49 1 147 2 10 20170327 PDF
49 1 147 2 10 20170327 PDF
2 DESEMBER 2015
ABSTRACT
The study was conducted in Bantul, for research purposesprovides an overview of (1) the
effectiveness of the tax year dearah to PAD2009-2014; (2) efficiency at local levies to PAD 2009-
2014; (3)Local Tax contribution to PAD for 2009-2014;(4) contribution levies Area to PAD 2009-
2014.The nature of the research include descriptive, population is the report Bantul year's actual
revenue and budget realization report service producer Retribution 2009-2014, also at the same
till. Method Data collection is a method of secondary data, as well as techniques to analyze the
data using the ratio of effectiveness, efficiency ratio, and the ratio of contribution. The study found
that the level of effectiveness of the Local Tax 2009, 2011, 2012, 2013, 2014, very effective, and in
2010 effective. Level Retribution efficiency 2009-2014, entirely exceeded 100% andotherwise very
ineffective. Local Tax contribution in 2009 at the level ofless; In 2010, 2011, 2014 moderate; 2012
and 2013 is quite good. Contributions Retribution 2009 at a very good level, 2010-2013 criteria is
less,2014 is very less.
Keywords: Effectiveness and Efficiency, Contributions, Local Taxes and Levies, PAD
28
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
29
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan dipakai pemerintah daerah dalam memberikan
untuk memperoleh keuntungan yang layak; dan pelayanan jasa dengan tujuan mendapatkan
(3) Tarif retribusi perizinan tertentu diterapkan keuntungan layak pada proses pemungutan
berdasarkan pada tujuan untuk menutupi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kemudian dibandingkan dengan jumlah
pemberian izin yang bersangkutan. keuntungan keseluruhan, serta perbandingan
Menurut Mikha (2010) Pajak Daerah bersama target. Kontribusi adalah angka yang
dan Retribusi Daerah merupakan komponen diberikan oleh Pajak Daerah dan Retribusi
PAD, memiliki prospek yang baik untuk Daerah terhadap jumlah keseluruhan pada angka
dikembangkan. Oleh karena itu Pajak Daerah PAD yang dicapai maupun angka pada target
dan Retribusi Daerah harus dikelola secara yang ditetapkan.
profesional dan transparan dan dalam rangka Analisis efektivitas pajak daerah yaitu
optimalisasi serta usaha meningkatkan analisis yang menggambarkan kemampuan
kontribusinya terhadap PAD. Sidik (2002) pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD
melalui penelitian tentang optimalisasi Pajak yang direncanakan dibandingkan dengan target
Daerah dan Retribusi Daerah dalam rangka yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah
meningkatkan kemampuan keuangan daerah (Halim, 2004: 135 dalam Octovido dkk, 2014).
mengemukakan bahwa Pajak Daerah dan Rasio Efektivitas menurut Handoko (2013)
Retribusi Daerah merupakan komponen PAD adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
yang seharusnya menjadi komponen pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD
penerimaan utama bagi daerah, sehingga yang didapatkan dibandingkan dengan anggaran
ketergantungan daerah kepada pemerintah pusat yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah,
(Dana Perimbangan) semakin berkurang dan semakin tinggi rasio efektivitas, maka semakin
daerah diharapkan memiliki akuntabilitas yang baik kinerja pemerintah. Analisis kontribusi
tinggi kepada masyarakat lokal. merupakan rasio PAD dalam t tahun dengan
Dari penguraian beberapa kutipan penerimaan daerah pada tahun yang sama.
penelitian sebelumnya, dapat simpulkan bahwa Analisis kontribusi digunakan untuk mengetahui
Pajak Daerah adalah komponen PAD yang seberapa besar peranan seluruh penerimaan
diperoleh daerah dari masyarakat sebagai suatu daerah (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)
kewajiban tanpa adanya janji penerimaan dalam meningkatkan PAD, sehingga dengan
(pengembalian) manfaat kembali secara adanya data tersebut dapat memberikan
langsung oleh masyarakat dari daerah. Retribusi gambaran yang jelas mengenai tindakan atau
Daerah menurut simpulan penulis adalah kebijakan yang harus dilakukan pemerintah
kewenangan daerah untuk menarik imbalan dari daerah dalam usaha meingkatkan peran seluruh
masyarakat atau orang pribadi atau badan yang penerimaan daerah tersebut (Mikha, 2010).
