7 32 1 PB PDF
7 32 1 PB PDF
1 Oktober 2013
Oleh
Oktavianus
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Email: okv_26@yahoo.com
Abstract
This short article is an attempt to identify and discuss the types of language that can shape the
identity and character of the nation. The analysis is done by looking at the relationship
between language and culture. The result of the analysis indicates that language, both
proverbs and nonproverbs, contains values. The values are transferred into attitude, behavior
and habit to shape the identity and character of the nation.
68
Oktavianus
struktur makna baik pada tataran mikro yang dimaksud dengan nilai ? Bagaimana
maupun makro sudah diungkapkan oleh nilai menjelma menjadi jati diri dan
para peneliti. Fungsi bahasa bahkan sudah karakter bangsa ?
pula ditelaah secara mendalam.
2.1 Apakah yang Dimaksud dengan
Era global, perubahan konstelasi ekonomi, Nilai ?
politik, soisial dan budaya tampaknya
berpengaruh kepada sikap dan perilaku Kajian terhadap nilai masuk kepada
penutur bahasa. Para ahli linguistik bidang filsafat. Dari sudut pandang fisafat
terutama sekali yang bergerak dalam nilai, ada dua kata yang dapat
bidang antropolinguistik dan memudahkan kita memahami pengertian
sosiolinguistik mulai pula mengkaji nilai. Nilai (value) adalah sesuatu yang
hubungan bahasa dengan berbagai aspek berharga (worth) dan sesuatu yang
social budaya penuturnya (Duranti dan mengandung kebaikan (goodness)
Foley, 1997; Chaika, 1989). Pertanyaan terhadap sesuatu atau pihak lain. Sebagai
pun muncul. Dapatkah bahasa contoh, uang mengandung nilai karena
membentuk jati diri dan karakter suatu uang dapat digunakan untuk membeli
bangsa ? Jika bahasa dapat membangun kebutuhan manusia. Kebernilaian dan
jati diri dan karakter bangsa, keberhargaan mobil terletak pada
bagaimanakah caranya? Tulisan singkat fungsinya sebagai alat transportasi.
ini mencoba merumuskan jawaban Pakaian mengandung nilai karena pakaian
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawaban dapat melindungi tubuh manusia. Air
yang diperoleh dan rumusan yang menjadi bernilai karena dapat
dihasilkan di sini diharapkan dapat menghilangkan dahaga. Telepon genggam
memperlihatkan kontribusi linguistik menjadi bernilai karena dapat
sebagai sebuah ilmu bagi pengembangan memudahkan komunikasi. Dokter menjadi
peradaban manusia. bernilai karena profesinya mengobati
orang sakit. Guru menjadi bernilai karena
2. Dapatkah Bahasa Membangun Jati profesinya memberikan ilmu kepada
Diri dan Karakter Bangsa ? orang lain.
Para linguis melalui penelitian yang Nilai yang terkandung pada benda atau
dilakukan terhadap berbagai bahasa di manusia sebagaimana dikemukakan di
dunia boleh dikatakan sudah sampai atas hanyalah sebagian kecil dari
kepada suatu kesepakatan bahwa bahasa keseluruhan nilai yang terkandung pada
dapat membentuk jati diri dan karakter benda-benda tersebut. Sesuatu atau
penuturnya (bangsa). Ini dimungkinkan sebuah benda mungkin saja memiliki nilai
terjadi karena bahasa mengandung nilai. lebih dari satu tergantung pada sudut
Lalu, pertanyaan berikutnya, apa pula pandang melihatnya dan keperluan akan
69
Journal Arbitrer, Vol. 1 No. 1 Oktober 2013
benda tersebut. Sebagai contoh, air ujaran (1) sampai dengan (5) adalah
menjadi bernilai tidak saja karena dapat kesantunan (lihat juga Oktavianus, 2006
menghilangkan rasa dahaga tetapi air juga dan 2013).
menjadi bernilai karena kegunaan dan
manfaat lainnya seperti untuk mandi, Pada pertuturan (1), penanda kesantunan
mencuci, mengairi sawah, obat dan lain- adalah penggunaan kata maaf dan boleh
lainnya. serta panggilan ibu yang digunakan oleh
A. Pada tuturan B, penanda kesantunan
2.2 Kandungan Nilai dalam Bahasa adalah penggunaan kata boleh, silakan,
dan dengan senang hati. Bahasa yang
Seperti halnya contoh-contoh yang telah digunakan oleh A dan B pada pertuturan
disebutkan di atas, bahasa juga di atas dapat dikatakan sebagai bahasa
mengandung nilai dan bahkan yang mengandung nilai jika ujaran
mencerminkan nilai. Bahasa melalui tersebut memiliki lokusi dan ilokusi yang
konstruksi kata-kata dan kalimat- sama. Ujaran tersebut diucapkan dengan
kalimatnya mencerminkan sesuatu yang tulus sehingga dapat membangun suasana
berharga dan mengandung kabaikan dari hati yang damai dan keakraban di antara
penuturnya, seperti pada pertuturan di keduanya.
bawah ini.
Penanda kesantunan pada ujaran (2)
1. A: Maaf Ibu, boleh saya duduk di adalah penggunaan kata manis dan
sini ? sayang. Penanda kesantunan pada ujaran
B: Boleh, silakan. Dengan senang (3) adalah ucapan selamat datang, sebutan
hati…. Prof, penggunaan pronomina kita dan
2. Aduh Manis, bangun sayang. Sudah ucapan terima kasih. Penanda kesantunan
siang. pada ujaran (4) adalah penggunaan
3. Selamat datang Prof. Bambang. panggilan ibuk dan penguatan yang
Sudah lama kita tidak bertemu. diberikan melalui kalimat tersebut.
Terima kasih mau datang ke Penanda kesantunan pada ujaran (5)
Padang. adalah penggunaan pronominal kita dan
4. Sabar ya Ibuk. Mudah-mudahan terima kasih.
Bapak mendapat tempat yang layak
di sisi-Nya. Bahasa melalui konstruksi kata-kata dan
5. Kita mengucapkan terima kasih dan kalimat-kalimatnya menyampai-kan
memberikan apresiasi yang tinggi sesuatu yang berharga dan mengandung
kepada panitia yang telah bekerja kebaikan bagi penuturnya sebagaimana
keras mempersiapkan seminar ini. tercermin dari peribahasa berikut.
Sesuatu yang berharga dan mengandung
kebaikan yang tercermin dari ujaran-
70
Oktavianus
71
Journal Arbitrer, Vol. 1 No. 1 Oktober 2013
72
Oktavianus
elemen nilai tersebut menjadi bagian dari manusia berkualitas akan tercipta. Inilah
sikap, perilaku, kebiasaan dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap bangsa.
penutur suatu bahasa ? Pada anak usia
dini, akuisisi adalah salah satu cara yang 5. Penutup
dianggap efektif. Lingkungan baik
lingkungan internal maupun eksternal Demikian paparan singkat ini
harus memberikan contoh nyata sikap dan disampaikan. Mudah-mudahan tulisan
perilaku santun, disiplin, tangguh, kecil ini dapat memberikan inspirasi bagi
adaptatif, waspada, sabar, suka menolong, siapa saja yang membacanya untuk
jujur, hati-hati dan bijaksana. Anak akan kemudian ditindaklanjuti ke dalam sebuah
menirunya. Sesuatu yang semula ditiru penelitian besar. Tidak tertutup pula
akan menjadi kebiasaan dan lama-lama kemungkinannya, para peneliti atau kita
akan menjadi kebutuhan. Jika seseorang yang hadir dalam ruangan ini terinspirasi
sudah beranjak dewasa, cara ini masih pula untuk mencarikan atau merumuskan
dapat dianggap efektif. Akan tetapi, pada cara-cara yang tepat dan praktis untuk
tahap ini pembelajaran baik secara formal mentransfer dan menjelmakan elemen-
maupun informal berkaitan dengan elemen nilai yang terkandung dalam
manfaat nilai-nilai positif dan resiko dari bahasa menjadi bagian dari sikap,
pengabaian nilai tersebut sudah harus pula perilaku, kebiasaan dan kebutuhan
diberikan Dengan demikian, sumber daya penuturnya.
REFERENSI
Chaika, E. 1989. Language: The Social Mirror. New York: Newbury House Publishers.
Djajasudarma, T. F. dkk, 1997. Nilai Budaya dalam Ungkapan dan Peribahasa Sunda.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Duranti, A. 1997. Linguistic Anthropology. First published, Cambridge: Cambridge
University Press.
Fanany, Ismed dan Rebecca Fanany, 2003. Wisdom of the Malay Proverbs. Kuala
Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.
Foley, W. A. 1997. Antrophological Linguistics: An Introduction. Blackwell.
Oktavianus. 2006. Analisis Wacana Lintas Bahasa. Padang: Andalas University Press.
Oktavianus dan Lindawati. 2008. Rekonstruksi Nilai Budaya dari Peribahasa
Minangkabau dan Pembudidayaannya dalam Upaya Memperkokoh Filosofi
Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah. Jurnal Lingua Didaktika
Universitas Negeri Padang.
73
Journal Arbitrer, Vol. 1 No. 1 Oktober 2013
74