Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN I

BEBERAPA REAKSI KIMIA

Disusun Oleh :
Nama : Sofie Ayunia Rachmawati
NPM : 10060318030
Shift / Kelompok :A/5
Tanggal Praktikum : 24 September 2018
Tanggal Pengumpulan : 08 Oktober 2018
Nama Asisten : Rifa Fauziyah Rabbani, S.Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1440 H / 2018 M
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui beberapa reaksi kimia, seperti reaksi asam basa, reaksi
reduksi oksidasi, reaksi pembentukan gas, reaksi pembentukan
senyawa kompleks, reaksi penguapan, reaksi pengendapan.
2. Menentukan kandungan air dalam sampel dengan cara grafimet.
3. Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi.

II. PRINSIP PERCOBAAN


1. Reaksi asam basa, terjadi ketika senyawa yang mengandung asam di
reaksikan dengan senyawa basa karena asam bila digabungkan dengan
basa akan saling menetralkan dan reaksi ini pun disebutnya reaksi
penetralan.
2. Reaksi reduksi oksidasi , berubahnya bilangan oksidasi dengan
pelepasan dan penerimaan electron.
3. Reaksi senyawa kompleks, ditandai dengan perubahan karena adanya
senyawa komplek berupa perubahan warna
4. Reaksi pembentukan gas, merupakan perubahan wujud suatu zat dari
wujud cair menjadi gas dengan terbentuknya gelembung-gelembung
pada zat yang di reaksikan
5. Reaksi pengendapan, merupakan perubahan wujud suatu zat dari wujid
cair menjadi padat akibat reaksi kimia
6. Grafimetri, pemanasan untuk menghilangkan molekul air dalam suatu
zat agar zat inti dapat di dapat.

1
III. TEORI DASAR
Reaksi kimia adalah apabila dua zat atau lebih digabungkan
melalui pencampuran yang akan menghasilkan pembaruan atau perubahan
pada zat tersebut bisa juga menghasilkan zat baru berupa bentuk fisik
maupun sifatnya yang berupah. Jika melakukan percobaan mengenai suatu
reaksi kimia sebaiknya dilakukan ditempat tertentu seperti lab dab dalam
keadaan tertentu agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.
Reaksi kimia bisa diidentifikasikan berdasarkan beberapa ciri yang
menyertainya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan warna,
timbulnya gas, naik atau turunnya suhu, atau terbentuk zat lain berupa
endapan. Tidak setiap pencampuran dua zat kimia membentuk reaksi
secara langsung. Sejumlah reaksi memerlukan kondisi-kondisi yang
mendukung untuk dapat terjadi . (Tim Kimia Dasar, 2018 : 14)
Reaksi asam basa di bagi menjadi beberapa macam diantaranya :
1. Reaksi asam-basa
perkembangan teori asam basa
a. Teori Arrhenius Mencetuskan tentang senyawa yang terpisah
atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan cartesius juga
menjelaskan Bagaimana kekuatan asam dalam larutan Aqua
dalam kurung air tergantung pada konsentrasi ion ion hidrogen
di dalamnya menurut Arrhenius asam adalah zat dilarutkan
dalam air akan melepaskan ion H+ atau ion H 3O+. Ion H 3O+
terjadi karena H+ diikat oleh air. Contoh reaksi ionisasi larutan
asam :
1. H2CO3 2H+ + CO32-
2. CH3COOH CH3COO- + H+
Jadi dapat disimpulkan bahwa asam adalah senyawa yang
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ atau ion
hydronium ( H3O+)

Basa adalah zat dalam air yang melepaskan ion OH -


berdasarkan jumlah ion OH - yang terionisasi dibedakan
menjadi basa monohidroksi dan basa polihidroksi . Basa

2
monohidroksi adalah bahasa yang melepas satu ion OH - ,
sedangkan basa polihidroksi adalah bahasa yang melepas lebih
dari satu ion OH – . contoh :