memerlukan palayanan dan memperoleh serta Kabupaten Bantul adalah salah satu pemerintah
menerima jasa dan/atau prestasi dan/atau daerah yang menyelenggarakan UU No. 28
manfaat tertentu sebagai hasil timbal-balik dari Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
imbalan yang dibayarkan masyarakat atau orang Daerah sebagai sumber PAD untuk membiayai
pribadi atau badan oleh daerah. proses operasional pemerintahan di daerah,
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana proses tersebut membutuhkan dukungan
tidak lepas dari efektivitas dan efisiensi serta sumber daya finansial yang cukup besar.
kontribusi terhadap PAD. Efektivitas adalah Sumber daya finansial tersebut dapat diperoleh
tingkat angka pencapaian pemerintah dalam melalui PAD yang tergolong dalam empat
memungut atau menarik Pajak Daerah dan komponen besar yaitu (1) Pajak Daerah, (2)
Retribusi Daerah yang dibandingkan dengan Retribusi Daerah, (3) Hasil pengelolaan
target yang telah ditentukan sebelumnya. kekayaan daerah yang dipisahkan, dan (4) Lain-
Efektivitas adalah keberhasilan atau kegagalan lain PAD yang sah. Kaitannya dengan
dari organisasi dalam mencapai tujuannya perumusan dan penerapan komponen PAD
(Puspitasari, 2014). Efisiensi adalah biaya yang dalam hal ini Pajak Daerah dan Retribusi
30
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Daerah sebagai komponen dengan potensi yang di Kabupaten Bantul tahun 2009-2014
cukup besar diharapkan mampu memberikan sudah efisien?
kontribusi yang optimal. 3. Tingkat kontribusi Pajak Daerah terhadap
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
merupakan hal yang menarik untuk diteliti Bantul tahun 2009-2014?
karena pajak daerah dan retribusi daerah 4. Tingkat kontribusi Retribusi Daerah
cenderung menunjukan hasil fluktuatif, selain terhadap Pendapatan Asli Daerah di
itu juga merupakan sumber pendapatan daerah Kabupaten Bantul tahun 2009-2014?
yang penting guna membiayai penyelenggaraan
daerah dan pembangunan daerah untuk METODOLOGI PENELITIAN
menjalankan Otonomi Daerah. Sebagai salah Jenis Penelitian
kawasan pembentuk kota “besar” Yogyakarta, Jenis penelitian yang akan digunakan
Kabupaten Bantul bersama Kota Yogyakarta dalam penelitian ini adalah metode penelitian
dan Kabupaten Sleman bersama-sama deskriptif dengan menerapkan perhitungan rasio
membangun serta mengembangkan daerahnya efektivitas dan rasio efisiensi serta rasio
masing-masing, namun demikan terlihat secara kontribusi. Metode deskriptif ialah metode bagi
jelas bahwa Kabupaten Bantul lamban dalam peneliti untuk mendeskripsikan,
pembangunan dari Kota Yogyakarta dan menggambarkan, setra melukiskan penemuan
Kabupaten Sleman sehingga terjadi yang terjadi dari penelitian yang dilakukan
ketimpangan dalam hal pembangunan tersebut. (Ardhiansyah dkk, 2014), penemuan tersebut
Kelambanan yang mengakibatkan ketimpangan dapat berupa perbandingan dominan antara
pembangunan tersebut menjadi satu hal yang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
menarik bagi penulis untuk meneliti kondisi PAD. Secara keseluruhan dari penguraian teori
keuangan pemerintah daerah Kabupaten bantul diatas dapat dikatakan bahwa pelitian deskriptif
dari segi PAD (Pajak Daerah dan Retribusi adalah penelitian yang bertujuan untuk
Daerah), menganalisis efektivitas dan efisiensi memetakan penerapan unsur/sumber untuk
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah di memperoleh informasi tentang proses dan hasil
Kabupaten Bantul, kemudian seberapa besar dari penerapan tersebut.
kontribusinya terhadap PAD Kabupaten Bantul
itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah Definisi Operasional Variabel
yang telah diuraikan tersebut serta merujuk pada Pendapatan Asli Daerah
penelitian oleh Julastiana dan Suartana (2013), Sari (2014) menyatakan bahwa PAD
Rosa (2012), Aryani (2015), Tope dan merupakan pendapatan yang diperoleh daerah
Darmawan (2014), Safitri (2008), Hakim yang dipungut berdasarkan peratuan daerah
(2013),Puspitasari (2014), Bahri F(2011), dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
Doru (2014),dengan melakukan penyesuaian PAD merupakan salah satu indikator yang
yang dibutuhkan, maka peneliti tertarik untuk menentukan kemadirian suatu daerah.
mengangkat kedalam penelitian yang berjudul Lalityasari dkk (2013) menyimpulkan semakin
“Analisis Efektivitas, Efisiensi Pajak Daerah besar pendapatan suatu daerah maka semakin
Dan Retribusi Daerah Serta Kontribusi besar pula kampuan daerah untuk
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di menyelenggarakan usaha-usahanya atau dengan
Kabupaten Bantul Tahun 2009-2014” dengan kata lain pemerintah mampu memberikan
menganalisa hal berikut : pelayanan umum kepada masyarakat. Secara
1. Bagaimana tingkat efektivitasdan efisiensi Keseluruhan PAD bisa disimpulkan sebagai
pencapaian pemerolehan Pajak Dearah di salah satu sumber finansial daerah yang
Kabupaten Bantul tahun 2009-2014 sudah dibutuhkan pemerintah daerah dalam
efektif? melaksanakan pembangunan dan pelayanan
2. Bagaimana tingkat efektivitas dan efisien yang diperoleh dari pemanfaatan potensi atau
pencapaian pemerolehan Retribusi Dearah kekayaan dan sumber daya dari daerah itu
sendiri.
31
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
32
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
(Sampel jenuh) yaitu semua populasi digunakan analisi kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi
segabai sampel (Nugroho, 2014). Sampel yang Daerah digunakan untuk mengetahui jumlah
digunakan adalah seluruh populasi yang kontribsui yang berikan terhadap PAD. Rumus
ditetapkan oleh peneliti yaitu Laporan Daftar yang digunakan untuk mengetahui kontribusi
Target dan Realisasi Pendapatan, Rincian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Laporan Realisasi Anggaran Menurut Urusan PAD Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut
Pemerintahan Daerah, Organisasi Pendapatan (Hakim, 2013) :
dan Belanja Daerah, tahun 2009-2014. Kontribusi Realisasi Pajak Daerah
Pajak Daerah = x 100%
Sumber Data dan Metode Pengumpulan Realisasi PAD
Data
Sumber data yang digunakan adalah Kontirbusi Retribusi Daerah
sumber data sekunder, pengumpulan data Retribusi Daerah = x 100%
menggunakan metedo runtun waktu (time Realisasi PAD
series). Metode runtun waktu adalah melihat
pengukuran dari waktu ke waktu tertentu,
pengukuran dapat dilihat dari berbagai cara Tabel 1. Kriteria Kontribusi per Pajak
frekuensi, presentase, atau dengan cara melihat Daerah Dan Retribusi Daerah per PAD
pusat kecenderungan dari suatu gejala atau Presentase Kontribusi Kriteria
kejadian (Riduansyah, 2003). Pengertian dari 0,00%-10% Sangat Kurang
Mikha (2010) data sekunder adalah data yang
diperoleh dalam bentuk sudah dipublikasikan, 10,10%-20% Kurang
dapat berupa catatan atau laporan keuangan
pemerintah daerah serta data terkait dengan 20,10%-30% Sedang
penelitian. Data yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah yaitu Laporan Realisasi 30,10%-40% Cukup Baik
