Anda di halaman 1dari 9

KUMPULAN SOAL PERTANYAAN BIOTEKNOLOGI

BAB 1 (FERMENTASI)

KELOMPOK 6

1. Alfijanti Sjahrina Qadr


2. Aprilia Dwi Ambarwati
3. Fonta Lismasyta

SOAL :

1. Apakah perbedaan antara menggunakan plastik dan daun pisang pada saat
membungkus tempe ? mengapa tempe harus dijemur ? apa yang menyebabkan
kegagalan dalam pembuatan tempe ?
2. Jika oksigen dapat menghambat pertumbuhan mikroba, apakah fermentasi yang
dilakukan tetap berhasil ?
3. Jelaskan secara lengkap fermentasi anaerob dan serob beserta contohnya !
4. Apakah semua ragi dalam pembuatan tape menggunakan jenis yang sama ?
sedangkan jika membuat tape dirumah, pernah gagal dalam proses pembuatannya.
5. Mengapa susu dari hasil fermentasi dapat dijadikan sebuah solusi dalam masalah
penderita gizi buruk?
6. Mengapa di Korea Selatan, minuman alkohol semakin lama waktu fermentasinya
menyebabkan rasanya semakin enak dan harganya pun mahal. Apa yang
menyebabkan hal tersebut terjadi ? bagaimana kaitannya dengan proses fermentasi ?

JAWAB :

1. Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa tempe yang dibungkus menggunakan


plastik akan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan tempe yang dibungkus oleh
daun pisang. Hal tersebut dapat terjadi karena :
a. Dikhawatirkan adanya molekul kecil yang terdapat di dalam kemasan plastik
dapat bermigrasi kedalam bahan makanan yakni dalam hal ini adalah tempe.
b. Apalagi jika plastik diolah dari bahan yang berbahaya, hal ini dapat
mengakibatkan bahan kimia bercampur dengan tempe dan akan menghambat
pertumbuhan kapang. Kapang tempe yang digunakan bersifat aerob obligat,
artinya membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu jika
tempe dibungkus dengan plastik yang rapat dikhawatirkan proses fermentasi
akan terhambat dan kualiatas kapang yang dihasilkan akan mempengaruhi
kulaits tempe juga.
c. Selain itu, kemasan plastik tidak memiliki rongga atau ruang karena partikel-
partikelnya padat.

Sedangkan perbedaan pembuatan tempe yang dibungkus menggunakan daun pisang


sebagai kemasannya memiliki kualitas hasil yang lebih baik. Hal tersebut dapat
terjadi karena:

1
a. Daun pisang merupakan bahan organik yang memiliki sifat kontaminan alami
yang ada pada daunnya. Macam bakteri yang sering ada pada permukaan daun
adalah Bacillus cereus, B.Subtilis, Lacotbacillus acidophilus sp.,
Staphylococcus aureus, S.epidermidis, pseudomonas
sp.,Corynebacterium sp.,Micrococcus sp. Kapang yang sering ada
adalah Mucor mucedo, Aspergillus niger, A.flavus, penicilium
expansum,Rhizopus stolonifer (Supardi dan Sukamto, 1999).
b. Sementara itu daun pisang memiliki rongga yang tidak terlalu padat sehingga
sirkulasi udara berjalan lancar yang berguna bagi tempe ketika menguap yang
mengakibatkan tempe tidak cepat membusuk
c. kandungan polifenol yang terdapat pada daun pisang sama dengan daun teh
yang dapat menjadi antioxidant. Kandungan polifenol juga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri streptococcus dan akan lebih memaksimalkan proses
fermentasi pada tempe karena kapang tumbuh dengan baik.

Kacang kedelai harus dijemur dibawah terik matahari yang cukup agar kondisinya
sudah cukup kering sebelum diberi ragi. Jika kedelai tidak cukup kering, proses
fermentasi akan gagal dan kedelai cepat membusuk.