1. NAOH NA+ + OH- (basa monohidroksi)


2. Mg (OH)2 Mg2+ + 2OH- (basa polihidroksi)
dalam laboratorium larutan asam dapat memerahkan kertas
lakmus sedangkan larutan basa Dapat membirukan kertas
lakmus.

b. menurut teori bronsted lowry asam adalah larutan yang dapat


mendonorkan hack tambah sedangkan basa adalah larutan yang
menerima H+ . contoh :
NH3 + H2O NH4+ + OH-
Untuk reaksi kiri : dapat diketahui bahwa H2O merupakan
asam karena mendonorkan H+ ke NH3 sehingga H20 berubah
menjadi OH-. NH3 merupakan basa karena NH3 menerima H+
dari H2O menjadi NH4+.
Untuk reaksi kanan : diketahui NH4+ merupakan asam karena
mendonorkan ion OH- berubah menjadi NH3 , sedangkan ion
OH- merupakan basa karena menerima H+ dari NH4+ dan
berubah menjadi H2O.
Secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut :
H2O (i) + NH3 (aq) NH4+ (aq) + OH- (aq)
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
c. menurut teori asam basa Lewis asam adalah molekul atau ion
yang dapat menerima pasangan elektron sedangkan basa adalah
molekul atau ion yang dapat memberikan pasangan electron
indikator asam basa PH merupakan parameter tingkat
keasaman suatu larutan dalam pengujian PH dapat dilakukan
secara PH meter indikator universal universal ataupun macam-
macam indikator asam basa lainnya indikator universal

3
digunakan untuk mengidentifikasi skala PH dengan trayek
tertentu trayek PH indikator dapat ditulis:
1. Metil Jingga 3,0 sampai 4,4 berwarna merah (asam ) dan
kuning (basa).
2. Metil kuning 2,0 sampai 3,0 berwarna merah (asam) dan
kuning (basa).
3. Metil merah 4,2 sampai 6,2 berwarna merah (asam) dan
kuning (basa).
4. Bromtimol biru 6,0 sampai 7,8 berwarna kuning (asam) dan
biru (basa).
5. Fenoftalein 8,0 sampai 9,2 tidak berwarna (asam) dan
merah (basa).
6. Bromocresol hijau 3,8 sampai 45,4 berwarna kuning
(asam) dan biru (basa).
7. Kuning alizarin 10,1 sampai 12,0 tidak berwarna (asam)
dan ungu (basa).
8. Metil umur 0,5 sampai 1,5 berwarna kuning (asam) dan
Ungu (basa). ( Tim maestro eduka , 2017 : 623)
2. Reaksi reduksi oksidasi
Sejumlah reaksi dalam mana keadaan oksidasi berubah, yang
disertai dengan pertukaran elektron antara pereaksi disebut reaksi
oksidasi atau reaksi redoks. Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan
untuk proses proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka
reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dalam dari
suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi
sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi.
oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu
unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat. pengoksidasi adalah zat yang memperoleh electron,
dan dalam proses itu itu direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum,

4
karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat lelehan maupun
gas.
Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan
diperolehnya suatu elektron atau lebih oleh zat (atom , ion atau
molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah
menjadi lebih negatif (kurang positif) .Jadi suatu zat pereduksi adalah
zat yang kehilangan elektron dalam proses itu saat ini dioksidasi.
Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses
dalam zat padat kalahan maupun gas. ( A.I. Vogel, 1985 : 107)
Bilangan oksidasi unsur-unsur yang umum dikenal yaitu yang
disusun berdasarkan posisinya dalam tabel periodik :
Unsur-unsur logam dapat memiliki bilangan oksidasi positif,
sedangkan unsur-uunsur nonlogam dapat memiliki bilangan oksidasi
positif atau negatif.
Bilangan oksidasi tertinggi yang dimiliki unsur golongan IA-VIIIA
adalah sama dengan bilanganya dalam tabel periodik, sebagai contoh
halogen adalah golongan VIIA, sehingga bilangan oksidasi tertinggi
yang paling mungkin adalah+7
Logam-logam transisi (golongan IB, IIIB – VIIIB) biasanya memiliki
beberapa bilangan oksidasi yang mungkin (Raymond, 2005 : 84).
3. Reaksi pengendapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat
keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau
koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau
pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu
endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar
dalam larutan jenuhnya. Larutan bergantung pada berbagai kondisi
seperti suhu, tekanan, konsentrasi, dan bahan bahan lain dalam larutan
itu dan pada komposisi pelarut nya.

5
Umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah
besar dengan kenaikan suhu meskipun dalam beberapa hal yang
istimewa seperti (kalium sulfat) terjadi juga sebaliknya. Laju kenaikan
larutan dengan suhu yang berbeda-beda, dalam beberapa hal kecil
sekali, dalam hal-hal lainnya sangat besar. Larutan bergantung juga
pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain terutama ion-ion dalam
campuran itu. (A.I. Vogel, 1985 : 72)
4. Reaksi pembentukan kompleks
suatu ion atau molekul Kompleks terdiri dari 1 Atom (ion) pusat
dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan Atom (ion) pusat itu .
Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil
nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu meskipun ini tak
dapat ditafsirkan di dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom
pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi suatu angka bulat yang
menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk
kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. (A.I. Vogel, 1985 : 95)
5. Pembentukan gas
Sifat fisik dari gas:
a. Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya.
b. Gas merupakan wujud materi yang paling mudah di nampatkan.
c. Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika di
tempatkan pada wadah yang sama.
d. Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah di bandingkan
dengan cairan dan padatan. ((Raymond chang, 2005 : 124)
dalam reaksi perubahan wujud bentuk wujud gas di dapat karena
perubahan bentuk cair menjadi gas. Yang di sebabkan oleh suatu reaksi
kimia.

Analisis gravimetri adalah suatu teknik analisis yang didasarkan pada


pengukuran massa salah satu jenis percobaan analisis gravimetri melihat
pembentukan isolasi dan pembentukan massa suatu endapan contoh suatu
reaksi dalam analisis gravimetrik

6
AgNO3 + HCL menjadi NH3 + HG
persamaan ionik totalnya adalah AG + HCL menjadi agcl endapan yang
terbentuk adalah perak perak klorida analisis gravimetri merupakan suatu
teknik yang sangat akurat karena massa sampel dapat diukur dengan
akurat Namun demikian prosedur ini hanya dapat diterapkan pada reaksi
yang berlangsung sempurna atau memiliki hasil hampir 100% jadi jika
agcl bersifat sedikit larut dan Bukannya tidak larut sama sekali maka
tidaklah mungkin untuk dapat menghilangkan semua ion Cl dari larutan
NaCl dan perhitungan selanjutnya akan memiliki galat. (Raymond chang,
2005 : 110)
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengikat molekul molekul
air. Molekul molekul air yang terikat dinamakan molekul hidrat.
Penentuan jumlah molekul hidrat yang terikat dilakukan dengan cara
memanaskan garam terhidrat (mengandung air) menjadi garam anhidrat
yang tidak mengandung air. (Sunarya, 2010 : 78-79).
Hidrat adalah zat padat yang mengikat molekul air sebagai bagian
dari struktur kristalnya. Contoh senyawa hidrat : garam inggris ( MgSO4 .
7 H2O), gypsum (CaSO4. 2H2O). Jika senyawa hidrat dipanaskan maka
ada sebagian atau seluruh air klistalnya dapat dilepas (menguap). ( Tim
maestro eduka , 2017 : 613)
Faktor laju reaksi kimia
1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula
tumbukan antar partikelnya. Hal itu menyebabkan laju reaksi semakin
cepat.
2. Luas permukaan
Luas permukaan bidang sentuh berbentuk butiran akan lebih cepat
bereaksi pada bidang sentuh yang berbentuk kepingan. Hal itu
dikarenakan luas permukaan bidang sentuh butiran lebih besar dari
pada bidang sentuh kepingan makin luas permukaan bidang sentuh
makin cepat pula laju reaksinya.

