kambing
Alasan
Sebenarnya ada beberapa alasan apabila
kita hendak memelihara kambing. Pada
waktu lebaran Idul Adha, kambing
kepunyaan sendiri bisa saja kita jual, dan
kita tarik keuntungannya hasil dari
perdagangan itu; apalagi pada hari raya
kurban, kambing juga akan melambung
harganya.[1][2] Selain itu, di dunia Barat,
ada yang bisa kita ambil dari daging
kambing ini: dagingnya, bulu-bulunya,
dan susunya yang bisa diolah sebagai
mentega, keju, dan yoghurt. Sebab itu,
kambing yang dipakai untuk diambil
faidah-faidahnya adalah kambing
pigmi.[3] Disebutkan bahwa kambing
dapat menghasilkan susu sebanyak 1-2
liter perhari. Kambing punya protein dan
susu yang lebih muda dicerna daripada
sapi, sehingga tidak masalah orang yang
punya masalah dengan masalah
pernapasan dan penyakit di lambung.[4]
Tapi, karena kita di Indonesia, bisa kita
pergunakan kambing jawa, atau kambing
kibas.[2]
Langkah-langkah
Langkah awal yang bisa kita lakukan
untuk beternak kambing adalah mencari
tempat yang bagus seperti pedesaan,
karena selain tanahnya masih subur,
sawah-sawahpun masih luas.
Sesudahnya, buatlah pagar yang
membatasi lingkungan lain dan
peternakan.[2][1] Ada baiknya kalau
memang kita hendak menjadikan
kambing itu sebagai kambing kurban,
sebaiknya peliharalah kambing 5 bulan
sebelum Idul Adha - atau akan lebih baik,
setahun sebelumnya. Carilah kambing
yang hendak kita kurban tidak cacat,
tidak sakit, dan dalam keadaan sehat.
Belilah kambing yang seperti disebutkan
di atas dengan umur 10 bulan (lebih
kurangnya), dan carilah yang sepasang
jantan dan betina. Kurang lebih, kambing
ini berharga 2 juta setengah. Dalam
waktu setahun sekali, kambing bisa
melahirkan 1 atau 2 ekor. Sehingga, bisa
diambil garis tengah bahwa dalam
setahun, kambing sudah mencapai 2-4
ekor kambing.[1]
Makanan
Putar media
Kambing memakan daun ketela pohon.
Putar media
Seorang peternak memberi makan kambing-
kambingnya di Kulon Progo, Yogyakarta.
Catatan lain
Manfaat lain
Telah disebutkan di atas bahwa kambing
membawa banyak sekali manfaat,
seperti dagingnya, bulunya, dan susunya.
Selaain itu, kotorannyapun bisa kita
gunakan juga. Telepong, atau nama lain
kotoran kambing (dan juga sapi) bisa kita
gunakan untuk membuat pupuk organik
jika kita punya lahan dan suka bertani.
Jika tidak, kotoran kambing bisa diolah
dan dijual sebagai kompos.[1]
Referensi
1. ^ a b c d e "Tabungan Usaha Ternak".
Elfata. 14 (11): 38 – 39. 2014.
ISSN 1693-7783 .
2. ^ a b c d e f T ,M (17 Juli
2009). "Usaha Ternak
Penggemukan Kambing Jawa untuk
Hari Raya Kurban Iedul Ad'ha" .
Pengusaha Muslim. Diakses
tanggal 17 Juli 2015.
3. ^ "How to Choose and Keep Goats" .
Country Wide. Diakses tanggal 17
Juli 2015.
4. ^ "Animal Husbandry" . ICIMOD.
Diakses tanggal 17 Juni 2015.
5. ^ a b c "Membuat Pakan Fermentasi
Ternak Kambing" . Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan
Selatan. 15 September 2014.
Diakses tanggal 17 Juli 2015.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Peternakan_kambing&oldid=14096801"