Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN IV

Pencucian Sterilisasi Karet dan Botol Solutio Anticoagulant

DISUSUN OLEH
KELOMPOK
1.Nurul Fatma Nelly
2. Nur’aini
3.Philip Dannis E.
4.Rahmat Saputra

PROGRAM STUDI FARMASI (D III)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini antara lain sediaan parental
preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parenteral merupakan jenis
sediaan yang unik diantara bentuk sediaan obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan
melalui kulit atau membrane mukosa ke bagian tubuh yang paling efisien, yaitu membrane kulit
dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan toksis
lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang
terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua
jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia, atau mikrobiologis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen
(menimbulkan penyakit) maupun apatogen/ non patogen (tidak menimbulkan penyakit). Sediaan
steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme
hidup. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan
dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia, atau
mikrobiologis

Wadah berhubungan erat dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang
benar-benar tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia mempengaruhi
kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama dalam pemilihan
wadah pelindung adalah polipropilen dan kopolimer polietilen – polietilen. Wadah terbuat dari
berbagai macam bahan, wadah plastik, wadah gelas, dan wadah dari karet. Wadah Gelas masih
tetap merupakan bahan pilihan untuk wadah produk yang dapat disuntikkan. Gelas pada
dasarnya tersusun dari silkon dioksida tetrahedron, dimodifikasi secara fisika dan kimia dengan
oksida – oksida seperti oksida natrium, kalium, kalsium, magnesium, alumunium, boron, dan
besi. Gelas yang paling tahan secara kimia hampir seluruhnya tersusun dari silikon dioksida,
tetapi gelas tersebut relatif rapuh dan hanya dapat dilelehkan dan dicetak pada temperatur tinggi
(Lachman, 1994).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan
uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka
disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasdarkan pada sifat bahan
yang akan disterilkan (Hadioetomo, R. S., 1985).
Cara-Cara Sterilisasi Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
1. Sterilisasi uap
Sterilisasi uap adalah proses sterilisasi termal yang menggunakan uap jenuh dibawah
tekanan selama 15 menit pada suhu 121°. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana
yang disebut autoklaf.
2. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang
dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi
kosong adalah lebih kurang 15°, jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250°.
3. Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert,
tetapi keburukan gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik,
kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama
mengandung ion klorida. Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternative
dari sterilisasi termal.
4. Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas electron. Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan derajat
jaminan sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang
satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan disterilkan dapat diterima. Walaupun
berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa
hal, diinginkan dapat diterima penggunaaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat
dan bentuk sediaan akhir.
5. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan
menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat
dipisahkan secara fisik. Perangkat penyaringan umumnya terdiri dari suatu matriks berpori
bertutup kedap atau dikaitkan dengan wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaringan
media atau penyaringan substrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi bakteri dari
matriks dan mekanisme pengayakannya.
6. Sterilisasi dengan aseptic
Proses ini mencegah masuknya mikroba hidup kedalam komponen steril atau komponen
yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk setengah jadi atau produk ruahan atau
komponennya bebas mikroba hidup.
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Alat dan Bahan


1 . Alat
1. Autoclave
2.Glassware
3.Oven

2 . Bahan
1 .Natrium Karbonat 0,5%
2.Tepol
3.Aquadest
4.Alkohol
5.Hcl Encer

3. Cara Kerja
A. Cara mencuci tutup karet dan botol infuse
1. Direndam dalam larutan HCL 2 % selama 2 hari
2. Direndam dalam larutan (tepol 1% dan Na Carbonat 0,5% )selama satu hari
3. Rendaman karet (No.2) didihkan
4. Karet didihkan lagi dengan larutan (tepol 1% dan Na Carbonat 0.5%) yang baru
5. Diulang ulang tindakan (No.4) sampai larutan kelihatan jernih
6. Karet kemudian ditambah aquadest lalu diautoclave 110 derajat celcius,20 menit (1 kali atau 2
kali)
7. Karet kemudian ditambah spiritus dilitus dan aquabidest sama banyak 1 kali atau 2 kali
tergantung jernih tidaknya cairan rendaman setelah diautoclave 1 kali (untuk membilas karet 2
kali)
8. Diautoclave 1 kali lagi dalam kantong plastik tanpa air untuk mensterilkan
B. Cara mencuci ampul,vial dan botol infuse (glasswere)
1. Cuci ampul,vial,botol dengan HCL
2. Didihkan ampul,vial dan botol dengan campuran sama banyak tepol 1% dan Na Carbonat 0,5%
3. Ulang prosedur (No.2) hingga larutan tetap jernih ,lakukan pengulangan selama 3 kali.
4. Cucilah ampul,vial dan botol infuse dengan aquadest
5. Atur container dengan temperature dan rapi dalam oven dan sterilkan dalam temperature 200
derajat celcius selama 1 jam.