7
3. Suhu
Peningkatan suhu akan menaikkan energi rata-rata molekul
sehingga jumlah atau fraksi molekul yang mencapai energi pengaktifan
bertambah dengan demikian laju reaksi akan meningkat pula untuk
setiap kenaikan temperatur sebesar 10 derajat Celcius maka laju reaksi
menjadi dua sampai tiga kali lebih cepat dari semula.
4. Katalis
Katalis yang berfungsi untuk mempercepat reaksi karena katalis
dapat menurunkan energi pengaktifan. Katalis dibedakan menjadi dua
macam yaitu katalis homogen katalis homogen adalah katalis yang
mempunyai fase sama dengan fase zat pereaksi. Katalis heterogen
adalah katalis yang mempunyai fase berbeda dengan fase zat pereaksi.
( Tim maestro eduka , 2017 : 617).

IV. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


Alat yang di butuhkan dalam percobaan kali ini adalah Tabung
reaksi, Eksilator, Gelas kimia 100ml, Kertas lakmus, Sendok Krus dan
tutupnya, Pembakaran Bunsen, Pipa kaca penyalur gas, Pipet tetes,
Segitiga krus, Spatula Tang pemegang krus, Timbangan digital.
Bahan yang di butuhkan adalah (NH4)2SO4 (amonium sufat),
AgNO3 (perak nitrat) 0,1m, AL2(SO4)3 (alumunium sulfat) 0,1m, Ba(OH)2
(barium hidroksida), BaCL.2H20 (barium diklorida) , BaCL2 (barium
klorida) 0,1m, CaCO3 (kalium karbonat). CH3COOH (asam asetat) 0,1 m,
Fe2+ (besi), Fenolftalein, H2C2O4 (asam oksalat), H2SO4 (asam sulfat) 2m,
HCL (asam klorida) 0,1 m dan 1 m, K2CrO4 (kalium kromat) 0,1m,
K2CrO7 (kalium dikromat) 0,1m, KMnO4 (kalium pemanganat)0,05 m,
NaCL (natrium klorida) 0,1m, NaOH (natrium hidroksida) 0,1 m dan 1 m,
NH4OH(amonium hidroksida) 1m.

8
V. PROSEDUR
Point A (Reaks - reaksi kimia)

a. 3 tabung reaksi yang bersih di tempatkan di meja , masing- masing


tabung di beri label 1, 2, dan 3. Tabung pertama diisi dengan 10 tetes
HCL lalu di tambahkan indicator yaitu 1 tetes fenolftalien, diamati
perubahan yang terjadi setelah itu di tambahkan 10 tetes NaOH , untuk
tabung yang kedua diisi dengan 10 tetes CH3OOH lalu di tambahkan 1
tetes fenolftalien, diamati perubahan yang terjadi setelah itu
ditambahkan 10 tetes NaOH, untuk tabung yang ketiga diisi dengan 10
tetes NaOH lalu di tambahkan 1 tetes fenolftalien, diamati perubahan
yang terjadi.
b. Tabung reaksi yang diisi oleh 1ml larutan H2C2O4 lalu ditambahkan 2
tetes H2SO4 lalu dikocok sambil diberi tetes demi tetes KMnO4,di
amati perubahan yang terjadi. Tabung reaksi yang diisi 1ml Fe2+ lalu
ditambahkan 2 tetes H2SO4 lalu dikocok sambil diberi tetes demi tetes
KMnO4,di amati perubahan yang terjadi. Tabung reaksi yang diisi oleh
1ml NaCL ditambahkan 5 tetes AgNO3, diamati perubahan yang
terjadi. Tabung reaksi yang diisi oleh 1ml BaCl2 di tambahkan 1ml
k2cro4, diamati perubahan yang terjadi.
c. 4 tabung reaksi yang bersih di tempatkan di meja, masing-masing
tabung diberi label A, B, C, dan D. tabung A dan B diisi oleh K2CrO4
dan tabung C dan D diisi oleh K2CrO7 lalu kocok dan diamati
perubahan yang terjadi. Untuk tabung A dan C di tambahkan 10 tetes
HCL dan tabung B dan D di tambahkan 10 tetes NaOH lalu kocok dan
diamati perubahan yang terjadi.
d. 2 tabung reaksi yang bersih ditempatkan di meja, masing-masing
tabung diberi label A dan B . Tabung A dan B diisi oleh Al2SO4, lalu
tabung A ditambahkan 5 tetes NaOH di amati perubahan yang terjadi
setelah itu ditambahkan lagi tetes demi tetes NaOH diamati perubahan
yang terjadi, sedangkan tabung B ditambahkan 5 tetes NH40H di amati

