Pembahasan Fix Insyaallah
Pembahasan Fix Insyaallah
Quinoneimina
Peroksida yang terbentuk yang dapat diukur dengan menggunakan
spektrofotometer setelah bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol
menghasilkan quinoneimina, hal ini disebabkan karena peroksida bukan suatu
senyawa berwarna sehingga tidak dapat diukur oleh spektrofotometer sedangkan
setelah membentuk quinoneimina sample berwarna kemerahan sehingga dapat
terukur oleh spektro visible. Intensitas warna yang terbentuk dari senyawa
tersebut sebanding dengan kadar glukosa dalam darah. Semakin pekat warna
larutan yang dihasilkan, maka semakin banyak kadar senyawa yang di analisis
(Nogrady, 1992).
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu nilai absorbansi standar dan
absorbansi uji. Pada standar diperoleh absorbansi sebesar 0,203 A dan pada
sampel uji didapatkan hasil absorbansi yang bervariasi dimana dalam uji 1-5
diambil dari sampel yang sama yaitu uji 1 didapatkan absorbansi sebesar 0,386 A,
absorbansi uji 2 sebesar 0,154 A, absorbansi uji 3 sebesar 0,196 A, absorbansi uji
4 sebesar 0,269 A dan absorbansi uji 5 sebesar 0,180 A. hasil dari kelima uji
berbeda-beda padahal diambil dari sampel yang sama atau hasilnya seharusnya
bisa berdekatan tetapi dalam kelima uji tersebut perbedaan nilai absorbansinya
sedikit jauh. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
pengukuran dilakukan oleh ornag yang berbeda dan kurangnya ketelirian saat
membuat larutan uji. Untuk mengetahui kadar glukosa dalam serum dilakukan
perhitungan rata-rata absorbansi kelima sampel uji dan didapatkan hasil rata-rata
sebesar 116,749 mg/dL. Hal ini menunjukkan kadar glukosa dalam serum tersebut
yang mana dibandingkan dengan kadar pada standar yaitu 100 mg/dL dan dapat
dikatakan bahwa kadar glukosa sewaktu dalam serum tersebut masih dalam
keadaan normal karena menurut literatur WHO (World Health Organization)
kadar glukosa sewaktu normalnya adalah kurang dari (<180 mg/dL) Kemudian
untuk melihat keseragaman kadar glukosa pada pengujian ini dilakukan
perhitungan standar deviasi (Sd) yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi
kelompok data dari rata-ratanya. Standar deviasi ini digunakan untuk
memperlihatkan besarnya perbedaan data yang ada yang dibandingkan dari rata-
rata. Hasilnya diperoleh nilai standar deviasi (Sd) sebesar 46,109 dan kemudian
dihitung nilai Simpangan baku relatif (Sbr) dan diperoleh nilainya sebesar
39,494%. Hal ini menandakan bahwa nilai Sbr yang diperoleh tidak memenuhi
syarat karena nilainya lebih dari 2% sedangkan syarat nilai Sbr yang baik adalah
kurang dari (<2%).