Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Fikri Haykal

Prodi: EI 6 Siman
TUGAS 03

PENYALAHGUNAAN PEMANFAAATAN SUMBER


DAYA AIR DI INDONESIA DITINJAU DARI TEORI
DAN KONSEP

Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat
publik. Yang berarti bahwasanya sumber daya air milik bersama dan dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh semua pihak.1 Maka dari itu, sumber daya air
merupakan salah satu barang publik apabila kita lihat dari konsep ekonomi publik.
Yaitu segala suatu yang dimiliki oleh publik atau umum dan tidak ada privatisasi di
dalam kepemilikan barang tersebut.2 Oleh karena itu, sumber daya air harus
digunakan dan dimanfaatkan bersama dan dengan secara adil.3

Dalam kasus yang terjadi sekarang, banyak sekali privatisasi dalam


pemanfaatan sumber daya air. Seperti pembangunan perusahaan air minum
kemasan yang dimana hal tersebut menyebabkan volume air berkurang dan
merugikan masyarakat sekitar.4 Hal ini sangat bertentangan dengan konsep barang
publik dimana seharusnya sumber daya air tersebut dapat dimanfaatkan bersama.
Bukan hanya oleh satu pihak saja.5 Karena, privatisasi tersebut terkadang
cenderung merugikan sebelah pihak.6

1
Said Mahammad Basyuni, al-Hurriyyah al-Iqtishadiyyah fi al-Islam wa Atsaruha fi
al-Tanmiyah, (Kairo: Dar al-Wafa’, 1988), hal. 46.
2
Taqiyuddin an-Nabhani, An-Nizham al-Iqtishadi al-Islam, terj: Redaksi al-Azhar
Press, (Bogor: Al-Azhar Press, 2009), hal. 238.
3
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, hal. 3
4
Aditya Noviansyah, “Hari Air, Walhi Desak Pemerintah Antisipasi Privatisasi”,
diakses dari http://nasional.tempo.co/read/news/2015/03/22/058651994/hari-air-walhi-desak-
pemerintah-antisipasi-privatisasi, pada tanggal 22 maret 2015 pukul 22.00 WIB .
5
Hafied A. Gani, “Sumber daya air memasuki era globalisasi: dari perspektif hidrologi,
desentralisasi dan demokratisasi di seputar konstalasi privatisasi dan hak guna air.”, Jurnal
Konstitusi, volume 2, no. 2, September 2006, hal. 33
6
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, hal. 2
Indonesia negara kepulauan terbesar didunia. Indonesia memiliki areal
daratan seluas 1,92 juta km2 dengan panjang pantai lebih dari 84.000 km2, dan
memiliki potensi Sumber daya air sekitar enam persen dari keseluruhan air tawar
dunia, atau sekitar 21 kawasan Asia dan Pasifik. Jumlah potensi air tawar
terbarukan sekitar 3.085 km3/ tahun atau sekitar 17.600 m3/detik. Potensi
ketersediaan air rata- rata nasional mencapai sekitar 13.000 m3/kapita/tahun.
Kekayaan sumber daya alam tersebut mengalir pada sekitar 5.590 sungai besar
dan kecil.7Maka dari itu, dengan potensinya yang sangat besar, harus ada campur
tangan pemerintah dalam pengelolahan, pengawasan, dan pengaturan sumber daya
air tersebut.8Akan tetapi pemerintah tidak secara bebas mengelola sepenuhnya,
perlu adanya unsur keadilan agar timbul kesejahteraan.9

Dalam pengklafikasiaanya, ada bermacam-macam jenis air. Adapun apabila


ditinjau dari pengeksplorasiannya, air dibagi menjadi tiga, yaitu air sungai, air
sumur, dan air dari mata air.10Adapun apabila dilihat dari kepemilikan menurut al-
Mawardi (1960: 180 – 184) dan Abu Ya’la (1994: 238 – 249) menyatakan bahwa
mata air dibagi menjadi tiga, yaitu mata air yang muncul secara alami, mata air
yang dibuat oleh seseorang di lahan milik umum, dan mata air yang dibuat
seseorang di lahan miliknya sendiri.11Dan apabila di tinjau dari akses untuk
pemanfaatannya sumber daya alam seperti air dibagi dalam tiga kategori, yaitu
akses yang legal, akses yang ilegal, dan yang ketiga akses yang paralel.12

7
Hafied A. Gani, “Sumber daya air memasuki era globalisasi: dari perspektif hidrologi,
desentralisasi dan demokratisasi di seputar konstalasi privatisasi dan hak guna air.”, Jurnal
Konstitusi, volume 2, no. 2, September 2006, hal. 33
8
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Putusan Perkara Nomor 058-059-060-
063/PUU-II/2004 dan Perkara Nomor 008/PUU-III/2005, hal. 498-499
9
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, hal. 13
10
Ali ibn Muhammad al-Mawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyah wa al-Wilayat al-Diniyah, (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2006), hal. 226.
11
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, hal. 12
12
Jasse C. Ribot dan Nancy Lee Peluso, A Theory of Access, Rural Sociology; edisi Jun
2003; 68 (2); Research Library, 2003, hlm. 153-159.
Namun di zaman sekarang, pemerintah pun perlu dipertanggung jawabkan
dalam pengelolahan sumber daya air yang ada di Indonesia. Tidak hanya swasta,
pemerintahpun secara tidak langsung merugikan masyarakat sekitar dalam
pemanfaatan sumber daya air. Karena dalam salah satu kasus, pemerintah
mendirikan PDAM dan di sisi lain aliran sungai yang mengarah ke masyarakat
mengecil.13Maka dari itu, pemerintah harus lebih teliti dalam menentukan
kebijakan dalam bertindak untuk menciptakan pemanfaatan yang sesuai dan
benar.14 Dan dari sininal tercipta kesejahteraan dan kemakmuran bersama.15

Dalam islam, sumber daya air juga merupakan barang publik. Yang berarti
kepemilikan akan pemanfaatan barang tersebut dimiliki oleh bersama.16Seperti apa
yang dikatakan hadist:

ُ ْ‫ال ُمسِْل ُموَن‬


ْ‫ُشَركَاءْفيَْثَالَثٍةْفيْالمَاءَْوالَكَالءَْوْالنَار‬
Artinya: “Kaum Muslim bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tig hal: air,
padang rumput dan api.” (HR Abu Dawud)17

Adapun dalam hadits tersebut, pemerintah sebagai pengatur barang publik tidak
hanya dibagikan ke satu golonagan saja tapi harus membagikannya secara merata.18

Dari semua ini, dapat disimpulkan bahwa sumber daya air merupakan
19
barang publik. Dan dalam permasalahan penyalahgunaan pemanfaatan sumber
daya air, bila ditinjau dari segi eksternalitas, memiliki dampak yang buruk karena

13
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, Hlm.2.
14
Peter S. Wenz, Environmental Justice, The State University of New York, Albany,
USA, 1990, hlm. 159
15
John Rawls, Teori Keadilan, Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo (terj), Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 2006, hlm. 28-29
16
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, Hlm.3
17
Abi Daud Sulaiman As-Sijistani, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 1998), hal.
537
18
Said Mahammad Basyuni, al-Hurriyyah al-Iqtishadiyyah fi al-Islam wa Atsaruha fi al-
Tanmiyah, (Kairo: Dar al-Wafa’, 1988), hal. 244.
19
Said Mahammad Basyuni, al-Hurriyyah al-Iqtishadiyyah fi al-Islam wa Atsaruha fi
al-Tanmiyah, (Kairo: Dar al-Wafa’, 1988), hal. 46.
merugikan banyak orang.20 Adapun pemerintah dan segala kebijakannya yang baik
dan benar merupakan kunci dari permasalahan tersebut. Sehingga tercipta keadilan
dan kesejahteraan dalam kehidupan ummat.21

20
Agus Fakhrina, “Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang: Perspektif
Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian, Vol.9, No.1, Mei 2012, Hlm.2.
21
John Rawls, Teori Keadilan, Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo (terj), Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 2006, hlm. 28-29

Anda mungkin juga menyukai