9
perubahan yang terjadi setelah itu ditambahkan lagi tetes demi tetes
NH40H diamati perubahan yang terjadi.
e. 1 tabung reaksi yang bersih, pipa penyalur gas yang bersih, dan kertas
lakmus di tempatkan dimeja. Tabung reaksi yang diisi oleh 5 ml
(NH4)2SO4 ditambahkan 5 tetes NaOH lalu dihubungkan dengan pipa
penyalur gas di satu sisi dan di sisi lain kertas lakmus, diamati
perubahan yang terjadi.
f. 1 tabung reaksi, pipa penyalur gas, dan gelas kimia 100ml di
tempatkan dimeja. Gelas kimia 100ml yang telah diisi oleh 5ml
Ba(OH)2 di hubungkan dengan tabung reaksi yang telah diisi oleh 1
sendok serbuk CaCO3 dan 1 ml HCL 1M, diamati perubahan yang
terjadi.

Point B ( Penentuan kandungan air secara gravimetri tidak langsung)


Ditempatkannya krus bersih serta tutupnya diatas segitiga krus,
dipijarkan dengan pembakar bunsen selama 5 menit setelah itu biarkan
krus serta tutupnya mendingin di dalam ekskilator selama 20 menit hingga
mencapai suhu ruangan 25 derajat Celcius kemudian ditimbang terus
beserta tutupnya. Setelah diberi sampel bacl2.2H2O masukkan ke dalam
dimasukkan ke dalam terus timbang krus bertutup serta isinya.

10
VI. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Point A

a. Sebelum di reaksikan dengan naoh kondisi hcl berupa zat cair berwana
bening , setelah di tambahkan fenoftalien kondisi larutan tetap
berwarna bening setelah di reaksikan larutan HCL dengan naoh tetap
berwarna bening. sebelum di reaksikan dengan NaOH kondisi cairan
CH3OOH berupa zat cair berwarna bening , setelah di tambahkan
fenolftalien kondisi larutan tetap berwarna bening setelah di reaksikan
larutan CH3OOH dengan naoh tetap berwarna bening. sebelum di
tambahkan fenolftalien kondisi NaOH berupa zat cair berwarna
bening, setelah di reaksikan dengan fenolftalien berubah warna
menjadi warna ungu (frucian 141).
b. sebelum di reaksikan dengan H2SO4 kondisi H2C2O4 berupa zat cair
berwarna bening, setelah di reaksikan dengan H2SO4 kondisi larutan
tetap sama berwarna bening tetapi setelah kedua larutan itu di
reaksikan kembali dengan KMnO4 larutan tersebut berubah menjadi
warna ungu (purple 7).
sebelum di reaksikan dengan H2SO4 kondisi fe2+ berupa zat cair
berwarna kuning, setelah di reaksikan dengan H2SO4 kondisi larutan
tetap sama tidak berpengaruh oleh larutan H2SO4 , setelah kedua
larutan itu di reaksikan kembali dengan KMnO4 pun warnanya tidak
berubah.
sebelum di reaksikan dengan AgNO3 kondisi NaCl berupa zat cait
berwarna bening , setelah di reaksikan dengan AgNO3 kondisi larutan
berubah dengan adanya endapan berwarna putih di larutan tersebut.
c. sebelum di reaksikan dengan K2CrO4 kondisi BaCl2 berupa zat cair
berwarna putih , setelah di reaksikan dengan K2CrO4 kondisi larutan
berubah warna menjadi warna kuning dengan disertai endapan yang
berwana kuning pula.
sebelum direaksikan dengan HCL kondisi K2CrO4 berwarna orange
setelah direaksikan larutan tersebut tetap berwarna orange.

11
sebelum direaksikan dengan NaOH kondisi K2CrO4 berwarna
orange setelah direaksikan berubah warna menjadi kuning.
sebelum direaksikan dengan HCL kondisi K2CrO7 berwarna orange
setelah direaksikan tersebut tetap berwarna orange.
sebelum direaksikan dengan NaOH kondisi K2CrO7 berwarna
orange setelah direaksikan larutan tersebut tetap berwarna orange.
d. sebelum direaksikan Al2(SO4)3 berwarna bening setelah direaksikan
dengan 5 tetes NaOH berubah warna menjadi snow yang warnanya
keruh tidak terjadi endapan setelah ditambahkan 1 sampai 2 tetes
NaOH masih tidak berubah hanya lebih mengental dan agak lebih
keruh dan setelah ditambahkan 1 sampai 5 tetes mulai adanya endapan
menggumpal warnanya masih sama warnanya menjadi Floral White
setelah didiamkan beberapa lama terjadinya endapan di mana bagian
atas berwarna bening dan bawah slide pendapat yang cukup banyak.
sebelum direaksikan nya Al2(SO4)3awalnya bening setelah
ditambahkan 5 tetes NH4OH langsung terjadi gumpalan blue Panda
Pan tidak menyatu sama sekali warna menjadi snow setelah
ditambahkan 1 sampai 2 tetes endapan tersebut makin terlihat jelas
setelah ditambahkan 1 sampai 5 tetes jauh lebih kental dibandingkan
tabung reaksi dari segi warna lebih kental endapan lebih banyak
dibanding tabung reaksi bentuk endapan tabung reaksi Lebih lembut
kalau bentuk endapan B seperti kasar ada bercak bercak berbeda warna
seperti gelembung seperti juga granul dari segi warna kalau zat kalor
tabung reaksi zatnya terpisah jauh lebih bening dibanding tabung
reaksi B kedua zat yang terpisahnya.
e. warna kertas lakmus berubah menjadi warna biru setelah larutan
(NH4)2 SO4 ditambahkan 5 tetes NaOH.

12
f. Setelah 5 ml BaOH2 dihubungkan melalui pipa penyalur gas dengan
tabung reaksi yang ada didalamnya terdapat serbuk CaCO3 dan HCL 1
molar 5 tetes perubahan yang terjadi adalah terdapat gelembung di
dalam larutan gelas kimia 100 ml BaOH2 dan di dalam tabung reaksi
nya terdapat endapan berwarna putih.
Point B
Perhitungan
Berat BaCl2.2H2O = (berat krus + sampel dingin ) – (berat krus kosong )
= 34,57 gram – 34,06 gram
= 0,51 gram
Massa BaCl2 = (berat krus kosong ) – (berat krus dipanaskan )
= 34,46 gram – 34,06 gram
= 0,4 gram
Massa H2O = (berat krus kosong – berat krus dipanaskan)
= 34,06 gram – 34,05 gram
= 0.01 gram
% H 2O = gr H2O . 100%
gr sampel
= 0,01 gram . 100%
0,04 gram
= 2,5 %
Perbandingan gr BaCl2 = gr H2O
MR BaCl2 = MR H2O

