PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebebkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis dimana kuman ini dikenal dengan sebagai bakteri tahan
asam (Infodatin,2018). Tuberkulosis paru – paru merupakan penyakit yang menyeram
parenkim paru – paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis penyakit ini
dapat menebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang dna nodus limfe
(ASKEP GG.NAFAS, )
Penularan penyakit ini melalui udara atau yang biasa dikenal dengan air – bore
infection ketika seorang klien TB paru batu, bersin atau berbicara maka secara tidka
sengaja kana mengeluarkan droplet nuclei dan jatuh ketanah. Akibat terkena matahari
maka dirplet tersebut akan menguap sehingga droplet bakteri ke udara apabila terhirup
oleh orang sehat maka orang tersebut akan berpotensi terkena infeksi tuberkulosis
(Mutaqin,2015). Bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh baik maka kuman TB
yang ada di tubuhnya tidak aktif atau berada dalam keadaan tidur(dorman). Maka
orang tersebut menderita infeksi TB laten dan tidak dapat menularkan ke orang lian
tetapi apabila orang tersebut daya tahan tubuh menurun maka kuman TB akan menjadi
katif (Carolus, 2016)
2.2 Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis
kuman berbentuk batang berukurang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6mm Kuman ini tahan
terhadap asam , zat kimia dan faktor fisik. Mikrooranisme ini adalah bersifat aerob
yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Sehingga mikrobakteri ini senang
tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi (Somantri,2007)
.
2.3 Faktor Resiko
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya tuberkulosis(Sejati,
Liena,2015:Mertaniasih, 2013)
a. Imunitas :
Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh menurun.
Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil
interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent), dan lingkungan
(environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul tersebut. Pada sisi
pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS
atau orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan
terjangkit TBC (Infodatin,2017)
b. Faktor Sosial Ekonomi :
Faktor sosial dan ekonomi juga mempengaruhi pada penyebaran penyakit
tuberkulosis. Hasil penelitian menunjukkan angka kesakitan tuberkulosis 10
kali lipat lebih besar dikalangan orang yang miskin di bandingkan dnegan
dengan orang kaya. Selain itu perumahan yang kumuh berpengaruh pada
kejaidnan penyakit tuberkulosis.
c. Usia
Insidensi tertinggi penyakit tuberkulosis adalah pada kelompok usia poduktif
yaiitu dewasa muda.
d. Jenis Kelamin
TBC lebih banayak mneyerang pada laki – laki dibandingakan denggan wanita
karena sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok. Merokok dapat
menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah untuk terserang penaykit.
e. Kepadatan hunian
kepadatan hunian merupakan faktor lingkungan terutama pada penderita
tuberkulosis yaitu kuman M. tuberculosis dapat masuk pada rumah yang
memiliki bangunan yang gelap dan tidak ada sinar matahari yang masuk.
f. Pekerjaan
pekerjaan yang merupakan faktor risiko kontak langsung dengan penderita.
Risiko penularan tuberkulosis pada suatu pekerjaan adalah seorang tenaga
kesehatan yang secara kontak langsung dengan pasien walaupun masih ada
beberapa pekerjaan yang dapat menjadi faktor risiko yaitu seorang tenaga
pabrik
2.4 Tanda dan Gejala
Keluhan yang serimh muncul antara lain :
- Demam : Subfebris, Febrid (40-41 0C)
- Batuk biasanya dari batuk kering sampai dengan batuk purulens
(Menghasilakn sputum) dan batuk batuk selama 3 minggu dapat siertai
dengan darah
- Sesak nafas
- Malaise : Ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun dan berat
badan menurun
- penurunan nafsu makan dan berat badan
- Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus yakni saluran yang mneuju paru –
paru maka akan menimbulkan suara mengi suara nafas yang melemah disertai
dengan sesak
- Bila ada cairan di rongga pleura amka pederita kan mengalami kleuhan sakit
data.
- Muncul benjolan di darah leher, ketika dan lipatan paha
2.5 Penatalaksanaan
Pengobatan penderita TB paru ini bertujuan untuk menyembuhkan penderita,
mencegah kematian dan menurunkan resiko penularan. OAT (Obat Anti
Tuberkulosis) yang diberikan bukanlah obat tunggal, tetapi merupakan kombinasi
dari beberapa jenis obat yaitu
1. Fase intensif
obat yang diberikan yaitu Isoniazid (INH), Rifampisin, Pirasinamid dan Etambutol
yang mana obat ini harus di minum setiap hari selama 2 bulan. Bila pengobatan
pada tahap intensif ini penderita menelan obat secara tepat penderita menular akan
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Setelah pengobatan tahap
intensif kemudian dilanjutkan ke fase lanjutan.
2. Fase lanjutan
Fase lanjut obat yang diberikan yaitu isoniasid dan rifampisin pada tahap lanjutan
ini obat yang harus diminum adalah 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan.
Waktu yang diperlukan penderita TBC dalam menjalani pengobatan sampai dinyatakan
sembuh adalah selama 6-8 bulan. Apabila hal ini tidak tidak dilakukan (tidak teratur minum
obat), maka akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC.:
a. Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan
penapisan TBC secara sistematis bagi kontak dan kelompok populasi berisiko
tinggi.
b. Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita resistan
obat dengan disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan pasien (patient-
centred support).
c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain. d.
Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan
berisiko tinggi serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC.
BAB IV