Penyebab kegagalan dalam pembuatan tempe, anatara lain ;

1. Kebersihan dan pengeringan kedelai


2. Suhu ruangan. Jika suhu ruangan terlalu rendah akan menghambat tumbuhnya
jamur sedangkan jika suhu terlalu panas akan menyebabkan overheating pada
calon tempe, sehingga kedelai akan mudah busuk.
3. Kelembaban. Jamur akan mudah tumbuh dengan tingkat kelembaban yang
cukup.
4. Kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan utama, memiliki kualitas yang
kurang bagus
5. Pemberian ragi yang tidak sesuai dengan jenis dan jumlahnya, serta proses
pengemasan yang tidak diperhatikan

2. Berdasarkan penggunaan oksigen, proses fermentasi dibagi menjadi fermentasi aerobik


dan anaerobik. Fermentasi aerobik adalah fermentasi yang memerlukan oksigen,
sedangkan fermentasi anaerobik tidak memerlukan oksigen (Fardiaz, 1992).
Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk memperbanyak
atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan oksigen
yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk
fermentasi. Misalnya ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam
keadaan aerobik, tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih
cepat dengan keadaan anaerobik. Jadi ketika oksigen dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, maka proses fermentasi tetap berjalan dan berhasil.

3. Penjelasan Fermentasi Aeron dan Fermentasi Anaerob

2
Fermentasi Aerob
Respirasi aerob ialah sebuah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerobic
dengan adanya oksigen yang begitu dibutuhkan demi menghasilkan energi dalam jumlah
besar. energi yang disimpan merupakan energi dalam bentuk kimiawi yang kerap disebut
dengan kode ATP.
Terjadinya respirasi aerob sendiri dibarengi dengan beberapa ciri, seperti:
 Membutuhkan gas O2 atau oksigen untuk akseptor elektron.
 Proses yang terjadi pada matriks mitokondria.
 Untuk memecah senyawa organic menjadi anorganik menghasilkan energi dalam
jumlah yang besar yaitu 36 ATP.
 Respirasi aerob terbagi dalam 4 tahap utama yakni Glikolisis, Dekarboksilasi
Oksidatif, Siklus Krebs dan juga Transpor Elektron.
Pada prosesnya, bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup, dan jika tak
ada oksigen maka bakteri tersebut akan mati. Selain itu bakteri aerob juga memakai
glukosa atau zat organic lainnya layaknya etanol untuk dioksidasi menjadi H2O, CO2 dan
sejumlah energi lainnya.
Terjadinya respirasi aerob berlangsung dengan beberapa tahapan berurut, yakni:

 Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pemecahan suatu molekul glukosa (senyawa beratom C 6 buah)
menjadi 2 molekul asam piruvat (senyawa beratom C 3 buah).
Peristiwa yang berlangsung pada sitosol (sitoplasma) sel hidup ini dalam kondisi anaerob
atau tanpa oksigen bebas dan dikatalis oleh enzim-enzim seperti heksokinase,
fosfogliserokinase, isomerase, piruvatkinase, dehydrogenase. Tahapan pertama ini akan
menghasilkan 2 molekul ATP dan juga 2 molekul NADH2.
 Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria, yang sebenarnya merupakan tahap
awal untuk memulai langkah ketiga yakni daun Krebs. Dalam langkah ke 2 ini molekul
asam piruvat yang terbentuk dalam glikolisis masing-masing diubah menjadi asetil-KoA
(asetil koenzim A) serta menghasilkan 2 NADH.
 Siklus Krebs
Awal mula siklus Krebs terjadi dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi
dengan asam oksaloasetat (beratom C4) kemudian menghasilkan Asam Sitrat (beratom
C6). Secara bertahap asam sitrat akan melepaskan 2 atom C kemudian kembali menjadi
asam oksaloasetat (beratom C4).
Peristiwa ini akan diikuti dengan reaksi reduksi yaitu pelepasan elektron dan ion hidrogen
oleh NAD+ dan FAD+ serta menghasilkan 2 molekul NADH2 2 molekul FADH2, 2

