Pembahasan Upa Bagian Pengantar Dan Pendahuluan
Pembahasan Upa Bagian Pengantar Dan Pendahuluan
diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam liver (hati). Kolesterol terbentuk
secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak
kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain
untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk
membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila
tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru
yang bertujuan untuk dapat terampil dan dapat menentukan kadar koleterol dalam
serum, dapat memahami dan menentukan metode yang dapat digunakan untuk
menentukan kadar kolesterol di dalam serum yaitu berupa metode enzimatik. Kadar
enzimatik memiliki sifat yang spesifik dibandingkan metode yang lain. Kemudia
tujuan selanjutnya pada praktikum ini yaitu dapat memahami cara menentukan atau
kolesterol esterase
𝐾oleterol ester + H2 O → Kolesterol + asam − asam lemak
Kolesterol oksidase
𝐾olesterol + O2 → Kolestenon + H2 O2
peroksidase
2H2 O2 + 4 aminoantipirin + fenol → quinoneimine + H2 O
kali pengujian. Hal tersebut dilakukan agar mempersempit kesalahan data dengan
cara membandingkan hasil pengulangan, dimana pengulangan yang satu dan yang
lain hasil yang diperleh tidak boleh berbeda signifikan. Absorban yang diukur
hingga tecampur dengan baik, kemudian disiapkan 3 tabung reaksi. Pada tabung
reaksi pertama diberi label blangko yang berisi larutan kerja dan aquadest, tabung
reaksi kedua diberi label standar yang berisi standar dan larutan kerja, dan pada
tabung reaksi ketiga diberi label uji yang berisi larutan kerja dan serum. Serum
adalah bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan faktor-faktor
terkait dengan hemostatis, tetap berada dalam serum dengan kadar serupa dengan
Pada tabung reaksi uji, serum dan larutan kerja dicampur hingga homogen
agar enzim-enzim yang digunakan dalam reaksi dapat bekerja secara optimal.
Setelah didiamkan selama 10 menit, warna dari uji berubah dari yang tidak
berwarna menjadi larutan berwarna yaitu warna merah muda, warna merupakan
salah satu indikasi dari suatu reaksi, semakin pekat maka semakin banyak
konsentrasi zat yang bereaksi, selama warna larutan masih berubah berarti dapat
dilakukan pembacaan absorbansi dari larutan uji dan standar terhadap blangko.
Penggunaan blangko yang berisi larutan kerja dan aquadest bertujuan untuk
menghilangkan pengaruh pelarut, sehingga hasil yang didapat adalah hasil yang
sebenarnya, tidak ada pengaruh dari pelarut yang digunakan. Pengukuran standar
yang berisi larutan kerja dan standar bertujuan untuk memastikan bahwa hasil yang
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu nilai absorbansi standar dan
absorbansi uji. Pada standar diperoleh absorbansi sebesar 0,479 A dan pada sampel
uji didapatkan hasil absorbansi yang bervariasi dimana dalam uji 1-5 diambil dari
sampel yang sama yaitu uji 1 didapatkan absorbansi sebesar 0,267 A, absorbansi
uji 2 sebesar 0,140 A, absorbansi uji 3 sebesar 0,149 A, absorbansi uji 4 sebesar
0,192 A dan absorbansi uji 5 sebesar 0,420 A. Hasil dari kelima uji berbeda-beda
sedangkan sampel yang diambil atau hasilnya seharusnya bisa berdekatan tetapi
dalam kelima uji tersebut perbedaan nilai absorbansinya sedikit jauh. Hal ini
oleh orang yang berbeda, kurangnya ketelitian saat membuat larutan uji, kondisi
absorbansi uji terhadap nilai absorbansi standar yang dikalikan dengan kadar
standar (200 mg/dL). Diperoleh hasil perhitungan rata-rata kadar kolesterol kelima
uji yaitu 97,536 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam serum
tersebut masih dalam keadaan normal karena menurut literatur WHO (World
Health Organization) kadar kolesterol total normal adalah <200 mg/dL. Kemudian,
standar deviasi (Sd). Dimana, standar deviasi berkorelasi dengan nilai simpangan
baku relatif (Sbr). Hasilnya diperoleh nilai standar deviasi (Sd) sebesar 48,292.
Kemudian, dihitung nilai simpangan baku relatif (Sbr) diperoleh nilainya sebesar
49,512 % dimana menandakan bahwa nilai Sbr yang diperoleh tidak memenuhi
syarat karena nilainya > 2% sedangkan syarat nilai Sbr yang baik adalah <2% hal