Anda di halaman 1dari 5

POLA PENGEMBANGAN KALIMAT

A. Kalimat Tunggal
1. Kalimat Dasar
Dengan meniadakan unsur keterangan—baik keterangan kalimat keterangan
subjek, predikat, ataupun objek—akan ditemukan kalimat dasar yang merupakan
struktur yang paling pokok. Dengan kata lain, unsur predikat, subjek, objek
dan/atau pelengkap tetap harus ada dalam struktur dasar.
Beberapa pola kalimat dasar adalah sebagai berikut.
a. SPOK : Dia mengeluarkan kuitansi dari laci mejanya.
b. SPOPel : Martha membelikan adiknya kamus kecil.
c. SPO : Dia mewakili wanita Indonesia.
d. SPPel : Saya tahu pribadi orang itu
e. SPK : Dia tergolong ke dalam cendikiawan muda.
f. SP (P:Verba) : Bumi berputar
g. SP ( P: Nomina) : Kami seniman.
h. SP (P: Adjektiva): Dia hebat.

2. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif


Jika subjek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan
predikat, kalimat itu disebut kalimat aktif. Kalimat aktif dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu kalimat aktif yang berobjek ( transitif) dan kalimat
aktif tidak berobjek (intransitif).
Jika subjek suatu kalimat tidak berperan sebagai pelaku, tetapi sebagai
sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat, kalimat itu disebut kalimat pasif.
a. Kalimat Aktif
1) Kalimat aktif (Dwitransitif dan Transitif)
SPOK : Saya mengirimkan surat lamaran ke kantor
SPOPel : Pengusaha itu meminjami ayah uang
2) Kalimat Aktif (intransitif)
SPK : Kami melapor kepada guru
SP : Anak kecil itu menangis
b. Kalimat Pasif
SPK : Kebijakan itu disambut oleh masyarakat
Surat lamaran saya kirimkan ke kantor
Masalah itu sudah Bapak katakan kemarin
Kaki saya terinjak orang
Mereka kena tipu orang
Anak-anak kehujanan sepanjang jalan
SP : Sebagian harga BBM diturunkan.
Belanja sehari hari juga saya kurangi
SPPel : Ayah dipinjami uang oleh pengusaha
Si Mamat kejatuhan durian

B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat
dasar atau lebih.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kalimat-kalimat
dasar di dalamnya dapat berdiri sendiri, yang satu tidak bergantung kepada yang
lain, baik struktur maupun maknanya. Konjungsi yang biasa digunakan dalam
kalimat majemuk setara adalah dan, lalu, serta, melainkan, tetapi, sedangkan, atau.
Contoh:
(1) Saya datang
(2) Dia pergi
Kalimat Majemuk Setara: Saya datang, tetapi dia pergi
Kalimat majemuk setara terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a) Setara
penjumlahan, b) setara Pemilihan, c) Setara urutan, d) Setara Perlawanan.
Contoh:
Setara penjumlahan Anak itu meniup seruling dan teman-temannya
menyanyi bersama
Pak Guuru mengawasi mereka dari jauh dan semua
peserta jambore itu terhibur serta para pembina
bergembira.
Setara Pemilihan Engkau boleh mengikuti ujian lisan, atau engkau
membuat karya ilmiah masalah hukum di Indonesia.
Dia ingin melanjutkan ke UT atau kuliah di perguruan
tinggi swasta yang baik.
Setara urutan Sang komandan memberi perintah, lalu mereka mencari
tempat perlindungan
sebagian pasukan menerobos perbatasan, terus mereka
menghantam pertahanan musuh.
Setara Perlawanan Orang tua selalu menyalahkan anak-anaknya, teetapi
orang tua terlalu sibuk dengan urusan di luar rumah.
Bukan anak-anak remaja yang meributkan persoalan itu,
melainkan orang tua mereka yang takut anaknya
melanggar tata susila pergaulan.

2. Kalimat Majemmuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat
dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang
berfungsi sebagai pengisi salahj satu unsur kalimat inti itu, misalnya keterangan,
subjek, atau objek. Yang menjadi pembeda antara kalimat majemuk setara dan
bertingkat adalah penggunaan pemilihan konjungsi. Dalam kalimat majemuk
bertingkat terdapat induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh:
Induk kalimat Konjungsi Anak kalimat
Saya sedang membaca ketika dia datang
buku
Pengembalian kredit sehingga peminjaman tidak dapat
macet dilayani
Kita harus rajin belajar supaya pintar
Jalanan macet karena banjir
Kamu bisa jadi juara jika rajin belajar
kelas

Kalimat-kalimat di atas juga bisa diubah menjadi:


1. Ketika dia datang saya sedang membaca buku.
2. Supaya pintar kita harus rajin belajar.
3. Karena banjir, jalanan macet.
4. Jika rajin belajar, kamu bisa jadi pintar.
Terdapat beberapa jenis anak kalimat, diantaranya:
Jenis anak kalimat Contoh kalimat
Anak kalimat keterangan waktu ketika memberikan keterangan, saksi
itu meneteskan air mata
Anak kalimat keterangan sebab karena banyak peminat, pemerintah
akan membangun lagi unit-unit rumah
susun
Anak kalimat keterangan Akibat petani beralih ke mesin bajak, akibatnya
petani tidak memelihara sapi atau
kerbau.
Anak kalimat keterangan syarat jika ingin berhasil baik, Anda harus
belajar dengan tekun
Anak kalimat keterangan tujuan Agar koperasi desa berkembang, perlu
dipikirkan penciptaan kader-kader
tangguh.
Anak kalimat keterangan cara dengan menurunkan harga beberapa
jenis BBM, kita berharap kegiatan
ekonimo tidak lesu lagi.
Anak kalimat keterangan pewatas perusahaan yang ingin mengajukan
kredit harus mempunyai agunan.
Anak kalimat pengganti nomina pengurus lama berjanji bahwa koperasi
kita akan memilih pengurus baru.

3. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terbentuk dari kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh kalimat:
a. Sebelum penyerbuan itu terjadi, lampu-lampu di bandar udara padam dan
para pembajak mulai melancarkan tembakan.
b. Jakarta lumpuh ketika terjadi pemadaman listrik dan banjir.
c. Sebelum pergi kami harus berdoa dan pamit pada orang tua.
d. Jika sering membaca kamu akan pintar dan memiliki pengetahuan yang
luas.

Anda mungkin juga menyukai