Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang di lakukan dengan
menyuntikan obat tersebut kejaringan tubu. Pemberian obat melalui parenteral dapat
dilakukan dengan cara :
1. Subcutaneous (SC) yaitu penyuntikan obat kedalam jaringan yang berada dibawah
lapisan dermis.
2. Intradermal (ID) yaitu penyuntikan obat kedalam lapisan dermis, dibawah epidermis.
3. Intramuscular (IM) yaitu menyuntikkan obat kedalam lapisan otot tubuh.
4. Intravenous (IV) yaitu menyuntika obat kedalam vena.
Selain empat cara di atas dokter sering menggunakan cara intratechal atau intraspinal,
intrakardial, intrapleural, intra arteliar, dan intra articular untuk pemberian obat parential
ini.
Subkutan (SC) (‘Onset of action” lebih cepat daripada sedian suspensi, determinan
dari kecepatan absorbsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan
menyebabkan konstriksi pembulu darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama,
obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah
mukopolisakarida dari matriks jaringan). Subkutan atau dibawah kulit (s.c) yaitu
disuntikan kedalam tubuh melalui bagian yang sedikit lemaknya dan masuk kedalam
jaringan dibawah kulit ; volume yang di berikan tidak lebih dari 1 ml. (Wagiran, 2015)

B. Tujuan
1. Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh: insulin)
2. Untuk mengetahui tentang injeksi subkutan serta tata cara pemberian injeksi subkutan
yang benar dan baik sesuai standar SOP yang ada

C. Manfaat
Kita dapat mengetahui tentang injeksi subkutan dan penjelasan lainnya serta
bagaimana cara pemberian injeksi subkutan yang baik dan benar sesuai dengan SOP yang
ada.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperglikemia Dan Pemberian insulin Melalui Injeksi Subkutan


Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar gula di dalam darah berada pada
angka diatas normal (>200 mg/dL), akan tetapi sesaat setelah mengkonsumsi makanan
kadar gula yang meningkat tidak dapat disebut dengan hiperglikemia. Hiperglikemia
yang berlangsung lama akan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit
lainnya, salah satunya adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan keadaan
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal,
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh
darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron (Ilahi, 2015).
Injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke
dalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan
dengan menusuk area dibawah kulit yaitu jaringan konektif atau lemak dibawah
dermis. Injeksi tidak diberikan pada area yang nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada
pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka injeksi perlu direncanakan untuk
diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Jenis obat yang lazim diberikan secara
subkutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian
insulin terdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih atau juga
dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh
karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbsi obat atau juga
termasuk tipe lambat.
Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengubah gula menjadi energi.
Setiap sel pada tubuh memerlukan gula untuk bekerja.

B. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting.Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta
pulaulangerhans,Faktor predisposisi herediter, obesitas,Faktor imunologi; pada

2
penderitahiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Responini mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuhdengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan
asing.

C. Patofisiolog
dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh proses
autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan
lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan
meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh
akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan
produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Dengan
menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat
kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi.
Guladarah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding
pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras
(arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan terjadinya thrombus

D. Tujuan
Adapun tujuan dari injeksi subkutan adalah :
1. Mengntrol kadar gula darah
2. Memasukkan sejumlah toksin atau obat untuk di absorbsi

E. Lokasi Injeksi
1. Lengan atas bagian luar
2. Paha anterior
3. Daerah abdomen
4. Area scapula pada punggung atas
5. Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas

F. Indikasi
1. pasien yang tidak sadar
2. pasien yang tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral

3
3. tidak alergi
Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian
atas.(sigalingging,2013)

G. Kontraindikasi
1. luka
2. alergi
3. infeksi kulit

H. Alat dan Bahan


1. Catatan pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit Insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut bak injeksi
6. Bengkok
7. Sarung tangan

I. Kelebihan dan Kekurangan Injeksi Subkutan


Kekurangan dan Kelebihan injeksi Sub Cutan (Abdullah, 2014)
1. Kelebihan
a) Diperlukan latihan sederhana
b) Absorpsi obat capat larut dalam air
c) Mencegah keruskan sekitar salran cerna
2. Kekurangan
a) Rasa sakit dan kerusakan kulit
b) Tidak dapat dipakai jika volume obat besar
c) Bioavibilitas berfariasi, sesuai lokasi
d) Harus menggunakan tekhnik steril
e) Lebih mahal diandingkan oral
f) Lebih lambat dibandingkan pemberian IM
g) Dapat menyebabkan ansietas (kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat
subjektif)