Anggaran atau Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Bantul atau 40,10%-50% Baik
laporan lain yang dianggap berkaitan dengan
variabel yang diteliti dan dapat memberikan >50% Sangat Baik
informasi yang dibutuhkan dengan rentang
waktu 2009-2014. Sumber : (Hakim, 2013)
33
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Tabel 2. Kriteria Rasio Efektivitas per Pajak Tabel 4. Laporan Realisasi Pajak Daerah
Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Bantul 2009-2014
Rasio Efektivitas Kriteria Terget Pajak
Tahun Realisasi
>100% Sangat Efektif Daerah
2009 14.036.000.000 14.108.451.478
>90%-100% Efektif
2010 16.679.578.000 16.541.249.955
>80%-90% Cukup Efektif
2011 30.802.000.000 35.068.591.776
>60%-80% Kurang efektif
2012 39.922.684.800 51.768.352.231
<60% Tidak Efektif
2013 64.487.000.000 83.232.017.500
Sumber : Hakim (2013)
2014 77.892.200.000 99.558.470.705
Rasio Efisiensi Pendapatan Daerah
Rasio Efisiensi menggambarkan efisiensi Sumber : DPPKAD Kab. Bantul, data diolah
pengeluaran biaya dalam merealisasikan PAD
yang direncanakan dibandingkan dengan target HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang ditetapkan berdasarkan potensi rill. Data Penelitian
Perhitungan rasio ini akan diterapkan dalam Data penelitian adalah data yang
perhitungan terhadap Pajak Daerah dan diperoleh dari dinas pendapatan, pengelolaan
Retribusi Daerah. Rasio efektivitas dan rasio keuangan dan aset daerah Kabupaten Bantul
efisiensi dirumuskan sebagai berikut (Hakim, yang kemudian dihitung menggunakan rasio
2013) : efektivitas dan rasio kontribusi Pajak Daerah
terhadap PAD, rasio efektivitas dan rasio
B. Pen. Retribusi Daerah* kontribusi Retribusi Daerah PAD, serta efisiensi
Rasio Efisiensi = x 100% terhadap penerimaan Retribusi Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Bantul untuk menjawab rumusan
masalah. Perhitungan efisiensi menggukan data
*Biaya Penerimaan Retribusi Daerah belanja langsung, belanja tidak langsung, dan
belanja operasional dinas-dinas penghasil
Tabel 3. Kriteria Rasio Efisiensi per Pajak Retribusi Daerah Kabupaten Bantul.
Daerah dan Retribusi Daerah
Rasio Efisiensi Kriteria Analisis Data Rasio Efektivitas Pajak Daerah
>100% Tidak Efisien Analisis Efektivitas adalah tingkat angka
pencapaian pemerintah dalam memungut atau
>90%-100% Kurang Efisien menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
yang dibandingkan dengan target yang telah
>80%-90% Cukup Efisien
ditentukan sebelumnya. Efektivitas adalah
>60%-80% Efisien keberhasilan atau kegagalan dari organisasi
dalam mencapai tujuannya(Puspitasari, 2014).
<60% Sangat Efisien Data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Sumber : (Hakim, 2013) Kabupaten Bantul dengan rentang waktu yang
diteliti adalah 2009-2014, dengan menerapkan
perhitungan rumus rasio efektivitas maka
diperoleh gambaran tentang tingkat kefektivan
pemungutan pajak daerah, perhitungan rasio
tersebut adalah sebagai berikut :
34
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Rumus :
Realisasi Pajak Daerah
Rasio Efektivitas Pajak = x 100%
Target Penerimaan Pajak Daerah
Perhitungan rasio atas target dan realisasi memenuhi kriteria sangat efektif; dan pada
serta penjelasan tabel 5 dan tabel 6 tahun 2014, tingkat perolehan Pajak Daerah
memperlihatkan tren pencapaian pemungutan oleh pemerintah daerah kembali mengalami
pajak. Tingkat efektivitas diatas dapat penurunan sebesar 1,25% ke angka 127,81%
menjelaskan bahwa pada tahun 2009 tingkat namun tetap berada di kriteria sangat efektif.
