Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Akidah Akhlak Ahmad Mantiq Alimuddin

URGENSI TAUHID DAN ALIRAN – ALIRAN TAUHID

Oleh kelompok 4

Erika Sari Mawardani (11940221310)


Ganis Tiara (11940221796)

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAN DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas makalah “urgensi tauhid dan aliran –
aliran tauhid” yang merupakan tugas dari matakuliah akidah akhlak ini dapat terselesaikan
dengan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan tugas yang berupa makalah ini, penulis telah banyak menerima
bantuan dan saran dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesarnya kepada dosen pembimbing , teman-teman serta semua pihak
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tugas makalah ini dapat selesai
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini
mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi sempurnanya penulisan makalah ini dan juga tugas-tugas
berikutnya
Wasalamualaikum Wr.Wb

Pekanbaru,10 sep2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................


DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
A.latar belakang ..................................................................................................................
B.rumusan masalah .............................................................................................................
C.tujuan ...............................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................................
A.Urgensi Tauhid ................................................................................................................
B. Aliran - aliran Tauhid .....................................................................................................
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................
A.kesimpulan ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-
yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali
diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita
jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).

Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan
sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau
bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan
Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.

Tauhid adalah tugas setiap muslim dalam hidupnya. Seorang muslim memulai
hidupnya dengan tauhid dan meninggalkan hidupnya dengan tauhid pula. Tugasnya
dalam hidup ini adalah berdakwah dan menegakkan tauhid, karena tauhid mempersatukan
orang –orang yang beriman dan menghimpun mereka dalam satu wadah kalimat tauhid

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah urgensi tauhid itu?


2. Apa sajakah aliran – aliran yang ada dalam tauhid?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui urgensi tauhid
2. Untuk mengetahui aliran – aliran dalam tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
A. URGENSI TAUHID

Tauhid menurut bahasa berarti : menjadikan sesuatu itu satu. Sedangankan


menurut istilah syar”i beratri penegasan terhadap Allah SWT dengan sesuatu yang
khusus bagi-Nya. 1

Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dengan beribadah hanya kepadaNya semata.
Ibadah merupakan tujuan penciptaan alam semesta ini. Allah SWT berfirman :

‫س إِ ََّّل ل‬ ِ ْ ‫ُونِِ َو َما َخ َل ْقتُ ْال ِج َّن َو‬


َ ‫اْل ْن‬ ِ ‫َي ْعبُد‬
“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu.”(Adz – Dzariyat: 56).
Maksudnya , agar manusia dan jin beribadah hanya kepada Allah semata dan
mengkhususkan kepadaNya dalam berdo’a.2

1. Sesungguhnya Allah menciptakan segenap alam agar mereka menyembah kepada-


Nya. Allah mengutus para rasul untuk menyeru semua manusia agar mengesakan-
Nya. Al Qur’anul karim dalam banyak suratnya menekankan tentang arti pentingnya
aqidah tauhid, menjelaskan bahaya syirik atas pribadi dan jalan ma’ah, dan bahwa
syirik merupakan penyebab kehancuran di dunia keabadian di dalam neraka.

2. Tauhid Adalah Inti Dakwah Para Nabi .Semua rasul memulai dakwah (ajakan)nya
kepada tauhid. Hal ini merupakan perintah Allah yang harus mereka sampaikan

kepada umat manusia. Allah SWT berfifman :

1
Wismanto Abu Hasan,kemanusiaan dan keimanan,cahaya firdaus, pekanbaru, 2019, hal 264
2
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, jalan golongan yang selamat, darul haq, jakarta.hal 17
ُ ‫س ْلنَا ِمن قَ ْبلِكَ ِمن َّر‬
ِ ُ‫سو ٍل إَِّلَّ ن‬
‫وحي إِلَيْه‬ َ ‫أَنَّهُ َّلَ إِلَهَ إَِّلَّ أَنَا فَا ْعبُدُو ِن ِِ َو َما أ َ ْر‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Aku, maka
sembahlah Aku olehmu sekalian” (QS. Al-Anbiya: 25).3

3. Sesunggunya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
di sembah) selain Allah, dan tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan
tidak ada ibadah yang benar kecuali apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Kalimat syahadat inilah yang bisa memasukkan orang kafir ke dalam agama islam,
karena ia dalah kunci surga , ia akan mengantarkan orang yang mengikrarkannya ke
Surga selama tidak merusaknya dengan perbuatannya, misalnya syirik dan yang
lainnya.