4
J. Jenis obat yang diberikan secara subkutan
1. Vaksin
2. Obat – obatan pre oprasi
3. Narkotik
4. Insulin
5. Heparin

K. Hal yang perlu diperhatikan


1. Pastikan syarat dan indikasi suntikan pada pasien sudah terpenuhi sebelum
melakukan penyuntikan subkutan.
2. Jagalah kesterilan alat dan bahan yang digunakan.
3. Lakukan pencegahan infeksi pada pasien melalui tindakan desinfeksi.
4. Lakukan tindakan penyuntikan dalam ruangan yang sesuai dengan standar.
5. Perhatikan prinsip penyuntikan subkutan.
6. Pastikan privacy pasien benar – benar terjaga.
7. Lakukan tekhnik pembuangan sampah/ limbah bekas pakai sesuai prosedur.

L. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosa (kausal) yang
tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula. Pemeriksaan yang perlu
dilakukan pada orang dewasa dengan kasuS Hiperglikemia, yaitu
1. Pemeriksaan Darah Lengkap yang meliputi Hb, Leukosit, Trombosit, Hematokrit
(Menkes RI, 2011).

5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN INSULIN MELALUI INJEKSI SUBKUTAN

Pengertian Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan


ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di
bawah dermis (Aziz,2006).

Tujuan Untuk Memberikan obat kepada pasien melalui jaringan subkutan


Prosedur A. PERENCANAAN
Persiapan Alat :
1. Daftar obat
2. Alat tulis
3. Perlak dan Pengalas
4. Bak spuit
5. Kapas alcohol
6. Sarung tangan
7. Piala ginjal
8. Obat injeksi
9. Ampul
10. Vial
11. Spuit

B. PELAKSANAAN
1. cuci tangan
2. identifikasi pasien dengan prisip 5B (benar obat, benar dosis,
benar pasien, cara pemberian dan waktu pemberian)
3. pasang handscun
4. tentukan lokasi yang akan dilakukan penusukan, lokasi
antara lain : lengan atas sebelah luar sepertiga bagian dari
bahu, paha sebelah luar sepertiga bagian dari sendi panggul,
pada daerah dada dan daerah perut sekitar pusar
5. lakukan cubitan pada daerah yang akan ditusuk dengan
menggunakan tangan non dominan. fungsi lakukan
pengurutan pada daerah penusukan namun hanya untuk
obat tertentu saja cubitan ialah meninggikan jaringan
subkutan dan jarum pun lebih mudah menembus kulit yang
tegang karena cubitan dari pada kulit yang kendur tidak

6
dilakukan cubitan
6. dengan ujung jarum menghadap keatas lakukan penusukan
dengan sudut 45 derajat
7. lakukan aspirasi dengan cara tangan non dominan menahan
barell dan tangan dominan menarik plunger.
8. apabila tidak ada darah yang masuk kedalam spuit waktu
dilakukan aspirasi masukkan obat secara perlahan
9. cabut jarum dengan sudut yang sama pada saat dilakukan
penusukan
10. tekan bagiaan tusukan dengan menggunakan kassa,
11. plester bila perlu
12. lepaskan handscun
13. cuci tangan

C. DOKUMENTASI
1. evaluasi pelaksanaan prosedur
2. perhatikan reaksi tindakan terhadap pasien
3. cacat prosedur, obat yang diberikan, waktu dan nama pasien
pada catatan keperawatan
Unit Terkiat Keperawatan dan dokter

7
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkajian
Hari/Tanggal : Selasa, 15 oktober 2019
Pukul : 17.40
No. RM : 280404

Identitas
Nama : Tn. U
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Jl. Golf , Komplek wengga indah IV Blok A2 No.107 , Banjarbaru.

