Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jehan Arafah

NRP : 184020068

Kelas : 18 AK B

KONSUMSI MENURUT PANDANGAN ISLAM


Arti konsumsi dalam Islam adalah memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani
sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk
mendapatkan kesejahteraan atau kebahagiaan di dunia dan akhira.

Dalam Islam semua aktivitas manusia yang bertujuan untuk kebaikan merupakan ibadah,
termasuk konsumsi. Karena itu menurut Yusuf Qardhawi , dalam melakukan konsumsi, maka
konsumsi tersebut harus dilakukan pada barang yang halal dan baik dengan cara berhemat serta
men-jauhi judi ,dan khamar.

Ini berarti bahwa prilaku konsumsi yang dilakukan manusia khususnya agama muslim harus
menjauhi kemegahan, kemewahan, dan menghindari hutang. Konsumsi yang halal itu adalah
konsumsi terhadap barang yang halal, dengan proses yang halal dan cara yang halal, sehingga
akan diperoleh man-faat danbarakah.

Tujuan utama konsumsi seorang muslim adalah sebagai sarana untuk beribadah kepada
Allah. Sesungguhnya mengkonsumsi sesuatu dengan niat untuk meningkatkan stamina dalam
ketaatan pengabdian kepada Allah akan menjadikan konsumsi itu bernilai ibadah sehingga
manusia mendapatkan pahala. Sebab hal-hal yang mudah bisa menjadi ibadah jika disertai niat
pendekatan diri kepada Allah, seperti:

- Makan

- Tidur

- Bekerja

jika dimaksudkan untuk menambah potensi dalam mengabdi kepada Tuhan.


Adapun etika konsumsi islam harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya adalah:

1. Jenis barang yang dikonsumsi adalah barang yang baik dan halal yaitu:

 Zat, artinya secara materi barang tersebut telah disebutkan dalam hukum syariah.
 Halal, dimana asal hukum makanan adalah boleh kecuali yang dilarang.
 Haram, dimana hanya beberapa jenis makanan yang dilarang seperti babi, darah.

2. Kemanfaatan atau kegunaan barang yang dikonsumsi, maksudnya lebih memberikan manfaat
dan jauh dari merugikan baik dirinya maupun orang lain.

3. Kuantitas barang yang dikonsumsi tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit atau kikir, tapi
pertengahan, serta ketika memiliki kekayaan berlebih harus mau berbagi melalui zakat, sedekah
maupun wakaf dan ketika kekurangan harus sabar dan merasa cukup dengan apa yang
dimilikinya dan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah.

Ada pula beberapa karakteristik konsumsi dalam Islam, yaitu sebagai berikut:

Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi oleh sifat kehalalan dan
keharaman yang telah digariskan oleh syara.Konsumen yang rasional (mustahlik al-aqlani)
senantiasa membelanjakan pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai dengan
kebutuhan jasmani maupun rohaninya.

Cara seperti ini dapat mengantarkannya pada keseimbangan hidup yang memang menuntut
keseimbangan kerja dari seluruh potensi yang ada terdapat sisi lain di luar sisi ekonomi yang
juga butuh untuk berkembang.

Islam sangat memberikan penekanan tentang cara membelanjakan harta, dalam Islam
sangat dianjurkan untuk menjaga harta dengan hati-hati termasuk menjaga nafsu supaya tidak
terlalu berlebihan dalam menggunakan.

Rasionalnya konsumen akan memuaskan konsumsinya sesuai dengan kemampuan barang dan
jasa yang dikonsumsi serta kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa
tersebut.

Dengan demikian kepuasan dan prilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi. Kemampuan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

2. Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Daya beli dari income
konsumen dan ketersediaan barang dipasar.

3. Kecenderungan Konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi menyangkut pengalaman


masa lalu, budaya, selera, serta nilai-nilai yang dianut seperti agama dan adat istiadat.

Anda mungkin juga menyukai