4. Tauhid adalah tugas setiap muslim dalam hidupnya. Seorang muslim memulai
hidupnya dengan tauhid dan meninggalkan hidupnya dengan tauhid pula. Tugasnya
dalam hidup ini adalah berdakwah dan menegakkan tauhid, karena tauhid
mempersatukan orang –orang yang beriman dan menghimpun mereka dalam satu
wadah kalimat tauhid. 4

5. Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh, yang pandangan


hidupnya jelas dan arah hidupnya jelas. Ia tidak mempunyai tuhan kecuali Tuhan
Yang Esa tempat ia mengadu baik dikala sendirian maupun ditengah kerancauan.
kepadaNya lah ia meminta pertolongan baik di waktu lapang maupun sempit.

B. ALIRAN – ALIRAN TAUHID

3
Ibid hal 35
4
Ibid hal 36
1. Aliran Khawarij
Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran pertama yang muncul
dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang
disebut Khawarijadalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan telah di sepakati para
jema’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik.
Menurut bahasa nama khawarij ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan
kepada mereka yang keluar dari barisan Ali. Kelompok ini juga kadang kadang menyebut
dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk allahdi samping itu nama
lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat
kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib
yang mau berdamai dengan Mu’awiyah.
Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan
diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi Thalib yang
menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan dan konfliknya dengan
mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, Spada waktu perang siffin.
Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu merupakan
penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan oleh manusia
sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan al-quran adalah kafir. Dengan demikian,
orang yang melakukan tahkim dan merimanya adalah kafir.
Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya berbalik
menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa Al-
Asyari, Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu mereka berusaha keras agar dapat
membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta sejarah, hanya Ali yang berhasil terbunuh ditangan
mereka.5

Aliran Khawarij terpecah menjadi beberapa sekte, mengawali dan mempercepat


kehancurannya dan sehingga aliran ini hanya tinggal dalam catatan sejarah. Sekte-Sekte tersebut
adalah:

5
Suryan A.Jamrah,studi ilmu kalam , program pascasarjana UIN suska riau,hal 90
1. Al-Muhakkimah
2. Al-Azariqah
3. Al-Najdat
4.. Al-Ajaridah
5. Al-Ibadiah
6. Al Sufriyah
Secara umum ajaran-ajaran pokokKhawarij adalah orang Islam yang melakukan dosa besar
adalah kafir dan harus dibunuh. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah,
Talhah, dan zubair, dengan Ali bin abi Thalib) dan para pelaku tahkim (termasuk yang menerima dan
mambenarkannya) di hukum kafir. Pengangkatan khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat dan
tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi khalifah apabila
sudah memenuhi syarat-syarat. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap
adil dan menjalankan syari’at islam dan di jatuhi hukuman mati bila zhalim. Khalifah sebelum Ali
adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah
menyeleweng, khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjaditahkim (Arbitrase).

2. Aliran Murji’ah
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya
kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai mana hal itu dilakukan oleh
aliranKhawarij. Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa
tahkim itu di hadapan Tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang.
Demikian pula orang mukmin yang melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka.
Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada tuhansealin allah
dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan
dosa besar masih tetap mangucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh
karena itu orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.
Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang barasal dari kata arja-a yang berarti
menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.

Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran Murji’ah antara lain adalah :6

6
Suryan A.Jamrah,studi ilmu kalam , program pascasarjana UIN suska riau,hal 102
1. Adanya perbedaan pendapat antara Syi’ah dan Khawarij; mengkafirkan pihak-pihak yang ingin
merebut kekuasaan Ali dan mengakfirkan orang-orang yang terlihat dan menyetujui
tahkim dalam perang siffin.
2. Adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan terjadinya perang
jamal.
3. Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan Usman bin Affan.
Ajaran-ajaran pokok Murji’ah dapat disimpulan sebagai berikut:
1. Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati.
2. Orang Islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir, muslim tersebut tetap mukmin
selama ia mengakui dua kalimat syahadat.
3. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat
Dalam perkembangannya, Murji’ahmengalami berbagai perbedaan pendapat dikalangan
pengikutnya yang mendasari lahirnya aliran-aliran selanjutnya. AliranMurji’ah ini terpecah menjadi
beberapa macam sekte, ada yang moderat, ada pula yang ekstrem.

3. Aliran Qadariyah

Qadariyah berakar pada Qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau
kemampuan. Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam,Qadariyah adalah nama yang dipakai
untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam
menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam faham Qadariyahmanusia di pandang mempunyai
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia
terpaksa tunduk kepada qadar dan qada Tuhan.

Mazhab Qadariyah muncul sekitar tahun 70H (689M). Ajaran-ajaran tentang Mazhab ini
banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah sehingga AliranQadariyah ini sering juga
disebut dengan aliran Mu’tazilah, kesamaan keduanya terletak pada kepercayaan keduanya yang
menyatakan bahwa manusia mampu mewujudkan tindakan dan perbuatannya dan Tuhan tidak campur
tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi karena qada dan
qadar Allah SWT.7

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip
ajaran Al-Qur’an dan Hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan berdasarkan logika

7
Suryan A.Jamrah,studi ilmu kalam , program pascasarjana UIN suska riau,hal 107
semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa menjamin seluruh kebenaran, sebab logika
itu hanya jalan pikiran yang menyerap hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas
kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qur’an dan
Hadits, bukan sebaliknya.

Allah SWT tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang
menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala
amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah
dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.

Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah
tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti Ilmu, Kudrat, Hayat, mendengar dan melihat yang bukan
dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar,
dan melihat dengan zatnya sendiri. KaumQadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab,
segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

Selanjutnya terlepas apakah fahamQadariyah itu di pengaruhi oleh faham luar atau tidak,
yang jelas di dalam Al-Qur’an dapat di jumpai ayat-ayat yang dapat menimbulkan faham qadariyah,
seperti:
1. Dalam surat Al Ra’ad Ayat 11, di jelaskan;
“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri
mereka sendiri”.
2. Dalam Surat Al-Kahfi ayat 29, Allah menegaskan;
“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.
Dengan demikian paham qadariyah memilki dasar yang kuat dalam Islam, dan tidaklah
beralasan jika ada sebagian orang menilai faham ini sesat atau keluar dari Islam.

4. Aliran Jabariyah
Nama Jabariyah berasal dari katajabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan
menurut al-Syahrastani bahwaJabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat
dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah. Dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di
tentukan sejak semula oleh qada dan qadar Tuhan.
Menurut catatan sejarah, fahamJabariyah ini diduga telah ada sebelum agama Islam datang ke
masyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir Sahara telah memberikan
pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak bersahabat dengan mereka
pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa dan
menyebabkan mereka semata-mata tunduk dan patuh kepada kehendak Tuhan.
Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah kelahirannya pun
berdekatan. Qadariyahmuncul di Irak dan Jabariyah di Khurasan. Aliran ini pada mulanya di pelopori
oleh Al-Ja’ad bin Dirham. Namun, dalam perkembangannya aliran ini di sebarluaskan oleh Jaham bin
Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah.
Yang menjadi dasar faham pada aliran Jabariyah ini dijelaskan Al-Qur’an diantaranya:
1. Dalam surat al-saffat ayat 96:
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.
2. Dalam surat al Insan ayat 30:
“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah”.