perolehan Pajak Daerah memenuhi kriteria Peningkatan perolehan Pajak Daerah oleh
sangat efektif dengan angka 100,56%; pada pemerintah daerah dengan rentang waktu 2009-
tahun 2010 menjelaskan keadaan yang menurun 2014 menunjukan posisi yang cenderung
yakni hanya memenuhi tingkat kriteria efektif fluktuatif dengan pencapaian tingkat efektivitas
sebesar 99,17%; tahun 2011 kembali terbesar berada pada tahun 2012 dengan angka
menunjukan tren positif dengan meningkatnya 129,67%. Analisis dan perhitungan rasio diatas
tingkat efektivitas dari tahun sebelumnya ke mendukung dan membuktikan asumsi tentang
angka 113,85% dengan kriteria sangat efektif; konidisi pencapaian Pajak Daerah yang
tahun 2012 memberikan informasi pencapaian cenderung fluktuatif (naik dan turun) serta
yang naik sebesar 15,82% yakni sebesar ketertarikan peneliti yang ingin mengetahui
129,67% memenuhi kriteria sangat efektif; tingkat efektivitasnya dan memberikan
tahun 2013 mengalami penurunan 0,61% dari gambaran kepada masyarakat khususnya
angka 129,67% ke angka 129,06% tetapi tetap masyarakat Kabupaten Bantul untuk
35
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
mengetahui kondisi PAD dalam hal ini Pajak *Biaya Penerimaan Pajak Daerah
Daerah.
Kriteria yang digunakan dalam menilai
Analisis Data Efisiensi Pajak Daerah efisiensi Pajak Daerah adalah pengelolaan pajak
Efisiensi pajak daerah adalah nilai yang daerah dikatakan efisien apabila rasio efisiensi
dihitung berdasarkan presentase biaya atau rasio biaya pungut tidak melebihi 5%
pemungutan pajak dibagi realisasi penerimaan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun
Pajak Daerah. 2002 dikutip dalam Puspitasari (2014). Bahri F
(2011) mangatakan untuk mengukur tingkat
Rasio Efisiensi Pajak Daerah: efisiensi pemungutan Pajak Daerah adalah
dengan membandingkan biaya untuk
memperoleh Pajak Daerah dengan hasil
perolehan Pajak Daerah.
X 100%
36
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
37
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Pada tabel 9 dan tabel 10, berdasarkan sebesar 3,5% dari tahun 2013. Hasil dinyatakan
rasio efektivitas diperoleh hasil efektivitas bedasarkan kriteria pada tabel kriteria
pemerolehan Retribusi Daerah tahun 2009- efektivitas.
2014. Tahun 2009 hasil perolehan Retribusi
Daerah dinyatakan sangat efektif dengan angka Analisis Data Efisiensi Retribusi Daerah
persentase sebesar 120,70%, naik 20,70% dari Efisiensi retribusi daerah mengukur
target. Tahun 2010 kriteria sanget efektif besarnya biaya perolehan yang digunakan
dengan angka persentase 108,86%, namun turun terhadap realisasi penerimaan retribusi itu
sebesar 11,84% dari tahun 2009. Tahun 2011 sendiri (Puspitasari, 2014). Rasio Efisiensi
dinyatakan efektif karena perolehan hanya pada menggambarkan efisiensi pengeluaran biaya
angka 94,71%, selisih 14,15% dari tahun dalam merealisasikan PAD yang direncanakan
sebelumnya. Tahun 2012 sangat efektif dengan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
perolehan kembali naik ke angka 103,90%, berdasarkan potensi rill. Pengujian efisiensi ini
selisih naik 9,19% dari tahun 2011. Perolehan bertujuan untuk mengetahui dan memberikan
Retribusi Daerah tahun 2013 kembali turun gambaran tentang kondisi pemungutan Retribusi
sebesar 2,22% dari tahun 2012 103,90% ke Daerah di Kabupaten Bantul. Perbandingan
angka 101,66% namun tetap dinyatakan sangat antara realisasi penerimaan Retribusi Daerah
efektif. Tahun 2014 hanya mampu terealisasi di dengan total biaya/belanja langsung dan tidak
angka efektivitas 98,16%, pencapaian ini masuk langsung dari dinas, kantor, dan badan
kriteria efektif. Perolehan tahun 2014 turun penghasil retribusi di Kabupaten Bantul.
