Anda di halaman 1dari 20

Permasalahan Pendidikan Biologi yang dapat diselesaikan Menggunakan Paradigma

Positivistik Kuantitatif, Penelitian Kualitatif Naturalistik, dan Metode Campuran

Disusun oleh:

1. Aini Sahira (197125251004)


2. Nuha Farihah Ranjani (197125251005)
3. Firman Agus Setiawan (197125251007)

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..…1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….….2
A. Hakikat Pendidikan………………………………………...……………….…2
B. Hakikat Pendidikan Biologi…………………………………………………...2
C. Ruang Lingkup Pendidikan Biologi…………………………………………...3
D. Paradigma Positivistik Kuantitatif .................................................................. 4
E. Paradigma Naturalitik Kualitatif ................................................................... 10
F. Metode Campuran (Kuantitatif-Kualitatif) ......................................................13
BAB III PENUTUP……..........................................................................................17
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................18
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian memiliki prinsip berlandaskan metode ilmiah tersistematis yang
dijadikan pedoman untuk berpikir atau bertindak oleh peneliti. Secara garis besar
jenis penelitian terdiri dari penelitian kuantitatif dan kualitatif dimana penelitian
tersebut diatur dalam paradigma yang berbeda. Paradigma merupakan suatu cara
pendekatan investigasi suatu objek untuk titik awal mengungkapkan point of view,
formulasi suatu teori, mendesain pertanyaan atau refleksi yang sederhana. Akhirnya
paradigma dapat diformulasikan sebagai keseluruhan sistem kepercayaan, nilai dan
teknik yang digunakan.
Paradigma penelitian kuantitatif berlandaskan pada positivistik yang
memandang realitas/gejala/fenomena yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap,
konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Positivistik
kuantitatif dapat digunakan untuk meneliti populasi atau sampel. Sedangkan
pendekatan kualitatif memandang manusia memiliki karakteristik yang spesifik dan
bersifat sangat individual. Oleh karena itu, suatu keadaan yang dialami oleh
seseorang akan berlaku sama dengan orang yang lain. Selain kuantitatif dan kualitatif
terdapat metode campuran yang menerapkan kombinasi dua metode kualitatif dan
kuantitatif dengan asumsi menggunakan dua pendekatan lebih baik dari pada
menggunakan satu pendekatan. Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul
“Permasalahan Pendidikan Biologi yang dapat diselesaikan Menggunakan
Paradigma Positivistik Kuantitatif, Penelitian Kualitatif Naturalistik, dan
Metode Campuran” adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai identifikasi
permasalahan penelitian dengan beberapa paradigma dalam bidang pendidikan
biologi.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi permasalahan penelitian dalam bidang pendidikan biologi yang
dapat diselesaikan dengan menggunakna paradigma positivistic kuantitatif
2. Mengidentifikasi permasalahan penelitian dalam bidang pendidikan biologi yang
dapat diselesaikan dengan menggunakan paradigma natularistik kualitatif.
3. Mengidentifikasi permasalahan penelitian dalam bidang pendidikan biologi
dengan menggunakan metode campuran.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan
subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam
lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut
alat pendidikan. Istilah pendidikan adalah berasal dari Bahasa Yunani “paedagogie”
yang akar katanya “pais” berarti anak dan “again” berarti bimbingan. Jadi
“paedagogie” berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam Bahasa Inggris
pendidikan diterjemahkan menjadi “Education”. Education berasal dari Bahasa yunani
“educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk
dituntun agar tumbuh dan berkembang.
Menurut Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa “pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan,batin,karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak), dalam siswa tidak boleh
dipisah-pisahkan bagian-bagian itu supaya kita memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya”.
Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan
utama pendidikan adalah manusia. Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan
hakikat pendidikan tersebut dinyatakan oleh Raka Joni, sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan tenaga didik atau guru.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam pembentukan manusia seutuhnya.
B. Hakikat Pendidikan Biologi
Biologi menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai serta tanggungjawab sebagai seorang warga negara yang
bertanggungjawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mata pelajaran biologi berkaitan dengan cara
mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
2
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari
dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
Beberapa unsur penting yang menjadi ciri atas pengertian belajar, yaitu: (1)
belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu
mengarah ke tingkah laku yang lebih baik; (2) belajar merupakan perubahan yang
terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar;
(3) untuk bisa disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Seberapa lama
periode waktu itu berlangsung, sulit ditentukan dengan pasti, namun perubahan itu
hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-
hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus
mengenyampingkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi,
kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang hanya
berlangsung sementara; (4) tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut aspek-aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap.
Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera,
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu
mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan,
menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali
dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari. Jadi pada dasarnya, pelajaran biologi berupaya
untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara “mengetahui” dan
cara “mengerjakan”yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara
mendalam.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Biologi
Pendidikan sebagai ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,
karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik itu secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun segi-segi atau pihak-pihak yang terlibat
3
dalam pendidikan sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan biologi adalah sebagai
berikut : (1) Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi pembelajaran
biologi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. (2). Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran biologi pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan.(3). Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
(4). Standar Pendidik biologi dan Tenaga Kependidikan biologi adalah Pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
khususnya pada bidang biologi. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas
adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. (5). Standar Sarana dan Prasarana pendidikan
biologi adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran biologi, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. (6).
Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan khususnya pada pembelajaran biologi pada tingkat
satuan pendidikan agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
(7). Standar Penilaian Pendidikan Biologi adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.