Prolog
Tn. U 54 tahun datang ke RSD idaman pada tanggal 14 oktober 2019 pada pukul 10.20
WITA, dengan pasien mengeluh kaki kanan bengkak. Setelah dilakukan dilakukan
pemeriksaan, diperoleh data GCS : E4V5M6, TD : 160/90 mmHg, GDS:\ : 312 gr/dl, Nadi :
82 ×/menit, suhu : 36,0⁰c , Pernapasan : 33 ×/menit, SPO2 : 96 %. Pasien dirawat inap di
Ruang Kasuari (Ruang Penyakit Dalam Kelas I) RSD Idaman Banjarbaru.

Subjektif
Pasien mengeluh kaki kanan bengkak.

Objektif
KU baik , kesadaran compos mentis, GCS : E4V5M6 TD : 160/90 mmHg, GDS : 312
gr/dl, Nadi : 82 ×/menit, suhu : 36,0⁰c , Pernapasan : 33×/menit, BB : 60 kg, SPO2 : 96 %.
Hasil laboratorium dengan Darah Lengkap (Hb : 12,7 gr/dl, Leukosit : 22.700/mm3,
Trombosit : 132.000/ mm3, Hematokrit : 37.0 %)

Analisa
Tn. U 54 tahun dengan diagnosa Hiperglikemia

8
Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital (Tekanan Darah,Suhu,Nadi,RR)
 Rasionalisasi : untuk mengetahui apa ada perubahan pada TTV
 Evaluasi : Pasien bersedia dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Pemberian cairan infus
 Rasionalisasi : Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
 Evaluasi : Pasien bersedia diberikan cairan infus.
3. Pemberian insulin melalui subkutan
 Rasionalisasi : Untuk mengontrol kadar gula darah
 Evaluasi : Pasien bersedia diberikan injeksi .
4. Pemberian obat injeksi melalui intravena
 Rasionalisasi : Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat.
 Evaluasi : Pasien bersedia diberikan injeksi .
5. Pemeriksaan GDS
 Rasionalisasi : untuk mengetahui apa hasil pemeriksaan GDS sudah normal dan harus
dilakukan pemeriksaankembali.
 Evalasi : Ibu dan keluarga memahami penjelasan yang diberikan.

Catatan perkembangan pemeriksaan GDS


Hasil
No. Tanggal Jam pemeriksaan
pemeriksaan

1. Senin, 14 oktober 2019 10.20 312 gr/dl

2. Senin, 14 oktober 2019 11.06 232 gr/dl

3. Selasa, 15 oktober 2019 09.00 125 gr/dl

4. Selasa, 15 oktober 2019 18.00 87 gr/dl

9
BAB IV
PEMBAHASAN

Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin
terdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh. Adapun tujuan dari injeksi subkutan adalah :
1. Mengntrol kadar gula darah
2. Memasukkan sejumlah toksin atau obat untuk di absorbsi

Pada tanggal 14 oktober 2019 dilakukan pemeriksaan dan didapat hasil pemeriksaan Hb
: 12,7 gr/dl, Leukosit : 22.700 / mm3, Trombosit : 132.000/ mm3 dan Hematokrit 37.0 %. Dan
dilakukan pemberian insulin melalui subkutan. Pada tanggal 15 November 2019 didapatkan
hasil GDS 87 gr/dl.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar gula di dalam darah berada pada angka
diatas normal (>200 mg/dL), akan tetapi sesaat setelah mengkonsumsi makanan kadar
gula yang meningkat tidak dapat disebut dengan hiperglikemia.
Injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke
dalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan diberikan dengan
menusuk area dibawah kulit yaitu jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.
Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian
insulin terdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh.
Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengubah gula menjadi energi. Setiap
sel pada tubuh memerlukan gula untuk bekerja.
Jadi Tn. U dengan diagnosa Hiperglikemia dilakukan pemberian insulin melalui
injeksi subktan.

B. Saran
Lakukan tindakan pemberian insulin melalui injeksi subkutan sesuai prosedur yang
sudah ada dan selalu cek ulang nama pasien, nama obat , dosis obat , cara pemberian dan
waktu pemberian.

11
Daftar Pustaka

Abdullah. (2014). Kebutuhan dasar Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Sigalingging, G. (2013). Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC.
Wagiran. (2015). Keterampilan Dasar. Jakarta: Trans Info Media.
https://www.kompasiana.com/shandyaswinmaulana/54f95050a33311ba078b4adb/injeksi-subkutan

12

Anda mungkin juga menyukai