0,4 = 0,01

27 = 18

= 0,0001 : 0,0005

= 10 : 5

=2:1

13
VII. PEMBAHASAN
Point A
a. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah berupa reaksi asam basa.
Ketika asam kuat digabungkan dengan basa yang kuat juga maka akan
terjadi sebuah peristiwa penetralan dan ketika asam kuat di gabungkan
dengan basa lemah maka akan lebih dominan kearah yang kuat yaitu
asam kuat begitupun sebaliknya
Persamaan reaksi
HCL+NaOH NaCL+ H2O
Karena HCL sebagai asam kuat dan NaOH sebagai basa kuat maka
terjadi penetralan dimana asam dan basa zat tersebut akan hilang
diganti dengan garam.
CH3OOH + NaOH CH3COONH + H2O
Ketika ch3cooh direaksikan dengan fenolftalien warna larutan menjadi
bening karena menunjukan reaksinya bahwa laturan tersebut
merupakan larutan asam dan setelah di reaksikan dengan NaOH
sebagai basa kuat makan warna larutan mengikuti warna asal dari
NaOH yaitu bening dan larutan tersebutpun menjadi larutan basa
NaOH + Fenolftalien BASA
ketika NaOH direaksikan dengan fenolftalien warna awal NaOH yang
bening berubah warna menjadi seperti ini mengapa
dekimian seperti yang di sebutkan di teori dasar, fenoftalein 8,0 sampai
9,2 tidak berwarna apabila asam dan berwarna merah apabila basa jadi
larutan NaOH merupakan larutan basa. Dengan digunakannya
fenolftalien sebagai indikator asam basa dapat diketahui suatu zat itu
termasuk asam ataukah basa .
b. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi oksidasi.
Sebagai pengoksidasi adalah KMnO4 dan fe2+
kalium permanganat KMnO4 zat padat coklat tua yang menghasilkan
larutan Ungu Bila dilarutkan dalam air yang merupakan ciri khas untuk
ion permanganat. kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi

14
kuat yang bekerja berlainan menurut pH dari medium. (A.I. Vogel,
1985 : 115)
Persamaan reaksi reduksi oksidasi
5H2C2O4 + 2KMnO4 + 8H2SO4 10CO2 + 2MnSO4 + 8H2O + 6K2SO4

5fe2+ + KMnO4 + H2SO4 5Fe3+ + MnSO4 + 4H2O + K2SO4


Selain reaksi reduksi oksidasi ada juga reaksi yang terjadi yaitu reaksi
pengendapan.
Persamaan reaksi reaksi pengendapan
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Mengapa terjadi endapan karena larutan jenuh suatu garam, yang juga
mengandung garam tersebut yang tak terlarut. Dengan berlebihan,
merupakan suatu sistem keseimbangan terhadap mana hukum kegiatan
massa dapat diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada
dalam kesetimbangan yang terjadi :
AgCl Ag+ + Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase
padat, sedangkan ion-ion Ag+ C- ada dalam fase terlarut. (A.I. Vogel,
1985 : 73)
BaCl + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
c. K2CrO4 HCl
(berwarna kuning) ( berwarna bening)
Ketika direaksikan warnanya berubah menjadi orange. Warna orange
ini muncul karena dalam suasana asam K2CrO4 akan bereaksi dan
menghasilkan warna orange.
K2CrO4 NaOH
(berwarna kuning) ( berwarna bening)
Ketika di reaksikan tidak terjadi perubahan warna,warnanya tetap
kuning. Warna kuning ini tidak berubah, karena dalam suasana basa
K2CrO4 tidak dapat bereaksi. Sehingga, tidak terjadi perubahan warna.