D. Penelitian dengan Paradigma Positivistik Kuantitatif


Pendekatan posivistik memandang kenyataan sebagai suatu yang berdimensi
tunggal/ unidemensi, fragmental dan cenderung bersifat tetap. Oleh karena itu,
sebelum dilakukan penelitian, peneliti dapat menyusun rancangan penelitian secara
terinci dan rancangan tersebut tidak akan berubah-ubah selama penelitian berlangsung.
Tujuan penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan model tujuan penelitian kualitatif,
baik dalam hal bahasa maupun fokusnya dalam menghubungkan atau membandingkan
varibel-varibel. Ingatklah kembali Bab 3 yang menjelaskan jenis-jenis variabel utama
dalam penelitian kuantitatif, yaitu varibel bebas, varibel mediate, varibel moderate,
dan varibel terikat.
Tujuan penelitian kuantitatif meliputi varibel-varibel dalam penelitian dan
hubungan antar varibel tersebut, para partisipan, dan lokasi penelitian. Tujuan ini
ditulis dengan bahasa-bahasa yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif, dan
4
terkadang juga mencakup pengujian deduktif atas hubungan-hubungan atau teori-teori
tertentu. Tujuan penelitian kuantitatif biasanya dimulai dengan mengidentifikasikan
variabel-variabel utama dalam penelitian (bebas, intervening, atau terikat) beserta
model visualnya, lalu mencari dan dan menentukan bagaimana variabel-variabel itu
akan diukur atau diamati. Pada akhirnya, tujuan digunakannya variabel-varibel secara
kuantitatif adalah untuk menghubungkan variabel-variabel tersebut, seperti yang bisa
ditemukan dalam penelitian survei, atau untuk membandingkan sampel-sampel atau
kelompok-kelompok tertentu dalm kaitannya dengan hasil penelitian, seperti yang
sering dijumpai dalam penelitian eksperimen.
Jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif dibagi menjadi dua golongan
besar, yakni penelitian deskriptif/ noneksperimen dan penelitian eksperimen.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang tidak disertai manipulasi faktor secara
sengaja oleh peneliti. Penelitian deskriptif juga dapat berupa penelitian yang tidak
memiliki variabel bebas. Selain itu, pengendalian terhadap variabel penekan/
penggnggu/ eksternal, tidak dilakukan secara penuh, namun hanya dengan memilah
kondisi yang berbeda untuk memilih kondisi yang sama/ homogen setiap variabel
penekanan yang bersangkutan.
Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah
direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri
daritahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

1. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dicirikan oleh adanya manipulasi
terhadap variabel bebas secara sengaja oleh peneliti. Tujuan penelitian eksperien
adalah untuk mengungkap perubahan yng terjadi pada variabel terikat akibat pengaruh
variabel bebas. Dengan demikian, variabel bebas berkedudukan sebagai faktor yang
5
menjadi penyebab terjadinya variasi respon pada variabel terikat. Oleh karena itu,
sebagai factor maka variabel bebas dalam eksperimen juga berkedudukan sebagai
variabel prediktor. Sementara itu variabel terikat sebagai variabel respon.
Agar dalam penelitian eksperimen tidak ada faktor lain yang tidak
dimanipulasi oleh peneliti ikut mempengaruhi respon variabel terikat maka maka
semua faktor lain selai variabel bebas yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen
harus dikendalikan. Dengan demikian semua variabel yang berkeduudukan sebagai
variabel penekan/ penggngu/ eksternal harus dikendalikan sehingga menjadi variabel-
variabel yang terkendali (control variabels).
a. Jenis Penelitian Eksperimen
Variabel bebas di dalam penelitian eksperimen disebut faktor. Jenis penelitian
eksperimen dapat dibedakan atas dasar banyaknya faktor. Penelitian eksperimen
juga dapat dibedakan berdasarkan kemampuan peneliti melakukan pengendalian
terhadap variabel yang berpengaruh terhadap jalannya eksperimen. Varibael yang
berpengaruh terhadap jalannya eksperimen adalah variabel penekan/pengganggu.
Penelitian eksperimen juga dapat dibedakan berdasarkan teknik random
assignment dalam memberikan suatu taraf/kategori perlakuan.
1. Jenis Penelitian Eksperimen Berdasarkan Banyaknya Faktor
Seperti halnya penelitia deskriptif, penelitian eksperimen dapat
dibedakan berdasarkan banyaknya variabel bebas dan variabel terikat dan
diteliti. Di dalam penelitian eksperimen peneliti bertujuan menyelidiki
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Oleh karena ini, variabel
bebas berkedudukan sebagai faktor. Ragam penelitian eksperimen berdasarkan
banyaknya faktor mencakup eksperimen sebagai berikut.
Dalam melakukan manipulasi faktor/ varibel bebas, peneliti dapat hanya
menggunakan satu level/ taraf (jika faktornya bersifat kuantitatif) atau
kategori/ atribut (jika faktornya bersifat kualitatif), dua level/taraf atau
kategori/ atribut, tiga level/ taraf atau kategori/atribut atau lebih. Jika faktornya
bersifat kuantitatif maka jangan terlalu banyak level/taraf faktornya karena
secara otomatis akan terjadi hasil yang bermakna/signifikan antara pengaruh
level/taraf yang paling rendah dengan level/taraf yang paling tinggi.
1. Eksperimen Faktor Tunggal (Single Factor Experiment)
Eksperimen faktor tunggal adalah eksperimen yang hanya
melibatkan satu variabel bebas yang dijadikan faktor perlakuan atau
treatment factor. Jika variabel bebas yang dijadikan faktor perlakuan/
6
treatment factor adalah varibael kauntitatif maka bagian-bagiannya disebut
level atau taraf.
2. Eksperimen Faktor Ganda (Multifactor Experiment)
Eksperimen faktor ganda dapat melibatkan dua faktor, eksperimen
tiga faktor, dan eksperimen lebih dari tiga faktor. Pada penelitian dua
faktor atau disebut penelitian bifaktor, peneliti dapat berfokus pada
penyelidikan interaksi antara kedua variabel bebas pengaruhnya terhadap
variabel terikat. Dalam hal yang demikian, maka secara teoritik memang
ada rasional bahwa salah satu faktor mempengaruhi kinerja faktor yang
kedua dalam mempengaruhi variabel terikat. Dapat pula terjadi bahwa
memang kedua faktor saling berpengaruh sehingga akan ada perbedaanya
dalam mempengaruhi variabel terikat ketika masing-masing faktor berdiri
sendiri-sendiri. Peneliti dapat pula menyelidiki dua faktor yang salah satu
faktor tersarang (nested) atau ada didalam faktor yang kedua sehingga
disebut eksperimen tersarang asalnya, misalnya diambil dari pucuk batang
utama, dan pucuk dari cabang.
Pada penelitian eksperimen tiga faktor, peneliti dapat menyelidiki
interaksi ketiga faktor sehingga berupa eksperimen faktorial trifaktorial,
dapat pula menyelidiki dua faktor yang berinteraksi dan satu faktor yang
tersarang sehingga disebut eksperimen faktorial tersarang.

2. Jenis penelitian Eksperimen Berdasarkan randomisasi subjek serta Kontrol


Terhadap Variabel Penekan
Penelitian eksperimen dibedakan menjadi pra-eksperimen, eksperimen
sejati, dan eksperimen semu. Jika setiap subjek berpeluang sama untuk dikenai
perlakuan dan adanya kelompok control serta adanya pengukuran sebelum dan
sesudah eksperimen maka desain penelitiannya disebut desain penelitian
eksperimen sejati. Jika pengacakan dilakukan terhadap kelompok-kelompok unit
eksperimen untuk memperoleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
maka disebut penelitian eksperimen semu karena pengundian tidak dilakukan
terhadap setiap subjek sebagai unit eksperimen sehingga berpeluangan sama
untuk memperoleh suatu/ intervensi. Jika penelitian eksperimen tidak disertai
adanya kelompok control atau ada kelomok control maka tidak disertai adanya
pengukuran sebelum eksperimen maka disebut desain pra-eksperimen.