Jaham bin Shafwan mempunyai pendirian bahwa manusia itu terpaksa atau tidak mempunyai
pilihan dan kekuasaan. Manusia tidak bisa berbuat lain dari apa yang telah di lakukannya. Allah SWT
telah mentakdirkan atas dirinya segala amal perbuatan yang mesti di kerjakannya dan segala
perbuatan itu adalah ciptaan Allah, sama seperti apa yang dia ciptakan pada benda-benda yang tidak
bernyawa. Oleh karena itu, Jaham menginterpretasikan bahwa pahala dan siksa merupakan paksaan
dalam arti bahwa Allah telah mentakdirkan seseorang itu baik sekaligus memberi pahala dan Allah
telah mentakdirkan seseorang itu berdosa sekaligus juga menyiksanya.

Sehingga, dalam realisasinya, orang yang termakan paham ini bisa menjadiapatis dan beku
hidupnya, tidak bisa berbuat apa-apa, selain berpangku tangan, menunggu takdir Allah semata-mata
dan berusaha pun tidak. Karena mereka telah berkeyakinan bahwa Allah telah mentakdirkan segala
sesuatu dan manusia tidak bisa mengusahakan sesuatu itu.8
Disisi lain, aliran ini tetap berpendapat bahwa manusia tetap mendapat pahala atau siksa
karena perbuatan baik atau jahat yang dilakukannya. Paham bahwa perbuatan yang dilakukan manusia
adalah sebenarnya perbuatan Tuhan tidak menafikan adanya pahala dan siksa.

8
Nunu Burhanuddin,ilmu kalam dari tauhid menuju keadilan,prenamedia grup, hal 82
Berkenaan dengan itu perlu dipertegas bahwa Jabariyah yang di kemukakan Jaham bin
Shafwan adalah faham yang ekstrem. Sementara itu terdapat pula faham Jabariyah yang moderat,
seperti yang diajarkan oleh Husain Bin Muhammad al-Najjar dan Dirar Ibn ‘Amr.

Menurut Najjar dan Dirar, bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan Manusia baik
perbuatan itu positif maupun negatif tetapi dalam melakukan perbuatan itu manusia mempunyai
bagian daya yang diciptakan dalam diri manusia oleh Tuhan, mempunyai efek, sehingga manusia
mampu melakukan perbuatan itu. Daya yang diperoleh untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan inilah
yang kemudian disebutKasb atau Acquisition.

Menurut faham ini manusia tidak hanya bagaikan wayang di gerakkan oleh dalang, tetapi
manusia dan Tuhan terdapat kerja sama dalam mewujudkan suatu perbuatan dan manusia tidak
semata-mata di paksa dalam melaksanakan perbuatannya.

5. Aliran Mu’tazilah

Istilah Mu’tazilah berasal dari kataÍ’tizal yang artinya “memisahkan diri”, pada mulanya
nama ini di berikan oleh orang dari luar Mu’tazilah karena pendirinya, Washil bin Atha’, tidak
sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya,
nama ini kemudian di setujui oleh pengikutMu’tazilah dan di gunakan sebagai nama dari bagi aliran
teologi mereka.

Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih 120H, pada abad permulaan kedua Hijrah di kota
Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah muncul pada
pertengahan abad pertama Hijrah yakni diistilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri atau
besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa meletusnya perang Jamal dan
perang Siffin, yang kemudian mendasari sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik
tersebut dan memilih untuk menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.

Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua Mu’tazilah diatas tidaklah sama dan
tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat kemelut politik, sedangkan yang kedua
muncul karena didorong oleh persoalan aqidah. Dalam perkembangannya, Mu’tazilah pimpinan
Washil bin Atha’ lah yang menjadi salah satu aliran teologi dalam Islam. 9

Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini untuk
memegangnya, yang dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf:
1. al Tauhid (keesaan Allah).
2. al ‘Adl (keadlilan tuhan).
3. al Wa’d wa al wa’id (janji dan ancaman).
4. al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi).
5. amar mauruf dan Nahi mungkar.

6. Ahlussunah Wal-Jamaah
Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW
danJamaah berarti sahabat Nabi. Dengan demikian Ahlussunnah wal Jama’ahmengandung
arti “penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau.

Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dan dapat di bedakan menjadi 2 pengertian,
yaitu secara khusus dan secara umum. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah.
Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah masuk dalam
barisan Sunni.Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalam
barisanAsy’ariyah dan merupakan lawanMu’tazilah. Aliran ini muncul sebagai reaksi setelah
munculnya aliran Asy’ariyah dan maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.

Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al hasan al Asy’ari dan
Abu Mansur al Maturidi, dasar-dasarnya yaitu sebagai berikut:
1. Abu al Hasan al Asy’ari
Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut di dalam Alqur’an,
yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim dan berdiri diatas zat Tuhan. Sifat-sifat itu
bukanlah zat Tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
Menurutnya Al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan. Menurutnya Tuhan dapat
dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti. Menurutnya perbuatan manusia di ciptakan Tuhan,
bukan di ciptakan oleh manusia itu sendiri.
Keadilan Tuhan, Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan
tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak Tuhan sebab Tuhan maha
kuasa atas segalanya.

9
Suryan A.Jamrah,studi ilmu kalam , program pascasarjana UIN suska riau,hal111
Muslim yang berbuat dosa. Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir
hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
2. Abu manshur Al-Maturidi
Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari. Perbuatan Manusia. Menurutnya,
Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan
tuhan. Al Quran,pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari.
Kewajiban tuhan. Menurutnya, tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Muslim yang
berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari. Janji tuhan. Menurutnya, janji, pahala dan siksa
mesti terjadi dan itu merupakan janji tuhan yang tidak mungkin di pungkirinya.

7. Aliran Syiah

Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah para
pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada kaum muslimin yang
dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturuan Nabi Muhammad SAW atau
yang sebut sebagai ahl al-bait. selanjutnya, istilahSyi’ah ini untuk pertama kalinya di tujukan pada
para pengikut Ali (syi’ah Ali), pemimpin pertama Ahl al-Bait pada masa Nabi Muhammad SAW.

Para pengikut Ali yang disebut Syi’ahini diantaranya adalah Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin
Al aswad dan Ammar bin Yasir. Mengenai latar belakang munculnya aliran ini, terdapat dua
pendapat, pertama menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman
bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, Adapun
menurut Watt, Syi’ah benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali
dan Mu’awiyah yang dikenal dengan Perang siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas
penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkanMu’awiyah, pasukan Ali diceritakan terpecah
menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali (kelak di sebut Syi’ahdan kelompok lain menolak
sikap Ali, kelak di sebut Khawarij).

Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh penganutnya. Kelima
prinsip itu adalah:
1. Al Tauhid
Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung,
segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang menyamainya.
Dan juga mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.
2. Al ‘adl
Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan
zhalim dan perbuatan buruk, Ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan,
mencela kezaliman dan orang yang berbuat zalim.
3. Al Nubuwwah
Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat muslim
yang lain. Menurut mereka, Allah mengutussejumlah nabi dan rasul ke muka bumi untnk
membimbing umat manusia.
4. Al imamah
Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus, ia
pengganti rasul dalam memelihara Syari’at, melaksanakan Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan
ketentraman umat.
5. Al ma’ad
Ma’ad berarti tempat kembali (hari akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya akan
adanya hari akhirat, bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.

