Anda di halaman 1dari 5

Nama : Luh Asri Eka Dewi

Nim : 1707531142
Mata Kuliah : Teori Pasar Modal

A. LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN


Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari proses akuntansi. Seorang
analis fundamental memakai informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, jelasnya yang
berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung harga wajar pada saham dalam
suatu perusahaan.
Seorang investor obligasi dapat menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya
setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb terhadap ekuitas, aset, atau
laba, baik yan jg aktual maupun perkiraan.
Pelaporan keuangan setiap perusahaan memiliki sudut pandang yang berbeda, tergantung
dari sektor industrinya. Misalnya pada sektor Keuangan, sub sektor Perbankan, dimana dana
pihak ketiga berupa deposito, giro, atau simpanan nasabah lainnya dicatatkan ke dalam
Liabilitas, bukan sebagai Aset, sementara bagi perusahaan di sektor lain, deposito dan giro
dicatatkan sebagai aset. Adapun pembagian sektor industri dari beberapa emiten yang tercatat
di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek
Indonesia.

a. Rumus Dan Persamaan Akuntansi


PROFIT = INCOME – EXPENSES
LABA = PENDAPATAN – BIAYA
Pendapatan: dihasilkan dari penjualan barang/jasa.
Biaya: ongkos yang dikeluarkan dalam menghasilan barang/jasa tsb

ASET = LIABILITAS + EKUITAS


Ekuitas = Aset – Liabilitas
Liabilitas = Aset – Ekuitas
Aset: harta yang dimiliki oleh perusahaan.
Liabilitas: kewajiban dan hutang perusahaan kepada pihak lain.
Ekuitas: modal perusahaan.
b. Pelaporan Neraca Keuangan (Balance Sheet)
Neraca terdiri dari 3 bagian besar yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Harap diingat
persamaan akuntansi A=L+E yang menjadi dasar pelaporan Neraca agar memiliki
keseimbangan (balance).
1) Aset: adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau pada harta mana saja
perusahaan mengivestasikan dananya. Terdiri dari 2 bagian besar yaitu Aset Lancar
dan Aset Tidak Lancar.
2) Liabilitas: adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari kreditur, atau supplier, atau
bank. Terdiri dari 2 bagian besar yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban
Jangka Panjang.
3) Ekuitas: adalah hak pemilik terhadap perusahaan yang timbul sebagai akibat
penanaman modal investasi pemilik kedalam perusahaan. Laba rugi usaha akan
mempengaruhi langsung kepada Modal Pemilik. Laba rugi yang diperoleh perusahaan
mempengaruhi perkiraan Laba Ditahan (retained earning).
c. Pelaporan Laba Rugi (Income Statement)
1) Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus
dan persamaan akuntansi sebelumnya.
2) Beban Pokok Penjualan: segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang
akan dijual.
3) Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan.
4) Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan,dll.
5) Pajak: dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan
UU yang berlaku.
6) Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung kepada induknya.
7) Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan
langsung dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau
kerugian yang ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih
berasal dari semua aktifitas utama perusahaan.
8) Laba Per Saham: Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang
beredar. Biasa digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai
wajar saham berdasarkan rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi
harga saham di pasar dengan Laba Per Saham.
d. Pelaporan Arus Kas (Cash Flow)
Menyajikan perubahan posisi kas sebagai akibat dari penerimaan (collections) dan
pengeluaran kas (cash outlays) selama periode tertentu. Laporan arus kas juga
menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan operasional, investasi
dan pembiayaan perusahaan. Terdiri dari 3 bagian besar, yaitu Arus Kas Dari Aktivitas
Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan.
B. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisa laporan keuangan
perusahaan, yaitu :
a. ANALISIS HORIZONTAL
Analisis horizontal disebut juga dengan Trend Analysis adalah metode analisis yang
dilakukan dengan membandingkan suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu
periode terhadap pos yang sama di periode sebelumnya. Periode yang menjadi patokan
biasanya adalah tahunan atau kuartalan.
b. ANALISIS VERTIKAL
Analisis Vertikal disebut juga Common Size Analysis. Adalah metode analisis dengan
membandingkan 2 pos (akun) dalam periode yang sama. Pos (akun) Total Aset dan
Pendapatan Penjualan biasanya menjadi faktor pembagi utama dalam metode ini.

c. ANALISIS RASIO
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan (emiten)
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas ini kemudian dituangkan dalam angka, baik dalam
mata uang Rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini menjadi lebih berarti
apabila diperbandingkan antara satu pos (akun) dengan yang lainnya. Setelah melakukan
perbandingan, kemudian dapat diperoleh kesimpulan mengenai posisi keuangan suatu
emiten untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam
1) Rasio Likuiditas: mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar pokok
kewajiban jangka pendek dan bunga kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi
rasionya, maka perusahaan dianggap memiliki margin of safety yang cukup tinggi
pula. Disebut juga Liquidity Warning Ratio.
2) Rasio Pembiayaan: menunjukkan besarnya pembiayaan terhadap modal atau
penghasilan perusahaan, sehingga dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka panjangnya. Disebut juga Financing Ratio, atau
Financial Leverage Ratio.
3) Rasio Aktivitas: mengukur kemampuan perusahaan untuk merubah aset dan modal
yang dimiliki untuk dijadikan Kas atau Penjualan.
4) Rasio Kinerja: mengukur kinerja perseroan pada suatu periode tertentu, terhadap
periode sebelumnya. Rasio ini tidak akan banyak berguna apabila tidak dibandingkan
terhadap perseroan lain yang ada di dalam satu sektor industri. Pada dasarnya
memiliki metode yang sama seperti pada Analisa Vertikal.
5) ANALISIS DUPONT
Persamaan DuPont memberikan cara lain dalam melakukan analisis terhadap ROE, di
mana ROE dibagi-bagi berdasarkan komponen pembentuknya untuk kemudian dilakukan
analisis terhadap masing-masing komponen tsb, agar dapat diketahui pada area mana
kinerja perusahaan perlu untuk ditingkatkan. Bentuk yang paling sederhana dari metode
analisis DuPont adalah membagi ROE menjadi dua bagian, yaitu ROA dan Financial
Leverage Ratio. ROA dapat dilihat sebagai ukuran seberapa efisien perusahaan
memanfaatkan aset yang mereka miliki sementara Financial Leverage Ratio menunjukkan
porsi jumlah utang yang dapat membentuk atau mempengaruhi ekuitas perusahaan.
.

Anda mungkin juga menyukai