7
3. Jenis penelitan Eksperimen Berdasarkan Keberadaan Hipotesis Penelitian
Tantangan bagi seorang peneliti adalah kemampuan menyusun hipotesis
penelitan. Berikut adalah jenis penelitian eksperimen berdasarkan keberadaan
hipostesi penelitian.
a. Eksperimen Eksploratif/Pendahuluan
Peneliti dalam melaksanakan eksperimen mungkin saja tidak memiliki
hipotesis sebagai akibat tidak adanya dukungan penelitian yang relevan.
b. Eksperimen Kritis
Eksperimen eksploratif umumnya akan diikuti dengan eksperimen kritis, yakni
eksperimen yang memiliki hipotesis.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif ditandai tidak adanya manipulasi variabel bebas oleh
peneliti. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan atau memotret
keadaan variabel atau hubungan antar variabel yang diteliti. Ada banyak penelitian
deskriptif. Berkut ini diuraikan macam-macam penelitian deskriptif.
1. Jenis penelitian dekskriptif berdasarkan cara melakukan penelitian
Penelitian deskriptif dapat dibedakan berdasarkan kepada metodenya menjadi
penelitian survei, penelitian observasi, dan penelitian eksposfakto.
a. Metode penelitian survei
Metode penelitian survei dalam bidang pendidikan biologi ataupun pendi
dikan sains pada umumnya dicirikan adanya self report. Artinnya bahwa pihak
yang diteliti melaporkan keadaan dirinya berdasarkan macam data yang
dihimpun oleh peneliti. Metode ini juga dipakai dalam bidang biologi terapan
karena sebagai subjek yang melakukan budidaya atau rekayasa adalah manusia.
Dalam bidang pertanian misalnya, petani dapat dijadikan responden berkait
dengan kegiatan pertanian yang dilakukan. Dalam bidang perikanan, peternak
ikan dapat dijadikan responden berkait dengan kegiatan peternakan ikan yang
dilakukan.
b. Metode penelitian observasi
Metode penelitian observasi atau metode observasi dalam bidang
pendidikan biologi atau pendidikan sains pada umumnya jika data penelitian
hanya dapat dihimpun melalui observasi atau pengamatan. Sebagai contoh
untuk memperoleh data performansi guru atau performansi murid dalam
kegiatan pembelajaran hanya dapat dilakukan melalui observasi.

8
c. Metode penelitian Eksposfakto
Pada umunya penelitian eksposfakto tidak dibedakan dengan penelitian
observasi dalam ilmu alamiah atau penelitian survei dalam ilmu sosial. Namun
demikian, ada sesuatu yang spesifik yang akhirnya jenis penelitian ini
dipisahkan dari penelitian survei dan diberi nama penelitian eksposfakto.
Dalam penelitian pendidikan biologi atau pendidikan sains pada umunya
disebut eksosfakto. Karena faktanya diduga telah berubah akibat adanya
peristiwa yang telah dialami oleh sesuatu populasi. Peristiwa yang memapar
itu disebut pula sebagai peristiwa yang mengekhibisi. Ekshibitor bukan terjadi
karenaa tindakan manipulasi oleh peneliti, namun oleh alam atau oleh orang
lain, sementara perlakuan/ treatment atau intervensi secara sengaja
dimanuipulasi oleh peneliti.
2. Jenis Penelitian Deskriptif Berdasarkan Banyaknya Variabel Penelitian
Penelitian deskriptif dapat dibedakan berdasarkan banyaknya variabel yang
diteliti. Dalam hal ini, dikenal adanya penelitian deskriptif monovariat, deskriptif
bivariate, dan deskriptif multivariat.
a. Penelitian Deksriptif Monovariat
Penelitian deskriptif tanpa variabel bebas, yakni penelitian terhadap suatu
variabel tanpa adanya variabel yang mempengaruhinya. Penelitian monovariat
tetap memiliki bobot yang tinggi sepanjang varibael yang diteliti memang belum
pernah diungkap data empirisnya.
b. Penelitian Deskriptif Bivariat
Penelitian deksriptif yang meneliti hubungan dua acam variabel, yang satu
variabel berkedudukan sebagai variabel bebas dan yang kedua berkedudukan
sebagai variabel terikat. Hubungan variabel bebas dan variabel terikat harus logis
dan didukung oleh teori dan hasil penelitian yang relevan.
Penelitian bivariate berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi beberapa
macam penelitian, yakni
1. Penelitian deskriptif dengan tujuan mengetahui perbedaan respon yang terjadi
pada variabel terikat akibat adanya pengaruh variabel bebas.
2. Penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui pola hubungan atau pola
respon antara variabel terikat dengan variabel bebasnya. Dalam hal ini, baik
variabel bebas maupun variabel terikat merupakan variabel kuantitatif, dan
varibael bebas sebagai variabel predictor.

