Anda di halaman 1dari 12

Awas limbah sampah menghampirimu

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas bahasa indonesia

Disusun oleh

Nama muhammad akbar juliansyah

Kelas IX-H

Niss

SMP NEGRI 17 BANDUNG

JL.PACUAN KUDA ARCAMANK TELP. (022)7275986

2016-2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karna atas berkah dan hidayahnya

penulis masih diberikan kesempatan untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini di susun utuk memenuhi tugas bahasa indonesia,menambah dan

memperuas wawasan tentang ilmu pengetahuan,serta memaparkan suatu solusi untuk

menyelesaikannya.

Berkat terbentuknya makalah ini, penulis inggin mengucapkan terima kasih kepada

1. Ibu lies yang telah mengarahkan dan membimbing dalam pembuatan makalah ini

2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan kepada penulis pada saat

pembuatan makalah ini

3. Teman-teman yang memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat tersusun

dengan baik

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,maka sebab dari itu

kritikan dan saran dari pembaca makalah ini sangat di perlukan dan bersifat membangun

demi kesempunaan makalah selanjutnya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam Diktum yang digunakan sebagai dasar perkembangan untuk peraturan

pemerintah republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara

di sebutkan :

1. Bahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta

makhluk hidup lainnya harus di jaga dan di pelihara kelestarian fungsinya untuk

pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusi serta perlindungan bagi makhluk hidup

lainnya.

2. Bahwa agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi lingkungan

hidup, maka udara perlu dipelihara, di jaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian

pencemaran udara

Setiap waktu kita bernafas, seorang dewasa rata-rata menghirup lebih dari 3.000

gallon (11,4 m3) udara setiap hari. Udara yang kita hirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya

dan beracun, akan berdampak seriu pada kesehatan kita, terutama anak-anak yang lebih

banyak bermain di udara terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya. Walaupun tidak

terlihat oleh kasat mata, pencemaran diudara mengancam kehidupan kita dan makhluk hidup

lainnya.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di

dunia pernah sesekali menghirup udara yang tidak sehat, sedangkan 10% lainnya menghirup

udara yang bersifat “Marjinal”. Bahwa di AS, yang tingkat pencemaran udaranya cenderung

lebih rendah dari pada di kota-kota di Negara berkembang, studi oleh para peneliti di

Universitas Harvard menunjukkan bahwa kematian akibat pencemaran udara berjumlah


antara 50.000 dan 100.000 per tahun. Hal itulah yang membuat kami merasa tertarik untuk

mengangkat sebuah masalah pencemaran udara terhadap kesehatan makhluk hidup di dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah melihat pemaparan latar belakang diatas, kami merumuskan beberapa hal

yang dijadikan rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1. apa bahayanya membuang limbah sampah?

2. Dampak dari limbah sampah?

3. Bagai mana cara menanggulanginya?

1.3 Tujuan Penelitian

Memberikan informasi kepada pembaca mengenai bahayanya membuang sampah

sembarangan ,sehingga dengan ini pembaca menjadi sadar akan bahayanya membuang

sampah sembarangan dan dapat mengantisipasinya. Penulis juga dapat menambah wawasan

dengan mengumpukan data-data dari berbagai sumber

1.4 Metode Penelitian

Objek penulis mecangkup gambaran atau penjelasan dampak yang di timbulkan dan cara

mencegahnya.dalam penulisan makalah ini,penulis secara umun mendapatkan bahan tulisan

dari berbagai referensi, baik dari buku-buku atau sumber media internet yang berkaitan

dengan mencegah polusi udara

1.5 Sistematika

1. Menentukan tema
2. menentukan permasalahan

3. menentkan metode penelitian

4. mengambil data

5. merangkum informasi

6. menyusun kerangka permasalahan


Bab 2 pembahasan

2.1 pengertian sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Jenis-jenis sampah | Sebenarnya sampah banyak penggolongannya, tetapi umumnya


masyarakat mengenal ada 2 jenis sampah, yaitu sampah organik dan anorganik (non-organik). Ada
pula sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Lewat artikel ini, kita akan kenali satu persatu.

