Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : B11116511
FAKULTAS HUKUM - UNIVERSITAS HASANUDDIN
Prof. Dr. Marwati Riza, S.H., M.Si.
PENDAHULUAN
Birokrasi Indonesia selalu jadi sebuah opini publik yang tidak pernah
membosankan, hal ini disebabkan karena hingga kini birokrasi di Indonesia masih
problematik dan jauh dari apa yang menjadi harapan. Birokrasi yang tidak ideal menjadi
salah satu masalah di Indonesia. Keluhan terhadap rendahnya kinerja pelayanan publik
dan minimnya kualitas sumberdaya aparatur seperti tidak pernah ada akhirnya, dan belum
dapat ditemukan solusi efektif untuk mengatasinya. Dalam hal pelayanan publik,
pemerintah belum dapat menyediakan pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan
tantangan yang dihadapi, yaitu perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju
dan persaingan global yang semakin ketat.
Pemerintah Indonesia saat ini berusaha untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih (clean government) dan menerapkan tata kelola yang baik (good governance).
Kedua hal tersebut baru bisa dicapai jika penyelenggaraan pemerintahan didasarkan pada
asas kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas,
akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, non diskriminatif, persatuan dan kesatuan,
keadilan dan kesetaraan, serta kesejahteraan. Pencapaian tata kelola pemerintahan
memerlukan reformasi di berbagai bidang dimana termasuk didalamnya adalah reformasi
birokrasi.
Beberapa dekade lalu, asas akuntabilitas tidak banyak diperbincangkan atau
bahkan tidak mendapat perhatian, namun saat ini menjadi isu hangat yang banyak
dibahas baik oleh praktisi maupun akademisi, terutama ketika berbicara tentang sektor
publik. Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik saat ini ialah adanya
transformasi dalam akuntabilitas publik yang bergerak di bawah pemikiran new public
management (NPM). Dalam pemikiran ini, model pemerintahan tradisional dirasa tidak
efisien dalam mengelola pemerintahan, sehingga model manajemen di sektor privat
diangkat ke sektor publik untuk mengatasi masalah tersebut.
PERMASALAHAN
Berdasarakan uraian tersebut maka permasalahan yang penulis temukan adalah
Pertama, Bagaimanakah relevansi asas akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan
pubklik tersebut?. Kedua, Bagaimanakah kualitas penerapan asas akuntabilitas tersebut
apakah sesuai dengan perwujudan pemerintahan yang bersih (clean government) dan tata
kelola yang baik (good governance)?
LANDASAN TEORI
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business
prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Peningkatan kualitas pelayanan dan
pengembangan sumber daya manusia merupakan serangkaian kebijaksanaan yang
berkesinambungan untuk mewujudkan birokrasi yang modern. Berbagai
permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan
tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau
diperbarui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain reformasi birokrasi adalah
1
Lukman Sampara, Manajemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta: STIAN LAN Press, 2000), hlm. 8.
2
Paimin Napitupulu, Pelayanan Publik dan Customer Satisfaction, (Bandung: PT. Alumni, 2007), hlm. 164.
3
Boediono, Pelayanan Prima Perpajakan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 60.
4
Riawan Tjandra W., dkk, Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Publik, (Yogyakarta:
Pembaruan, 2005), hlm 11.
5
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 27.
6
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, “AKUNTABILITAS” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, (Jakarta: LAN, 2015), hlm. 9.
7
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, “AKUNTABILITAS” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, (Jakarta: LAN, 2015), hlm. 10.
PEMBAHASAN
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal
(Vertical Accountability) dan akuntabilitas horizontal (Horizontal Accountability).
Akuntabilitas yang dilihat dari kualitas pelaksanaan pelayanan telah terkikis
maknanya. Artinya, pihak pemberi layanan belum dapat
mempertanggungjawabkan pelayanan yang dilakukannya dengan cukup baik,
seperti berusaha menghasilkan kualitas pelayanan sesuai dengan keinginan
masyarakat. Karenanya, proses pertanggungjawaban yang dimiliki masih butuh
pembenahan, agar aparatur pemberi layanan dapat memiliki tanggung jawab publik
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas publik atas
pelayanan nampak mengabaikan ruang diskusi publik yang membuat kesetaraan
dalam menentukan apa yang dibutuhkan dan apa yang diberikan pada masyarakat.
H U K U M A D M I N I S T R A S I K E P E G A W A I A N | 10
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
Napitupulu, Paimin. 2007. Pelayanan Publik dan Customer Satisfaction. Bandung: PT.
Alumni.
Sampara, Lukman. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIAN LAN Press.
Tjandra W, Riawan., dkk. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan
Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Kepegawaian.
2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara.
2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman RI.
2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
2010. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
H U K U M A D M I N I S T R A S I K E P E G A W A I A N | 11
2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.
2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
H U K U M A D M I N I S T R A S I K E P E G A W A I A N | 12