38
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Dari tabel 11 dan penerapan rumus angka 1.696,12% untuk tahun 2014. Tahun
efisiensi serta tabel 12 menjelaskan tentang 2012 adalah tahun tertinggi tingkat sangat
tingkat yang sangat kurang efisiensi, data tahun kurang efisien untuk perolehan Retribusi Daerah
2009-2014 secara keseluruhan melebihi angka dilingkungan Kabupaten Bantul. Secara
100% dimulai dari 200,88% di tahun 2009, keseluruhan pemerolehan Retribusi Daerah
1.316,85% untuk tahun 2010, 1.575,02% di dinyatakan sangat tidak efisien, karena berada
tahun 2011, 1.731,08% di tahun 2012, pada angak di atas 100% sesuai dengan tabel
1.584,10% untuk perbandingan biaya/belanja kriteria.
pada dinas penghasil untuk tahun 2013, dan
39
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Lebih lanjut, tabel 13 menunjukan selisih pribadi atau badan yang mendapatkan suatu
anggaran belanja langsung dan tidak langsung keistimewaan yang diberikan pemerintah
dari tahun 2010 ke 2009 sebesar daerah, kedua besaran anggaran tersebut adalah
93.484.053.501; tahun 2011 ke 2010 sebesar bentuk investasi pemerintah Kabupaten Bantul
69.918.794.480; 2012 ke 2011 selisih dengan untuk meningkatkan sumber-sumber
jumlah 76.186.441.034; sementara tahun 2013 penerimaan daerah di masa mendatang.
ke 2012 meningkat sebesar 73.030.981.059;
kemudian tahun 2014 ke 2013 sebesar Analisis Data Kontribusi Pajak Daerah
11.524.160.868; dan tahun 2014 ke 2009 terhadap PAD
memiliki selisih angka dengan jumlah besar Analisis kontribusi digunakan untuk
yakni 324.144.430.942. mengetahui seberapa besar peranan seluruh
Peningkatan biaya/belanja yang penerimaan daerah (Pajak Daerah dan Retribusi
dikeluarkan pemerintah daerah dalam upaya dan Daerah) dalam meningkatkan PAD, sehingga
usaha memperoleh Retribusi Daerah. Tingkat dengan adanya data tersebut dapat memberikan
persentase efisiensi Retribusi Daerah yang besar gambaran yang jelas mengenai tindakan atau
disebabkan penerapan perbandingan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah
biaya/belanja yang terintegrasi antara langsung daerah dalam usaha meingkatkan peran seluruh
dan tidak langsung. Meningkatnya angka selisih penerimaan daerah tersebut (Mikha, 2010).
(naik) anggaran biaya/belanja dapat diartikan Analisis data kontribusi Pajak Daerah
dua hal, pertama adalah sebagai bentuk diterapkan dengan tujuan menjawab rumusan
ketidakefisienan pemerintah Kabupaten Bantul masalah serta untuk mengetahui besaran
dalam melakukan fungsi daerah untuk kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD
memungut Retribusi Daerah yang tidak Kabupaten bantul, adapun penerapan tersebut
menutup biaya pemerintah untuk sebagai berikut :
menyelenggarakan pemberian jasa kepada orang
Tabel 14. Realisasi Pajak Daerah dan Total PAD Kabupaten Bantul
Periode 2009-2014
(dalam rupiah)
Tahun Reaslisasi Total PAD
2009 14.108.451.478 88.691.362.690
40
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Tabel 15. Realisasi Pajak Daerah, Total PAD, dan KontribusiKabupaten Bantul
Periode 2009-2014
(dalam rupiah)
Tahun Reaslisasi Total PAD Kontribusi Kriteria
2009 14.108.451.478 88.691.362.690 15,90% Kurang
41
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Perolehan Retribusi Daerah tahun 2009 sebelumnya, kriteria kurang; 2012 juga
oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantul mengalami penurunan, besaran jumlah Retribusi
dengan jumlah 58.205.951.445 berkontribusi Daerah yang terpungut yaitu 20.595.098.751
sebesar 65,62% terhadap PAD, sangat baik; atau 12,36% dari 166.597.778.028, turun lagi
tahun 2010, jumlah realisasi 15.978.422.097 sebesar 1,44%, masih dengan kriteria kurang.