2.2 jenis-jenis sampah


1. Sampah Organik (Sampah Basah)
Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup (material biologis) yang
dapat membusuk dengan mudah, misalnya:
- sisa makanan,
- dedaunan kering,
- buah dan sayuran.

2. Sampah Anorganik (Sampah Kering/Non-organik)


Sampah jenis ini berasal dari bahan baku non biologis dan sulit terurai, sehingga seringkali
menumpuk di lingkungan. Sampah anorganik atau disebut juga sampah kering sulit diuraikan
secara alamiah, sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut. Yang tergolong ke dalam sampah
anorganik yaitu:

- plastik dalam bentuk botol, kantong, dan sebagainya,


- kaleng,
- kertas,
- kaca,
- styrofoam,
- dan lain-lain.

3. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)


Yaitu limbah dari bahan yang beracun dan berbahaya seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik,
pertambangan, dan sebagainya.

Ketiga jenis sampah tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menangani
permasalahan sampah, biasanya sampah dipilah-pilah sesuai jenisnya. Menggunakan tiga tempat
sampah berbeda, yaitu organik, anorganik, dan B3, masing-masing jenis sampah akan mendapat
perlakuan yang berbeda. Untuk sampah anorganik dapat dibuat kompos, sampah anorganik dapat
didaur ulang atau dijadikan bahan kerajinan tangan, sedangkan sampah B3 harus diolah secara
khusus menggunaan metode kimia, fisik, dan biologi dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi
sifat berbahaya dan beracunnya.

2.3 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace)

1. Reduce (Mengurangi)

Agar tidak banyak menghasilkan sampah kita bisa meminimalisir penggunaan benda-benda
sekali pakai yang bisa menjadi sampah. Contohnya:

Jajanan Sekolah yang Banyak Menggunakan Kemasan Plastik

Ketika berbelanja, sebaiknya membawa tas belanja sendiri sehingga tidak perlu lagi
menggunakan kantong plastik.

Jangan sering-sering membeli minuman kemasan botol. Kalau minuman sudah habis,
botolnya hanya menambah sampah.

Kurangi jajan. Jajanan di sekolah-sekolah biasanya menggunakan kemasan plastik, seperti


snack, permen, minuman, juga makanan yang dijual ‘abang-abang’ PKL. Selain tidak
menimbulkan sampah, dengan tidak banyak jajan kita terhindar dari berbagai penyakit
karena jajanan berpotensi mengganggu kesehatan.

Apabila kamu sering membeli koran atau majalah, jangan langsung dibuang setelah dibaca.
Sebaiknya didaur ulang atau dijual ke tukang loak.

Usahakan mengeprint atau fotokopi secara bolak-balik. Dengan demikian, jumlah kertas
yang diperlukan lebih sedikit. Lebih baik lagi bila menggunakan kertas-kertas HVS bekas
yang baru dipakai 1 halaman, sementara halaman satunya masih kosong. Halaman kosong
tersebut masih bisa digunakan untuk mengeprint tugas sekolah. Sudah banyak guru yang
membolehkan, bahkan menganjurkan hal tersebut (misalnya guru saya). Guru yang baik
akan menerima apabila siswanya melakukan hal tersebut karena kesadaran akan
keselamatan lingkungan. Tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga dapat menghemat
kertas yang secara tidak langsung dapat menyelamatkan hutan.

Hilangkan sifat konsumtif. Masyarakat Indonesia terkenal cukup konsumtif, sehingga sangat
sering berbelanja dan mengonsumsi barang. Barang-barang, baik makanan, pakaian, alat
elektronik, perabot rumah tangga, semua dijual menggunakan kemasan. Oleh karena itu,
belilah barang yang dibutuhkan saja. Jangan berbelanja secara berlebihan.

2. Reuse (Menggunakan Kembali)

Orang-orang kreatif biasanya mampu mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai
guna, bahkan bernilai jual. Dengan menggunakan kembali benda-benda tidak terpakai,
sampah menjadi berkurang dan kita tidak perlu lagi membeli barang karena barang yang
kita perlukan dapat kita buat sendiri menggunakan barang tak terpakai tersebut. Contoh-
contoh lainnya yaitu:

Berbagai Kerajinan dari Sampah Plastik

Biasakan untuk tidak membuang kantong plastik yang kita dapat dari pasar, warung, mall,
ataupun supermarket. Kantong plastik tersebut sebaiknya dikumpulkan agar dapat
digunakan kembali apabila kita membutuhkan kantong untuk membawa barang.