Perhitungan
Hcl 1% = V1 x M1 = V2 x M2
=V1 x 37%=100 x 2%
=200/37 = 5,4 gram
Tepol 1% =5ml/500ml
Na Carbo =2,5gram/500ml
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum 1 ini melakukan “Pencucian dan Sterilisasi Alat” yang bertujuan untuk
memahami pengertian sediaan steril, mengenal macam-macam sediaan steril serta mampu
melakukan proses sterilisasi alat. Sterilisasi merupakan proses pembunuhan atau pengurangan
bakteri atau segala mikroorganisme hidup pada objek (kemasan) yang biasanya bersifat patogen.
Sediaan dan barang dinyatakan steril jika semuanya bebas dari bentuk hidup mikroorganisme,
yang dapat dibuktikan melalui persyaratan pada “ pengujian terhadap sterilitas”.Alat steril
menuntut kondisi yang steril dalam hal persiapan maupun proses pembuatannya. Hal ini karena
penggunaan sediaan steril langsung menembus mekanisme pertahanan tubuh alami seperti kulit
dan mukus. Jika obat yang diberikan tidak steril dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit
akibat mikroorganisme dari obat yang diberikan sehingga terjadi infeksi atau kerusakan jaringan.
Pemilihan wadah juga harus dipertimbangkan karena wadah yang tidak tepat dapat menyebabkan
kontaminasi pada bahan atau zat aktif. Wadah yang baik pada sediaan steril tidak boleh bereaksi
dengan isi karena reaksi dikhawatirkan akan menghasilkan zat lain yang dapat merusak khasiat
obat.
Pada praktikum ini dilakukan pencucian karet, dan botol infus dengan direndam
menggunakan larutan HCL dan larutan tepol kemudian dilakukan sterilisasi karet dengan
autoklaf dan alat (glasswere) dengan oven, Pencucian bertujuan untuk membersihkan partikel,
bakteri, dan pirogen karena alat yang disterilkan merupakan bentuk kemasan dari obat injeksi
yang langsung masuk kepembuluh darah sehingga alat atau kemasan yang digunakan harus bena-
bener terbebas dari mikroba atau dalam keadaan aseptic.
Pada proses pencucian tutup karet, tutup karet direndam dengan HCl 2% selama 2 hari
dan direndam pada larutan Teepol selama 1 hari dan terlihat larutan Teepol yang keruh dan
terdapat sedikit busa yang diprediksikan masih terdapat kontaminan atau belum steril, Teepol 1%
merupakan surfaktan yg mempunyai gugus lipofil dan hidrofil. Gugus lipofil akan mengikat
lemak dalam tutup karet, sedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aquadest pada pencucian
yang terakhir sehingga tutup karet terbebas dari lemak yg menempel. Teepol yang digunakan
dalam sterilisasi kali ini berguna sebagai desinfektan dan zat pembasah sehingga Teepol dapat
berpenetrasi ke dalam pori-pori bahan yang akan disterilkan.
Sterilisasi juga menggunakan metode perebusan terutama untuk bahan yang terbuat dari
karet. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk membuat spora jamur yang masih ada menjadi
bentuk aktif (vegetatif) sehingga bahan desinfektan dapat membunuh spora jamur tersebut.
Perebusan digunakan pada tutup karet karena karet tidak tahan terhadap panas dari oven,
sehingga cukup dipanaskan dengan cara direbus. Pada proses perebusan tutup karetm dengan
larutan Teepol 1% dilakukan berulang-ulang sampai larutan bersih dan jernih lalu dicuci dengan
aquadest yang berfungsi untuk membilas karet. Kemudian tutup karet di autoklav 115 0C selama
20 menit, digunakan alat autoklav karena untuk sterilisasi tutup karet dilakukan dengan metode
sterilisasi panas basah. Selanjutnya karet ditaruh di kantong plastik tanpa air dan di autoklaf
dengan tujuan untuk mensterilkan.