8. Aliran Salafiyah
Secara bahasa Salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang dimaksud
terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW, para sahabat, para tabi’in dan
tabitt tabi’in. Sedangakan Salafiyah berarti orang-orang yang mengikuti salaf.
Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad sesudah Rasul SAW wafat, yaitu sejak
ada orang atau golongan yang tidak puas memahami Al- Qur’an dan Hadits tanpa ta’wil, terutama
untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari ayat-ayat Al-Qur’an sehingga tidak menimbulkan
hal-hal yang tidak layak bagi Allah SWT.
Orang yang termasuk dalam kategorisalaf adalah orang yang hidup sebelum tahun 300H,
orang yang hidup sesudah tahun 300H termasuk dalam kategorikhalaf. Tokoh terkenal
ulama salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hambal,
beliau juga di kenal sebagai pendiri dan tokoh mazhab Hambali. Tokoh salafiyah yang terkenal
lainnya adalah Taqiyuddin Abu al Abbas Ahmad bin Abdul Halim bin Abd al Salam bin Abdullah bin
Muhammad bin Taimiyah al Hambali atau yang lebih di kenal dengan nama Ibnu Taimiyah. Beliau
merupakan seorang teolog dan ahli hukum yang banyak menghasilkan karya tulis. Beliau juga ahli
dibidang tafsir dan hadist.
Dalam perkembangannya, ajaran yang bermula pada Imam Ahmad bin Hanbal ini,
selanjutnya di kembangkan oleh Ibnu Taimiyah, kemudian oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahab
dan akhirnya berkembang di dunia Islam secara Spodaris.
Pada abad ke 20M gerakan ini muncul dengan dimensi baru. Tokoh-tokohnya adalah
Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Salafiyah baru Al Afgani ini terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
1. Keyakinan bahwa kemajuan dan kejayaan umat Islam hanya mungkin di wujudkan jika mereka
kembali kepada ajaran Islam yang masih dan meneladani pokok hidup sahabat Nabi. Komponen
pertama ini merupakan satu unsur yang di miliki oleh Salfiyah sebelumnya.
2. Perlawanan terhadap kolonialisme dan mominasi barat, baik politik, ekonomi, maupun kebudayaan.
3. Pengakuan terhadap keunggulan barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Al Afgani dapat di katakan sebagai penganut Salafiyah modern karena dalam rumusan
fahamnya yang banyak meletakkan unsur-unsur moderenisme sebagai mana terlihat pada komponen
2 dan 3 diatas. Syekh Muhammad Abduh adalah murid Al Afgani dan Muhammad Rasyid Ridaha
adalah murid dari Muhammad Abduh.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Tauhid menurut bahasa berarti : menjadikan sesuatu itu satu. Sedangankan


menurut istilah syar”i beratri penegasan terhadap Allah SWT dengan sesuatu yang
khusus bagi-Nya. Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dengan beribadah hanya
kepadaNya semata. Ibadah merupakan tujuan penciptaan alam semesta ini.
Secara umum ajaran-ajaran pokokKhawarij adalah orang Islam yang melakukan dosa
besar adalah kafir dan harus dibunuh. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang
antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan Ali bin abi Thalib) dan para pelaku tahkim
(termasuk yang menerima dan mambenarkannya) di hukum kafir.
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat
dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai mana
hal itu dilakukan oleh aliranKhawarij. Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang
yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan Tuhan, karena hanya tuhanlah yang
mengetahui keadaan iman seseorang.
Dalam faham Qadariyahmanusia di pandang mempunyai kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk kepada qadar dan qada Tuhan.
Menurut faham ini manusia tidak hanya bagaikan wayang di gerakkan oleh dalang,
tetapi manusia dan Tuhan terdapat kerja sama dalam mewujudkan suatu perbuatan dan
manusia tidak semata-mata di paksa dalam melaksanakan perbuatannya.
Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih 120H, pada abad permulaan kedua Hijrah di
kota Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah
muncul pada pertengahan abad pertama Hijrah yakni diistilahkan pada para sahabat yang
memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik.
Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW dan
Jamaah berarti sahabat Nabi. Dengan demikian Ahlussunnah wal Jama’ahmengandung arti
“penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau.
Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah
para pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada kaum
muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturuan Nabi
Muhammad SAW atau yang sebut sebagai ahl al-bait.

DAFTAR PUSTAKA
Zainu, Syaikh Muhammad bin jamil, jalan golongan yang selamat, darul haq, jakarta, 2008

Burhanuddin, Nunu, ilmu kalam tauhid menuju keadilan, prenadamedia group, jakarta, 2016

Jamrah, Suryan A, studi ilmu kalam, program pascasarjana UIN suska Riaudan LSFK2P,
pekanbaru, 2007.

Anda mungkin juga menyukai