Artikel Bio 3 PDF
Artikel Bio 3 PDF
Tabel 4.1. Pertumbuhan dan kandungan klorofil (g/mL) tanaman kacang panjang (V. sinesis) pada
tingkat penyediaan air yang berbeda
No. Perlakuan
a b Total T (cm) BB (g) BK (g)
Keterangan:
P1 = penyiraman ½ kapasitas lapang
P2 = penyiraman berdasarkan kapasitas lapang
P3 = penyiraman 3/2 kapasitas lapang
Angka-angka yang diikuti superskrip huruf yang sama dalam suatu kolom menunjukkan hasil berbeda
tidak nyata berdasarkan hasil uji F pada taraf signifikansi 95%.
Hasil uji Anova dengan taraf pertumbuhan yan cenderung lebih bagus
kepercayaan 95% pada penelitian ini daripada tanaman dengan perlakuan P2
menunjukkan bahwa perlakuan penyiraman (volume 683 mL) dan P3 (volume 1025 mL).
yang berbeda terhadap V. sinesis memberikan Tanaman dengan perlakuan P1 mempunyai
pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman yang cenderung lebih tinggi
pertumbuhan V. sinesis. serta barat basah dan berat kering yang
Hasil penelitian terhadap pertumbuhan cenderung lebih besar dari tanaman P2 dan P3.
kacang panjang (berat basah dan berat kering) Perbandingan antara P2 dan P3 menunjukkan
dengan perlakuan penyediaan air yang berbeda bahwa tanaman P2 mempunyai tinggi tanaman
pada akhir penelitian digambarkan dalam yang cenderung lebih tinggi serta berat basah
bentuk histogram pada gambar 4.1 berikut : dan berat kering yang cenderung lebih besar
daripada tanaman P3. Hasil ini menunjukkan
30 bahwa pertumbuhan tanaman kacang panjang
25 paling optimal adalah ada tanaman dengan
20 perlakuan P1 (volume penyiraman setengah
15 Berat Basah dari kapasitas lapang).
10 Berat Kering Media tanam V. sinensis pada
5 perlakuan P1 (penyiraman setengah kapasitas
0 lapang), kondisi media tanam tidak
P1 P2 P3
mengandung banyak air sehingga pertumbuhan
tanaman kacang panjang menjadi optimal. Hal
yang paling penting dalam penyiraman kacang
Gambar 4.1. Histogram berat basah dan kering panjang adalah volume air yang digunakan
(g) V. sinesis pada tingkat untuk menyiram tidak terlalu banyak. Hal ini
penyediaan air yang berbeda. disebabkan karena tanaman kacang panjang
merupakan tanaman yang tahan terhadap
Hasil penelitian terhadap pertumbuhan kekeringan. Selain itu proses pertumbuhan
kacang panjang (tinggi tanaman) dengan tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang
perlakuan tingkat penyediaan air yang berbeda berbeda, bergantung pada jenis tanaman [9].
pada akhir penelitian digambarkan dalam Tanaman kacang panjang dengan
bentuk histogram pada gambar 4.2 berikut : volume penyiraman berdasarkan kapasitas
lapang, media tanamnya berada dalam kondisi
200
yang lembab. Sedangkan pada volume
penyiraman satu setengah dari kapasitas lapang,
150
media tanamnya berada dalam kondisi basah.
10 0
Tinggi tanam an Kedua kondisi tersebut tidak sesuai untuk
50 pertumbuhan kacang panjang sehingga hasil
0 pertumbuhan kacang panjang pada kedua
P1 P2 P3 perlakuan tersebut menunjukkan hasil yang
kurang optimal.