9
c. Penelitian Desktiptif Multivariat
Penelitian deskriptif yang melibatkan lebih dari dua variabel ada tiga
kemungkinan, yakni (1) banyak variabel bebas dengan satu variabel terikat, (2)
satu variabel bebas dengan banyak variabel terikat, dan (3) banyak baik variabel
bebas maupun variabel terikatnya.
1. Penelitian Deskriptif dengan Banyak Variabel bebas dan satu Variabel Terikat
Dalam bidang pendidikan biologi dan pendidikan sains pada umumnya,
peneliti dapat menyelidiki pengaruh kedua atau lebih variabel bebas terhadap
variabel satu variabel terikat. Misalnya peneliti ingin menyelidiki pengaruh
model pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta
didik untuk suatu topik tertentu.
2. Penelitian Deskriptif dengan Satu Variabel Bebas dan Banyak Variabel
Terikat
Variabel terikat dapat yang dipengaruhi oleh variabel bebas dapat lebih
dari satu variabel. Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas
pengaruh suatu model pembelajaran terhadat kemampuan berpikir kritis dan
kreatif peserta didik pada pokok bahasan tertentu.
3. Penelitian Deskriptif dengan Banyak Variabel Bebas dan Banyak Variabel
Terikat
Penelitian deskriptif dapat melibatkan banyak variabel bebas banyak
variabel terikat. Sebagai contoh, seseorang peneliti ingin mengetahui efek
kombinasi dua model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis dan
kreatif peserta didik pada pokok bahasan tertentu.

E. Penelitian dengan Paradigma Naturalistik Kualitatif


Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peristiwa, kelompok
atau interaksi sosial tertentu. Penelitian ini dapat diartikan sebagai proses investigatif
yang di dalamnya peneliti secara perlahan-lahan memaknai suatu fenamena sosial
dengan membedakan, membandingkan, menggandakan, mengatalogkan, dan
mengklasifikasikan objek penelitian. Marshall dan Rossman (1989) menyatakan
bahwa penelitian ini melibatkan peneliti untuk menyelami setting peneliti. Peneliti
memasuki dunia informan melalui interaksi berkeianjutan, mencaii makna-makna dan
perspektif-perspektif informan (Creswell,2010).
Penelitian metode kualitatif, perlu melibatkan diri dalam kehidupan subyek.
Keterlibatan ini sedikit banyak disebabkan oleh hubunganya dengan subyek itu dan
10
bahkan lebih jauh dari pada keterlibatan ini, peneliti harus mengidentifikasikan diri
dan bersatu rasa dengan subyeknya sehingga ia dapat mengerti mereka dengan
menggunakan kerangka berfikir mereka sendiri (Bogdan Taylor, 1992).
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang
fenomena utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi
penelitian. Tujuan penelitian kualitatif juga bisa menyatakan rancangan penelitian
yang dipilih. Tujuan ini ditulis dengan istilah-istilah “teknis” penelitian yang
bersumber dari bahasa penelitian kualitatif.
Penelitian Kualitatif Naturalistik memiliki karakteristik tersendiri sehingga dapat
membedakana dengan jenis penelitian yang lain. Beberapa karakteristik tersebut
menurut Bogdan dan Biklen (1995) adalah:
1. Penelitian kualitatif memiliki setting (latar) alamiah sebagai sumber data langsung
dan peneliti merupakan instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif
3. Peneliti kualitatif lebih memberikan perhatian pada proses daripada hasil
4. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif
5. “Makna” merupakan perhatian utama bagi pendekatan kualitatif
6. Dalam pelaksanaan penelitian, instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri
karena dialah yang harus secara jeli dan cerdas menentukan arah “penyelidikan
dan penyidikan” (sesuai dengan perkembangan data yang diperoleh) di dalam
proses pengumpulan dan analisa data.
7. Kegiatan pengumpulan data dan analisis data berlangsung serempak (simultan),
serta prosesnya tidak berlangsung linear sebagaimana studi verikatif
konvensional, melainkan lebih berbentuk siklus dan interaktif antara kegiatan
koleksi data, reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan.
8. Teknik observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam proses
pengumpulan data di lapangan. Observasi diperlukan untuk memahami pattern of
life yang dijadikan fokus penelitian, sedangkan wawancara mendalam diperlukan
untuk menyingkap dunia makna yang tersembunyi sebagai pattern for life
9. Data hasil observasi dan wawancara (termasuk data yang diperoleh dengan
teknik-teknik lain) dijadikan dasar dari konseptualisasi dan kategorisasi, baik
dalam rangka penyusunan deskripsi maupun pengembangan teori (theory
building) sehingga setiap konsep, kategori, deskripsi dan teori yang dihasilkan
benar-benar berdasarkan data.