Gunakan kaleng-kaleng bekas sebagai tempat pensil, pot tanaman, celengan, dan
sebagainya. Agar lebih indah, kaleng tersebut bisa dicat dan dihias menggunakan kreativitas
kita.

Gunakan kembali baju-baju bekas tak terbakai sebagai lap atau keset. Dengan kreativitas,
kita juga bisa membuat selimut, serbet, taplak meja, tas, atau dompet dari kain-kain bekas.

Belajarlah membuat kerajinan (handycraft)dari barang-barang bekas. Menciptakan kerajinan


akan melatih keterampilan dan menumbuhkan kreativitas.

3. Recycle (Mendaur Ulang)

Pupuk Kompos yang Terbuat dari Sampah OrganikDengan mendaur ulang sampah, benda-
benda yang tidak terpakai akan dapat dipakai lagi setelah melalui proses. Mendaur ulang
sampah anorganik memang sulit bila dilakukan sendiri, tetapi kita dapat dengan mudah
mendaur ulang sampah organik dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos. Sampah
organik yang dapat dijadikan kompos yaitu dedaunan kering, sisa-sisa makanan, dan limbah
rumah tangga yang berupa zat organik.

Jenis-jenis sampah yang memiliki 3 golongan, sebaiknya dipilah-pilah untuk memudahkan


kita memberikan perlakuan kebada masing-masing golongan sampah. Misalnya untuk
sampah anorganik, yang bisa kita lakukan adalah:

Mengumpulkan botol-botol plastik sisa minuman, kaleng-kaleng bekas, kertas-kertas bekas,


koran, dan majalah.

Memilah-milah sampah anorganik, seperti sampah kertas, sampah plastik, dan kaleng.

Menyalurkannya ke petugas daur ulang dikota kamu atau tukang loak.

4. Replace (Mengganti)
Mengganti yang saya maksud disini adalah mengganti barang yang kita gunakan dengan
yang lebih ramah lingkungan. Misalnya:

Plastik Biodegradable yang Ramah Lingkungan

Mengganti penggunaan kantong plastik biasa dengan plastik biodegradable. Plastik jenis ini
lebih

eco-friendly

karena mudah diuraikan.

Mengganti botol minum dengan botol yang dapat digunakan berulang kali, atau botol dari
bahan almuminium.

Jangan malu menggunakan tas yang terbuat dari kain perca batik atau plastik bekas
kemasan detergen sebagai pengganti tas kamu. Tas unik dan menarik, apalagi ramah
lingkungan, akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi yang memakainya.

Daripada menggunakan styrofoam, lebih baik bawa kotak bekal sendiri sebagai tempat
makanan

2.4 penyakit yang disebabkan oleh limbah sampah

Dampak sampah terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisma dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.

2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.

4) Sampah beracun.

5)Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi
ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang
ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2.5 Dampaklimbah sampah terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal
ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti
metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