berkontribusi sebesar 19,57% dari Tahun 2013, angka realisasi Retribusi
81.646.839.293, mengalami penurunan drastis Daerah 27.116.286.436 menyumbang 12,09%
sebesar 46,05%, merupakan penurunan terbesar dari 224.197.857.443 total PAD, kembali turun
dari tahun 2009-2014, dengan kriteria kontribusi sebesar 0,27%, kontribusi dengan kriteria
kurang; tahun 2011, total perolehan Retribusi kurang; tahun 2014 mengalami penurunan
Daerah menyumbang porsi sebesar dalam angka jumlah total perolehan Retribusi
17.798.603.458 atau 13,80% dari angka total Daerah dengan kontribusi sebesar
PAD 128.896.456.173, turun 5,77% dari tahun 26.004.713.221 dari total angka jumlah total
42
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
43
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
44
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Daerah untuk dapat digeneralisasikan pada ____________, 2016. Sumber Data Daftar
wilayah lain yang lebih luas. Target dan Realisasi Pendapatan
Daerah Tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Ardhiansyah, Diaz., Rahayu, Sri Mangesti., dan Aset Kabupaten Bantul.
Husaini, Achmad. 2014. Analisis http://dppkad.bantulkab.go.id –
Potensi Pajak Hotel dan Pajak Copyright 2016 © Kantor PDT
Restoran dan Kontribusinya Terhadap Pemerintah Kabupaten Bantul (Di
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi akses pada tanggal 4 Januari 2016
Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah sebagai sumber acuan data dan
Kota Batu Tahun 2011-2013) Fakultas informasi tentang Dinas Pendapatan,
Ilmu Administrasi Universitas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Brawijaya Malang. Jurnal Administrasi Daerah Kabupaten Bantul)
Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 1 September
2014. Doru, Yakobus. 2014. Analisis Kontribusi
Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Lain-lain Pendapatan Asli
Aryani, Farida. 2015. Analisis Pertumbuhan Daerah yang Sah Terhadap
serta Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Skripsi Strata
Pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Satu Fakultas Ekonomi Jurusan
Musi Banyuasin.Dosen PNS Kopertis Akuntansi Universitas Sarjanawiyata
Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Tamansiswa Yogyakarta.
Sekayu. Fauziah, Isfatul., Husaini, Achmad.,
Bahri F, M Samsul. 2011. Efisiensi dan Shobaruddin, M. 2014. Analisis
Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah
Kota Surakarta Tahun 2004-2009. sebagai Salah Satu Sumber
Skripsi Strata Satu Fakultas Keguruan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan Ilmu Pendidikan Universitas Kabupaten Malang (Studi Pada Dinas
Sebelas Maret. Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Malang). Jurnal
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
PerPajakan | Vol. 3 No. 1 Desember
Aset Daerah Kabupaten Bantul, 2016.
2014| Universitas Brawijaya Malang.
Sumber Data Daftar Target dan
Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Hakim, Vita Amaliah. 2013. Analisis Efektivitas
2009. dan Efisiensi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan
____________, 2016. Sumber Data Daftar
Asli Daerah Kota Tasikmalaya (Studi
Target dan Realisasi Pendapatan Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota
Daerah Tahun 2010. Tasikmalaya) Program Studi Akuntansi
____________, 2016. Sumber Data Daftar Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi
Target dan Realisasi Pendapatan Handoko, Sri P, SE. 2013. Analisis Tingkat
Daerah Tahun 2011. Efektivitas Pajak Daerah Sebagai
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Sumber Pendapatan Daerah Kota
Aset Daerah Kabupaten Bantul, 2016. Pontianak. Jurnal Ilmiah Program
Sumber Data Daftar Target dan Magister Ilmu Ekonomi Universitas
Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Tanjungpura, Pontianak 2013.