11
Metode penelitian kualitatif dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel sesuai
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di lapangan. Adapun tahapan dalam metode
penelitian kualitatif secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Memilih dan merumuskan masalah
2. Mengumpulkan bahan yang relevan
3. Menentukan Setting Dan Subjek Penelitian
4. Menentukan strategi dan mengembangkan instrument
5. Mengumpulkan data
6. Analisis data
7. Melaporkan hasil penelitian
Ada beberapa jenis penelitian yang mendasarkan diri pada pendekatan kualitatif
diantaranya adalah
1. Penelitian fenomologis
Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah
fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari
perilaku objek. Selanjutnya, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana
pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena yang terkait.
Penggalian data tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara yang mendalam
kepada objek atau informan didalam penelitian, serta dengan melakukan observasi
secara langsung mengenai bagaimana objek penelitian menginterpretasikan
pengalamannya kepada orang lain.
2. Studi kasus
Studi kasus juga merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus
tersebut. Studi Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan
untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya
berlaku untuk kasus teersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik
sendiri yang berbeda dengan kasus lain. Contohnya PTK.
3. Grounde Theory
Merupakan penelitian kualitatif yang digunakan untuk menghasilkan teori
umum dan abstraksi suatu proses, aksi, atau interaksi tertentu yang berasal dari
pandangan-pandangan partisipan. Data dan informasi yang dihimpun disaring
dengan cara dikategorisasi, kemudian peneliti melakukan perbandingan yang
konstan antara data dan kategori kategori yang muncul, dan mengambil

12
contoh/sampel secara teoritis (theoretical sampling) atas kelompok kelompok yang
berbeda untuk memaksimalkan kesamaan perbedaan informasi
Pengumpulan data Grounde Theory ini dilakukan dengan observasi, studi
lapangan, pembandingan antara kategori, fenomena, dan situasi berdasarkan
berbagai penilaian, seperti kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya
bersifat jenuh.
4. Etnografi
Metode penelitian etnografi adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk
mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam budaya yang selanjutnya
digunakan untuk berkomunikasi oleh individu didalamnya. Serta melihat
bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan
sebuah masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus pada
kegiatan atau ritual tertentu didalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara
hidup dan lain sebagainya. Contohnya sensus penduduk.
5. Naratif
Penelitian naratif merupakan penelitian kualitatif yang menyelidiki kehidupan
individu-individu dan meminta seseorang atau sekelompok individu untuk
menceritakan kehidupan mereka. Informasi tersebut kemudian diceritakan kembali
oleh peneliti dalam kronologi naratif. Dalam akhir tahapan penelitiannya, peneliti
menggabungkan pandangan peneliti dengan pandangan partisipan dengan gaya
naratif. Contohnya autobiografi.
F. Penelitian dengan Metode Campuran (Kuantitatif-Kualitatif)
Metode campuran mulanya hanya mencari usaha penggabungan antara data
kualitatif dengan data kuntitatif (Creswell,2010). Diperjelas lagi oleh Tashakkori dan
Teddi (2010), bahwa mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini
muncul setelah adanya debat yang berkepanjangan anatara dua paradigma yang
menjadi pedoman dari peneliti, kedua paradigma tersebut adalah positiv/empiris yang
menjadi dasar konseptual dari metode kuantitatif dan paradigma
konstruktivis/fenomenologi yang menjadi dasar dari metode kualitatif.
Beberapa karakteristik metode campuran menurut Creswell adalah sebagai
berikut:
1. Pragmatisme memungkinkan peneliti dapat melinatkan asumsi-asumsi kuantitatif
dan kualitatif ketika melakukan sebuah penelitian.