2.6peran masyarakat

Berpijak dari kondisi yang ada, untuk memecahkan masalah sampah harus melihat pola
penanganan yang ada saat ini. Dengan demikian pada titik mana dari mata rantai
pembuangan sampah tersebut dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sehingga
sampah yang masuk ke TPA pada akhirnya hanya berupa sampah yang benar-benar tidak
dapat diolah kembali. Masalah sampah di berbagai kota besar di Indonesia sebetulnya
dapat dipecahkan dengan baik sebagaimana yang berhasil dilakukan di negara maju apabila
peran aktif masyarakat meningkat. Pada umumnya proses pengelolaan sampah dengan
basis partisipasi aktif masyarakat terdiri dari beberapa tahapan proses, antara lain :
Mengupayakan agar sampah dikelola, dipilah dan diproses tahap awal mulai dari tempat
timbulan sampah itu sendiri (dalam hal ini mayoritas adalah lingkungan rumah tangga).
Upaya ini setidaknya dapat mengurangi timbulan sampah yang harus dikumpulkan dan
diangkut ke TPS sehingga bebannya menjadi berkurang. Pada fase awal di tingkat rumah
tangga setidaknya diupayakan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dan
sampah non organik dipilah serta mengumpulkan menurut jenisnya sehingga
memungkinkan untuk di daur ulang. Sampah organik sebenarnya telah dapat diproses
menjadi kompos di setiap rumah tangga pada tong-tong sampah khusus kompos
(Komposter BioPhoskko) yang mampu memproses sampah menjadi kompos untuk periode
tampung antara 5 hingga 7 hari dengan bantuan aktivator GreenPhoskko "A" (mikroba
pengurai) dan Bulking Agent (penggembur). Bila proses pengomposan di tiap rumah tangga
belum mungkin dilakukan, selanjutnya petugas sampah mengangkut sampah yang telah
terpilah ke tempat pembuangan sampah sementara untuk diproses. Hasil pengamatan di
beberapa tempat pembuangan sampah atau TPS di beberapa bagian kota diketahui bahwa
masing-masing sampah non organik sangat memiliki nilai ekonomi. Pewadahan dan
pengumpulan dari wadah tempat timbulan sampah sisa yang sudah dipilah ke tempat
pemindahan sementara. Pada tahapan ini beban kerja petugas pembuangan sampah
menjadi lebih ringan. Pengangkutan ke tempat pembuangan atau ke tempat pengolahan
sampah terpadu. Pada tahapan ini diperlukan kotak penampungan sampah dan gerobak
pengangkut sampah yang sudah dipilah. Tahapan selanjutnya adalah pengolahan sampah
yang tidak memungkinkan untuk diolah di setiap lingkungan rumah tangga di TPS. Tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada dengan menggunakan pendekatan ini
kemudian diubah fungsinya menjadi semacam pabrik pengolahan sampah terpadu, yang
produk hasil olahnya adalah kompos, bahan daur ulang dan sampah yang tidak dapat diolah
lagi. Tahapan akhir adalah pengangkutan sisa akhir sampah, sampah yang tidak dapat
didaur ulang atau tidak dapat dimanfaatkan lagi ke tempat pembuangan sampah akhir
(TPA). Pada fase ini barulah proses penimbunan atau pembakaran sampah akhir dapat
dilakukan dengan menggunakan incinerator, sekitar 5-10 % sampah yang tdk dapat di daur
ulang. Berdasarkan tahapan proses di atas kunci penanganan sampah berbasis masyarakat
(komunal) ini sebenarnya terletak pada rantai proses di tingkat rumah tangga dan di tingkat
kelurahan/desa (yaitu di tempat pembuangan sampah sementara atau TPS). Yang
melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola plus (pemilik home industri). Tanpa
system komunal ini mustahil sampah dapat diatasi dengan tuntas. Cara penanganan seperti
ini sebenarnya bertujuan untuk : Membudayakan cara pembuangan sampah yang baik mulai
dari lingkungan rumah hingga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan
menggunakan kantong / box sampah dan gerobak sampah terpisah antara sampah organik
dan non organik. Menata tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi pusat pemanfaatan
sampah organik dan non-organik secara maksimal sampah organik diolah menjadi kompos.
Menjadikan sampah non organik menjadi bahan baku untuk diolah menjadi bahan daur
ulang (kertas, kaca, plastik dsb.) atau produk consumer goods, handycraft, biogas dan
sebagainya. Memotong mata rantai distribusi sampah dari TPS ke TPA, karena sampah
(khususnya sampah organik) habis di olah di TPS.

2.7 peran pemerintah


Daftar pusaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah#Definisi

http://www.writinganythink.com/2013/10/jenis-jenis-sampah.html

http://www.writinganythink.com/2013/10/4r-reduce-reuse-recycle-replace-mengurangi-
sampah.html

http://blhd.tanjabbarkab.go.id/kategori/rehli/dampaksampah.html

http://p-watashi.blogspot.co.id/2010/11/dampak-limbah.html

http://www.kompasiana.com/hasrulhoesein/penanganan-sampah-dengan-peran-aktif-
masyarakat_54fff3bba333111c6c50f82b

Anda mungkin juga menyukai