Anda di halaman 1dari 6

Disampaikan pada :

PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG


WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER

ULTRASONOGRAFI OBSTETRI
(Standard dan indikasi pemeriksaan)

Yusrawati

Divisi Fetomaternal Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unandl


RS.dr.M.Jami/ Padang

Pendabuluan

Perneriksaan ultrasonografi (USG) merupakan suatu metoda diagnostik yang menggunakan


gelombang ultrasonik. Pemeriksaan iru bersifat non-invasif, aman. praktis, dan menghasilkan informasi
yang up-to-dare. Di Indonesia pemeriksaan USG telah dikenal dan dilakukan sejak tahun 1970-an

Saar mi penggunaan SG telah meluas ke berbagai bidang kedokteran klinik; dan di bidang
obstetn modem pemeriksaan USG telah menjadi suatu kebutuhan standard yang harus dimiliki oleh setiap
sarana pelayanan obstetn. Sayangnya di Indonesia belum ada pengaturan yang jelas rnengenai tata-cara
pemakaiannj a, termasuk juga dalam hal mdikasi pemeriksaan USG di bidang obstetri. Oleh karena itu
perlu adanya suatu kesepakatan tertulis mengenai pemeriksaan USG obstetri tandard perneriksaan USG
obstetri antenatal berikut ini sebagian besar diambil dari publikasi yang dikeluarkan oleh the American

Institute of Ultra ound in Medicine (A/UM) pada tahun 1994.

Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan USG obstetri sebaiknya jenis real-time yang
mempunyai kualitas resolusi cukup baik. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara transabdominal
dan/atau transvaginal.

Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan pada transduser (probe) scbaiknya disesuaikan
dengan keperluan. Pemaparan jaringan tubuh oleh gelombang ultrasonik harus diusahakan serendah
rnuugkin, sejauh ha! iru masih dapat memberikan informasi diagnostik yang diperlukan.

Perneriksaan dengan USG real-rime diperlukan untuk menenrukan tanda kehidupan janin, seperti
aktivitas jantung dan gerakan janin

Perrnhhan frekuensi transduser yang akan digunakan dalam pemcnksaan USG didasarkan atas
pertimbangan akan kcdalaman penetrasi gelombang ultrasonik di dalam jaringan tubuh dan resolusi yang
diinginkan Pada trans-duser abdominal, frekuensi 3 - 5 MHz akan memberikan kedalaman penetrasi dan

1
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGSI VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG WORK
SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER

resolusi yang cukup memadai pada sebagian besar pasien. Pada pasien gemuk dapat digunakan transduser

yang mernpunyai frekuensi lebih rendah agar diperoleh penetrasi yang lebih dalam.

Perneriksaan CSG transvaginal biasanya dilakukan dengan transduser yang rnempunyai frekuensi
5 -7,5 MHz

Dokumentasi

Agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien, rnaka setiap pemeriksaan USG

obstetri harus disertai dengan dokumentasi yang memadai. Dokumentasi sebaiknya berbentuk rekaman
permanen (cetakan, foto, video, dsb.) mengenai pemeriksaan USG, mencakup parameter ukuran dan hasil
temuan anatorni. Pada dokumentasi USG sebaiknya dicanrumkan tanggal perneriksaan, identitas pasien,
dan jika ada, dicantumkan juga onentasi dari gambaran USG.

Laporan hasil pemeriksaan USG sebaiknya dimasukkan ke dalam catatan rnedik pasien.

Penyimpanan hasil pemeriksaan USG harus konsisten dengan keperluan klinik dan berkaitan dengan
kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan setempat yang berlaku.

StandardpemeriksaanUSG padakehamilan trimesterIl dan Ill

I. Catat tanda kehidupan janin, jurnlah, presentasi, dan aktivitas janin. Adanya frekuensi
dan iramajantung yang abnormal harus dicatar Pada kehamilan multipel perlu dicatat
informasi tambahan mengenai jumlah kantung gestasi.jurnlah plasenra, ada-tidaknya
sekar pemisah, genitalia janin (jika terhhat), perbandingan ukuran masing-masing janin,
dan perbandingan volume cairan amnion pada masing-rnasing kantung amnion.
2 Catat prakiraan volume cairan amnion (normal, banyak, sedikit).

Variasi fisiologik volume cairan amnion harus dipertimbangkan di dalam perulaian. volume

cairan amnion pada usia kehamilan tertenru.

3. Catat lokasi plascnta, gambaran plasenta, dan hubungannya dengan ostium uteri intemum (OUI)
Tali pusat juga hams diperiksa Lokasi plasenta pada kehamilan muda seringkali berbeda dengan
lokasi pada saat persalinan. Kandung kemih yang terlampau penuh atau kontraksi segmen bawah
uterus dapat memberikan gambaran yang salah dari plasenta previa. Pemeriksaan USG
transabdorninal, transperineal, atau transvaginal dapat membantu dalam mengidentifikasi QUI
dan hubungannya dengan letak plasenta

2
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER

4 usia keham.ilan harus dilakukan pada saar pcmcriksaan USG pertarna kah. dengan menggunakan
kombinasi ukuran kepala sepern DBP atau hngkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang
femur

Pengukuran pada kehamilan trimester ITT tidak akurat untuk menentukan usra kehamilan
Jika sebelumnya sudah dilakukan I kali atau lebih pemenk-saan USG. maka perhitungan usia
keharrulan pada pemenksaan USG selanjumva harus didasarkan atas hasil perneriksaan CRL,
DBP. Iingkar kepala, dan.atau panjang femur yang paling awal telah dilakukan sebelumnya
Dengan cara ini hasilnya akan lebih akurat.

Dengan demikran: us1a kehamilan sckarang = usia kehamilan ya.nu ditcntukan pada
pemeriksaan USG pertama .,. interval waktu (mmgnu) antara pemeriksaan l.JSG pertama sampai
pemenksaan USG sekarana..

Pengukuran bagian-bagian srruktur tubuh janin yang abnormal. seperti ukuran kepala pada
janin hidrosefalus atau ukuran ckstrcrnitas pada jarnn dengan displasia skeletal, tidak boleh
digunakan untuk penghirungan usia kchamilan.

a. Standard pcngukuran DBP dilakukan pada bidang aksial kepala melalui thalamus (bidang
transthalam.ik) Jika bentuk kepala dolikosefalus atau brakhisefalus, pengukuran DBP akan
tidak akurat unruk menentukan usia kehamilan. Bentuk kepala yang dermkian dapat
diketahui dengan menghrrung mdeks sefahk, yaitu rasio DBP dengan diameter oksipito-
frontal (rulai normal: 0.75 - 0.85). Pada keadaan tersebut ukuran kepala yang digunakan
sebaiknya adalah lingkar kepala. Pengukuran DBP umumnya dilakukan mulai dari
permukaan Juar tulang parietal bagian proksimal ke permukaan dalam tulang parietal bagian
distal (outer 10 inner)
b Pengukuran lmgkar kepala dilakukan pada bidang yang sama seperti pada pengukuran DBP;
namum pengukuran DBP dan diameter oksipito-frontal (DOF) dilakukan melahn permukaan
Iuar tulang kcpala (outer to outer)
c. Panjang femur harus diukur dan dicatat sccara rutin setelah kehamilan 14 ming. Pengukuran
panjang femur dilakukan pada seluruh bagian diafisis tulang, dengan tidak menyertakan
bagian epifisis. Seperti halnya ukuran kepala, panjang femur juga mcrnpunyai variasi biologik
tertenru pada kcharmlan lanjut,
5 Penghitungan prakiraan berat janin hams dilakukan pada akhir trimester ll dan pada trimester ITT,
dengan melakukan juga pengukuran lingkar abdomen.

3
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER

a. Pengukuran lingkar abdomen dilakukan rnelalui bidang transversal abdomen


setinggi daerah perternuan vena porta kiri dan kanan. Pengukuran lingkar abdomen
diperlukan untuk menghitung pra-kiraan berat janin, dan unruk mendeteksi pertumbuhan
janin terhambat (IUGR) atau makrosomia.
b. Jika sebelumnya sudah dilakukan pengukuran biometri jarun, maka prakiraan laju
pertumbuhan janin hams ditentukan,
c. Evaluasi uterus (tennasuk serviks) dan struktur adneksa.
Perneriksaan ini berguna untuk memperoleh ternuan tambahan yang mempunyai arti
klinis pcnting Jika terlihat suatu rnioma uteri atau rnassa adneksa, catat lokasi dan
ukurannya. Ovarium ibu seringkali tidak bisa ditemukan di dalam perneriksaan USG pada
trimester 11 dan III. Pemeriksaan USG transvaginal atau transperineal berguna untuk
mengevaluasi serviks, bila pada perneriksaan transabdominal letak kepala janin
menghalangi pemeriksaan serviks.

6. Perneriksaan USG juga sebaiknya meliputi penilaian anatorm janin, seperti ventrikel serebri,
fossa posterior (termasuk henusfer serebri dan sistema magna). four-chamber view jantung
(termasuk posisi jantung di dalam toraks), spina, larnbung, ginjal, kandung kernih, insersi tali
pusat pada janin dan keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi janin memungki~kan,
sebaiknya dilakukan juga pemeriksaan terhadap bagian-bagian Jan in lamnya.

Dalam prakteknya ndak semua kelainan sistem organ rersebut di atas dapat dideteksi melalui
pemeriksaan USG. Perneriksaan tersebut di atas dianjurkan sebagai standard minimal yang harus
dikerjakan untuk mempelajari anatorni janin. Kadang-kadang beberapa bagian strukrur janin tidak bisa
dilihat, karena posisi jamn, volume cairan amnion yang berkurang, dan habitus tubuh ibu akan rnembatasi
pemeriksaan USG. Pada keadaan demikian, maka struktur janin yang tidak bisa terlihat dengan haik hams
dicantumkan di dalam laporan pemeriksaan USG. Pemeriksaan yang lebih cermat harus dilakukan
terhadap suatu organ yang dicurigai mempunyai kelainan.

lndikasi pemeriksaan USG obstetri

Meskipun pemeriksaan USG dipandang sebagai prosedur yang aman, namun pemeriksaan
tersebut tidak boleh dilakukan tanpa didasari oleh indtkasi medik yang jelas,

Di Indonesia belum ada kesepakatan dalam rnenentukan indikasi pemeriksaan USG obsretri. Pada
tahun 1983 - 1984 the National Institutes of Health (NIH} di Amenka Serikat, setelah mendapat asupan

4
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGSI VI, 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER

dan sejurnlah ahli USG yang berpengalaman, membuat suatu daftar indikasi pemeriksaan USG di bidang

obstetri dan ginekologi

lndikasi pemeriksaan USG di bidang obstetri terscbut adalah:

I. Penentuan usia keharnilan, untuk merencanakan saat yang tepat mela-kukan tindakan seksio
sesarea elektif, mduksi partus, atau terminasi kehamilan elekrif
Evaluasi perturnbuhan janin pada pasien yang rnengalami msufisiensi uteroplasenta (seperti pada
preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik., atau diabetes mellitus berat), atau
komplikasi kehamilan Iainnya yang menyebabkan malnutrisi janin (JUGR, rnakrosomia).
3. Kehanulan dengan perdarahan per vaginam yang tidak diketahui sebabnya
4 Penentuan presentasi janin, jika bagian terrendah janin pada masa per-salinan tidak dapat
dipasttkan.
5. Suspek kehamilan multipel.
6. Membantu tmdakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
7. Terdapat perbedaan antara besar uterus dan usia kehamilan secara klinis
8. Suspek keharnilan mola.
9. Massa pelvik yang terdereksi secara klinis.
I 0. Evaluasi tmdakan pengikatan serviks (cervical cerclage),
I 1. Suspek kehamilan ektopik

12. Membantu prosedur khusus dalam kehamilan dan persalinan.


13. Mernpelajari perkembangan folikel pada ovarium.
14. Suspek kematian rnudigah/janin
15. Suspek kelainan uterus pada kehamilan.
16. Menentu.kan letak IUD pada kehami.lan.
17 Pemeriksaan profil biofisikjanin (setelah kehamilan 28 minggu).
18. Mengawasi tindakan intraparrum (misalnya versi-ekstraksi janin kedua pada gernellus, plasenta
manual).
19. Suspek polihidrarnnion atau oligohidramruon
20. Suspek solusio plasenta.
21. Mernbantu tindakan versi luar pada janin sungsang.
22. Prakiraan berat janin dan/atau presentasi janin pada ketuban pecah atau persal inan prematur.
23. Terdapat kadar alfa-fetoprotein yang abnormal di dalam serum ibu,
24. Follow-up kelamanjanin yang sudah diketahui sebelumnya.

5
Disampaikan pada :
PRA PIT HOGS! VI , 22-24 APRIL 2013, PADANG
WORK SHOP USG BAGI DOKTER DI LAYANAN PRIMER

25. Riwayat kelainan kongerutal pada kehamilan sebelumnj a.


26. Pemeriksaan serial pertumbuhan janin pada keharm Ian rnultipel.
27 Prakiraan usia kehamiJan pada pasien yang terlarnbat rnelakukan peme-riksaan antenatal.

Anda mungkin juga menyukai