2012. Julastiana, Yaneka., Suartana, Iwayan. 2013.
____________, 2016. Sumber Data Daftar Analisis Efisiensi dan Efektivitas
Target dan Realisasi Pendapatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Daerah Tahun 2013. Kabupaten Klungkung. Fakultas
45
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Puspitasari, Elfayang Rizky Ayu. 2014. Analisis
Bali, Indonesia. Efektivitas, Efisiensi, dan Kontribusi
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Lalityasari, Ayu Rahajeng., Suhadak., Zahroh,
terhadap PAD Kabupaten Blora Tahun
Z.A. 2013. Efek Pajak Hotel dan
2009-2013. Skripsi Strata satu (S1)
Pajak Restroran Sebagai Sumber
pada Program Sarajana Fakultas
Pendapatan Pajak Daerah Kota Batu
Ekonomi Universitas Diponegoro
(Studi Pada Dinas Pendapatan Kota
Semarang.
Batu). PS PerPajakan, Jurusan
Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Riduansyah, Mohammad. 2003. Kontribusi
Administrasi, Universitas Brawijaya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Malang. terhdapa Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Anggaran Pendapatan dan
Mikha, Danied. 2010. Analisis Kontribusi Pajak
Belanja Daerah (APBD) guna
dan Retribusi Daerah terhadap
Mendukung Pelaksanaan Otonomi
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Daerah (Studi Kasus Pemerintah
Sleman. Alumni UPN “Veteran”
Daerah Kota Bogor). Makara, Sosial
Yogyakarta. Kajian Akuntansi, Volume
Humaniora, Vol. 7 No. 2, Desember
5, Nomor 1, Juni 2010.
2003.
Nugroho, Adi. 2014. Analisis Pengaruh Pajak
Rosa, Yenni Del., 2012. Analisis Efektifitas dan
Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Efisiensi Penerimaan Retribusi Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Pesisir Selatan. Dosen
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tetap STIE Dharma Andalas.
Tengah Periode 2010-2012.
Universitas Dian Nuswantoro. Safitri, Dian. 2008. Analisis efektivitas, efisiensi
dan kontribusi pajak Daerah dalam
Octovido, Irsandy., Sudjana, Nengah., Azizah,
Upaya Peningkatan Pendapatan Asli
Devi Farah. 2014. Analisis Efektivitas
Daerah (Studi Kasus pada KPPD Kota
dan Kontribusi Pajak Daerah Sebagai
Yogyakarta. STIE Nusa
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota
Negarakencana.
Batu (Studi Pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Batu Tahun 2009-2013). Sidik, DR. Machfud Msc. 2002. Optimalisasi
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Brawijaya Malang | Jurnal Dalam Rangka Meningkatkan
Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 15 Kemampuan Keuangan Daerah. Orasi
No. 1 Oktober 2014. Ilmiah wisuda XXI STIA LAN
Bandung, April Tahun 2002.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten
Bantul.www.jdih.setjen.kemendagri.go. Sari, Manasha Rosatia. 2014. Analisis Tingkat
id/files(Di akses pada tanggal 4 Efektivitas Pajak Hiburan di
Januari 2016 sebagai referensi acuan Kabupaten Pasuruan Tahun 2009-
sumber hukum tentang Pajak Daerah 2013. Universitas Negeri Surabaya.
dan Retribusi Daerah Kabupaten Supriadi, Dara Rizky., Dwiatmanto., Karjo,
Bantul) Suhartini. 2015. Kontribusi Pajak
Prameka, Adelia Shabrina dkk. 2012. Kontribusi Hiburan Dalam Meningkatkan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Malang (Stidu Kasus Dinas
(PAD) Kabupaten Malang (Studi Pada Pendapatan Daerah Kota Malang. PS
Dinas Pendapatan Pengelolaan PerPajakan, Jurusan Administrasi
Keuangan dan Aset Kabupaten Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi,
Malang). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Jurnal
Universitas Brawijaya Malang.
46
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 DESEMBER 2015
47