Air dalam media tanam akan diserap
oleh akar V. sinensis kemudian masuk ke dalam
Gambar 4.2 Histogram tinggi tanaman tanaman. Selanjutnya, air akan menuju ke daun
(cm) V. sinensis pada tingkat untuk menjalankan fotosintesis. Hasil
penyediaan air yang berbeda. fotosintesis kemudian digunakan oleh tanaman
untuk proses pertumbuhan. Peranan air bagi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan tanaman antara lain, air sebagai
tanaman kacang panjang dengan perlakuan P1 pelarut unsur hara di dalam tanah sehingga
(volume 342 mL) memperlihatkan tanaman dapat dengan mudah mengambil hara
tersebut melalui akar sebagai makanan dan unsur-unsur nitrogen, magnesium, besi,
sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian- mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen [3].
bagian tanaman yang memerlukan melalui Faktor utama pembentuk klorofil
pembuluh xilem. Selain itu, air juga berperan adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur
dalam proses fotosintesis. Air akan melarutkan hara makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman
glukosa sebagai hasil fotosintesis dan dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan
mengangkutnya ke seluruh tubuh tumbuhan oleh tanaman, salah satunya sebagai penyusun
melalui pembuluh floem. Hasil fotosintesis ini klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N
akan digunakan tumbuhan untuk proses akan menunjukkan gejala antara lain klorosis
pertumbuhannya [11]. pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan
Hasil uji F dengan taraf kepercayaan N2 secara langsung. Gas N2 tersebut harus
95% menunjukkan bahwa perlakuan difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3)
penyiraman yang berbeda terhadap V. sinensis [1].
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata Tanaman kacang panjang bersimbiosis
terhadap kandungan klorofil V. sinensis. Hasil dengan bakteri Rhizobium sp yang dapat
penelitian terhadap kandungan klorofil kacang membentuk bintil akar. Rhizobium sp dapat
panjang (klorofil a, b, dan total) dengan memfiksasi gas N2 yang terdapat dalam tanah
perlakuan tingkat penyediaan air yang berbeda kemudian mengkonversinya menjadi amonia
pada akhir penelitian digambarkan dalam (NH3). Amonia hasil konversi N2 oleh
bentuk histogram pada gambar berikut : Rhizobium sp kemudian diangkut melalui
xilem menuju ke daun untuk membentuk
40 klorofil. Semakin banyak air yang ada di
30 dalam tanah maka semakin banyak pula
Klorofil a amonia yang diangkut menuju ke daun.
20
Klorofil b Semakin banyak amonia yang ada dalam daun
10 Klorofil total maka semakin banyak pula klorofil yang
0
terbentuk [1]. Amonia sangat larut dalam air
P1 P2 P3 dan dalam alokohol [4].
Tanaman kacang panjang dengan
volume penyiraman berdasarkan kapasitas
Gambar 4.3 Histogram kandungan klorofil lapang mengandung kadar air yang sedang
(g/mL) V. sinensis pada tingkat dalam media tanamnya sehingga udara masih
penyediaan air yang berbeda. bisa memasuki pori-pori dalam media tanam.
Kondisi ini sesuai untuk habitat Rhizobium sp
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karena Rhizobium sp merupakan bakteri aerob
V. sinensis dengan perlakuan P2 (penyiraman yang membutuhkan O2. Habitat yang sesuai
berdasarkan kapasitas lapang) menunjukkan untuk Rhizobium sp ini dapat meningkatkan
kandungan klorofil yang cenderung lebih kemampuan bakteri ini dalam mengikat N2. N2
banyak daripada V. sinensis dengan perlakuan selanjutnya akan diubah menjadi amonia yang
P1 dan P2. larut dalam air dan kemudian terangkut ke
Proses fotosintesis membutuhkan daun. Hal ini menyebabkan sintesis klorofil
klorofil, maka klorofil umumnya disintesis pada daun menjadi optimal. Sehingga kacang
pada daun untuk menangkap cahaya matahari panjang dengan volume penyiraman sesuai
yang jumlahnya berbeda pada tiap spesies dengan kapasistas lapang mempunyai
tergantung dari faktor lingkungan dan kandungan klorofil yang cukup banyak.
genetiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tanaman kacang panjang dengan
sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula atau volume penyiraman setengah dari kapasitas
karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik dan lapang mengandung kadar air yang rendah
dalam media tanamnya. Hal ini memyebabkan
pengangkutan amonia ke daun kurang optimal. 7. Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995.
