Anda di halaman 1dari 6

A.

Masa Patristik
Istilah parastik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin
gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas dan atau golongan ahli
pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam
pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yag menerimanya. Bagi
mereka yang menolak, alasanya karena beranggapan bahwa sudah mempuyai
sumber kebenaranyaitu firman Tuhan, an tidak dibenarkan apabila mencari sumber
kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang yang menerima
sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu
firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil
metodosnya saja (tata cara berfikir).

B. Masa Skolatik
Istilah Skolatik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.
Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik
merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

Terdapat beberapa
penegrtian dari cork khas Skolatik, sebagai berikut;
Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
Skolatik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada,
kejasmanian, kehormatan, baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian muncul
istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab dan lain-lainnya.
Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran enegetahuan
alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi anatar
kepercayaan dan akal.
Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak diperngaruhi leh ajaran
gereja.

Skolastik Awal (800-1200)


Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot,
terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Baru pada abad ke-8 Masehi,
kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 - 814)
dapat memberika suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu
pegetahuan, termaksud kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang semuanya
menampakkan mulai adanya kebangkitan.

Skolastik Puncak ( 1200-1300)


Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahum 1200-1300
dan masa ini juga disebut masaberbunga. Berikut
ini beberapa faktor mengapa masa skolistik mencapai pada puncaknya.
Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12
sehingga sampai abadke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancis, Universitas inu
merupakan gabungan dari beberpa sekolah. Almamater inilah sebagai awal
(embrio) berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di
Cambridge dan lain-lainnya.
Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya
perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan
yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini
akan berpengaruh terhadap kehidupan-kehidupan kerohanian di mana
kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran di bidang filsafat dan teologi,
seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D.Scotus, William
Ocham.

Skolastik Akhir (1300-1450)


Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran
filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Perkembangan
Skolisik yang paling memuncak dicapai pada pertengahan kedua
abad ke-13 dan perempatan pertama abad ke-14. Pada abd ke-14 itu makin lama
timbullah rasa jemu terhadap segala macam filsafat yang konstruktip. Timbullah dua kelompok
pemikir, yaitu dari aliran Thomisme dan
Scotisme.

TOKOH YANG HIDUP MASA ABAD PERTENGAHAN

Pada Masa Patristik


- Justinus Martin

Menurut pendapatnya, agama Kristen


bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa
dianggap sebagai awal kedatangan Kristen.

Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani ini


mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah
logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-oran Yahudi (Socrates,
Plato dan Lin-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan memacar dari
logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan
menyimpang dari ajaran murni.

Klemens ( 150 – 215 )


Ia juga termaksud pembela Kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani.
Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut:
Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk memprtahankan diri
dari otoriter filsafat Yunani;
Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat
Yunani;
Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan
pemikiran secara mendalam;

- Tertullianus (160-222)
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan pertobatan ia
menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menolak khadiran filsafat Yunani
karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, bahwa
wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubugan antara teologi dengan filsafat,
tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat
filsafat), tidak ada hubungan antara gereja akademi, tidak ada hubungan antara
Kristen dengan penemuan baru.

- Augustinus (354 – 430)


Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, antara lain
Plantoniasme dan Skeptisisme. Setelah mempelajari aliran Skeptisisme, ia kemudia tidak
menyetujui atau
menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan batiniah. Orang dapat
meragukan segalanya, tetapi orang tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu.
Seseoran yang ragu-ragu sebenarnya ia berfikir dan seseorang yang berfikir
sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia dan
batasnya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak
ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh
abad dan mempengaruhi
pemikiran Eropa

Pada masa Skolistik


Skolastik Awal
- Peter Abaelardus (1079 - 1180)
Ia dilahirkan di Le Pallet, Perancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan
pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar engan para ahli pikir
dan pejabat gereja. Ia termaksud orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam
sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artiya peranan akal dapat
menundukkan kekuatan iamn. Iman harus mau didahului akal. Yang harus
dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal. Berbeda
dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus sejalan sengan man.
Aberlardus memberikan alasan bahwa berfikir itu berada di luar iman (di lur
kepercayaan). Karena itu berfikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini
sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi,
yaitu bhwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukt. Dengan
demikian, dalam teologi itu iman hampr kehilangan tempat. Ia mencontohkan,
seperti ajaran Trinitas juga berdasarkan pada bukti-bukti, termaksud bukti dalam
wahyu Tuhan.

- Johanes Scotus Eriugena (815 – 870)


Juga
ia berhasil menyusun suatu sistem filsafat yang teratur serta mendalam pada suatu
zaman ketika orang masih berfikir hanya dengan mengumpulkan pendapatpendapat
orang lain saja. Sekalipun demikian ia masih juga dipengaruhi tokohtokoh
lain, yaitu Augustinus dan Dionisios dari Aeropagos.
Pemikiran filsafatinya berdasarkan keyakinan Kristiani. Oleh karena itu segala
penelitian dimulai dari iman, sedang wahyu ilahi dipandang sebagai sumber
bahan-bahan filsafatnya.

