan adiknya kamus kecil.
c. SPO : Dia mewakili wanita Indonesia.
d. SPPel : Saya tahu pribadi orang itu
e. SPK : Dia tergolong ke dalam cendikiawan muda.
f. SP (P:Verba) : Bumi berputar
g. SP ( P: Nomina) : Kami seniman.
h. SP (P: Adjektiva): Dia hebat.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat
dasar atau lebih.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kalimat-kalimat
dasar di dalamnya dapat berdiri sendiri, yang satu tidak bergantung kepada yang
lain, baik struktur maupun maknanya. Konjungsi yang biasa digunakan dalam
kalimat majemuk setara adalah dan, lalu, serta, melainkan, tetapi, sedangkan, atau.
Contoh:
(1) Saya datang
(2) Dia pergi
Kalimat Majemuk Setara: Saya datang, tetapi dia pergi
Kalimat majemuk setara terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a) Setara
penjumlahan, b) setara Pemilihan, c) Setara urutan, d) Setara Perlawanan.
Contoh:
Setara penjumlahan Anak itu meniup seruling dan teman-temannya
menyanyi bersama
Pak Guuru mengawasi mereka dari jauh dan semua
peserta jambore itu terhibur serta para pembina
bergembira.
Setara Pemilihan Engkau boleh mengikuti ujian lisan, atau engkau
membuat karya ilmiah masalah hukum di Indonesia.
Dia ingin melanjutkan ke UT atau kuliah di perguruan
tinggi swasta yang baik.
Setara urutan Sang komandan memberi perintah, lalu mereka mencari
tempat perlindungan
sebagian pasukan menerobos perbatasan, terus mereka
menghantam pertahanan musuh.
Setara Perlawanan Orang tua selalu menyalahkan anak-anaknya, teetapi
orang tua terlalu sibuk dengan urusan di luar rumah.
Bukan anak-anak remaja yang meributkan persoalan itu,
melainkan orang tua mereka yang takut anaknya
melanggar tata susila pergaulan.