15
K2Cr2O7 HCl
(berwarna orange) ( berwarna bening)
Ketika di reaksikan tidak terjadi perubahan warna,warnanya tetap
orange. Warna orange ini tidak berubah karena dalam suasana asam
K2Cr2O7 tidak dapat bereaksi. Sehingga tidak terjadi perubahan warna.
K2Cr2O7 NaOH
(berwarna orange) ( berwarna bening)
Ketika direaksikan warnanya berubah menjadi kuning. Warna kuning
ini muncul, karena dalam suasana basa K2Cr2O7 akan bereaksi dan
menghasilkan warna kuning.
d. Al2(SO4)3 NaOH
( berwarna bening) ( berwarna bening)
Setelah direaksikan menghasilkan suatu endapan larutan menjadi
keruh, mengapa demikian karena NaOH yang bersifat larut dalam air
memiliki volume yang lebih banyak daripada Al2(SO4)3 yang tidak
larut dalam air. Sehingga pada percobaan ini terjadi reaksi
pengendapan.
Al2(SO4)3 NH4OH
( berwarna bening) ( berwarna bening)
Setelah direaksikan menghasilkan suatu endapan larutan menjadi lebih
keruh karena NH4OH tidak larut dalam air . Jika suatu larutan
yang larut dalam air ditambahkan atau direaksikan dengan larutan yang
tak larut dalam air, maka akan menimbulkan adanya endapan.
e. (NH4)2 SO4 ketika di reaksikan dengan NaOH kertas lakmus menjadi
warna biru dikarenakan campuran dari (NH4)2 SO4 dan NaOH
menghasilkan gas yang bisa merubah kertas lakmus yang berwarna
merah menjadi warna biru. Gas yang dihasilkannya bersifat basa.

16
f. CaCO3 HCl
(berwarna bening) (berwarna bening)
Setelah direaksikan menghasilkan endapan berwarna putih. Terjadinya
endapan karena campuran kedua larutan itu memiliki sifat yang tak
larut dalam air. Campuran kedua larutan tadi disambungkan dengan
gelas kimia yang telah berisi Ba(OH)2 dengan menggunakan pipa kaca.
Didalam gelas kimia tersebut kemudian terdapat gelembung-
gelembung gas yang dihasilkan oleh HCl(g). CaCO3 dan Ba(OH)2
berfungsi sebagai pemacu reaksi tersebut agar berlanjut jika HCl
terbentuk menjadi suatu reaksi. HCl sangatlah mudah larut dalam air.
Sehingga pada percobaan ini, terjadi reaksi pengendapan dan
pembentukan gas.

17
IX. KESIMPULAN
Jadi pada percobaan 1 tentang beberapa reaksi kimia yang di dapat pada
percobaan ini adalah kita dapat mengtahui beberapa reaksi yang terjadi
antara lain :
1. Reaksi asam basa , berupa penetralan dan yang terjadi adalah ketika
asam dan basa yang sama sama kuat akan menghasilkan zat baru yang
tidak mengandung asam maupun basa yaitu garam.
2. Reaksi redoks atau reduksi oksidasi, disini yang terjadi adalah berupa
berubahnya bilangan oksidasi suatu zat.
3. Reaksi pengendapan, di sini yang terlihat adalah adanya suatu endapan
dalam larutan yang telah direaksikan. Sendapan yang dihasilkan
berupa senyawa yang di reaksikan dengan berubahnya wujud senyawa
tersebut dari wujud cair menjadi wujud padat sehingga terjadilah
endapan.
4. Reaksi pembentukan senyawa komplek, dalam percobaan ini yang
terjadi perubahan warna pada suatu zat saat direaksikan dengan zat lain
5. Reaksi pembentukan gas, suatu larutan yang direaksikan dengan suatu
zat berubah wujud dari wujud cair menjadi gas.
6. Gravimetri, yang terjadi adalah terpisahnya molekul air dengan zat
tersebut dengan tujuan mendapatkan inti dari zat tersebut dengan
menggunakan proses pemanasan. Dan pada percobaan kali ini di
dapatkan hasil perbandingan BaCl2 : H2O yaitu 2:1..

18
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Chang, Raymond. (2005). Kimia dasar konsep - konsep inti edisi ke-3
jilid I. Bandung : Elangga
2. Eduka, tim maestro. (2017). Tyout & bank soal SBMPTN saintek 2018.
Surabaya : Genta Group Production.
3. Svehla, g. (2005). Vogel buku teks analisis anorganik kualitatif makro
dan semimakro edisi 5. Jakarta : PT.Kalma Media Pustaka
4. Tim kimia dasar program studi farmasi. (2018). penuntun praktikum
kimia dasar. Bandung : UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG.
5. Sunarya, yayan. (2010). Kimia Dasar 2. Bandung : CV. Yrama Widya

19

Anda mungkin juga menyukai