Abstract
Playing is a learning method that best suits learning in early childhood. The pat game is one
of the types of play that is applied in Early Childhood Education. The purpose of education in
early childhood is to develop six aspects of its development namely; aspects of religious and
moral norms, aspects of physical and motor, aspects of cognition, aspects of emotional social,
aspects of language and aspects of art. This study aimed to know the utilization of deep pat
game on improving aspects of cognitive in early childhood. The subjects of this study were
children of group B Taman Kanak-Kanak (TK) Flamboyan Mekar Tapung district Kampar
regency a number of 14 girls and 8 boys. Data collection Technic used are documentation, a
questionnaire, an interview. This research involves the Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak
Indonesia (IGTK) Tapung Subdistrict to gain input in the development of game pat in order to
obtain results. The results of the analysis showed that 86% of children could increase aspects
of cognitive development
Keyword: Clap Hand Games, Coginitve Aspects, Early Childhood Education
Abstrak
Bermain merupakan metode pembelajaran yang paling sesuai dengan pembelajaran pada
anak usia dini. Permainan tepuk merupakan salah satu dari jenis bermain yang diterapkan di
pendidikan anak usia dini. Tujuan Pendidikan pada anak usia dini adalah mengembangkan 6
aspek perkembangannya yakni; aspek norma agama dan moral, aspek fisik motorik, aspek
kognitif, aspek sosial emosional, aspek bahasa dan aspek seni. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pemanfaatan permainan tepuk dalam mengembangkan aspek Kognitif pada anak
usia dini. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B Taman Kanak-Kanak (TK)
Flamboyan Mekar kecamatan Tapung Kabupaten Kampar sejumlah 14 anak perempuan dan 8
anak lak-laki. Metode penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan data adalah
dokumentasi, kuesioner, dan wawancara. Penelitian ini melibatkan Ikatan Guru Taman
Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kecamatan Tapung untuk memperoleh masukan dalam
pengembangan permainan tepuk agar memperoleh hasil yang optimal. Dari hasil analisis
didapatkan bahwa 86% anak dapat meningkat aspek perkembangan kognitifnya.
more fully acknowledge that measures of hal ini Raihani dalam penelitiannya
social and emo- tional development reflect menyatakan The injustice experienced by
not only children's behaviors, skills and students is partly a manifest of the hidden
knowledge, but also features of the curriculum, which has seemingly missed
contexts in which children grow, learn, the attention of the schools’ leaders and
and play. (Jones, Zaslow, Darling- teachers. (Raihani, 2012)
Churchill, & Halle, 2016) Oleh karena itu sudah seharusnya
Berdasarkan studi dokumentasi dan guru dapat mengajar secara professional
wawancara dengan wali kelas bahwa sehingga tujuan pembelajaran dapat
kurikulum atau materi pembelajaran di tercapai. Senada dengan hal ini (Winarsih
PAUD Flamboyan Mekar telah bersumber & Mulyani, 2012) menyebutkan Guru yang
dari kurikulum 2013 dan berdasarkan profesional dan mampu mengelola
permendikbud 137 tahun 2014. Adapun pembelajaran dengan baik, berimplikasi
tema yang dipilih pada pemanfaatan pada peningkatan kemampuan siswa dalam
permainan tepuk ini juga telah sesuai mengkonstruksi pengetahuannya dan
dengan rambu-rambu dari pemilihan tema. penerapannya dalam kehidupan sehari-
Tema adalah media untuk mengenalkan hari.
berbagai konsep sehingga anak mampu Guru seharusnya mendapatkan
mengenal secara utuh, mudah, dan jelas. pelatihan dan pengawasan dalam
Tema merupakan konteks (fokus bahan) penerapan pembelajarannya. The teachers
yang membingkai semua kegiatan untuk were trained before using the curriculum.
mencapai tujuan. There were supervision visits to follow up
Pelaksanaan pemanfaatan and monitor the use of the curriculum.
permainan tepuk yang dikembangkan di They, therefore, had knowledge and
PAUD Flamboyan Mekar sesuai dengan understanding about the development of
prinsip-prinsip perkembangan anak, hal preschool children in relations to the
tersebut nampak pada pengembangan inheritance in all areas of Thai identity.
aspek perkembangan kognitif pada usia 5-6 (Pinyoanuntapong, 2013)
tahun yakni dengan mengenalkan dan
membiasakan aktivitas yang bersifat KESIMPULAN
eksploratif, dan menyelidik, pemecahan PAUD Flamboyan Mekar Tapung
masalah sederhana, menerapkan memanfaatkan permainan tepuk dalam
pengetahuan dalam kehidupan dan sikap pembelajaran dalam upaya
kreatif melalui permainan tepuk agar anak mengoptimalkan aspek perkembangan
mau melakukannya dengan riang. Guru anak. Hasil analisis penelitian didapatkan
menjadi salah satu faktor penentu bahwa 85% anak dapat berkembang secara
keberhasil pemanfaatan permainan tepuk optimal aspek koginitfnya. Permainan
dalam pembelajaran. Kreatifitas guru tepuk disesuaikan dengan Standar STPPA
dalam membuat permianan tepuk dan dan telah di konsultasikan dengan Ikatan
menyesuaikan dengan indikator aspek Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia
perkembangan hal ini sesuai dengan (IGTKI) Tapung.
penelitian (Maemonah, 2016)
Pendidik menjadi faktor penentu UCAPAN TERIMA KASIH
keberhasilan proses pendidikan karena di Penulis ucapkan terima kasih
tangan pendidik sejatinya proses kepada segenap Ristekdikti yang telah
pendidikan dijalankan dalam ruang kelas. memberikan bantuan hibah penelitian ini.
Namun demikian guru hendaknya adil Seganp pimpinan dan civitas akademika
dalam memperlakukan anak pada saat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
bermain tepuk apabila ada yang Guru dan Karyawan PAUD Flamboyan
membutuhkan perhatian atau bantuan Mekar Tapung Kampar serta pengurus
dalam permainan, hal ini akan membawa IGTKI.
dampak negatif pada anak. Senada dengan
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 2018 | 169