13
2. Pragmatisme memungkinkan setiap peneliti memiliki kebebasan dalam memilih
metode, teknik, dan prosedur yang dianggap terbaik untuk memecahkan
permasalahan peneliti yang dihadapi.
3. Pragmatisme tidak memandang dunia sebagai suatu yang absolut/mutlak. Para
peneliti pragmatisme dapat menerapkan berbagai metode, teknik, dan prosedur
sesuai dengan masalah yang dipecahkan daripada hanya menggunakan satu
metode, teknik, prosedur.
4. Kebenaran adalah apa yang terjadi saat itu, bukan kebenaran pada dualitas yang
ada pada kenyataan dan yang ad pada pikiran peneliti. Oleh karena itu, digunakan
data kuantitatif dan data kualitatif untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
atas permasalahan penelitian yang dipecahkan.
5. Peneliti pragmatis berusaha melihat apa dan bagaimana meneliti dan apa saja
akibat yang akan mereka terima-kapan dan dimana mereka harus menjalankan
penelitian tersebut dengan tujuan yang jelas mengapa data kuantitatif dan
kualitatif dicampur menjadi satu.
6. Peneliti pragmatisme dapat berpindah dari paradigma yang satu ke paradigma
yang lain dalam konteks sosial, historis, politis, dan sebagainya.
Brannen (1997) mencetuskan tiga acuan pokok dalam memadukan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Ketiga acuan itu adalah:
1. Penelitian kuantitatif sebagai fasilisator penelitian kualitatif, maksud dari acuan
ini adalah:
a. Penelitian kuantitatif memberikan data latar belakang yang terukur untuk
mengaitkannya dengan studi-studi skala kecil. Ini seringkali diambil dari
data-data statistik atau sensus
b. Survei kuantitatif dapat memberikan landasan bagi data kasus dari kelompok-
kelompok tertentu yang akan melandasi studi intensif dalam penelitian
kualitatif
2. Penelitian kualitatif sebagai fasilitator penelitian kuantitatif; berarti penelitian
kualitatif berperan sebagai penunjang. Penelitian kualitatif mempunyai fungsi
tertentu yaitu: sebagai sumber hipotesis yang akan diuji secara kuantitatif, sebagai
pengembang dan pemandu instrumeninstrumen penelitian kuantitatif seperti
kuesioner, skala dan indeks pengukuran; serta sebagai pembanding temuan-
temuan kuantitatif

14
3. Penelitian yang mempergunakan kedua pendekatan dengan bobot sama. Kedua
pendekatan dilakukan untuk saling mengisi kesenjangan yang muncul pada saat
survei lapangan, analisis, atau pelaporan
Menurut Cresswell (2010), strategi-strategi dalam metode campuran (mixed
methods), yaitu:
1. Strategi metode campuran ekuensial/ bertahap merupakan strategi untuk
menggambarkan data yang ditemukan dari satu mode dengan metode lainnya.
Strategi ini dapat dilakukan dengan interview terlebih dahulu untuk mendapatkan
data kualitatif, lalu diikuti dengan data kuantitatif dalam hal ini menggunakan
survei. Strategi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
a. Strategi eksplanatoris sekuensial
Strategi eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan
analisis data kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan
dan analisis data kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil
awal kuantitatif. Bobot/ prioritas lebih diberikan pada data kuantitatif.
b. Strategi eksploratoris sekuensial
Strategi ini kebalikan dari strategi eksplanatoris sekuensial, pada tahap
pertama peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif kemudian
mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif pada tahap kedua yang
didasarkan pada hasil dari tahap pertama. Bobot utama pada strategi ini adalah
pada data kualitatif
c. Strategi transformatif sekuensial
Pada strategi ini peneliti menggunakan perspektif teori untuk
membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam penelitian. Dalam model ini,
peneliti boleh memilih untuk menggunakan salah satu dari dua metode dalam
tahap pertama dan bobotnya dapat diberikan pada salah satu dari keduanya
atau dibagikan secara merata pada masing-asing tahap penelitian. Tahap-tahap
yang berbeda dalam strategi itu memudahkan peneliti untuk menerapkan,
mendeskripsi, dan melaporkan hasil penelitiannya meskipun strategi ini juga
membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam menyelesaikan dua tahap
pengumpulan data.
2. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu-waktu merupakan penelitian yang
menggabungkan antara data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu waktu.
Terdapat tiga strategi metode campuran konkuren, yaitu:

