ULTRASONOGRAFI OBSTETRI
(Standard dan indikasi pemeriksaan)
Yusrawati
Pendabuluan
Saar mi penggunaan SG telah meluas ke berbagai bidang kedokteran klinik; dan di bidang
obstetn modem pemeriksaan USG telah menjadi suatu kebutuhan standard yang harus dimiliki oleh setiap
sarana pelayanan obstetn. Sayangnya di Indonesia belum ada pengaturan yang jelas rnengenai tata-cara
pemakaiannj a, termasuk juga dalam hal mdikasi pemeriksaan USG di bidang obstetri. Oleh karena itu
perlu adanya suatu kesepakatan tertulis mengenai pemeriksaan USG obstetri tandard perneriksaan USG
obstetri antenatal berikut ini sebagian besar diambil dari publikasi yang dikeluarkan oleh the American
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan USG obstetri sebaiknya jenis real-time yang
mempunyai kualitas resolusi cukup baik. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara transabdominal
dan/atau transvaginal.
Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan pada transduser (probe) scbaiknya disesuaikan
dengan keperluan. Pemaparan jaringan tubuh oleh gelombang ultrasonik harus diusahakan serendah
rnuugkin, sejauh ha! iru masih dapat memberikan informasi diagnostik yang diperlukan.
Perneriksaan dengan USG real-rime diperlukan untuk menenrukan tanda kehidupan janin, seperti
aktivitas jantung dan gerakan janin
Perrnhhan frekuensi transduser yang akan digunakan dalam pemcnksaan USG didasarkan atas
pertimbangan akan kcdalaman penetrasi gelombang ultrasonik di dalam jaringan tubuh dan resolusi yang
diinginkan Pada trans-duser abdominal, frekuensi 3 - 5 MHz akan memberikan kedalaman penetrasi dan
1
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGSI VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG WORK
SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER
resolusi yang cukup memadai pada sebagian besar pasien. Pada pasien gemuk dapat digunakan transduser
yang mernpunyai frekuensi lebih rendah agar diperoleh penetrasi yang lebih dalam.
Perneriksaan CSG transvaginal biasanya dilakukan dengan transduser yang rnempunyai frekuensi
5 -7,5 MHz
Dokumentasi
Agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien, rnaka setiap pemeriksaan USG
obstetri harus disertai dengan dokumentasi yang memadai. Dokumentasi sebaiknya berbentuk rekaman
permanen (cetakan, foto, video, dsb.) mengenai pemeriksaan USG, mencakup parameter ukuran dan hasil
temuan anatorni. Pada dokumentasi USG sebaiknya dicanrumkan tanggal perneriksaan, identitas pasien,
dan jika ada, dicantumkan juga onentasi dari gambaran USG.
Laporan hasil pemeriksaan USG sebaiknya dimasukkan ke dalam catatan rnedik pasien.
Penyimpanan hasil pemeriksaan USG harus konsisten dengan keperluan klinik dan berkaitan dengan
kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan setempat yang berlaku.
I. Catat tanda kehidupan janin, jurnlah, presentasi, dan aktivitas janin. Adanya frekuensi
dan iramajantung yang abnormal harus dicatar Pada kehamilan multipel perlu dicatat
informasi tambahan mengenai jumlah kantung gestasi.jurnlah plasenra, ada-tidaknya
sekar pemisah, genitalia janin (jika terhhat), perbandingan ukuran masing-masing janin,
dan perbandingan volume cairan amnion pada masing-rnasing kantung amnion.
2 Catat prakiraan volume cairan amnion (normal, banyak, sedikit).
Variasi fisiologik volume cairan amnion harus dipertimbangkan di dalam perulaian. volume
3. Catat lokasi plascnta, gambaran plasenta, dan hubungannya dengan ostium uteri intemum (OUI)
Tali pusat juga hams diperiksa Lokasi plasenta pada kehamilan muda seringkali berbeda dengan
lokasi pada saat persalinan. Kandung kemih yang terlampau penuh atau kontraksi segmen bawah
uterus dapat memberikan gambaran yang salah dari plasenta previa. Pemeriksaan USG
transabdorninal, transperineal, atau transvaginal dapat membantu dalam mengidentifikasi QUI
dan hubungannya dengan letak plasenta
2
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER
4 usia keham.ilan harus dilakukan pada saar pcmcriksaan USG pertarna kah. dengan menggunakan
kombinasi ukuran kepala sepern DBP atau hngkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang
femur
Pengukuran pada kehamilan trimester ITT tidak akurat untuk menentukan usra kehamilan
Jika sebelumnya sudah dilakukan I kali atau lebih pemenk-saan USG. maka perhitungan usia
keharrulan pada pemenksaan USG selanjumva harus didasarkan atas hasil perneriksaan CRL,
DBP. Iingkar kepala, dan.atau panjang femur yang paling awal telah dilakukan sebelumnya
Dengan cara ini hasilnya akan lebih akurat.