3
molekul ATP. Dari panjangnya rangkaian siklus Krebs diperoleh 4 molekul CO2, 6
molekul NADH2, 2 molekul FADH2 serta 2 molekul ATP.
 Transpor Elektron
Langkah atau tahap terakhir pada respirasi aerob ialah transpor elektron yang kerap
disebut sistem (enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan yang berlangsung
di krista pada mitokondria.
Tahapan ini melibatkan donor elektron, aksepton, electron dan juga reaksi reduksi serta
oksidasi (redoks). Donor elektron ialah senyawa yang diperoleh selama tahap glikolisis
ataupun siklus Krebs serta berpotensi untuk melepaskan electron yakni FADH2 dan
NADH2.
Awalnya molekul NADH memasuki reaksi kemudian dihidrolisis oleh enzim
dehydrogenase kembali dalam bentuk ion NAD+ diikuti pelepasan 3 ATP.
Berikutnya diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein kembali
dalam bentuk ion FAD+ serta menghasilkan 2 molekul ATP. Keduanya melepaskan ion
Hidrogen yang diikuti elektron dan peristiwa ini disebut dengan reaksi oksidasi.
Selanjutnya, elektron akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron serta dikatalis
oleh enzim sitokrom b, c dan a. peristiwa reduksi dan juga oksidasi ini berlangsung terus
hingga elektron ditangkap oleh O2, dengan begitu akan terikat dengan ion Hidrogen (H+)
yang menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari system transport electron ini ialah 34
molekul ATP, dan 6 molekul H2O (air).
Jadi secara keseluruhan respirasi aerob akan menghasilkan 38 molekul ATP, 6 molekul
H2O dan juga 6 molekul CO2. Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana perhitungan
pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah dalam proses respirasi.
Contoh Bakteri aerob :
1. Nitrosococcus
Yaitu bakteri nitrit, amfitrik yang memiliki metabolisme berbasis oksigen.
Peran bakteri ini ialah dalam proses penambahan kesuburan tanah atau untuk
membentuk humus.
2. Nitrosomonas
Yaitu bakteri nitrit, Amfitrik yang bentuknya menyerupai batang yang terdiri
dari enus chemototrophic dan memiliki peran pada proses nitrifikasi
menghasilkan ion nitrat yang diperlukan oleh tanaman.
3. Nitrobacter
Yaitu bakteri nitrat, autotroph yang mengubah nitrite menjadi nitrate.
4. Mycobacterium Tuberculosis
Yakni bakteri yang berbentuk batang, aerob obligat serta mempunyai ciri
khusus yaitu adanya lapisan lilin pada dinding selnya. Bakteri ini
membutuhkan oksigen, bermanifest di paru-paru mamalia, sebab kandungan
oksigen pada organ hewan ini sangat tinggi.
5. Bacillus
Bakteri yang bersifat hiperteromofil, gram positif serta dapat hidup pada suhu
derajat 75 derajat celcius bahkan 100 derajat ini merupakan bakteri yang
menghasilkan berbagai enzim yang digunakan pada obat-obatan.

4
Fermentasi Anaerob

Respirasi anaerob ialah salah satu proses katabolisme yang tidak memakai oksigen bebas
sebagai penerima atom hidrogen (H) terakhir, akan tetapi memakai senyawa tertentu
semisal etanol atau asam laktat. Asam piruvat yang dihasilkan oleh tahapan glikolisis bisa
dimetabolisme menjadi senyawa yang berbeda (ada ketersediaan oksigen ataupun tidak).

Dalam kondisi aerobic (tersedia oksigen) maka sistem enzim mitokondria dapat
mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2) atau CO2 serta menghasilkan energi
dengan bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat).

Dalam kondisi anaerob (tidak ada oksigen) sebuah sel akan bisa mengubah asam piruvat
menjadi karbondioksida serta etil alkohol dan juga membebaskan ATP, dan oksidasi asam
piruvat pada sel otot menjadi CO2 serta asam laktat dan membebaskan ATP.

Proses reaksi terakhir ini umumnya disebut dengan fermentasi. Dalam proses fermentasi
beberapa enzim juga terlibat di dalam sitoplasma sel.

Tahapan Respirasi Anaerob

Reaksi anaerob juga terdiri dari beberapa tahapan, yakni:

 Fermentasi Alkohol

Proses fermentasi alkohol ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur atau
ragi, yang mana tahap glikolisis sama dengan yang terjadi pada tahap respirasi aerob.
Beberapa organisme yang melakukan fermentasi alkohol yakni khamir (Saccharomyces
cereviceace). Dimana organisme ini mengubah glukosa melalui tahap fermentasi menjadi
etanol atau alkohol.

Setelah berubah bentuk menjadi asam piruvat, selanjutnya asam ini akan mengalami
dekarboksilasi (molekul CO2 dikeluarkan) serta dikatalisis oleh enzim alcohol
dehydrogenase menjadi etanol atau alkohol serta terjadi degradasi molekul NADH
menjadi NAD+ dan membebaskan energi.

Proses ini juga kerap disebut sebagai pemborosan sebab sebagian besar energi yang
terdapat pada molekul glukosa masih tersimpan pada alkohol. Inilah sebabnya mengapa
alkohol atau etanol bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

5
Fermentasi alkohol pada mikroorganisme ialah proses yang berbahaya jika konsentrasi
etanolnya tinggi. Secara sederhana reaksi fermentasi alkohol dapat dituliskan:

2CH3COCOOH 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal

 Fermentasi Asam Laktat

Pada sel hewan maupun manusia, terutama pada bagian sel-sel otot yang bekerja keras,
energi yang yang ada tidak selalu seimbang dengan kecepatan penggunaannya karena
kadar O2 yang ada tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob. Proses fermentasi
asam laktat ini akan dimulai dengan lintasan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat.

Sebab tidak tersedianya oksigen sehingga asam piruvat akan mengalami degradasi
molekul dan dikatalisis oleh enzim asam laktat dehydrogenase serta direduksi oleh NADH
untuk bisa menghasilkan energi serta asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi
asam laktat bisa dituliskan dalam rumus:

2CH2COCOOH 2CH3CHOHCOOH + 47 kkal

Pada manusia, proses ini kerap ditemukan saat seseorang berolahraga atau bekerja keras.
Akibat dari kurangnya oksigen ialah asam piruvat yang terbentuk dari tahap glikolisis
akan diuraikan menjadi asam laktat yang menjadikan timbulnya rasa nyeri atau pegal
setelah seseorang melakukan aktivitas fisik.

Asam piruvat yang terbentuk di glikolisis tak akan memasuki daur Krebs serta rantai
transpor elektron, sebab tidak tersedianya oksigen sebagai penerima H yang terakhir.

Alhasil asam piruvat direduksi karena telah menerima H dari NADH yang dihasilkan saat
tahapan glikolisis dan kemudian terbentuklah asam laktat yang menjadikan munculnya
rasa lelah. Peristiwa ini akan menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang
direspirasi.

CH3.CO.COOH + NADH CH3. CHOH.COOH + NAD + E

Untuk lebih memahami respirasi anaerob, berikut adalah ciri-cirinya.

1. Apabila tak ada gas O2, sel tidak mempunyai akseptor alternatif untuk memproduksi
ATP, sehingga terpaksa elektron yang diperoleh dari glikolisis diangkut senyawa
organik.

2. Proses pada poin sebelumnya disebut fermentasi alkohol, dimana proses ini dilakukan
oleh ragi dengan cara melepaskan gugus gas CO2 dari piruvat melalui dekarboksilasi
serta menghasilkan molekul 2 karbon asetaldehida.

3. Asetaldehida ini kemudian menerima elektron dari NADH, dengan begitu akan
berubah menjadi etanol.

6
4. Fermentasi alkohol dilakukan oleh tumbuhan.

5. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel hewan dengan cara mentransfer elektron
dari NADH kemudian kembali ke piruvat.

Jenis Bakteri Anaerob :

Sama seperti respirasi aerob, reaksi anaerob juga terdiri dari berbagai bakteri. Hanya saja
bakteri anaerob tidak membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Secara umum bakteri
anaerob terbagi menjadi 2 yakni bakteri anaerob fakultatif dan bakteri anaerob obligat.

 Bakteri Anaerob Fakultatif

Bakteri anaerob fakultatif ialah bakteri yang mampu hidup dengan bagi meskipun tanpa
oksigen ataupun dengan oksigen. Contoh bakteri yang termasuk dalam kelompok ini ialah
Streptococcus, Escherichia coli, Aerobacter aerogenes, Lactobacillus, Alcaligenesis dan
lainnya.

 Bakteri Anaerob Obligat

Bakteri anaerob obligat ialah bakteri yang tak membutuhkan oksigen dalam hidupnya.
Apabila ada oksigen bakteri tersebut justru akan mati.

Contoh bakteri yang termasuk dalam kelompok ini ialah Prevotella melaninogenica
(bakteri penyebab abses pada faring dan rongga mulut), Peptostreptococcus (penyebab
abses saluran kelamin wanita dan abses otak), Clostridium tetani (penyebab kejang otot),
Methanobacterium (bakteri yang dapat menghasilkan gas metana), dan Bacteroides fragilis
(bakteri penyebab abses atau tumpukan nanah pada anus).

Contoh Bakteri Anaerob

Berikut ini adalah contoh beberapa bakteri anaerob.

 Clostridium Tetani (Anaerob Obligat)

Yakni bakteri yang memiliki karakteristik gram positif, mampu membentuk spora serta
memiliki bentuk drum stick. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit tetanus dengan
infeksi yang muncul melalui berbagai cara, seperti luka tusuk, luka bakar, patah tulang
terbuka, pembedahan, gigitan binatang, penyuntikan, aborsi, melahirkan ataupun luka
pemotongan umibilicus.

 Micrococcus Denitrificans (Anaerob Obligat)

Bakteri yang memiliki karakteristik mesofil, mampu hidup di daerah dengan suhu 15-55
derajat celcius, dan dapat menimbulkan proses denitrifikasi (disebabkan karena kurangnya
oksigen dalam tanah) yakni nitrat direduksi sehingga terbentuklah nitrit dan kemudian
menjadi amonia yang tak bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan.

7
Kerugian yang muncul akibat bakteri ini ialah nitrat yang menjadi nitrogen, sehingga
kesuburan tanah berkurang.

 Clostridium Botulinum (Anaerob Obligat)

Bakteri yang memiliki bentuk bang tunggal gram positif serta bisa membentuk spora
(spora yang dihasilkan tahan panas serta dapat hidup dalam makanan dengan pemrosesan
yang tidak benar). Bakteri ini juga bisa menghasilkan racun saraf yang kuat, dimana
bakteri yang bisa tumbuh pada makanan ini menghasilkan racun botulininyang.

 Shigella (Anaerob Fakultatif)

Bakteri genus gram positif yang bisa menyebabkan penyakit disentri. Infeksi shigella bisa
terjadi melalui proses menelan makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri,
atau melalui kegiatan seksual tertentu yang melibatkan anus dan lidah.

Gejala yang muncul ketika seseorang terserang bakteri ini adalah diare, mual, demam,
kram perut, sembelit dan perut kembung.

 Staphylococcus Pyogenes

Bakteri dengan bentuk coccus dan memiliki kapsul formasi staphylaea. Bakteri ini juga
memiliki gram positif namun tak dapat membentuk spora. Staphylococcus juga dapat
bertahan terhadap pengaruh buruk dari luar serta mampu mengeluarkan exotoxin.

