Pembahasan Kadar Asam Urat
Pembahasan Kadar Asam Urat
darah dengan tujuan untuk dapat mendiagnosis penurunan fungsi ginjal dan
penyakit gout yang terjadi karena ketidaknormalan kadar asam urat yang terlalu
tinggi didalam darah sehingga menyebabkan hiperurisemia. Peningkatan kadar
asam urat dalam darah akan beresiko terakumulasinya monosodium urat dalam
tubuh sehinga menyebabkan penyakit Gout Atritis. Karena adanya dan
penurunan ekresi ginjal sehingga monosodium urat cenderung menumpuk dan
mengkristal di dalam jaringan sendi, jika menumpuk dalam jangka panjang akan
merusak sendi secara permanen. Penyebab hiperurisemia karena makanan,
pembelahan purin akibat DNA dan obesitas sehingga terjadi penumpukan kristal
sehingga terjadi radang disendi akibatnya terjadi gout. Pengobatan yang biasanya
dilakukan pada penderita Gout Artritis adalah dengan obat anti-inflamasi
golongan non-steroid untuk meringankan gejalan nyeri. Namun bagi penderita
tukak lambung, hal ini tidak boleh dilakukan karena akan memperburuk keadaan.
Dan untuk meningkatkan pengeluaran urat melalui ginjal dapat menggunakan obat
golongan urikosurik misalnya prebenecid, namun tidak cocok bagi penderita gagal
ginjal karena akan memperburuk gagal ginjal. Bagi penderita gagal ginjal cukup
aman untuk menggunakan allopurinol sebagai penghambat xantin oksidase untuk
mengubah xantin menjadi asam urat.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah nilai absorbansi standar dan
nilai absorbansi uji. Nilai absorbansi standar yang diperoleh adalah 0,038 A dan
nilai absorbansi uji yang diperoleh berturut-turut adalah 0,030 A ; 0,034 A ; 0,024
A ; 0,031 A ; dan 0,056 A. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat perbedaan
nilai absorbansi pada uji 1- 5 dimana perlakuan dan bahan pada semua uji sama.
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya pengukuran serta
pemipetan dilakukan oleh praktikan yang berbeda, waktu inkubasi, kondisi
spektrofotometer yang digunakan dan kurangnya ketelitian saat membuat larutan
uji.
Setelah dipeoleh absorbansi, dilakukan perhitungan kadar asam urat dari
nilai absorbansi uji terhadap standar yang dikali kan dengan kadar standar (6
mg/dL). Diperoleh hasil perhitungan kelima uji dengan rata-rata kadar yaitu 5,558
mg/dL. Hal ini menunjukkan kadar asam urat dalam serum tersebut masih dalam
keadaan normal karena masuk pada rentang kadar asam urat normal menurut
WHO (World Health Organization) yaitu untuk wanita dewasa pada rentang 2 –
7,5 mg/dL dan untuk pria dewasa 2-6,5 mg/dL.
Kemudian untuk melihat keseragaman kadar asam urat pada pengujian ini
dilakukan perhitungan Standar Deviasi (SD) yang menunjukkan tingkat atau
derajat variasi kelompok data dari rata-ratanya. Standar deviasi ini digunakan
untuk memperlihatkan besarnya perbedaan data yang ada yang dibandingkan dari
rata-rata. Diperoleh hasil perhitungan standar deviasi yaitu 1,906 kemudian
dihitung nilai simpangan baku relatif (SBR) dan diperoleh nilainya sebesar
34,293%. Hal ini menandakan bahwa nilai SBR yang diperoleh tidak memenuhi
syarat karena nilainya lebih dari 2% sedangkan syarat nilai SBR yang baik adalah
kurang dari (<2%). Hal tersebut terjadi karena terjadi penyimpangan data yang
signifikan.