Untuk mencuci dan mensterilkan botol infus, digunakan metode sterilisasi panas kering.
Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika dipaparkan pada suhu tinggi dan akibatnya sel
akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi panas kering yaitu masih bertahannya endospora
bakteri. Setelah direndam dan dididihkan dengan Teepol 1% lalu dicuci dengan aquadest dan di
sterilkan pada temperatur 200 0C oven selama 1 jam. Oven merupakan alat sterilisasi yang
menggunakan udara panas kering, dimana fungsi oven adalah mensterilkan alat-alat gelas yang
tidak berskala. Prinsip oven yaitu menghancurkan lisis mikroba menggunakan panas udara
kering. Untuk sterilisasi panas kering sangat diperhatikan penempatan bahan yang akan
disterilisasi, yaitu sebisa mungkin tidak renggang atau seminimal mungkin hindari adanya celah
agar aliran udara tidak dapa menembus dan terdistribusi, selain itu agar bahan tidak pecah atau
retak karena bahan tersebut akan memuai pada pemanasan.

Dari hasil praktikum didapat hasil pemanasan glasswere yaitu 1 jam dimana waktu
pemanasan yaitu saat alat dipanaskan di oven untuk pembunuhan mikroba, sterilisasi dengan
menggunakan oven termasuk dalam metode pemanasan secara kering dimana digunakan untuk
bahan yang tahan terhadap pemanasan tinggi seperti alat-alat gelas yang terbuat dari kaca
misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Selajutnya waktu pembinasaan yang didapat adalah 30
menit, waktu pembinasaan yaitu waktu yang diperlukan untuk pemusnahan atau pengusiran
bentuk hidup mikroorganisme yang terdapat dalam alat, selanjutnya yaitu waktu pendinginan
yang diperlukan adalah 20 menit yaitu waktu yang diperlukan untuk alat menjadi dingin atau
keadaan dingin.
Dengan sterilisasi akan diperoleh objek atau bahan yang steril. Pada umumnya suatu proses
yang dapat menghancurkan zat hidup juga mampu menyebabkan beberapa kerusakan pada obyek
yang disterilkan. Dalam pembuatan sediaan parenteral maka metode sterilisasi apa yang akan
digunakan tergantung apakah obat tahan panas atau tidak. Bahan pengemas yang berupa gelas
bisa dilakukan sterilisasi kering karena tahan terhadap pemanasan yang tinggi. Bahan pengemas
juga dapat melepaskan alkali gelas dalam jumlah yang banyak dan hal ini sangat merugikan.
Sterilisasi panas kering dilakukan untuk alat-alat yang tahan pemanasan tinggi tetapi tidak dapat
ditembus oleh uap air dengan mudah. Pada sterilisasi panas kering, pemusnahan mikroba
berdasarkan proses oksidasi dan dehidrasi terhadap sel mikroba. Dalam sterilisasi ini perlu
diperhatikan penyusunan alat gelas dalam oven. sebaiknya alat gelas disusun agak renggang
sehingga aliran udara dapat menembus dan terdispersi keseluruh permukaan gelas. Keuntungan
menggunakan metode sterilisasi panas kering adalah alat-alat yang disterilkan akan tetap kering.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini yatu :


1. Sediaan steril yaitu bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi
steril.
2. Pada praktikum dilakukan Sterilisasi dengan oven pada suhu 1800C dalam waktu 1 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995.Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta;Depkes


RI

Hadioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, PT. Gramedia, Jakarta.

Lachman, Lieberman, Kanig, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.

Priyambodo, B., 2007, Manajemen Farmasi Industri, Global Pustaka Utama, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai