Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA HAKI BAGI PENDIDIK

Oleh : Moch Chabib Dwi Kurniawan, M.Pd

Pagi itu, waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB tiba-tiba pikiran menjadi tidak karuan. Marah,
emosi, kaget bercampur aduk jadi satu setelah membaca majalah yang diterbitkan oleh dinas
pendidikan. Bagaimana tidak marah?, terdapat sebuah tulisan disertai foto seorang guru sedang
memamerkan media pembelajaran yang jelas-jelas bukan karyanya.
Seakan tak percaya, media yang dimuat merupakan media pembelajaran karya penulis yang
bernama Piramida Ular. Apalagi guru yang mengaku membuat media tersebut adalah rekan kerja satu
sekolah, sebut saja namanya Ibu Dyah.
“ Tenang pak!, cuma pinjam medianya sebentar untuk syarat kenaikan pangkat dan medianya
sudah saya kembalikan.” Jawab Bu Dyah dengan entengnya setelah ditanyakan alasan beliau
menggunakan media yang bukan karyanya. Ingin marah dan protes pun tidak bisa karena peristiwa
tersebut sudah terjadi. Apalagi beliau merupakan salah satu guru senior di sekolah kami sehingga
hanya kata inggih yang bisa keluar dari mulut ini sebagai bentuk kekecewaan dalam hati
Bagi seorang pendidik tentu pernah membuat sebuah karya entah buku, media, metode,
model, atau karya lainnya. Waktu, tenaga, dan pikiran tercurahkan dalam pembuatan karya
tersebut. Sudah sepantaslah karya yang dihasilkan tersebut perlu mendapatkan perlindungan dan
penghargaan tujuannya agar pengalaman seperti yang dialami penulis tidak dialami oleh pendidik
lain. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang pentingnya melindungi karya dengan sebuah
hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
HAKI merupakan sebuah pengakuan secara resmi terhadap sebuah karya hasil pemikiran
seseorang yang diberikan oleh lembaga berwenang. Melalui pemberian HAKI tersebut, hak setiap
orang atas karya yang dihasilkan akan terjamin. Sehingga jika terjadi pelanggaran atas HAKI seseorang
maka pemilik hak tersebut dapat mengajukan tuntutan di pengadilan.
Terdapat beberapa jenis pelanggaran HAKI yang sering dilakukan dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Pertama, Pembajakan terhadap sebuah buku. Pelanggaran HAKI jenis ini yang sering
dilakukan seseorang melalui kegiatan penggandaan buku (fotocopy). Kedua, Pengakuan secara
sepihak karya orang lain. Ketiga, Meniru karya orang lain (plagiasi)
Banyak faktor yang menyebabkan pelanggaran HAKI tersebut terus terjadi.
1) Keinginan mendapatkan untung sebesar-besarnya dengan modal kecil
2) Kurangnya penegakan hukum terhadap pelaku pelanggar HAKI
3) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya pembajakan dan plagiasi
4) Kemajuan teknologi yang dapat memudahkan seseorang untuk mengedit dan menduplikasi
karya seseorang.

Setelah mengetahui jenis dan penyebab pelanggaran HAKI di bidang pendidikan, maka perlu
dilakukan edukasi kepada para guru pentingnya mendaftarkan karya kita ke lembaga yang berwenang
yakni Direktur Jendral Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM (Dirjen HKI
Kemenkumham). Melalui edukasi tersebut diharapkan para pendidik di Indonesia mempunyai
pencerahan tentang cara mengajukan HAKI di bidang pendidikan, jenis-jenis pelanggaran HAKI yang
dapat di hindari dan prosedur memperjuangkan hak atas karya yang dilanggar orang lain.
Semoga dengan adanya workshop perlindungan bagi guru dikdas tahun 2019 ini dapat
membawa pencerahan tentang cara memperjuangkan hak atas karya yang dimiliki para pendidik di
Indonesia. Besar harapan penulis untuk dapat di undang dalam workshop ini agar pengalaman buruk
yang terjadi sebelumnya tidak terulang kembali
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa esay yang berjudul

“PENTINGNYA HAKI BAGI PENDIDIK “

Adalah
1. Karya inovasi pembelajaran ASLI yang dibuat sendiri
2. Bukan karya untuk penyelesaian studi S-1, S-2 atau S-3
3. Sudah diimplementasikan dalam pembelajaran dan didesiminasikan kepada insan
pendidikan.
4. Tidak sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis, baik secara nasional maupun
internasional.
dan saya
1. Belumpernah menjadi juara I, juara II atau juara III pada perlombaan tingkat
nasional yang diselenggarakan oleh Kemendikbud dan Instansi lain tiga tahun
terakhir
2. Tidak sedang dalam mengikuti tugas belajar yang dibiayai Pemerintah
Pusat/Daerah
3. Tidak sedang atau diusulkan mengajar di luar negeri
4. Tidak sedang menjabat sebagai kepala sekolah atau diusulkan sebagai kepala
sekolah
5. Tidak sedang diusulkan pada jabatan fungsional tertentu lainnya
Apabila pernyataan yang saya buat tidak benar, saya bersedia didiskualifikasi oleh
panitia
Jombang, 3 OKtober 2019

ii

Anda mungkin juga menyukai