Anselmus dari canterbury (1033 – 1109)

Dilahirkan di Aosta, Piemont, yang kemudian menjadi uskup di Canterbury.


Sekalipun sebagian karyanya di tulis pada abad ke-11, akan tetapi karena karya –
karyanya itu besar sekali pengaruhnya atas pemikiran Skolastik, maka tiada
keberatan untuk untuk membicarakan tokoh ini sebagai termaksud tokoh abad ke-
12. Dapat katakan bahwa ia adalah Skolastikus pertama dalam arti yang
sebenarnya. Di antara karya – karyanya yang penting adalah “Cur deus homo”
(Mengapa Allah menjadi manusia), Monologion, Proslogion, dll. Pemilam
artkiran dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya bagi
pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akallah yang dapat
memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang harus percaya
dahulu supaya dapat mendapatkan penegrtian yang benar akan kebenaran.

Petrus Abaelardus (1079 – 1142)


Dilahirkan di Le Pallet (dekat Nantes), di Perancis. Pandangan tajam sekali, akan
tetapi karena kekerasan wataknya sering ia bentrokan dengan para ahli pikir
lainnya dan dengan para pejabat gerejani. Jasa-jasanya terletakdalam
pembaharuan metode peikiran dan dalam memikirkan lebih lanjut persoalanpersoalan
dialektis yang aktual. Metode yang dipakai adlah rasionalistis, yang
menundukkan iman kepada akal. Iman harus mau diawali akal. Ang wajib
dipercaya ialah apa yan telah disetujui akal dan telah diterima olehnya. Pandangan
ini berbeda sekali dengan pandangan Anselmus, yang mengemukakan, bahwa
berfikir harus dilaksanakan dalam iman.

Skolastika Puncak
- Albertus mangunus (1203 – 1280)
Di samping sebaga birawan, Albertus mangunus juga dikenal sebagai
cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir dengan nama Albert von Bollstadt yang
juga dikenal sebagai “doktor universalis” dan “doktor magnus”, kemudian
bernama Albertus mangnus (Albert the Great). Selain daripada itu ia juga mengantarkan ajaran
Aristotelesdi Eropa
Barat, yang oleh karenanya telah membuka keterangan yang baru bagi pemikiran
Kristiani terhadap gagasan-gagasan dasar filsafat Aristoteles. Lebih dari siapa pun
ia telah memperkenalkan Aristotles kepada dunia Barat. Sekalipun demikian ia
tetap setia kepada bebrapa dalil Neoplatonisme, bahkan telah memperkuat
pengaruh Neoplatonisme dengan keterangannya yang mengenai ajaran Dionision
dan Areopagos.

Thomas Aquinas (1225-1274)

Ia merupakan tokoh terbesar


Skolastisisme, salah seorang suci greja Katolik Romawi dan pendiri aliran yang
dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun 1245 belajar pada
Albertus Magnus. Pada tahun 1259 menjadi guru besar dan penasihat istana Paus.
Karya Thomas Aquinas telah menanadai taraf yang tinggi dari aliran
Skolastisisme pada abad pertengahan. Ia berusaha untuk memebuktikan bahwa
iaman Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan pemikiran logis. Ia telah
menerima pemikiran Aristoteles sebagai otoritas tertinggi tentang pemikirannya
yang logis.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran
diungkapkan dengan jalan ynag berbeda-beda, sedangkan iman berjalan di luar
jangkauan pemikiran. Ia mengimbau agar orang-orang untuk mengetahui hukum
alamiah (pengetahuan) yan terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi
antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara keutuhan
walaupun iman diungkapkan lewat beberapa kebenaran yan berada di luar
kekuatan pikir.

Skolastik Akhir
- William Ockham (1285 – 1349)
Ia merupakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Ia menolak ajaran Thomas dan
Mendahlilkan bahwa kenyataan itu hanya terdapat pada
benda-benda atu demi satu dan hal-hal yang umum itu hanya tanda-tanda abstrak.
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang
atau kejadian-kejadian individual. Konsep – konsep atau kesimpulan –
kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa
kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan
lewat logika. Disamping itu, ia membantah anggapan skolistik bahwa logika dapat
mebuktikan doktrin teologis.

Nicolas Cusasus (1401 – 1464 )


Ia sebagi tokoh pemikiran yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut
pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengena, yaitu lewat indra, akal, dan
instuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda
berjsad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan
bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra.
Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. hanya
dengan intuisi inilah kita akn dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat
dipersatukan. Manusia seharusnya menyadari akan keterbatasan akal, sehingga
banyak hal yang seharusnya menyadari akan keterbatasan akal, sehingga banyak
hal yang seharusnya dapat diketahui. Karena keterbatasan akal tersebut, hanya
sedikit saja yang dapat diketahui oleh akal. Dengan intuisi inilah diharapkan akan
sampai pada knyataan, yaitu suatu tempat di mana segala sesuatu bentuknya
menjadi larut, yaitu Tuhan.
Pemikran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad
pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas. Sintesis ini mengarah
ke masa depan, dari pemikiranya ini tersirat suatu pemikiran para humanis.

Anda mungkin juga menyukai