Dengan demikran: us1a kehamilan sckarang = usia kehamilan ya.nu ditcntukan pada
pemeriksaan USG pertama .,. interval waktu (mmgnu) antara pemeriksaan l.JSG pertama sampai
pemenksaan USG sekarana..
Pengukuran bagian-bagian srruktur tubuh janin yang abnormal. seperti ukuran kepala pada
janin hidrosefalus atau ukuran ckstrcrnitas pada jarnn dengan displasia skeletal, tidak boleh
digunakan untuk penghirungan usia kchamilan.
a. Standard pcngukuran DBP dilakukan pada bidang aksial kepala melalui thalamus (bidang
transthalam.ik) Jika bentuk kepala dolikosefalus atau brakhisefalus, pengukuran DBP akan
tidak akurat unruk menentukan usia kehamilan. Bentuk kepala yang dermkian dapat
diketahui dengan menghrrung mdeks sefahk, yaitu rasio DBP dengan diameter oksipito-
frontal (rulai normal: 0.75 - 0.85). Pada keadaan tersebut ukuran kepala yang digunakan
sebaiknya adalah lingkar kepala. Pengukuran DBP umumnya dilakukan mulai dari
permukaan Juar tulang parietal bagian proksimal ke permukaan dalam tulang parietal bagian
distal (outer 10 inner)
b Pengukuran lmgkar kepala dilakukan pada bidang yang sama seperti pada pengukuran DBP;
namum pengukuran DBP dan diameter oksipito-frontal (DOF) dilakukan melahn permukaan
Iuar tulang kcpala (outer to outer)
c. Panjang femur harus diukur dan dicatat sccara rutin setelah kehamilan 14 ming. Pengukuran
panjang femur dilakukan pada seluruh bagian diafisis tulang, dengan tidak menyertakan
bagian epifisis. Seperti halnya ukuran kepala, panjang femur juga mcrnpunyai variasi biologik
tertenru pada kcharmlan lanjut,
5 Penghitungan prakiraan berat janin hams dilakukan pada akhir trimester ll dan pada trimester ITT,
dengan melakukan juga pengukuran lingkar abdomen.
3
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER
6. Perneriksaan USG juga sebaiknya meliputi penilaian anatorm janin, seperti ventrikel serebri,
fossa posterior (termasuk henusfer serebri dan sistema magna). four-chamber view jantung
(termasuk posisi jantung di dalam toraks), spina, larnbung, ginjal, kandung kernih, insersi tali
pusat pada janin dan keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi janin memungki~kan,
sebaiknya dilakukan juga pemeriksaan terhadap bagian-bagian Jan in lamnya.
Dalam prakteknya ndak semua kelainan sistem organ rersebut di atas dapat dideteksi melalui
pemeriksaan USG. Perneriksaan tersebut di atas dianjurkan sebagai standard minimal yang harus
dikerjakan untuk mempelajari anatorni janin. Kadang-kadang beberapa bagian strukrur janin tidak bisa
dilihat, karena posisi jamn, volume cairan amnion yang berkurang, dan habitus tubuh ibu akan rnembatasi
pemeriksaan USG. Pada keadaan demikian, maka struktur janin yang tidak bisa terlihat dengan haik hams
dicantumkan di dalam laporan pemeriksaan USG. Pemeriksaan yang lebih cermat harus dilakukan
terhadap suatu organ yang dicurigai mempunyai kelainan.
Meskipun pemeriksaan USG dipandang sebagai prosedur yang aman, namun pemeriksaan
tersebut tidak boleh dilakukan tanpa didasari oleh indtkasi medik yang jelas,
Di Indonesia belum ada kesepakatan dalam rnenentukan indikasi pemeriksaan USG obsretri. Pada
tahun 1983 - 1984 the National Institutes of Health (NIH} di Amenka Serikat, setelah mendapat asupan
4
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGSI VI, 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER
dan sejurnlah ahli USG yang berpengalaman, membuat suatu daftar indikasi pemeriksaan USG di bidang
I. Penentuan usia keharnilan, untuk merencanakan saat yang tepat mela-kukan tindakan seksio
sesarea elektif, mduksi partus, atau terminasi kehamilan elekrif
Evaluasi perturnbuhan janin pada pasien yang rnengalami msufisiensi uteroplasenta (seperti pada
preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik., atau diabetes mellitus berat), atau
komplikasi kehamilan Iainnya yang menyebabkan malnutrisi janin (JUGR, rnakrosomia).
3. Kehanulan dengan perdarahan per vaginam yang tidak diketahui sebabnya
4 Penentuan presentasi janin, jika bagian terrendah janin pada masa per-salinan tidak dapat
dipasttkan.
5. Suspek kehamilan multipel.
6. Membantu tmdakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
7. Terdapat perbedaan antara besar uterus dan usia kehamilan secara klinis
8. Suspek keharnilan mola.
9. Massa pelvik yang terdereksi secara klinis.
I 0. Evaluasi tmdakan pengikatan serviks (cervical cerclage),
I 1. Suspek kehamilan ektopik
5
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER