Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Peng
Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Peng
PENDAHULUAN
5 mL kloroform
- dimasukkan dalam labu erlenmeyer 100 mL yang telah ditimbang dan ditutup
dengan aluminium foil
- dilubangi dengan jarum agar udara dapat keluar
- direndam dalam penangas air bersuhu 100oC hingga cairan volatil menguap dan
dicatat suhunya (hingga cairan menguap seluruhnya)
- diangkat dan dikeringkan dalam desikator sehingga uap akan mengembun
dalam cairan
- ditimbang dalam neraca analitik
- diisi air hingga penuh untuk mengukur volume erlenmeyer
- diukur tekanan atmosfernya
Hasil
BAB 3. HASIL
3.1 Hasil
Erlenmeyer 1 Erlenmeyer 2 Erlenmeyer 3
Massa erlenmeyer, alumunium foil,
42,740 g 42,846 g 43,668 g
karet gelang dan cairan X
Massa erlenmeyer, alumunium foil,
35,471 g 35,646 g 36,541 g
karet gelang
Massa cairan X 0,218 g 0,362 g 0,336 g
Massa erlenmeyer dan air 99,611 g 100,50 g 101,96 g
Massa erlenmayer 34,278 g 34,879 g 35,851 g
Massa air 65,333 g 65,621 g 66,109 g
Suhu yang terdapat dalam labu
280C 280C 270C
erlenmeyer
Suhu penangas air 910C 920C 930C
Tekanan atmosfer 1 atm 1 atm 1 atm
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan berat molekul suatu
senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis senyawa tersebut. Penentuan berat molekul
ini , dilakukan dengan menggabungkan persamaan gas ideal dan massa jenis gas senyawa volatil.
Metode ini digunakan sebagai bentuk alternatif dari metode penentuan massa jenis gas
menggunakan alat Victor Meyer.
Senyawa volatil adalah suatu senyawa yang mudah menguap. Senyawa volatil merupakan
senyawa yang mengandung karbon yang akan menguap pada suhu atau temperatur dan tekanan
tertentu. Selain itu, senyawa volatil ini juga memungkinkan untuk memiliki tekanan uap yang
cukup tinggi pada temperatur ruangan. Senyawa volatil yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari- hari contohnya: pewangi atau pengharum ruangan, parfum, dan lain – lain.
Prinsip kerja dari penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran massa jenis adalah suatu
cairan volatil yang memiliki titik didih dibawah 100 ⁰C dimasukkan kedalam labu erlemeyer
yang ditutup dengan aluminium foil dan karet gelang. Senyawa volatil tersebut diuapkan pada
penangas air bersuhu 100 ⁰C sampai semuanya menjadi uap dengan memberikan lubang pada
aluminium foil. Cairan volatil akan menguap dan mendorong udara yang ada didalam erlemeyer
sampai udara tersebut keluar semua dari erlemeyer melalui lubang yang telah dibuat dan akan
berhenti jika kondisinya telah mencapai kesetimbangan yaitu tekanan uap didalam erlemeyer
sama dengan tekanan udara diluar erlemeyer. Sehingga, yang tersisa didalam erlemeyer hanyalah
uap cairan volatil yang memiliki tekanan sama dengan tekanan udara diluar erlemeyer (atmosfir),
volume yang sama dengan titik didih air dalam labu erlemeyer dan suhu yang hampir sama
dengan suhu penangas air. Setelah itu labu erlemeyer didinginkan dan dikeringkan supaya uap
dari cairan kloroform mengembun dan menjadi cairan kembali. Kemudian ditimbang massanya.
Berat molekul senyawa volatil dicari menggunakan persamaan:
𝑚
𝐵𝑀 = 𝑅𝑇
𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑝
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan massa dari erlemeyer kosong supaya
kita dapat menghitung massa cairan volatil yang tersisa. Pada perlakuan ini, erlenmeyer ditutup
dengan aluminium foil dan dikareti agar cairan kloroform tidak menguap. Kloroform merupakan
cairan yang sangat mudah menguap (volatil). Massa cairan volatil sebelum diuapkan adalah
7,269 g; 7,2 g dan 7,127 g. Selanjutnya kloroform dipanaskan pada penangas air dengan suhu 100
⁰ C sampai semua cairan kloroform menguap. Setelah menguap seluruhnya, erlenmeyer diangkat
dan didinginkan untuk selanjutnya dihitung massanya. Pendinginan ini bertujuan untuk
mengembunkan uap yang tersisa didalam erlenmeyer sehingga menjadi cairan kembali. Massa
kloroform setelah diuapkan adalah 0,218 g; 0,362 g dan 0,336 g. Dengan mengubah cairan
kloroform menjadi gas, sesuai dengan sifatnya yang mudah berubah, gas tersebut akan
menempati seluruh ruang atau volume labu erlenmeyer dan akan berhenti ketika tekanannya
sama dengan tekanan udara di luar erlenmeyer. Selain mencari massa kloroform, kita juga
menentukan massa air dengan perlakuan yang sama dengan kloroform yaitu mengisi penuh
erlenmeyer dengan air kemudian dihitung massanya. Sebelum erlenmeyer terisi air, praktikan
harus menimbang massa kosong erlenmeyer. Massa air yang didapatkan adalah 65,333 g; 65,621
g dan 66,109 g. Selanjutnya, penentuan volume cairan kloroform dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai massa cairan yang telah ditimbang dengan massa jenis yang telah
ditentukan dengan penentuan volume air yaitu 1 g/mL. Volume rata – rata yang diperoleh adalah
65,971 mL. Selanjutnya adalah penentuan berat molekul dari kloroform menggunakan
persamaan:
𝑚
𝐵𝑀 = 𝑅𝑇
𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑝
Persamaan diatas dihitung dengan tekanan 1 atm dan dengan nilai R = 0,08206 l atm/ml K.
Berat molekul rata- rata yang diperoleh adalah 114,11 g/mol. Sedangkan berat molekul kloroform
menurut tabel yang ada pada literatur adalah 119,5 g/mol. Hasil ini tidak sesuai dengan berat
molekul kloroform sebenarnya. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mengakibatkan
kesalahan dalam pengukuran. Kesalah itu adalah saat melakukan penimbangan pada labu
erlenmeyer kosong. Massa yang didapat tidak murni massa dari erlenmeyer melainkan
didalamnya penuh dengan udara. Selain itu saat melakukan pemanasan terlalu lama sehingga
semua zat benar-benar menguap seluruhnya. Saat pendinginan juga tidak semua uap yang tersisa
kembali menjadi cairan sehingga mengurangi massanya. Selain itu praktikan juga kurang teliti
ketika mengambil cairan kloroform sehingga membuat massa cairan kloroform berubah atau bisa
saja karena kloroform termasuk senyawa volatil, kloroform menguap dahulu sebelum dipanaskan
dalam penangas. Dari pengukuran ini, diperoleh efisiensi rata-rata sebesar 95,6%.
Penentuan berat molekul senyawa dengan menggunakan metode pengukuran massa jenis gas
ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Dapat menentukan berat molekul suatu senyawa volatil dengan peralatan yang lebih
sederhana
2. Cocok untuk senyawa yang memiliki titik didih kurang dari 100 oC karena menggunakan
penangas air sebagai pengatur suhu.
3. Dapat meminimalkan kesalahan perhitungan data hasil percobaan karena adanya faktor
koreksi
Kekurangan:
1. Ketidaktepatan pengamatan pada saat cairan telah menguap seluruhnya atau belum dapat
mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Jika masih ada cairan yang belum menguap
atau masih ada cairan yang tersisa dalam erlenmeyer, maka dapat mengakibatkan
kesalahan pada perhitungan berat molekul.
2. Praktikan tidak mengetahui dengan pasti titik didih sampel (kloroform) sehingga akan
mempengaruhi nilai berat molekul
3. Metode ini tidak cocok untuk senyawa dengan titik didih di atas 100oC
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan penentuan berat molekul yang didasarkan pada pengukuran massa
jenis gas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penentuan berat molekul senyawa yang mudah menguap (volatil) dapat dilakukan dengan
metode pengukuran massa jenis senyawa menggunakan persamaan gas ideal.
2. Nilai berat molekul kloroform rata-rata yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebesar
114,11 g/mol, sedangkan menurut literatur berat molekul kloroform adalah sebesar 119,5
g/mol.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya agar sampel yang digunakan tidak hanya satu macam bahan
saja. Diharapkan ada 2-3 sampel volatil, singga praktikan dapat membandingkan hasil dari ketiga
sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Vrata-rata = 65,971 mL
3. Menentukan efisiensi
a. Erlenmeyer 1
BM percobaan 82,070 g/mol
µ= × 100 %= × 100 % = 68,7 %
BM standar 119,5 g/mol
b. Erlenmeyer 1
BM percobaan 135,67 g/mol
µ= × 100 %= × 100 % = 114 %
BM standar 119,5 g/mol
c. Erlenmeyer 1
BM percobaan 124,58 g/mol
µ= × 100 %= × 100 % = 104 %
BM standar 119,5 g/mol
µrata-rata = 95,6 %