Selain itu, kandungan air yang rendah dalam Hubungan Tanah, Air dan Tanaman.
media tanam secara langsung juga akan IKIP Semarang Press : Semarang.
menghambat sintesis klorofil pada daun. 8. Kimball, J. W. 1990. BIOLOGI. Edisi
Ketersediaan air yang kurang menyebabkan Kelima Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
laju fotosintesis menurun yang mengakibatkan 9. Kurnia, U. 2004. Prospek Pengaliran
sintesis klorofil menurun. Kekurangan air juga Pengairan Tanaman Semusim Lahan
menyebabkan kenaikan temperatur dan Kering. Balai Panelitian Tanah. Bogor.
transpirasi sehingga menyebabkan disintegrasi Jurnal Litbang Pertanian. 23(4).
klorofil. Hal ini menyebabkan pembentukan 10. Limantara, L. 2006. Klorofil si Emas
klorofil pada perlakuan P1 kurang optimal Hijau.
sehingga jumlah klorofil yang terbentuk pada http://www.synergizerteam.com. 28
daun sedikit [3]. April 2008.
Tanaman dengan volume penyiraman 11. Najiyati, S., Danarti, 1998. Petunjuk
satu setengah kapasitas lapang mengandung Mengairi dan Menyiram Tanaman.
kadar air yang tinggi dalam media tanamnya. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI.
Kondisi tersebut merupakan kondisi yan tidak Jakarta.
sesuai untuk habitat Rhizobium sp karena 12. Rifai, M.A. , dkk. 1996. Kamus
kandungan air terlalu banyak sehingga tidak Biologi Bagian Fisiologi. PT Rineka
ada ruang untuk udara. Kondisi ini Cipta : Jakarta,
menyebabkan terjadinya penurunan http://id.wikipedia.org/wiki/Klorofil.
kemampuan Rhizobium sp untuk mengikat N2. 13. Riyadi, I. 2006. Isolasi Protoplas
Hal ini menyebabkan jumlah N2 yang Tanaman Kacang Panjang secara
terangkut ke daun sedikit sehingga klorofil Enzimatis. Balai Penelitian
yang terbentuk pada daun menjadi berkurang. Bioteknologi Perkebunan Indonesia :
Bogor. Buletin Plasma Nutfah Vol. 12
DAFTAR PUSTAKA No. 2.
1. Anonim. 2003. Hara Mineral dan 14. Salisbury, F. B., C. W. 1995. Fisiologi
Transport Air serta Hasil Fotosintesis Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB.
pada Tumbuhan. Bandung.
http://iel.ipb.ac.id/sac/2003/sf_ 15. Suprapto, dan Jaya, N. A. 2000.
tumbuhan/unsur.pdf. 22 Juli 2008. Berbagai Masukan Teknologi untuk
2. Awan, S. 2007. Klorofil. Meningkatkan Produktivitas Lahan
http://sicma.blogspot.com. 28 April Marginal. Laporan Akhir Penelitian
2008. SUT Diversifikasi Lahan Marginal di
3. Curtis, O.F. dan Clark, G.C. 1950. An Kecamatan Gerokgak Buleleng.
Introduction to Plant Physiology. 16. Suryadi, dkk. 2003. Karakteristik dan
McGraw Hill Book Compant. Inc. Deskripsi Plasma Nutfah Kacang
4. Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Panjang. Balai Penelitian Tanaman
Kimia. Erlangga. Jakarta. Sayuran : Lembang. Buletin Plasma
5. Harborne, J.B. 1987. Metode Nutfah vol. 9 No. 1 th. 2003.
Fitokimia. Penerbit ITB : Bandung. 17. Yatim, W. 1990. Kamus Biologi.
Hal : 259-261. Yayasan Obor Indonesia : Jakarta.
6. Haryati. 2003. Pengaruh Cekaman Air
terhadap Perumbuhan dan Hasil
Tanaman. Universitas Sumatra Utara.
Medan.