15
a. Strategi triangulasi
Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data
kualitatif dalam waktu bersamaan pada tahap penelitian, kemudian
membandingkan antara data kualitatif dengan data kuantitatif untuk
mengetahui perbedaan atau kombinasi.
b. Strategi embedded konkuren
Strategi ini hampir sama dengan model triangulasi konkuren, karena
sama-sama mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam waktu yang
bersamaan. Membedakannya adalah model ini memiliki metode primer yang
memandu proyek dan data sekunder yang memiliki peran pendukung dalam
setiap prosedur penelitian.
c. Strategi transformatif konkuren
Seperti model transformatif sekuensial yaitu dapat diterapkan dengan
megumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif secara bersamaan serta
didasarkan pada perspektif teoritis tertentu. Perspektif ini biasanya
direfleksikan dalam tujuan penelitian atau rumusan masalah. Bahkan,
perspektif inilah yang akan menjadi kekuatan utama dalam mendefinisikan
masalah, mengidentifikasi rancangan dan sumber-sumber data, menganalisis,
menginterpretasi, dan melaporkan hasil penelitian.
3. Prosedur metode campuran transformatif, merupakan prosedur penelitian
dimana peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai perspektif overaching
yang didalamnya terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Perspektif inilah
yang nantinya akan memberikan kerangka kerja untuk topik penelitian, teknik
pengumpulan data, dan hasil yang diharapkan dari penelitian.
Secara sederhana, langkah-lamgkah penelitian dalam metode campuran yaitu:
1. Analisis masalah untuk menentukan cocok atau tidak jika menggunakan desain
metode campuran
2. Tentukan dasar rasional penggunaan metode campuran
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Validasi data
6. Interpretasi data
7. Menyusun laporan penelitian

16
BAB 1V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Beberapa permasalahan dalam penelitian biologi dapat diselesaikan dengan
penelitian dari paradigma positivistic kuantitatif, naturalistic kuantitatif serta
metode campuran.
2. Pendekatan positivistik memandang kenyataan sebagai suatu yang berdimensi
tunggal/ unidemensi, fragmental dan cenderung bersifat tetap dan Tujuan
penelitian kuantitatif meliputi varibel-varibel dalam penelitian dan hubungan
antar varibel tersebut, para partisipan, dan lokasi penelitian.
3. Jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif dibagi menjadi dua golongan
besar, yakni penelitian deskriptif/ noneksperimen dan penelitian eksperimen.
4. Paradigma penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai proses investigatif yang
di dalamnya peneliti cecara perlahan-lahan memaknai suatu fenamena sosial
dengan membedakan, membandingkan, menggandakan, mengatalogkan, dan
mengklasifikasikan objek penelitian.
5. Ada beberapa jenis penelitian yang mendasarkan diri pada pendekatan
kualitatif. Menurut Creswell (2009) diantaranya adalah Penelitian
fenomologis, grounde theory, etnografi, naratif, dan study kasus.
6. Metode campuran yaitu mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
ini muncul setelah adanya debat yang berkepanjangan anatara dua paradigma
yang menjadi pedoman dari peneliti, kedua paradigma tersebut adalah
positiv/empiris yang menjadi dasar konseptual dari metode kuantitatif dan
paradigma konstruktivis/ fenomenologi yang menjadi dasar dari metode
kualitatif.
7. Menurut Cresswell (2010), strategi-strategi dalam metode campuran (mixed
methods), yaitu Strategi metode campuran ekuensial/ bertahap dan Strategi
metode campuran konkuren/sewaktu-waktu

17
Daftar Pustaka

Bogdan, Robert & Taylor, Steven J. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Suatu
Pendekatan Fenomenologis terhadap Ilmu-Ilmu Sosial. Usaha Nasional: Surabaya
Cresswell, Jhon. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approach.
Sage Publication: London.
Cresswell, Jhon. 2010. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approach.
Sage Publication: London.
Cresswell, Jhon. 2012. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approach.
Sage Publication: London.
Johnson, Andrew P. 2005. A Short Guide to Action Research. Boston: Pearson Education.

18

Anda mungkin juga menyukai