4. Jenis ragi pada tape


Menurut Astawan (2004), ragi tape merupakan inokulum yang umum digunakan dalam
pembuatan tape. Ragi tape terbuat dari bahan dasar tepung beras yang dibentuk bulat
pipih dengan diameter 2-3 cm. Mikroba yang terdapat di dalam ragi tape dapat dibedakan
menjadi lima kelompok, yaitu kapang amilolitik, khamir amilolitik, khamir non
amilolitik, bakteri asam laktat dan bakteri amilolitik. Jenis mikroba dan fungsinya yang
terdapat dalam ragi tape disajikan pada Tabel berikut:
Tabel Jenis Mikroba Dalam Ragi Tape Singkong dan Beras Ketan Beserta Fungsinya

Jenis Mikroba Fungsi


Kapang Amilolitik – Mucor Penghasil sakarida & cairan

– Rhizopus Penghasil sakarida & cairan

– Amilomyces Penghasil sedikit sakarida & cairan

Khamir Amilolitik – Endomycopsis Penghasil sakarida & bau yang lemah

Khamir Non Amilolitik – Saccharomyces Penghasil Alkohol

– Hansenula Penghasil aroma yang menyegarkan

– Enycopsis Penghasil bau yang khas

8
– Candida Penghasil bau yang khas

Bakteri Asam Laktat – Pediococcus Penghasil asam laktat

Bakteri Amilolitik – Bacillus Penghasil sakarida

Ragi memakan mikroorganisme bersel satu, tidak berklorofil dan termasuk


golongan Eumycetes. Ragi dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan gas CO2. Dari
golongan ini dikenal beberapa jenis ragi, antara lain ragi tape. Ragi tape terdapat jenis
khamir Saccharomyces cerevisiae, yang mempunyai pertumbuhan sempurna pada suhu
sekitar 30°C dan pH 4,8. Selain itu pada ragi tape terdapat mikroorganisme yang pada
kondisi anaerob akan menghasilkan enzim amilase dan enzim amiloglukosidase, dua
enzim yang bertanggungjawab dalam penguraian karbohidrat menjadi glukosa dan
maltose (Herlianti, 1994).

5. Salah satu upaya untuk mengatasi malnutrisi (gizi buruk) adalah dengan
mengembangkan produk penunjang nutrisi alternatif. Dosen Fakultas Teknologi
Pertanian (FTP) UGM, Ir. Indyah Sulistya Utamy, S.U., berhasil mengembangkan
formulasi susu kedelai fermentasi sebagai bahan makanan penunjang nutrisi bayi. Indyah
menceritakan, gagasan ini berawal dari hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan
kedelai secara langsung tanpa fermentasi. Dari penelitian tersebut, kemudian
dikembangkan untuk membuat formulasi dari susu kedelai yang sudah difermentasi.
Selain itu, susu kedelai yang sudah difermentasi dapat mengurangi oligosakarida
sehingga kandungan protein lebih mudah dicerna. Agar bisa dibuat susu dalam bentuk
bubuk, susu kedelai yang sudah difermentasi selanjutnya dilakukan proses penepungan.
Hasil penepungan tersebut lalu dicampurkan beras yang sudah difermentasi.
“Karbohidrat didapatkan dari beras yang sudah difermentasi, sedangkan proteinnya dari
kedelai,” paparnya. Selama tiga tahun, beberapa pengembangan dilakukan dalam
penelitian susu kedelai fermentasi ini. Selain itu, susu kedelai juga akan ditambahkan
dengan tambahan mineral, vitamin sesuai standar gizi untuk balita.

6. Fermentasi adalah proses mengubah gula menjadi alkohol dengan bantuan ragi
(saccharomyces atau yeast). Buah-buahan, ia melanjutkan, adalah sumber gula. Sehingga
semua buah-buahan berpotensi menjadi bahan baku utama pembuatan minuman
fermentasi. Wine merupakan minuman beralkohol yang terbuat dari fermentasi anggur.
Proses pembuatannya cukup kompleks, mulai dari menuai anggur berkualitas, peracikan
sari anggur hingga melalui proses aging dan menjadi wine yang siap dinikmati. Cita rasa
wine yang nikmat dan berkualitas itu adalah yang rasanya kompleks. Karena minuman
ini melalui proses fermentasi, sehingga rasa yang harus keluar itu seimbang antara asam,
manis, creamy (tergantung dari jenis anggur-Red) dan tidak ada rasa dominan,

Anda mungkin juga menyukai