PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak kalah penting dari bidang lain adalah bidang kesehatan.
4
Diah Arimbi, 2014, Etikolegal Kebidanan, Yogyakarta: Pustaka Rihama, Hal. 95
11
berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan
berkesinambungan.
Indonesia.
12
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program
pendidikan bidan yang diakui di negaranya dan yang
didasarkan pada ICM kompetensi. Telah lulus dari pendidikan
tersebut Untuk pendidikan, serta memenuhi kualifikasi untuk
didaftarkan (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan. 5
tingkat masyarakat.6
5
Masrudi Muchtar, 2016, Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan (Prespektif Profesi Bidan Dalam
Pelayanan Kebidanan Indonesia), Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal. 10
6
Eny Retna dan Y. Sriati, 2011, Asuhan Kebidanan Komunitas, Yogyakarta: Nuha Medika, Hal.
71
13
tercatat hanya 3 kabupaten yang telah mencapai target yaitu
menjadi salah satu faktor risiko terbesar dalam kejadian kematian ibu
bersalin.
melahirkan.
14
setempat, sehingga kelainan pada kehamilan menjadi tidak terdeteksi
sejak dini, hal ini menjadi masalah serius bila terjadi komplikasi
dan kelompok masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.8
7
Data dinas kesehatan provinsi sulawesi tenggara tahun 2016
8
Masrudi, Muchtar, Op. Cit. hal 27
15
tujuan yang sama sangat dibutuhkan baik dari pusat dan daerah.
masyarakat. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai
9
Heni Puji Wahuningsih, 2006, Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya, Hal. 11
16
kematian ibu dan anak terletak pada ketepatan pengambilan
kebidanan dan bayi baru lahir untuk mencegah komplikasi dan atau
17
Seorang bidan dalam menjalankan profesinya, etika dan moral
muncul dalam kondisi yang tidak biasa. Pada kondisi yang tidak
10
Endang Purwoastuti Dan Elisabeth Siwi Walyani, 2015, Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal 19
11
Marmi, 2014, Etika Profesi Bidan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal. 55
18
normal (dilematis) seperti itulah biasanya etika atau moralitas manusia
tidak.
hukum itu sendiri, dalam konteks ini ditemukan persoalan etik dan
19
ada saat ini belum sepenuhnya membahas persoalan-persoalan yang
kesehatan.
Hukum dan etika saling mengisi satu sama lain. Hukum adalah
20
hukum. Sebagai contoh : abortus provocatus sudah menjadi salah
satu butir dalam Sumpah Hippokrates sejak lebih dari pada dua ribu
tahun yang lalu, namun baru menjadi pasal dalam hukum positif di
Indonesia.12
ditolong oleh dokter, dikarenakan pihak dari keluarga klien tidak mau
orang, tahun 2015 terdapat 5 orang, dan tahun 2016 terdapat 7 orang.
12
Diah Arimbi, Op. Cit. Hal : 22
13
Eny Retna dan Y. Sriati, Op. Cit. Hal : 81
21
Sedangkan untuk data jumlah kematian bayi dan balita yaitu pada
peran suami dan anggota keluarga (orang tua, kakek, nenek dan
14
Data Puskesmas Kecamatan Lakudo
22
dalam mengambil keputusan menentukan mana tindakan yang benar
etika dan moral yang berlaku dalam ruang lingkup kebidanan yang
Puskesmas”.
B. Pembatasan Masalah
kebidanan maka dilema hukum dan etik dalam tesis ini dibatasi pada
C. Perumusan Masalah
23
2. Bagaimana penyelesaian masalah dilema hukum & etik bidan
D. Tujuan Penelitian
puskesmas.
24
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi bidan
b. Bagi masyarakat
25
F. Kerangka Konsep
(Pasal 28 H ayat 1 )
Upaya kesehatan
Tenaga Kesehatan
Faktor Penghambat
Faktor Pendukung
a. Faktor Tenaga
kesehatan Dilema Hukum & Etik
1. Pemerintah daerah
b. Faktor sosial
c. Faktor Ekonomi
d. Organisasi Profesi
f
Kebidanan (IBI)
e.
Penetapan Hukum Kode Etik Bidan
26
Keterangan
setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, Hak
kesehatan.
kesehatan.
27
peraturan pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
kesehatan.
7. Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi yang bersumber
dari nilai-nilai internal dan eksternal satu disiplin ilmu dan merupakan
28
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Pendekatan
15
Moh. Nasir. Metode Penelitian, Gralia Indonesia, Jakarta, 1995, Hal 63
29
berpikir induktif.16 Selanjutnya yang merupakan metode berpikir
komprehensif di Puskesmas.
16
Soerjono Soekanto & Sri Mamuji, Penelitian hukum normatif (suatu tinjauan singkat), Rajawali
Pers, Jakarta, 2001,Hal 14
17
Saifuddin Azwar, 2011, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal 40
18
Salim HS & Erlies Septian, 2016, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan
Disertasi, Jakarta: Rajawali Pers, Hal 38
30
bidan dalam mengambil keputusan medis dalam pelayanan
kebidanan di Puskesmas.
3. Jenis Data
19
Zainudin Ali, 2016, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal 106
20
Ibid, hal 106
31
Probability Sampling, yaitu teknik yang tidak memberikan peluang
sedang diteliti.21
adalah bidan dan pasien. Karena dalam penelitian ini hukum dan
21
Asep Hermawan, 2005, Penelitian Bisnis Pradigma Kuantitatif, Jakarta: PT. Grasindo, hal 46.
32
Narasumber yang akan digunakan adalah 3 orang Kepala
pokok permasalahan.
a. Studi pustaka
dari :
terdiri dari
Kesehatan
33
d) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
primer, yaitu :
a) Kamus kebidanan
b) Kamus hukum
34
5. Lokasi penelitian
6. Desain penelitian
35
khusus. Dari realitas dan fakta yang khusus ini kemudian peneliti
H. Penyajian tesis
25
J. R. Rako, metode penelitian kualitatif, grasindo, Hal 121
36
pembahasan diuraikan mengenai peraturan mengenai Dilema
37